Share

Bab 258

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 18:00:01
Sean dan Tiffany tinggal di sisi lain kota. Terlihat jelas dari rekaman bahwa Mark sama sekali tidak pernah pergi ke sana. Kebenaran akhirnya terungkap.

Garry secara refleks mundur selangkah. Dia menarik napas panjang dan berkata, "Ka ... kalaupun anak Tiffany bukan punya Mark, itu tetap nggak mengubah fakta bahwa kalian menindasku. Kalian semua cuma sekelompok orang yang menyalahgunakan kekuasaan!"

Untuk mendapatkan dukungan dari wartawan yang masih bersimpati, Garry memutar ulang rekaman suara yang sebelumnya telah dia unggah ke internet.

"Di siaran langsung sebelumnya kamu bilang kamu didesak sampai kamu buntu, 'kan? Sekarang kutunjukkan padamu, apa yang namanya buntu."

Rekaman itu berisi suara Sean yang terdengar seperti ancaman.

Sean yang berdiri di panggung, hanya tersenyum dingin. Tatapan matanya tajam saat menatap Garry. "Jangan kira cuma kamu yang bisa merekam pembicaraan."

Dengan santai, dia membuka file lain di layar besar.

"Kamu masuk ke lembaga penelitian ini karena koneks
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 259

    Konferensi pers akhirnya selesai.Para wartawan yang sebelumnya datang dengan niat untuk menyerang Sean, Mark, dan Tiffany, kini menghadapi kenyataan yang berbeda. Banyak dari mereka bahkan telah menyiapkan artikel penuh kecaman, tinggal menambahkan foto dari konferensi pers tersebut.Namun, kejutan besar yang terjadi membuat semua rencana mereka berantakan!Karena takut dikenali oleh Sean dan menciptakan masalah di masa depan, begitu Sean mengumumkan berakhirnya konferensi pers, para wartawan langsung bubar. Sean tersenyum tipis dengan tenang.Dia berbalik melemparkan tatapan dingin ke arah Shani yang bersandar pada dinding dengan tangan bersilang di dada. "Bu Shani, apa Anda puas dengan hasil hari ini?"Mark yang tidak ingin ketinggalan, ikut menyindir, "Bu Shani, sampaikan pada Tuan Besar Grup Lukman di rumah, kalau mau membangun citra perusahaan, ada cara yang lebih baik daripada ini."Shani tertawa dingin, lalu menatap Sean dengan mata tajam. "Jadi, Pak Sean, ternyata kamu masih b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 260

    "Yang tadi itu, sepuluh poin," ujar Sean santai.Mark mengerutkan alis, merasa firasat buruk mulai merayap di pikirannya. "Sepuluh poin, ya sudah sepuluh poin. Tapi kenapa kamu bilang sama aku?""Karena aku serahkan ini padamu."Mark langsung memprotes, "Kenapa aku? Kenapa pekerjaan yang bikin orang marah ini harus aku yang tangani?""Sepuluh kali lipat gaji.""Oke! Akan kuurus!" Mark mengepalkan tangan dengan semangat. "Tenang saja, semuanya akan beres!""Bagus."Sean membuka pintu mobil untuk Tiffany dengan elegan. "Aku belum makan seharian. Pulang atau makan di luar?"Saat itu, Tiffany baru teringat bahwa dia, Julie, dan Mark juga belum sempat makan siang."Makan di luar saja, kita makan sama-sama." Saat ini sudah jam 4 sore, Rika pasti belum menyiapkan makan malam. Pulang di jam segini hanya akan membuatnya repot."Boleh juga."Sean tersenyum tipis, lalu melirik Mark. "Naik ke mobil, kutraktir kamu.""Siap, Bos!" Mark tampak semangat dan langsung menuju kursi belakang."Kamu yang n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 261

    Saat mobil berhenti di depan restoran, Tiffany menjadi orang pertama yang membuka pintu dan turun Angin sejuk di luar membantu mendinginkan wajahnya yang masih terasa seperti terbakar.Julie adalah orang kedua yang turun. Sama seperti Tiffany, wajahnya juga memerah, bahkan lebih jelas terlihat di bawah cahaya sore."Julie," panggil Tiffany sambil refleks mengulurkan tangan dan menyentuh pipi Julie."Wajahmu panas sekali. Kamu sakit?" tanyanya khawatir.Julie mengerlingkan mata ke arah Tiffany dengan gusar. "Kamu sendiri juga kelihatan nggak sehat, 'kan?"Tiffany menyentuh wajahnya sendiri yang masih terasa panas. "Aku ... aku begini karena ...."Tiba-tiba dia terdiam dan kepikiran akan sesuatu. Matanya langsung menatap Julie dengan serius. "Apa yang dilakukan Mark padamu?" Wajah Julie langsung semakin merah. "Apa yang bisa dia lakukan? Aku nggak memukulnya saja sudah cukup sopan."Setelah menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, Julie mendongak menatap restoran di depan mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 262

