Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 221 - Bab 230

486 Bab

Mau Cek Kesehatan

Aksa memperhatikan Alina yang sedang menyiapkan makan malam. Dia hanya bisa duduk karena tidak diperbolehkan membantu memasak. Bahkan ingin membantu mengupas bawang saja tidak diizinkan. Mereka mendapat satu ikan dari hasil memancing seharian. Aksa meminta Alina untuk memasak ikan itu karena ingin tahu rasanya ikan hasil tangkapan sendiri. Sekarang Alina sibuk mengurus ikan yang diinginkan Aksa. “Kamu yakin tidak mau aku bantu?” tanya Aksa memastikan karena dia bosan. “Tidak usah, salah-salah jarimu yang tergores pisau,” balas Alina benar-benar memperlakukan Aksa seperti anak kecil tidak bisa apa-apa. Aksa menghela napas. Saat kebosanan melanda, Aksa mendapat panggilan dari Ilham. “Ilham menghubungiku, aku jawab sebentar,” kata Aksa lalu keluar dari dapur. “Apa ada masalah?” tanya Aksa saat menjawab panggilan dari Ilham. “Pak, maaf menghubungi Anda yang sedang liburan.” “Ada apa? Katakan saja!” perintah Aksa. “Saya mau membahas soal Kaira.” Aksa diam. Dia mendengarkan apa yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Memancingku 21+

Aksa masih menunggu di ruang perapian. Dia penasaran apa yang dilakukan Alina sampai memintanya tetap di sana. “Dia sedang apa?” Aksa mulai tak sabar. Aksa berdiri lalu berjalan menuju kamar. Sesampainya di depan pintu, Aksa mengetuk lebih dulu. Jangan sampai dia salah bertindak lalu terkena amukan Alina. “Al, sebenarnya kamu sedang apa? Setengah jam kamu di kamar, apa kamu tertidur?” tanya Aksa. “Masuklah!” Aksa lega Alina mempersilakan masuk. Dia membuka pintu lalu masuk, dia terkejut melihat Alina sampai kelopak matanya mengerjab. Alina menggigit bibir bawah melihat Aksa malah diam. “Aneh, ya? Kalau aneh, aku tidak akan memakainya lagi,” kata Alina agak canggung. “Siapa bilang?” Aksa membalas dengan cepat. Dia berjalan menghampiri Alina. Alina mengusap tengkuk. Dia malu tetapi sudah terlanjur melakukannya karena ingin menyenangkan suaminya, mumpung mereka liburan. Alina memakai lingerie merah lengkap dengan kimono tipis. Dia butuh setengah jam hanya untuk meyakinkan, apak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Ajakan Makan Siang

Alina dan Aksa akhirnya pulang setelah berlibur beberapa hari. Aksa langsung berganti pakaian begitu sampai rumah.“Kamu mau langsung ke perusahaan?” tanya Alina keheranan padahal mereka baru sampai.“Iya, hanya sebentar untuk mengecek sesuatu. Tidak apa-apa, kan?” Aksa bertanya sambil berhenti mengancingkan manik kemeja.Alina mengangguk, mana mungkin dia melarang suaminya yang notabene gila kerja.“Aku mau ke butik, ya. Kasihan Mitha tidak aku tengok sama sekali,” kata Alina meminta izin.“Boleh,” balas Aksa, “tapi Bams harus ikut denganmu,” imbuh Aksa.Alina mengangguk.Alina pergi bersama Bams setelah Aksa berangkat. Mereka langsung ke butik begitu sampai di mall.“Liburannya sudah selesai, Bu?” tanya Mitha menyapa.“Iya,” jawab Alina, “maaf sudah bikin kamu repot dan kerja sendiri,” ucap Alina.“Ah, Ibu. Kenapa minta maaf, sudah tugas saja juga buat mengurus toko, Bu.”Alina tersenyum.“Bagaimana penjualannya?” tanya Alina.“Sangat bagus, Bu,” jawab Mitha penuh semangat, “bahkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Tekanan Dari Dimas

