Semua Bab Dimanja Suami Pembawa Sial: Bab 401 - Bab 410

447 Bab

Bab 401

Sean menggenggam erat setir mobil. "Waktu kamu sakit itu ... musim panas?""Iya."Tiffany mengangguk patuh. "Ngomong-ngomong soal itu, lain kali kalau aku pulang, aku seharusnya mengingatkan Paman.""Meskipun kerabat jauh itu sudah bertahun-tahun nggak muncul, tetap saja kita harus bayar utangnya. Ini soal kepercayaan."Sean mengangguk sambil tersenyum. "Baik, lain kali kalau pulang, aku yang bayar, kamu tanyakan sama Paman. Lagi pula, aku berterima kasih sama orang yang menyelamatkan nyawa istriku."Tiffany menggigit bibir dan mengangguk dengan sungguh-sungguh. Dia masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ternyata itu pesan dari dosen pembimbing di kampus. Pesannya dikirim ke grup, isinya mengingatkan semua orang untuk belajar dengan giat karena ujian akhir semester akan segera tiba.Selain itu, dosen tersebut mengirim pesan pribadi untuk Tiffany secara khusus dan menyuruhnya belajar dengan baik. Katanya, pelajaran yang tertinggal selama semester ini cukup
Baca selengkapnya

Bab 402

Rika memperhatikan Tiffany dengan saksama. Lalu setelah beberapa saat, dia berpaling dan terbatuk pelan, "Kurusan, kurusan!"Tiffany merengut dengan wajah sedih, "Sikapmu ini pasti karena kamu pikir aku gemukan!"Sebelumnya, saat di Desa Maheswari, pamannya juga mengatakan dia gemukan. Apa dia benar-benar gemukan?Tiffany cemberut lagi dan menarik napas panjang. "Aku memutuskan, mulai sekarang aku akan belajar sambil diet!""Baik, baik, baik!" Rika tersenyum lebar sambil menarik Tiffany masuk ke dalam vila. "Aku sudah masakkin paha ayam kesukaanmu. Kita makan dulu jamuan penyambutan yang kusiapkan, baru diet!"Tiffany terdiam.....Di kantor polisi Kota Aven.Kepala kepolisian memandang Sean dengan wajah putus asa. "Pak Sean, kenapa Anda bisa sepeka itu? Orang yang baru saja kami tangkap bahkan belum sempat diinterogasi, Anda sudah datang untuk menjenguknya. Ini melanggar prosedur, lho!"Sean mengangguk, lalu duduk dengan nyaman di kursi di depan kepala polisi. "Nggak masalah. Anda pun
Baca selengkapnya

Bab 403

Sean terdiam cukup lama. Akhirnya, dia tersenyum tipis dan berkata pelan, "Dia memang polos, tapi dia benar-benar peduli padamu. Kalau aku nggak mencegahnya, dia mungkin sudah tahu semuanya sekarang."Kendra tertegun sejenak, lalu menundukkan kepala dan berkata dengan suara serak, "Terima kasih.""Nggak perlu berterima kasih padaku." Sean menutup matanya sejenak. "Aku nggak pernah menyangka, kebakaran tiga belas tahun yang lalu itu, bukan hanya menghancurkan hidupku dan kakakku, tapi juga menyelamatkan nyawa seorang gadis.""Yang lebih mengejutkanku lagi, gadis itu ternyata adalah istriku, orang yang akan berbagi hidup denganku di masa depan."Sean menyilangkan tangan di depan dada. "Paman, aku datang ke sini hari ini bukan untuk menuntutmu. Kronologi dan detail dari kejadian itu sudah diselidiki oleh orang-orangku. Aku hanya nggak menyangka ... semua orang ternyata bisa menyembunyikan hal ini dariku selama ini."Sejak awal, dia sudah merasa bahwa Kendra adalah orang yang tidak sederha
Baca selengkapnya