    Apakah ... kehadiran Faris hari ini membuatnya teringat dengan kesedihannya?"Julie?" Melihat Julie yang mematung di tempat, Tiffany melepaskan gandengannya dari Sean dan berlari kecil ke sisi Julie. Kemudian, dia menarik lengan Julie untuk masuk ke restoran. "Kenapa bengong saja?"Julie akhirnya tersadar dari lamunannya dan mengikuti Tiffany masuk ke restoran.Di dalam, aula utama Restoran Prosper dipenuhi dekorasi mewah. Lampu gantung besar yang berkilauan dan ornamen bergaya klasik menciptakan suasana yang elegan dan menawan. Sean yang baru saja masuk bersama mereka, segera menerima panggilan kerja penting dan berjalan menjauh untuk berbicara di telepon.Sementara itu, Mark, yang jarang datang ke restorannya sendiri, langsung diseret oleh salah satu manajer ke lantai atas untuk membahas laporan kinerja.Sebelum pergi, Mark meminta manajer untuk membawa Tiffany dan Julie ke salah satu ruang VIP dan mempersilakan mereka menunggu di sana.Namun, setelah masuk ke ruang tertutup itu, Tif

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 263

    Nada bicara Julie penuh dengan ejekan. Alis Valerie langsung berkerut tajam.Meski apa yang dia katakan tadi hanya untuk memancing Mark keluar, tetap saja dia tidak bisa menerima ejekan seperti itu. Kalaupun dia benar-benar berniat mendekati Mark, tetap saja tidak ada yang boleh menghinanya di Kota Aven ini.Secara refleks, dia menoleh ke arah suara Julie. Namun, pandangannya pertama kali tertuju bukan pada Julie, melainkan pada Tiffany yang duduk di sampingnya.Valerie menyipitkan matanya, senyum dingin terukir di sudut bibirnya. "Baru beberapa hari keguguran, sudah keluar pamer diri lagi?"Ejekannya semakin menusuk. "Apa kamu benar-benar nggak bisa tahan untuk tetap di rumah? Tubuhmu belum sepenuhnya pulih, tapi kamu sudah keluar untuk menggoda pria?"Setelah berkata demikian, dia seolah tersadar akan sesuatu. "Bukannya beberapa hari lalu internet dipenuhi gosip tentang hubungan antara Bu Tiffany dan Mark? Sekarang tubuhmu masih belum pulih, tapi kamu sudah datang ke restorannya. Kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 264

    "Tapi ternyata, kamu malah cuma nonton saja dari tadi?"Tiffany tersenyum malu-malu, "Soalnya kamu terlalu hebat, kukira aku menonton saja sudah cukup."Tiffany memang bukan tipe orang yang pintar berdebat. Saat bertengkar dengan orang lain di sekolah, dia pasti menjadi pihak yang dirugikan.Sampai ketika dia kenal dengan Julie. Julie sangat cerdik dan lebih pintar berdebat dibandingkan dirinya. Setiap kali ada masalah, Julie yang selalu membelanya. Lama kelamaan, Tiffany jadi terbiasa menjadi penonton jika ada Julie yang berada di sisinya. Begitu juga dengan kali ini.Sejak Julie mulai berdebat sengit dengan Valerie, Tiffany hanya sibuk menuangkan teh untuk Julie, menyajikan buah anggur yang sudah dikupas, dan memberikan dukungan diam-diam dari belakang. Tiffany sama sekali tidak menyangka bahwa Valerie akan mengalihkan serangannya kepadanya, sehingga dia secara spontan menjawab dengan nada polos.Namun, apa yang dilakukan Tiffany tanpa sadar itu, justru terlihat sebagai cara paling c

