Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 381 - Chapter 390

399 Chapters

Bab 381

Cahaya bulan menyelimuti Desa Maheswari dengan tenang. Kendra bersandar di dinding halaman dengan mengenakan mantel sambil mengisap rokok dengan santai.Setelah menidurkan kedua anak mereka, Indira pergi ke kamar ibu Kendra untuk menyalakan obat nyamuk. Akhirnya, dia menutup pintu dengan perlahan, lalu berjalan ke halaman dan berdiri di samping Kendra."Belum bisa tidur?" tanyanya.Pria paruh baya itu menghela napas panjang, lalu merangkul Indira ke dalam pelukannya. "Akhir-akhir ini aku merasa gelisah.""Seminggu yang lalu, Tiffany bilang bahwa Sean membawanya ke Elupa untuk liburan. Aku nggak tahu kapan dia akan kembali." Dia menutup matanya sejenak. "Matanya ... sangat mirip dengan ibunya ....""Aku khawatir ...."Indira menghela napas kecil, lalu menggenggam erat tangannya. "Sudah bertahun-tahun berlalu dan semuanya baik-baik saja, bukan?""Kamu sendiri bilang, ibu kandung Tiffany ... sudah bersama pria lain .... Mungkin dia bahkan sudah punya anak lain sekarang. Siapa tahu dia sud
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 382

Tiffany menghapus air matanya, mengambil ponsel, dan hampir saja menelepon Kendra. Namun, ketika dering pertama terdengar, dia buru-buru memutuskan panggilan itu."Nggak, nggak bisa," katanya sambil menghela napas dan mengusap hidungnya yang merah. "Kalau Paman dengar aku menangis, dia pasti akan ngira kamu marahin aku lagi! Jadi, aku nggak boleh telepon sekarang!"Tiffany melemparkan ponselnya ke samping dan kembali bersembunyi di pelukan Sean, tubuhnya masih gemetaran. Namun, ponselnya mulai bergetar di atas tempat tidur. Kendra menelepon balik.Dering ponsel memenuhi kamar, membuat Tiffany yang bersandar di pelukan Sean merasa semakin cemas. Dia memandangnya dengan mata memelas. "Aku nggak berani jawab ...."Sean hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah. Dengan gerakan santai, dia mengangkat ponsel itu dan menjawab panggilan tersebut."Paman.""Sean?" Suara Kendra terdengar dari ujung telepon, disertai dengan tawa kecil. "Kenapa Tiffany nelepon aku di waktu begini?""Dia mimpi
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 383

Ternyata, tangan Sean memang cukup cekatan.Meskipun Tiffany merasa agak sakit saat Sean menggosok tubuhnya. Namun setelah selesai mandi, tubuhnya terasa segar dan nyaman.Namun, tidak lama setelah itu, Tiffany mulai merengek dan memaksa Sean untuk menemaninya keluar berbelanja."Aku sudah janji sama Paman mau belikan oleh-oleh untuk Bibi dan yang lain," katanya sambil tengkurap di sofa. Kedua tangannya menggenggam lengan Sean yang sedang mengetik di laptop dan menggoyangkannya dengan manja."Sayang, kamu nggak tega lihat istrimu disebut suka ingkar janji, 'kan?"Sean tersenyum tipis, lalu melepaskan tangannya dari genggaman Tiffany dan mengusap kepalanya. "Jangan coba-coba memanipulasiku. Aku dengar jelas tadi, itu kamu sendiri yang menawarkan oleh-oleh."Tiffany terdiam. "Meskipun aku yang menawarkan, aku sudah telanjur janji. Masa mau ditarik lagi?"Dengan nada memelas, Tiffany kembali menggenggam lengan Sean, menggoyangkannya lagi. "Sayang ....""Sayang ... sayang ... sayang ...."
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 384