Di perusahaan Aksa. Dia sedang membahas rencana yang Ilham sampaikan sebelumnya.“Saya sudah mengumpulkan ini, Pak.” Ilham memberikan beberapa kertas berisi informasi pada Aksa.Aksa mengambil kertas itu, lalu membacanya dengan teliti.“Saya mau menggunakan informasi itu untuk membebaskan Kaira. Saya benar-benar tidak bisa melihat Kaira diperlakukan kasar,” ujar Ilham.Aksa masih membaca sambil memasang wajah datar.“Sepertinya ini masih kurang. Jika dilihat dari watak Pak Dimas, dia tidak akan memercayai jika hanya melihat informasi sepertinya. Dia malah akan menuduhmu memfitnah,” ujar Aksa.“Karena itu, saya butuh bantuan Anda. Tanpa wewenang dan kekuasan Anda, saya tidak bisa mendapatkan bukti lebih banyak kebusukan pria itu,” ujar Ilham.“Mudah, tentu saja aku akan membantu,” balas Aksa sambil meletakkan kertas di meja.Ilham mengembangkan senyum, lalu memuji dengan berkata, “Anda memang terbaik, Pak.”Aksa menatap datar.Ilham diam. Dia melipat bibir, lupa kalau atasannya tidak su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Periksa ke Rumah Sakit

Shinta menatap suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Ternyata yang kamu katakan benar,” kata Shinta.Restu menatap ke istrinya itu, lalu menghampiri Shinta yang duduk di tepian ranjang.“Karena itu aku mencari tahu. Aku tenang kamu memahami dan mendukungku,” ujar Restu sambil duduk di samping Shinta. Dia meraih tangan istrinya itu lalu menggenggamnya erat.“Sekarang sudah tahu, lalu bagaimana? Apa rencanamu?” tanya Shinta penasaran.Restu menghela napas kasar, lalu menjawab, “Aku butuh memastikan sesuatu lagi. Setelahnya baru mengambil keputusan.”Shinta mengangguk-angguk pelan.“Aku akan tetap di sini sementara waktu sambil mengurus pabrik, kamu tidak masalah jika pulang lebih dulu, kan?” tanya Restu.“iya,” jawab Shinta.**Keesokan harinya. Aksa dan Alina pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter spesialis untuk melakukan pengecekan apakah Alina subur atau tidak.Aksa sebenarnya tidak mau melakukan ini, tetapi karena Alina terus cemas dan membahasnya, membuat Aksa terpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Mau Ngajak Kabur Saja

Siang hari berikutnya. Alina pergi ke kafe untuk membeli kopi sebelum ke butik. Saat akan mengantri untuk memesan, Alina tidak sengaja berpapasan dengan Bima yang baru saja mengambil pesanan. Alina melihat Bima yang terkejut, sama seperti dirinya yang tak menyangka bertemu mantan kekasihnya itu di sana. Alina bersikap biasa seperti tak pernah ada masalah dengan pria itu. Bima tersenyum pada Alina, lalu ingin melewati wanita itu begitu saja. “Tunggu!” Siapa sangka Alina malah mencegah Bima pergi. Bima berhenti melangkah, lalu menoleh pada Alina. “Ada yang mau kubicarakan denganmu,” kata Alina. Bima tampak ragu, tetapi melihat Alina yang serius, dia akhirnya mengangguk mengiyakan. Mereka duduk saling berhadapan. Awalnya mereka hanya diam, sampai akhirnya Alina yang membuka percakapan. “Apa kamu yang memberitahu Aksa jika aku berada di bandara waktu itu?” tanya Alina memastikan karena merasa aneh saja tiba-tiba anak buah Aksa sudah sigap menculiknya. Bima melipat bibir,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Ajakan Makan Malam

Aksa baru saja pulang saat sore hari. Dia tidak melihat Alina di lantai bawah ketika baru saja masuk rumah, hanya ada pelayan yang menyambutnya.“Di mana Alina?” tanya Aksa.“Nona di kamar sejak tadi, Tuan. Dia belum terlihat turun sama sekali,” jawab pelayan dengan agak menundukan kepala.Aksa pergi ke kamar untuk menemui Alina. Saat sampai di kamar, Aksa melihat Alina yang ternyata tertidur di sofa. Dia mendekat lalu berjongkok tepat di depan Alina. Dia memandang wajah sang istri yang tidur dengan lelap sampai membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.Aksa menyadari sesuatu. Sekarang, dia mungkin takkan bisa tanpa Alina.Saat masih memperhatikan wajah Alina, tiba-tiba saja istrinya itu bangun dan terkejut melihat Aksa yang terus memandang.“Kamu sudah pulang, sejak kapan?” tanya Alina sambil mengumpulkan sisa kesadaran yang masih berada di alam mimpi.“Baru saja dan lihat kamu tidur di sofa,” jawab Aksa.“Iya, aku ketiduran,” ucap Alina.Alina bangun sambil mengucek mata. Dia h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Makan Malam Keluarga