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 265

    Ketika tamparan kelima dari Chaplin mendarat di wajah Valerie, Sean akhirnya melambaikan tangannya. "Sudahlah, demi menghargai Mark, biarkan saja."Mark yang bersandar santai pada pagar tangga spiral, menjawab dengan nada datar, "Kalau kamu khawatir Chaplin akan lelah, katakan saja langsung. Jangan pakai aku sebagai alasan." Dia menambahkan dengan dingin, "Aku nggak pernah mengakui bahwa Bu Valerie ini punya hubungan apa pun sama aku. Jadi, nggak perlu merasa harus menahan diri demiku."Wajah Valerie terasa terbakar ... bukan hanya karena tamparan Chaplin, tetapi juga oleh kata-kata Mark. Mark bilang, dia tidak mengakui punya hubungan apa pun dengan Valerie.Padahal ... Mark adalah kakaknya!Valerie menatap Mark dengan tatapan yang bergetar. Tangannya mengepal dan rileks bergantian di sisi tubuhnya. "Kak, kamu bercanda, 'kan? Aku ini adikmu!""Adik?"Mark tetap bersandar pada pagar tangga spiral sambil tertawa mengejek. "Adik yang mana? Adik yang bertahun-tahun lalu memanggilku pembawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 266

    Dengan kata lain, di seluruh Keluarga Sanskara, semuanya adalah pelayan Sean selain Faris.Sebagai putri Keluarga Sanskara, tidak peduli betapa mulianya Valerie di hadapan semua orang, dia hanya pelayan di mata Sean.Memang benar, Valerie tidak berhak berbicara lancang kepada Sean ...."Lain kali sebelum bicara padaku, tanya ayahmu dulu harus gimana bersikap supaya aku nggak marah. Jangan sampai terulang lagi," ujar Sean sambil bersandar di sofa dengan culas dan memainkan rambut Tiffany.Tiffany menunduk, memegang jaket Sean. Dia sedang membersihkan noda di atas jaket itu.Valerie menggertakkan giginya. Ketika melihat kedekatan Tiffany dengan Sean, hatinya diliputi kecemburuan. Tiffany menyeka noda di jaket Sean, sedangkan Sean memainkan rambut Tiffany! Keduanya jelas-jelas memamerkan kemesraan!Valerie yang berbakat dan terkenal saja tidak berhak berbicara lancang kepada Sean. Lantas, bagaimana dengan Tiffany yang tidak bisa apa-apa? Bagaimana bisa wanita ini memamerkan kemesraan bers

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 325

    Seisi vila jatuh dalam keheningan. Tiffany, Zara, dan Charles yang menyaksikan kehebohan ini hanya bisa melongo. Di sisi lain, wajah Samuel sudah terlihat sangat masam.Julie menepis tangan Mark dan berseru, "Gila kamu! Aku hanya pacaran normal, apa maksudmu dengan merusak diri? Kamu sudah menolakku, kenapa aku nggak boleh ...."Mark menggertakkan gigi. Matanya terlihat berapi-api.Julie menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dia terlihat putus asa dan sedih saat berkata, "Mark, aku benar-benar nggak tahu apa maumu! Selama 19 tahun aku hidup, ada berbagai pemuda yang mengejarku. Tapi, aku nggak pernah meladeni mereka. Aku mengakukan cinta padamu karena ingin berada di sisimu dan menjagamu ...."Julie menarik ingusnya. Pada akhirnya, dia tidak menceritakan masalah ginjalnya.Air mata jatuh berderai di pipinya. Julie menggertakkan gigi dan melanjutkan, "Kamu menolakku. Kamu menyuruhku untuk menghargai orang yang ada di depanku."Julie melirik ke arah Samuel dan berucap lagi, "Jadi, aku men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 324

    Charles tertawa kecil dan berkata, "Aku bisa merias wajahmu. Kemampuanku lumayan oke, lho. Fitur wajahmu sekarang sudah lumayan bagus. Wajah seperti apa yang kamu inginkan? Aku bisa meriasnya untukmu."Charles memiliki banyak hobi. Belakangan ini, dia tertarik pada seni riasan, tetapi dia belum menemukan wanita yang pas untuk menjadi pasangan berlatihnya. Zara kebetulan bisa membantunya."Oke, sekarang sudah larut. Kalian semua istirahat dulu. Tiffany, aku tidur duluan," ucap Sean sambil berdiri.Sebelum Tiffany sempat menjawab, Sean sudah berbalik dan melangkah ke lantai atas. Punggung pria itu terlihat kesepian.Tiffany hendak menyusul Sean, tetapi Charles menahannya dan berkata, "Biarkan dia sendiri dulu. Dia butuh waktu untuk mencerna semua informasi yang diterimanya. Bagaimanapun, dia baru mendengar kalau kakak yang disayanginya itu sudah menyakiti Zara."Tiffany menghela napas dan memutuskan untuk tinggal sebentar di ruang tamu.Sekarang sudah lewat tengah malam. Samuel yang tadi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 323

