Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 251 - Chapter 260

321 Chapters

Bab 251

Tiffany mengganti saluran televisi dan menyaksikan berita tentang Garry hingga selesai. dengan saksama. Ternyata, sebuah perusahaan bernama Grup Lukman menganggap Garry sebagai sosok yang penuh idealisme dan sangat berintegritas. Oleh karena itu, mereka berniat mendanainya untuk mendirikan sebuah klinik pribadi.Tiffany tertawa kecil. Idealisme? Integritas? Benarkah?Tepat pada saat itu, Julie menelepon. "Tiffany, kamu sudah lihat beritanya? Huh, Garry sudah buat banyak kekacauan, kalian nggak pernah menggubrisnya. Sekarang dia malah mau dirikan klinik pribadi!"Tiffany mengernyitkan alisnya. "Aku baru lihat. Aku lagi dalam perjalanan ke rumahmu. Kita bahas nanti, aku benar-benar kesal!""Baiklah."Setelah menutup telepon dari Julie, Tiffany meregangkan tubuhnya dan meminta Rika untuk membawakannya minyak angin.Belakangan ini dia terlalu banyak tidur. Namun, dengan ulah Garry yang semakin tidak tahu malu sekarang, dia tidak mungkin hanya berdiam diri."Sudah kuselidiki. Pemilik Grup L
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 252

Tiffany tidak boleh lagi membuat Sean repot. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menatap Julie sekilas. "Bisa nggak kita tangani sendiri masalah ini?"Setelah bicara, Tiffany merasa bahwa mereka berdua mungkin tidak akan cukup matang untuk menangani masalah ini sendirian. Karena itu, dia menelepon Mark untuk meminta bantuan.Bagaimanapun, urusan ini juga ada kaitannya dengan Mark. Selain itu, Mark lebih tua dari mereka berdua dan memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam dunia bisnis. Pandangannya pasti lebih strategis dibandingkan mereka."Kita nggak punya pilihan selain menghadiri konferensi pers itu," ujar Mark dengan nada santai sambil menyipitkan matanya. "Kebetulan aku juga mau cari kesempatan untuk klarifikasi hubunganku denganmu. Konferensi pers ini adalah panggung yang sempurna."Julie tampak agak khawatir. "Apa kita nggak perlu kasih tahu Sean soal ini?"Tiffany terdiam sejenak, teringat pada pesan Sean sebelumnya. Mereka adalah keluarga yang paling dekat di dunia ini. Apa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 253

Julie tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Tiffany. "Pembantu di rumahmu semua seimut ini, ya?"Tiffany mengangguk santai. "Iya, semua pembantu di rumah sangat menyenangkan."Sejak menikah dan pindah ke rumah Sean, Tiffany merasa hubungannya dengan para pembantu sangat baik. Hanya pada hari kedua setelah menikah, dia sempat beradu argumen dengan Prisa. Untuk selebihnya, semua berjalan lancar."Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri konferensi pers saya bersama Grup Lukman." Suara Garry terdengar dari atas panggung, menarik perhatian semua orang."Bu Shani dari Grup Lukman mendatangi saya dan mengatakan bahwa mendukung saya mendirikan klinik adalah suatu kehormatan bagi Grup Lukman. Saya pikir, justru kehormatan itu milik saya.""Saya hanya seorang dokter biasa dari desa terpencil, tanpa latar belakang apa pun dan tidak punya kekuasaan. Meskipun melakukan hal yang benar, saya masih sering mendapatkan hinaan dari orang-orang yang terlibat
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 254