Mirza masih memandang ibu dan istrinya bergantian, sampai akhirnya Nenek Agni menjawab, “Tidak ada apa-apa.”“Aksa dan Alina mau datang, jadi aku baru saja minta pelayan untuk menyiapkan makan malam,” ujar Nenek Agni menjelaskan, tetapi lirikan matanya tertuju pada Sasmita.“Benarkah?” Mirza sangat senang. “Ini bagus, aku juga mau membahas sesuatu dengannya,” ucap Mirza lagi.Mirza pergi ke kamar untuk membersihkan diri.Nenek Agni kembali menatap tak senang pada Sasmita, lalu meninggalkan menantunya itu.**Alina dan Aksa sudah berangkat menuju rumah keluarga Aksa. Sejak dari rumah sampai di perjalanan, Alina sangat gugup bahkan sampai meremas jemarinya.“Apa kita tidak perlu membelikan sesuatu untuk Nenek dan orang rumah?” tanya Alina merasa harus membawa buah tangan ketika bertamu.“Tidak usah,” jawab Aksa, “lagi pula orang rumah pasti sudah menyiapkan semuanya.”Benar juga. Alina terlalu gugup sampai tidak ingat jika di rumah Aksa, tidak mungkin kekurangan sesuatu. Andai membawa ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Lucunya Aksa

Nenek Agni mengajak Alina duduk di sebelahnya. Di pangkuannya sudah ada album berisi foto masa kecil Aksa.“Lihat, dia itu kecilnya menggemaskan dan suka sekali tertawa. Waktu besar jadi galak sekali,” ujar Nenek Agni sambil memperlihatkan setiap foto yang terdapat di album itu.Alina menahan tawa sambil memperhatikan foto Aksa. Suaminya itu memang sangat lucu ketika masih kecil, bahkan Aksa ternyata lumayan gemuk sampai pipinya benar-benar terlihat menggemaskan.“Dulu Aksa segemuk ini, sekarang bisa sekurus itu,” ujar Alina.“Ini foto dia berumur lima tahun,” balas Nenek Agni, “dulu dia suka sekali makan makanan manis, makanya agak gemuk. Sampai-sampai giginya ada yang rusak dan dia harus keluar masuk rumah sakit untuk pemeriksaan, makanya setelah itu mengurangi makanan manis saat gigi susunya berganti.”Alina mengangguk-angguk. ‘Pantas saja sekarang Aksa tidak suka makanan yang terlalu manis,’ batin Alina.Sasmita hanya diam mengawasi, tetapi dia masih bisa mengondisikan ekspresi wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Kaira Kabur

Keesokan harinya. Alina mendapat pesan dari Kaira ketika baru saja selesai mengganti pakaian. [Al, aku benar-benar sudah tidak tahan. Papa benar-benar keterlaluan.] Alina terkejut membaca pesan dari Kaira. Dia bingung dan panik harus melakukan apa untuk sahabatnya itu. Aksa baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menghampiri Alina yang tampak panik. “Ada apa?” tanya Aksa. Alina menoleh pada Aksa, lalu menjawab, “Kaira mengirim pesan. Dia benar-benar tertekan dengan sikap papanya.” “Bagaimana caranya biar Kaira bertahan? Aku tidak mau dia berbuat nekat jika merasa tak punya jalan lain,” ucap Alina dengan ekspresi wajah panik dan cemas. “Bilang padanya, aku dan Ilham sedang mencari bukti agar Kaira tidak menikah dengan Jefri, jadi suruh dia bersabar sebentar lagi dan menunggu. Ini tidak akan lama,” balas Aksa. Alina mengangguk. Dia segera mengirim pesan pada Kaira agar sedikit tenang. ** Siang harinya. Alina pergi ke butik bersama Bams. Dia mengecek stok barang bersama Mitha. Sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
49
DMCA.com Protection Status