Bab 404

"Nggak kusangka .... Kakek memang benar."Sean menyipitkan matanya, lalu mengulangi apa yang Kendra katakan sebelumnya dengan tegas, "Kamu sebenarnya cuma alat. Tiga belas tahun yang lalu, meskipun bukan kamu, pasti akan ada orang lain."Sean menutup matanya, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. "Sebenarnya nggak semua tanggung jawab bisa dibebankan padamu."Kendra tersenyum getir. "Tapi aku sudah melakukan kesalahan, dan kesalahan tetaplah kesalahan. Apa pun yang harus kutanggung, aku memang pantas menanggungnya."Dia meregangkan tubuhnya dan mencoba sedikit rileks. "Semuanya sudah kuatur untuk keluarga di rumah. Bibinya akan membawa seluruh keluarga pergi ke tempat di mana nggak ada yang mengenal mereka. Tanpa aku, nggak akan ada yang cari masalah sama mereka."Setelah itu, dia menutup matanya. "Sebenarnya, yang paling membuatku khawatir ... tetap saja gadis polos itu. Dia punya latar belakang yang rumit, ibunya seorang wanita yang sangat kuat, dan ayahnya ...."Setelah he
Baca selengkapnya

Bab 405

Sean menghabiskan seluruh sore di ruang tahanan berbicara dengan Kendra.Ketika dia kembali ke rumah, Tiffany sedang duduk di ruang belajar dan memeluk buku pelajarannya sambil tertidur. Saat melihat catatan kelas yang rapi di depannya, Sean tersenyum tipis. Tulisan tangan Tiffany sama seperti dirinya ... sangat tertataa, rapi, dan membuat orang menyukainya.Sean mengangkat Tiffany dengan lembut, mengganti pakaian sederhana untuknya, dan membaringkannya di tempat tidur."Teorema Bayes ...." Dalam tidurnya, Tiffany masih mengigau soal materi yang dia pelajari.Sean hanya bisa tersenyum dan merapikan selimutnya. Semakin lama Tiffany tidak mengetahui masalah Kendra, akan semakin baik. Lagi pula ... dia masih harus menghadapi ujian akhir semester."Nyonya menunggu Anda sepanjang malam, lho." Setelah memastikan Tiffany nyaman, Sean keluar dari kamar dan bertemu dengan Rika yang baru saja naik ke lantai atas.Di tangan Rika ada sepiring ikan asam pedas yang sudah dihangatkan. "Ini adalah mas
Baca selengkapnya

Bab 406

Sean yang sedang memegang sendok tiba-tiba terhenti. "Hampir saja aku lupa. Rika, kamu juga pernah melayani ibuku."Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat pandangannya ke arah Rika. "Menurutmu, kalau ibuku masih hidup, bagaimana dia akan memperlakukan orang-orang yang membakar dan melukai aku dan kakakku?"Setelah berkata demikian, Sean merasa ucapannya sedikit ambigu sehingga dia menambahkan, "Yang kumaksud adalah orang yang membakar, bukan dalang di belakangnya.""Ibu Anda adalah orang yang sangat baik." Rika menghela napas panjang dan menutup matanya sebentar, lalu berkata, "Saat ibu dan ayah Anda baru menikah, pernah suatu kali mantan tunangan ayah Anda menyuruh seseorang untuk menabrak ibu Anda dengan mobil.""Walaupun ibu Anda nggak terluka, kalau pengemudi itu menekan gas lebih kuat sedikit saja hari itu, ibu Anda pasti nggak akan selamat."Otot di dahi Sean menegang. "Lalu apa yang terjadi?""Belakangan, keluarga pengemudi yang menabrak itu datang memohon ampun. Katanya
Baca selengkapnya

Bab 407

Keesokan paginya, Tiffany terbangun karena dering telepon dari dosen pembimbingnya. Dengan mata masih setengah terpejam, dia meraih telepon tanpa melihat nomornya dan menjawab, "Siapa ini?""Tiffany, sudah jam delapan, kamu masih tidur?" Di seberang sana, suara dosen pembimbingnya terdengar penuh keluhan. "Kamu masih ingat nggak, dulu kamu selalu bangun jam lima pagi untuk membaca?""Kamu masih ingat nggak, dulu kamu menjadikan belajar sebagai tugas utama dan bekerja keras setiap hari tanpa lelah?"Tiffany menguap sambil melirik waktu di layar ponselnya dan memang benar sudah lewat jam delapan.Sepertinya sejak menikah, dia jadi semakin malas. Dulu, dia benar-benar bisa bangun jam lima pagi setiap hari. Sekarang ... ya sudahlah ...."Teman belajarku sudah sampai." Dosen pembimbingnya terbatuk ringan di telepon. "Dia bilang dia sangat penasaran dengan murid berbakat sepertimu dan sangat 'bersemangat' untuk membimbingmu belajar!""Aku rasa gaya bicara Bapak agak aneh," ujar Tiffany denga
Baca selengkapnya