    Saat Zara berusia tujuh tahun, keluarganya bertanya apakah dia ingin menjadi gadis yang lebih cantik dan hebat. Dia tentu saja mengiakan dengan gembira.Kala itu, Keluarga Winata hanyalah keluarga yang terpuruk dan tanpa pendukung. Ketika ayahnya bertanya apakah Zara ingin keluarganya hidup lebih baik, dia mengangguk. Ketika ayahnya bertanya lagi, apakah Zara rela menderita supaya semua orang bisa hidup lebih baik, dia tetap mengangguk.Lantaran wajahnya mirip dengan Sanny semasa kecil, sejak itu Zara "beruntung" terpilih sebagai pengganti S di masa depan.Masa kecil Zara dihabiskan dengan dikurung di sebuah ruangan bersama seorang wanita yang wajahnya sudah rusak. Dia dicambuk dan dicaci tanpa belas kasihan.Mereka menanamkan cip di tubuh Zara agar dia menurut dan berada dalam kendali penuh wanita itu. Mereka juga mengoperasi Zara hingga dia terlihat hampir identik dengan wanita itu sebelum wajahnya cacat.Semua orang berkata bahwa dirinya terlahir untuk menjadi Sanny yang kedua. Namu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 322

    "Kenapa kamu datang malam ini?" tanya Tiffany."Ada seseorang yang kelewat khawatir. Aku juga mencemaskanmu," sahut Sean sambil mengusap kepala istrinya.Tidak lama kemudian, api berhasil dipadamkan. Berhubung Tiffany masuk menerobos api dan menyelamatkan peralatan fotografi, kerugian mereka tidak terlalu besar.Namun, koper Tiffany, Julie, dan Samuel sudah hangus dimakan api. Mereka juga tidak punya tempat untuk tidur malam ini.Tiffany mengusulkan agar mereka tidur di vila yang disewa oleh Sean dan Mark. Mereka juga bisa membawa Zara yang pingsan ke sana.Setelah memeriksa Zara untuk beberapa saat di kamar, dokter desa keluar dengan membawa sebuah benda kecil berwarna putih. Dia berkata, "Kondisi gadis ini sedikit spesial."Dokter menaruh benda itu di atas meja kopi dan melanjutkan, "Aku menemukan benda ini di bawah kulit lehernya."Mark mengernyit dan mengangkat benda itu untuk mengamatinya. Dia bertanya, "Benda apa ini?""Alat penyadap," gumam Sean dengan alis berkerut."Alat penya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 321

    Saat ketiganya sudah menjauh dari lokasi kebakaran, warga desa sudah tiba. Orang-orang dari klub fotografi juga sudah kembali.Warga desa sibuk memadamkan api. Sementara itu, Julie bergegas mendekat dengan mata merah. "Tiffany!" panggilnya.Di belakang Tiffany, Sean menurunkan Zara yang pingsan karena menghirup asap ke tanah. Dia berkata, "Panggil dokter."Chelsea menyahut sambil mengangguk, "Dokter sudah dalam perjalanan!"Kobaran api kian membesar. Semua orang mundur ke jalan kecil di luar halaman. Tiffany masih memegang kamera berharga di tangannya."Kenapa bisa tiba-tiba kebakaran? Tanah di pegunungan lembap, seharusnya nggak mudah terbakar!" ucap Chelsea sambil mondar-mandir dengan gelisah.Sean mengambil handuk yang diberikan Julie dan menyeka noda jelaga di wajahnya sambil berkata, "Nggak aneh kalau ada seseorang yang sengaja menyulut api.""Zara!" Tepat ketika Sean selesai bicara, Penny menyeruak dari tengah kerumunan. Dia langsung menggenggam tangan Zara, cemas saat melihat ba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 320