"Benarkah begitu?" ujar Tiffany sambil menarik napas dalam-dalam. Dia melepaskan topi bisbol kuning dan masker yang menutupi wajahnya, lalu menatap Garry dengan mata yang penuh ketegasan. "Jadi, di mata Kak Garry, aku adalah orang seperti itu."Seisi ruangan langsung terdiam. Semua orang tampak terkejut hingga tak mampu berkata-kata. Di atas panggung, Garry memegang mikrofon dengan wajah pucat. Dia tidak pernah menyangka bahwa orang yang mengajukan pertanyaan tadi adalah Tiffany sendiri.Sejak video Mark menghajarnya beredar di internet, Garry sudah memutuskan untuk melupakan Tiffany. Namun, berbohong tentang dirinya secara langsung di depan Tiffany tetap membuat Garry merasa canggung.Bagaimanapun, mereka telah saling mengenal selama bertahun-tahun."Itu ... Tiffany? Dia benar-benar datang!""Astaga! Tiffany ada di sini!"Semua kamera langsung diarahkan ke Tiffany.Melihat hal ini, Julie dan Mark memutuskan tidak ada gunanya lagi bersembunyi. Mereka berdua melepas topi dan masker mere
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 255

Tiffany mundur selangkah secara refleks. Mana mungkin ... bisa kebetulan seperti ini? Awalnya Tiffany berpikir bahwa masalah ini sederhana. Jika dia bisa membuktikan bahwa Mark tidak berada di negara ini saat dia hamil, maka semua kebohongan akan terungkap.Namun kenyataannya, Mark benar-benar diam-diam kembali ke negara ini dua minggu lalu? Dia kembali sehari, lalu pergi keesokan harinya. Waktunya sangat tepat dengan masa kehamilan Tiffany. Masalah yang seharusnya bisa dijelaskan dengan mudah, kini menjadi lebih rumit.Tiffany menoleh dan menatap Mark dengan tatapan kosong. "Kenapa kamu kembali ke negara ini waktu itu? Apa kamu punya saksi yang bisa membuktikannya?"Wajah Mark berubah pucat. Dia sendiri tidak menyangka bahwa Shani akan membawa catatan imigrasinya ke hadapan semua orang. Dia menutup matanya sesaat dan menjawab dengan suara pelan, "Aku kembali untuk mengurus beberapa urusan pribadi. Nggak ada ... saksi."Tiffany mengepalkan tangannya, lalu membuka dan menggenggamnya kem
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 256

Wajah Tiffany langsung pucat pasi. Di atas panggung, Garry melirik Tiffany dengan ekspresi penuh kemenangan. Dia mengangkat tangannya, mengambil pena, dan bersiap untuk menandatangani kontrak dengan Shani.Hati Tiffany terasa hancur.Apakah dia benar-benar seburuk ini? Hal sesederhana ini saja tidak bisa dia selesaikan. Dia ingin membersihkan namanya, tapi malah memperburuk situasi ...."Tandatangani apaan!"Julie akhirnya kehilangan kesabaran. Dia mengambil cangkir teh dari meja di sebelahnya dan melemparkannya langsung ke arah Garry. "Belum pernah aku melihat pria nggak tahu malu begini!"Garry tidak menyangka Julie akan menggunakan kekerasan. Dia bahkan tidak sempat menghindar ketika cangkir itu menghantam dadanya. Teh dan daun teh di teko itu tumpah ke seluruh tubuhnya.Ketika seorang petugas mencoba membersihkan bajunya, Garry tetap memegang mikrofon dengan sikap berpura-pura besar hati. "Sahabat Bu Tiffany, aku tahu kamu nggak puas.""Tapi, daripada membuang waktu untuk menyerang
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 257

Garry mundur selangkah. Meskipun dia berasal dari desa, dia bisa membaca ekspresi para wartawan di ruangan itu. Posisi Faris adalah sesuatu yang tidak bisa digoyahkan. Dia menggigit bibirnya, lalu menatap Faris dan berkata, "Tentu saja saya puas.""Dengan saksi seperti Anda, seorang pria yang dihormati semua orang, bahkan sesuatu yang hitam sekalipun bisa dianggap putih. Mana mungkin saya nggak puas?"Ruangan kembali menjadi gempar. Pernyataan Garry sangat jelas. Dia sedang menyindir bahwa Faris memihak Mark.Mark langsung naik ke panggung dan menatap Garry dengan tatapan penuh amarah. "Garry, kamu akan tanggung akibatnya ngomong seperti itu!"Garry hanya tertawa kecil. "Oh? Kamu mau mukul aku lagi?" Dia menunjuk wajahnya yang penuh luka-luka dari riasan efek khusus. "Sudah dipukuli sampai begini, aku nggak keberatan menambahkan beberapa luka lagi!"Ucapan itu segera membuat beberapa orang di antara penonton merasa kasihan padanya.Julie mengepalkan tangannya. "Wah, orang ini pintar se
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 258

