Home / Romansa / Dimanja Suami Pembawa Sial / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Dimanja Suami Pembawa Sial: Chapter 261 - Chapter 270

321 Chapters

Bab 261

Saat mobil berhenti di depan restoran, Tiffany menjadi orang pertama yang membuka pintu dan turun Angin sejuk di luar membantu mendinginkan wajahnya yang masih terasa seperti terbakar.Julie adalah orang kedua yang turun. Sama seperti Tiffany, wajahnya juga memerah, bahkan lebih jelas terlihat di bawah cahaya sore."Julie," panggil Tiffany sambil refleks mengulurkan tangan dan menyentuh pipi Julie."Wajahmu panas sekali. Kamu sakit?" tanyanya khawatir.Julie mengerlingkan mata ke arah Tiffany dengan gusar. "Kamu sendiri juga kelihatan nggak sehat, 'kan?"Tiffany menyentuh wajahnya sendiri yang masih terasa panas. "Aku ... aku begini karena ...."Tiba-tiba dia terdiam dan kepikiran akan sesuatu. Matanya langsung menatap Julie dengan serius. "Apa yang dilakukan Mark padamu?" Wajah Julie langsung semakin merah. "Apa yang bisa dia lakukan? Aku nggak memukulnya saja sudah cukup sopan."Setelah menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, Julie mendongak menatap restoran di depan mereka
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 262

Apakah ... kehadiran Faris hari ini membuatnya teringat dengan kesedihannya?"Julie?" Melihat Julie yang mematung di tempat, Tiffany melepaskan gandengannya dari Sean dan berlari kecil ke sisi Julie. Kemudian, dia menarik lengan Julie untuk masuk ke restoran. "Kenapa bengong saja?"Julie akhirnya tersadar dari lamunannya dan mengikuti Tiffany masuk ke restoran.Di dalam, aula utama Restoran Prosper dipenuhi dekorasi mewah. Lampu gantung besar yang berkilauan dan ornamen bergaya klasik menciptakan suasana yang elegan dan menawan. Sean yang baru saja masuk bersama mereka, segera menerima panggilan kerja penting dan berjalan menjauh untuk berbicara di telepon.Sementara itu, Mark, yang jarang datang ke restorannya sendiri, langsung diseret oleh salah satu manajer ke lantai atas untuk membahas laporan kinerja.Sebelum pergi, Mark meminta manajer untuk membawa Tiffany dan Julie ke salah satu ruang VIP dan mempersilakan mereka menunggu di sana.Namun, setelah masuk ke ruang tertutup itu, Tif
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 263

Nada bicara Julie penuh dengan ejekan. Alis Valerie langsung berkerut tajam.Meski apa yang dia katakan tadi hanya untuk memancing Mark keluar, tetap saja dia tidak bisa menerima ejekan seperti itu. Kalaupun dia benar-benar berniat mendekati Mark, tetap saja tidak ada yang boleh menghinanya di Kota Aven ini.Secara refleks, dia menoleh ke arah suara Julie. Namun, pandangannya pertama kali tertuju bukan pada Julie, melainkan pada Tiffany yang duduk di sampingnya.Valerie menyipitkan matanya, senyum dingin terukir di sudut bibirnya. "Baru beberapa hari keguguran, sudah keluar pamer diri lagi?"Ejekannya semakin menusuk. "Apa kamu benar-benar nggak bisa tahan untuk tetap di rumah? Tubuhmu belum sepenuhnya pulih, tapi kamu sudah keluar untuk menggoda pria?"Setelah berkata demikian, dia seolah tersadar akan sesuatu. "Bukannya beberapa hari lalu internet dipenuhi gosip tentang hubungan antara Bu Tiffany dan Mark? Sekarang tubuhmu masih belum pulih, tapi kamu sudah datang ke restorannya. Kal
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 264

