"Tentu saja!" Tiffany melanjutkan dengan suara lembut dan memohon belas kasihan, "Mana mungkin aku tega memaki kamu, kamu itu hebat banget ....""Kalau begitu ...." Sean tersenyum tipis, mendekatkan bibirnya ke telinganya, lalu berbisik dengan suara rendah, "Mari kubuat kamu lebih merasakan betapa hebatnya suamimu."Tiffany terkejut. Dasar pria jahat! Cukup sudah!....Tiffany bangun dengan tubuh lelah dan nyaris kehabisan tenaga pada pukul sembilan pagi lebih. Pukul setengah sepuluh, dia dibangunkan oleh dering telepon dari Xavier."Kelinci kecil, aku sudah di depan rumahmu. Bersiaplah, Niken ingin bertemu denganmu."Tiffany menguap dan melihat waktu di ponselnya, "Aku baru saja bangun, tunggu sebentar ya."Dia masih ingat, kemarin Xavier sudah meneleponnya untuk membuat janji makan siang bersama Niken hari ini. Setelah menutup telepon, Tiffany bergegas berganti pakaian, menyikat gigi, mencuci muka, dan mengoleskan pelembap wajahnya.Hanya dalam waktu sepuluh menit, Tiffany yang sudah
Read more