"Nggak sibuk," ujar Sean sambil tersenyum ringan. "Dibandingkan denganmu, semua hal itu nggak penting."Wajah Tiffany langsung memerah dan akhirnya menurut untuk naik ke mobil bersamanya.Saat mobil mulai melaju, Tiffany duduk di kursi belakang sambil sibuk membolak-balik panduan wisata lokal di ponselnya untuk mencari oleh-oleh khas yang bisa dia bawa pulang untuk keluarganya.Sementara itu di sampingnya, Sean melihat ponselnya dengan ekspresi tak tahu harus tertawa atau menangis. Ternyata, karyawan yang tadi terputus percakapan di laptop sudah mengiriminya belasan pesan.[ Bos, apa yang saya lakukan nggak cukup baik sampai Anda bahkan nggak ingin mengkritik saya lagi? ][ Bos, kalau saya membuat kesalahan, tolong katakan! Saya pasti akan memperbaikinya! ][ Anda lama sekali nggak membalas. Bos nggak lagi memikirkan cara untuk memecat saya, 'kan?" ][ Bos .... ]Sean hanya bisa menggelengkan kepala dengan pasrah dan mengetik balasan.[ Jangan mikir yang aneh-aneh. Aku nggak ada masala
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 385

Tiffany sebenarnya punya tujuan lain saat meninggalkan Sean di area istirahat pria. Dia ingin membeli hadiah untuk Sean.Setelah bersama sekian lama, semua yang dia makan, pakai, dan habiskan selalu berasal dari Sean. Tiffany sendiri merasa belum melakukan sesuatu yang berarti untuk Sean.Beberapa hari yang lalu, bantuan beasiswanya sudah cair. Itu adalah beasiswa terakhir yang dia terima. Sebab, setelah menikah dengan Sean, dia sudah tidak lagi memenuhi kriteria sebagai mahasiswa yang kurang mampu.Meskipun begitu, beasiswa ini adalah hasil pengajuan dari semester lalu, sehingga tetap diberikan kepadanya sesuai prosedur.Saat berjalan-jalan di mal, Tiffany berpikir keras. Dengan uang 16 juta, hadiah apa yang bisa kuberikan untuknya?Sean tidak kekurangan apa pun. Semua yang dia miliki, mulai dari pakaian hingga aksesori, harganya selalu bernilai puluhan juta. Dia melihat-lihat sambil terus berpikir, mungkin sebuah pena, manset, atau dasi?Namun, pikirannya berhenti saat dia melihat se
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 386

Staf toko bertanya, "Apa kamu nggak mau lihat harganya dulu?"Tiffany kelelahan karena berlari. Dia tidak menyadari maksud dari ucapan staf toko. Tiffany melambaikan tangannya dan berujar dengan napas tersengal-sengal, "Nggak ... aku mau beli tas ini!"Begitu Tiffany melontarkan ucapannya, wajah Cathy memucat. Tadi dia tidak jadi membeli tas itu karena harganya terlalu mahal.Jayla juga mengernyit. Dia langsung menghentikan staf toko yang hendak mengurus pembayaran, "Cathy mau beli tas ini."Staf toko mengangguk dan menimpali, "Oke. Aku bungkus tas ini untuk Bu Cathy."Tiffany berujar seraya mengernyit, "Tapi, aku yang bilang mau beli tas ini terlebih dulu."Jelas-jelas tadi Tiffany mendengar Cathy tidak jadi membeli tas itu, jadi Tiffany baru mengatakan pada staf toko dia ingin membelinya.Cathy dan Tiffany memang berselisih, tetapi Tiffany tidak suka mencari masalah. Biarpun orang asing mengatakan ingin membeli tas itu, Tiffany juga tidak akan merebutnya. Paling-paling dia hanya meng
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 387

Staf toko terdiam. Bos mereka berstatus tinggi, kenapa gadis yang terlihat seperti mahasiswa ini berbicara seolah-olah suaminya adalah bos dari mal ini?Staf toko memang tidak memercayai ucapan Tiffany, tetapi dia segera meletakkan tas dan pergi mengecek nama bos mereka agar Tiffany tidak berebutan dengan Cathy lagi.Satu menit kemudian, staf toko tersenyum kepada Tiffany. Dia mengambil tas dan berucap, "Nyonya Tanuwijaya, aku urus pembayarannya untukmu sekarang. Kamu mau bayar pakai kartu atau uang tunai?""Pakai kartu," sahut Tiffany.Respons staf toko benar-benar di luar dugaan Jayla. Dia melihat perubahan sikap staf toko kepada Tiffany dengan ekspresi kaget dan marah-marah, "Kenapa kamu bersikap seperti ini? Bagaimanapun, selama ini Cathy menghabiskan uang ratusan juta di sini setiap bulan. Apa seperti ini pelayanan kalian terhadap pelanggan lama?"Staf toko menimpali tanpa berbalik, "Bu, nggak masalah kalau kami kehilangan pelanggan penting seperti Bu Cathy. Tapi, kami nggak boleh
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 388