    Sebelum Tiffany menyelesaikan ucapannya, Sean melihat gadis mencurigakan tadi mengeluarkan benda kecil dari sakunya. Mata pria itu membelalak. Benda itu adalah korek api!Gadis itu melempar korek api ke tanah yang sudah dibasahi bensin. Seketika, api mulai berkobar. Api menyala di belakang rumah, jadi Tiffany yang berdiri di depan dan membelakangi rumah sama sekali tidak sadar.Sean mengeratkan pegangannya di ponsel dan berseru, "Cepat lari!"Tiffany tertegun. Mengapa Sean menyuruhnya lari? Dia refleks menoleh ke belakang. Api yang menyentuh bensin membubung tinggi ke langit. Seantero rumah seakan-akan sudah dilahap mulut yang tidak berwujud.Sean melempar ponselnya dan melompat dari beranda sambil berteriak, "Tiffany, lari!"Namun, gadis itu sepertinya tidak mendengar seruannya. Tiffany melepas mantel dan mencelupkannya ke dalam tangki air. Kemudian, dia bergegas masuk ke dalam rumah yang tengah terbakar dengan menutupi hidung dan mulutnya. Zara masih tidur di dalam!"Uhuk, uhuk, uhuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 319

    Tiffany tidak tahu mengapa Zara tiba-tiba mengatakan hal ini padanya. Namun, dia balas tersenyum dan berkata, "Istirahatlah." Usai berkata begitu, gadis itu mengambil ponselnya dan keluar.Sekarang sudah pukul 8 malam. Tiffany sudah berjanji akan menelepon Sean pada pukul 7 malam untuk melaporkan keadaannya. Entah pria itu akan marah atau tidak karena dirinya terlambat satu jam penuh.Tiffany berdiri di halaman. Sambil bersandar di dinding, dia mengambil ponsel dan menelepon suaminya.Di sebelah kiri halaman, ada vila yang disewa oleh klub fotografi. Saat ini vila itu masih gelap gulita. Di sebelah kanan, ada vila yang konon sudah disewakan ke seorang konglomerat. Vila itu terang benderang.Sean duduk di beranda vila, memandang gadis yang berdiri di halaman yang diterangi sinar rembulan. Saat melihat ponselnya berdering, dia tersenyum tipis."Akhirnya mau menghubungiku?" tanya Sean."Maaf, Sayang. Aku nggak bermaksud lupa buat telepon ...," ucap Tiffany, langsung meminta maaf.Pukul 7

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 318

    Tiffany mengernyit. Meskipun hatinya enggan, dia tidak enak hati menolak Zara di depan banyak orang.Selain itu, Tiffany lebih familier dengan jalan-jalan di desa pada malam hari. Jadi, dia tidak perlu khawatir Zara macam-macam padanya."Oke," sahut Tiffany sambil mengangguk dengan ragu. Kemudian, dia menatap Julie dan berkata, "Habis makan kamu juga cepat kembali, ya."Julie mengernyit dan mengangguk pelan."Ayo jalan," ajak Tiffany.Zara memikul ranselnya dan berjalan menuju vila bersama Tiffany.Malam hari di desa sangat sepi. Yang terdengar di telinga hanyalah suara air, gemeresik dedaunan, suara langkah kaki mereka, dan suara hewan di kejauhan. Zara menghirup udara segar di sana. Suasana hatinya cukup baik."Kudengar kamu tumbuh besar di desa, ya?" tanya Zara dengan tenang.Tiffany mengernyit saat mendengar pertanyaannya. Dia berjalan di depan sambil membawa senter dan menjawab singkat, "Ya.""Lingkungan desa sebenarnya cukup menyenangkan. Daripada di kota, aku lebih suka desa yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 317

    Tiffany mengernyit jengkel. Apa maksudnya dengan tidak peka? Waktu pacaran Samuel dan Julie bahkan belum mencapai sebulan.Selama jangka waktu ini, sikap Samuel pada Julie juga tidak sehangat saat dia masih mengejar gadis itu sebelumnya. Apa haknya untuk menuntut sekamar dengan Julie?Lagi pula, hubungan Samuel dan Julie belum berkembang ke tahap itu. Bahkan jika hubungan keduanya sudah semaju itu, atas dasar apa Samuel bisa meminta Tiffany tidur di luar sendirian sementara dirinya dan Julie tidur di dalam?Chelsea duduk di sebelah Tiffany dan tertawa kecil. Dia berucap, "Samuel, apa maksudmu dengan nggak peka? Kalau nggak ada gadis lain yang sekamar denganku, aku pasti sudah tukar tempat denganmu dan tidur dengan mereka berdua."Samuel mengambil pecahan kaca dan membalas dengan kepala tertunduk, "Aku pacarnya Julie. Apa salahnya kalau aku ingin tidur dengannya?" Jika bukan demi memperdalam hubungannya dengan Julie, buat apa dia repot-repot mengikuti kegiatan klub fotografi ini?"Ada s

DMCA.com Protection Status