"Tapi ternyata, kamu malah cuma nonton saja dari tadi?"Tiffany tersenyum malu-malu, "Soalnya kamu terlalu hebat, kukira aku menonton saja sudah cukup."Tiffany memang bukan tipe orang yang pintar berdebat. Saat bertengkar dengan orang lain di sekolah, dia pasti menjadi pihak yang dirugikan.Sampai ketika dia kenal dengan Julie. Julie sangat cerdik dan lebih pintar berdebat dibandingkan dirinya. Setiap kali ada masalah, Julie yang selalu membelanya. Lama kelamaan, Tiffany jadi terbiasa menjadi penonton jika ada Julie yang berada di sisinya. Begitu juga dengan kali ini.Sejak Julie mulai berdebat sengit dengan Valerie, Tiffany hanya sibuk menuangkan teh untuk Julie, menyajikan buah anggur yang sudah dikupas, dan memberikan dukungan diam-diam dari belakang. Tiffany sama sekali tidak menyangka bahwa Valerie akan mengalihkan serangannya kepadanya, sehingga dia secara spontan menjawab dengan nada polos.Namun, apa yang dilakukan Tiffany tanpa sadar itu, justru terlihat sebagai cara paling c
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 265

Ketika tamparan kelima dari Chaplin mendarat di wajah Valerie, Sean akhirnya melambaikan tangannya. "Sudahlah, demi menghargai Mark, biarkan saja."Mark yang bersandar santai pada pagar tangga spiral, menjawab dengan nada datar, "Kalau kamu khawatir Chaplin akan lelah, katakan saja langsung. Jangan pakai aku sebagai alasan." Dia menambahkan dengan dingin, "Aku nggak pernah mengakui bahwa Bu Valerie ini punya hubungan apa pun sama aku. Jadi, nggak perlu merasa harus menahan diri demiku."Wajah Valerie terasa terbakar ... bukan hanya karena tamparan Chaplin, tetapi juga oleh kata-kata Mark. Mark bilang, dia tidak mengakui punya hubungan apa pun dengan Valerie.Padahal ... Mark adalah kakaknya!Valerie menatap Mark dengan tatapan yang bergetar. Tangannya mengepal dan rileks bergantian di sisi tubuhnya. "Kak, kamu bercanda, 'kan? Aku ini adikmu!""Adik?"Mark tetap bersandar pada pagar tangga spiral sambil tertawa mengejek. "Adik yang mana? Adik yang bertahun-tahun lalu memanggilku pembawa
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 266

Dengan kata lain, di seluruh Keluarga Sanskara, semuanya adalah pelayan Sean selain Faris.Sebagai putri Keluarga Sanskara, tidak peduli betapa mulianya Valerie di hadapan semua orang, dia hanya pelayan di mata Sean.Memang benar, Valerie tidak berhak berbicara lancang kepada Sean ...."Lain kali sebelum bicara padaku, tanya ayahmu dulu harus gimana bersikap supaya aku nggak marah. Jangan sampai terulang lagi," ujar Sean sambil bersandar di sofa dengan culas dan memainkan rambut Tiffany.Tiffany menunduk, memegang jaket Sean. Dia sedang membersihkan noda di atas jaket itu.Valerie menggertakkan giginya. Ketika melihat kedekatan Tiffany dengan Sean, hatinya diliputi kecemburuan. Tiffany menyeka noda di jaket Sean, sedangkan Sean memainkan rambut Tiffany! Keduanya jelas-jelas memamerkan kemesraan!Valerie yang berbakat dan terkenal saja tidak berhak berbicara lancang kepada Sean. Lantas, bagaimana dengan Tiffany yang tidak bisa apa-apa? Bagaimana bisa wanita ini memamerkan kemesraan bers
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 267

Tiffany membelalakkan matanya, lalu bertanya dengan suara rendah, "Kamu mengenalnya?"Bukankah Mark baru pulang dari luar negeri? Bukankah dia tinggal di luar negeri selama belasan tahun? Bagaimana bisa Julie mengenalnya?Tiffany menyenggol bahu Julie dan bertanya, "Kapan kalian kenal?"Julie menggigit bibirnya. Dia mendongak, lalu melihat Mark dan Sean yang sama-sama naik ke lantai atas. Ekspresi Mark terlihat dingin dan angkuh, membuat hati Julie menegang.Beberapa saat kemudian, Julie mengembuskan napas panjang dan berkata, "Mungkin aku salah kenal orang." Tiffany pun mengernyit. Dia masih ingin berbicara, tetapi Mark dan Sean sudah memasuki ruang privat. Dia pun tidak bertanya lagi dan masuk, lalu duduk di samping Sean.Mark tentu duduk di seberang keduanya. Sementara itu, Julie ragu-ragu sejenak sebelum duduk di samping Mark.Hidangan di meja sangat mewah. Setiap hidangan dimasak oleh koki dengan sepenuh hati. Ini pertama kalinya Tiffany melihat hidangan yang begitu menggugah sele
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 268