Bab 408

Tiffany benar-benar ingin menjawab, "Kalau dia bosan nunggu, biarkan saja dia pergi!"Namun, dia tidak berani.Bagaimanapun, yang meneleponnya adalah dosen pembimbingnya, setara dengan wali kelas semasa sekolah dulu. Tidak patuh pada dosen hanya akan membuat hidupnya semakin sulit."Pak, aku sudah sampai di perpustakaan. Aku akan segera ketemu teman Anda, jadi tolong jangan khawatir lagi," jawabnya sebelum buru-buru menutup telepon, dengan perasaan kesal yang masih mengganjal.Dia naik ke lantai dua dengan langkah cepat. Sesuai petunjuk yang diberikan dosen pembimbingnya, Tiffany berjalan ke area paling selatan lantai dua perpustakaan.Bagian selatan perpustakaan sangat sepi. Pagi itu, hanya ada seorang pria yang duduk membelakanginya di sebuah meja dan sedang asyik bermain game. Tiffany mengernyit. Jangan-jangan pria yang sedang "membantai musuh" di game itu adalah "teman belajar berbakat" yang disebut dosen pembimbingnya?Namun, punggung pria itu tampak familier. Seolah menyadari sua
Baca selengkapnya

Bab 409

Tiffany membawa Xavier ke sebuah kedai mi di dekat kampus.Sebagai seorang pria kaya yang belum pernah mengunjungi Kota Aven, Xavier terlihat sangat penasaran dengan segalanya di sana. Dia memegang menu dan terus-menerus bertanya kepada pemilik kedai."Mi dengan saus daging atau mi dengan kuah, mana yang lebih enak?""Apa bedanya mi dengan saus daging dan mi dengan kuah?""Apa perbedaan mi tarik dan mi goreng?""Kalian ada mi instan nggak di sini?"Melihat tatapan putus asa dari pemilik kedai, Tiffany ingin sekali mencari lubang untuk bersembunyi. Namun, Xavier tetap melanjutkan sesi tanya-jawabnya tanpa merasa bersalah.Dengan pasrah, Tiffany duduk di kursi dan mengirim pesan kepada Sean.[ Jangan lupa makan siang! ]Tak lama kemudian, balasan dari Sean masuk.[ Aku tahu. Kamu juga harus makan teratur. ][ Tiffany: Ya, aku tahu. Jangan terlalu sibuk! ][ Sean: Kamu juga. ]Melihat balasan pesan dari Sean, Tiffany tiba-tiba merasa tenang. Kekesalan yang tadinya hampir meledak karena Xa
Baca selengkapnya

Bab 410

Tiffany terdiam. "Jadi, kamu benar-benar bersikeras mau temani aku belajar, ya?""Iya." Xavier mengangguk dengan serius. "Aku harus memastikan kamu mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran di ujian akhir, baru aku bisa melapor ke atasanku."Tiffany merasa bingung. Ucapan Xavier membuat hal ini terkesan seperti tugas penting.Namun, karena Xavier ada di sana, Tiffany jadi tidak bermalas-malasan. Dalam beberapa hari berikutnya, dia mempertahankan kebiasaan bangun jam tujuh pagi untuk pergi ke perpustakaan dan pulang jam sembilan malam. Bahkan Sean memujinya karena terlihat lebih rajin.Semua tampak berjalan sesuai rencana. Dalam waktu tiga hari, Tiffany berhasil mempelajari semua materi yang tertinggal dan meninjau ulang semua catatan pelajaran di setiap mata kuliah. Ujian hanya tinggal tiga hari lagi.Di hari keempat, pagi itu, saat dia bersiap pergi ke perpustakaan, teleponnya berbunyi. Itu panggilan dari Zara."Kak ...." Suara Zara terdengar sedikit ragu dari seberang telepon.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3940414243
...
45
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status