Cathy juga terdiam.....Setelah mengusir 2 wanita yang menyebalkan itu, Tiffany mengambil tas itu dengan perasaan gembira dan lanjut jalan-jalan di mal. Akhirnya, Tiffany memutuskan untuk memberikan pena kepada Sean.Pena yang biasanya dipakai Sean di ruang kerjanya sudah terlihat lama. Tiffany menebak pena itu pasti mempunyai kegunaan istimewa untuk Sean.Jadi, Tiffany berencana memberikan pena baru kepada Sean agar Sean bisa menyimpan pena di ruang kerjanya sebagai kenang-kenangan.Sesudah Tiffany selesai jalan-jalan, Sean sudah selesai bertengkar dengan Mark. Sean menyuruh Sofyan mengantar barang-barang ke kediaman Keluarga Japardi, lalu membawa Tiffany makan di restoran yang unik.Sean tersenyum saat melihat Tiffany yang duduk di seberangnya memotong steik dengan susah payah. Dia berkata, "Kamu makan ini saja."Sean memberikan steiknya yang sudah dipotong kepada Tiffany, lalu memindahkan piring Tiffany ke tempatnya. Tiffany tersenyum canggung dan berkomentar, "Aku memang agak bodo
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 389

"Tapi, sekarang kamu yang melindungiku," kata Tiffany. Dia tersenyum lebar kepada Sean dan menambahkan, "Sebenarnya aku merasa sangat bahagia menikah denganmu."Pada saat berusia 17 tahun, Tiffany pernah bermimpi bisa menikah dengan pria yang tampan, lembut, kaya, dan memanjakannya. Julie mentertawakan mimpi Tiffany yang tidak realistis.Siapa sangka, Tiffany yang berasal dari desa benar-benar menikah dengan pria seperti Sean. Mungkin banyak orang tidak percaya dengan hal ini.Jadi, Tiffany bisa terima jika orang lain cemburu padanya. Dia juga terima jika orang lain menyindir dan mentertawakannya. Semua ini karena Tiffany mendapatkan banyak hal.Sean memandangi Tiffany, lalu tersenyum dan berjanji, "Tiffany, aku akan menyayangimu selamanya.""Aku tahu," ujar Tiffany. Dia berkata lagi, "Kapan kita pulang ke Kota Aven? Julie bilang sekarang ayam yang dibuat Zara sangat enak dengan bantuannya. Aku ingin mencicipinya."Kemudian, Tiffany mendongak dan meneruskan, "Oh, iya. Kita belum menemu
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 390

Xavier tersenyum kepada Derek, lalu bertanya seraya mengerjap, "Kamu nggak puji dia?"Derek mengusap janggutnya dan menjawab, "Prestasi Tiffany bagus, itu berarti dia belajar dengan serius. Dia lebih hebat dari putraku. Dulu, putraku hanya memikirkan untuk meninggalkan kampung halamannya dengan membawa gitar waktu sekolah."Bronson berdeham, lalu menimpali sembari mengernyit, "Ayah!"Kenapa Derek mengungkit hal memalukan yang dilakukan Bronson sewaktu muda di depan para junior?"Apa? Dulu prestasimu memang jelek!" tegur Derek sambil memelototi Bronson. Kemudian, dia menggenggam tangan Tiffany dan berujar seraya tersenyum, "Kamu harus rajin belajar dan capai cita-citamu, lakukan hal yang kamu sukai. Jangan ... tiru Sean yang cuma sibuk kerja setiap hari."Tiffany menyahut, "Oke, Kakek."Derek berucap sambil berlinang air mata, "Kakek menyukaimu. Ke depannya kamu harus sering datang. Setelah kamu pergi, Kakek nggak bisa melihat kamu yang ceria lagi."Tiffany merasa tidak tega saat meliha
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
353637383940
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status