Setelah pintu ruang privat ditutup kembali, Tiffany beserdawa dan mendongak melirik Sean. "Sayang, kenapa kamu mengusirnya?"Sean menunduk dan menyeka noda makanan di sudut bibir Tiffany dengan penuh kasih sayang. "Ada dua alasan. Pertama, aku nggak ingin orang lain melihat serakus apa kamu saat menggerogoti paha ayam."Tiffany termangu. Dia melirik paha ayam yang ada di piringnya. Seketika, wajahnya tersipu. Koki di sini terlalu hebat. Begitu memasuki ruang privat, dia langsung terpana dengan paha ayam yang berwarna coklat keemasan itu.Namun, setelah diletakkan di atas piring, Tiffany merasa malu jika harus menggerogoti paha ayam di hadapan Mark yang masih belum terlalu akrab dengannya. Makanya, dia tidak memakan paha ayamnya sejak tadi."Cepat dimakan." Sean mengelus kepala Tiffany. "Kalau kamu suka makanan di sini, aku bisa merekrut koki mereka."Sejak menikah sampai sekarang, Tiffany tidak pernah berkomentar tentang makanan di rumah. Apa pun yang dimasak pelayan di rumah, Tiffany
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 269

Setelah Tiffany selesai menggerogoti paha ayam, kedua orang di luar masih belum masuk. Tiffany mengelus perutnya yang kenyang dan bertanya, "Kenapa mereka belum balik? Mereka nggak lapar ya?"Kalau tidak salah ingat, sepertinya mereka berdua masih belum makan sejak siang tadi?Sean terkekeh-kekeh. "Kalau kamu nggak mencari mereka, mereka nggak bakal masuk.""Kenapa begitu?" Tiffany tidak mengerti.Sean mengecup pipinya, lalu menyahut, "Mereka akan mengira kita sedang melakukan sesuatu yang tak senonoh di sini."Tiffany termangu sejenak sebelum memahami ucapan Sean. Seketika, wajahnya memerah. Dia pun bangkit dan keluar.Di koridor, Mark sedang merokok di sudut. Julie sedang bermain game di kursi samping. Jarak di antara keduanya sangat jauh. Mereka sama sekali tidak berinteraksi seperti yang dibayangkan Sean.Tiffany mencebik, lalu menarik Julie ke ruang privat. Di depan pintu, Julie menoleh menatap Mark. "Kamu nggak masuk?"Mark tidak menyangka Julie akan berbicara dengannya. Setelah
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 270

Tiffany yang bersandar di bahu Sean tampak menguap. Kemudian, dia berkata, "Antar Julie pulang. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan!"Mark mendorong Julie yang mabuk sambil berujar, "Bangun."Julie bangkit, lalu terkekeh-kekeh dan mengelus dada Mark. "Tampan ...."Mark mengernyit dan menarik tangan Julie dari tubuhnya. Namun, Julie malah meletakkan tangannya yang satu lagi dan berkata, "Biar kusentuh sedikit ...."Sean pun tergelak melihat pemandangan di depan, lalu berujar kepada Tiffany, "Kamu seharusnya khawatir Julie yang mengambil kesempatan dalam kesempitan."Tiffany sungguh kehabisan kata-kata. Sean pun tidak memedulikan mereka lagi. Dia langsung menggendong Tiffany dan turun, lalu masuk ke mobil.Di perjalanan pulang, Tiffany bersandar di pelukannya sambil tertidur. Setelah mobil tiba di vila, Sean menggendongnya ke kamar dan menurunkannya di ranjang dengan pelan.Di bawah sinar lampu, Sean bisa melihat wajah Tiffany dengan jelas. Wajah Tiffany memerah, membuatnya terlihat
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
33
DMCA.com Protection Status