Sean dan Tiffany tinggal di sisi lain kota. Terlihat jelas dari rekaman bahwa Mark sama sekali tidak pernah pergi ke sana. Kebenaran akhirnya terungkap.Garry secara refleks mundur selangkah. Dia menarik napas panjang dan berkata, "Ka ... kalaupun anak Tiffany bukan punya Mark, itu tetap nggak mengubah fakta bahwa kalian menindasku. Kalian semua cuma sekelompok orang yang menyalahgunakan kekuasaan!"Untuk mendapatkan dukungan dari wartawan yang masih bersimpati, Garry memutar ulang rekaman suara yang sebelumnya telah dia unggah ke internet."Di siaran langsung sebelumnya kamu bilang kamu didesak sampai kamu buntu, 'kan? Sekarang kutunjukkan padamu, apa yang namanya buntu."Rekaman itu berisi suara Sean yang terdengar seperti ancaman.Sean yang berdiri di panggung, hanya tersenyum dingin. Tatapan matanya tajam saat menatap Garry. "Jangan kira cuma kamu yang bisa merekam pembicaraan."Dengan santai, dia membuka file lain di layar besar."Kamu masuk ke lembaga penelitian ini karena koneks
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 259

Konferensi pers akhirnya selesai.Para wartawan yang sebelumnya datang dengan niat untuk menyerang Sean, Mark, dan Tiffany, kini menghadapi kenyataan yang berbeda. Banyak dari mereka bahkan telah menyiapkan artikel penuh kecaman, tinggal menambahkan foto dari konferensi pers tersebut.Namun, kejutan besar yang terjadi membuat semua rencana mereka berantakan!Karena takut dikenali oleh Sean dan menciptakan masalah di masa depan, begitu Sean mengumumkan berakhirnya konferensi pers, para wartawan langsung bubar. Sean tersenyum tipis dengan tenang.Dia berbalik melemparkan tatapan dingin ke arah Shani yang bersandar pada dinding dengan tangan bersilang di dada. "Bu Shani, apa Anda puas dengan hasil hari ini?"Mark yang tidak ingin ketinggalan, ikut menyindir, "Bu Shani, sampaikan pada Tuan Besar Grup Lukman di rumah, kalau mau membangun citra perusahaan, ada cara yang lebih baik daripada ini."Shani tertawa dingin, lalu menatap Sean dengan mata tajam. "Jadi, Pak Sean, ternyata kamu masih b
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 260

"Yang tadi itu, sepuluh poin," ujar Sean santai.Mark mengerutkan alis, merasa firasat buruk mulai merayap di pikirannya. "Sepuluh poin, ya sudah sepuluh poin. Tapi kenapa kamu bilang sama aku?""Karena aku serahkan ini padamu."Mark langsung memprotes, "Kenapa aku? Kenapa pekerjaan yang bikin orang marah ini harus aku yang tangani?""Sepuluh kali lipat gaji.""Oke! Akan kuurus!" Mark mengepalkan tangan dengan semangat. "Tenang saja, semuanya akan beres!""Bagus."Sean membuka pintu mobil untuk Tiffany dengan elegan. "Aku belum makan seharian. Pulang atau makan di luar?"Saat itu, Tiffany baru teringat bahwa dia, Julie, dan Mark juga belum sempat makan siang."Makan di luar saja, kita makan sama-sama." Saat ini sudah jam 4 sore, Rika pasti belum menyiapkan makan malam. Pulang di jam segini hanya akan membuatnya repot."Boleh juga."Sean tersenyum tipis, lalu melirik Mark. "Naik ke mobil, kutraktir kamu.""Siap, Bos!" Mark tampak semangat dan langsung menuju kursi belakang."Kamu yang n
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
33
DMCA.com Protection Status