Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 231 - Bab 240

486 Bab

Ancaman Aksa

Aksa dan Ilham melakukan kunjungan ke Radja Mall. Saat sampai di sana, Aksa mengajak Ilham untuk pergi ke tempat Alina lebih dulu.Mereka naik ke lantai dua lalu berjalan menuju butik Alina.“Ada apa di sana?” tanya Aksa karena melihat seperti ada keributan di butik Alina.“Entah, Pak.” Ilham menggeleng tidak tahu.Aksa dan Ilham bergegas ke butik, keduanya terkejut karena ada perkelahian di sana. Apalagi Bams melawan tiga orang, membuat Ilham langsung berlari untuk membantu Bams sekalian melerai perkelahian itu.“Jangan membuat keributan di sini!” Ilham menarik salah satu pria yang hendak menyerang Bams, dia terkejut ternyata pria itu Jefri.“Kamu di sini juga, sepertinya memang kamu yang menyembunyikan Kaira!” tuduh Jefri saat melihat Ilham di sana.“Apa?” Ilham bingung. Dia sampai menoleh pada Alina.Alina sendiri masih tidak terima karena Jefri kasar. “Untuk apa kamu masih mencari Kaira? Kamu itu psikopat, bahkan pada orang yang tak kamu kenal saja berani kasar!”“Kamu bilang apa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Tinggal Bertindak

Setelah memastikan di luar mall aman. Aksa dan yang lain membawa Kaira pergi dari sana. Mereka pergi ke rumah Aksa karena hanya di sana tempat teraman untuk Kaira.Jefri tidak mungkin berani ke sana, apalagi penjagaan di depan rumah Aksa sangat ketat.Saat sampai di rumah Aksa. Mereka duduk bersama di ruang keluarga untuk membahas masalah Kaira. Saat itu Kaira menangis sambil memeluk Alina.Alina mencoba menenangkan. Dia sampai menatap Aksa dan Ilham bergantian karena Kaira menangis sampai seperti itu.“Sudah, Kai. Kamu tenang dulu, ya.” Alina mencoba menenangkan.“Aku benar-benar sudah tidak tahan. Papa benar-benar keterlaluan karena dia malah membela Jefri setiap aku mencoba menunjukkan kalau pria itu jahat dan kasar,” ucap Kaira setelah agak tenang.“Kenapa papamu jadi begitu? Bagaimana bisa dia mengorbankanmu hanya untuk status dan harta? Ini tak masuk akal sekali. Anak dan keluarga itu lebih penting, kali ini papamu benar-benar keterlaluan,” geram Alina.Ilham mengepalkan telapak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bukti Nyata

“Sepertinya ayah Kaira tidak tahu soal kelakuan Jefri,” balas Ilham, “selama ini saya diam bukan karena tidak peduli, tapi saya sedang mencari bukti agar bisa adu argumen dengan ayah Kaira jika itu dibutuhkan,” imbuh Ilham.Alina mengangguk-angguk.“Sekarang buktinya sudah ada, jadi saya yakin ayahnya tidak akan kekeh menjodohkan Kaira dengan Jefri lagi,” ujar Ilham penuh percaya diri.“Benar,” balas Alina, “aku masih tidak mengerti, kenapa papanya makin tidak waras? Apa dia masih tidak terima karena gagal menjodohkan Kaira dengan Aksa, lalu dia berusaha tetap menjodohkan Kaira dengan pria kaya?” Alina benar-benar keheranan dibuatnya. Dia melirik Aksa yang hanya diam di sebelahnya.“Aku tidak ada urusan dengan itu,” balas Aksa saat melihat lirikan mata Alina. “Ya sudah, yang terpenting sekarang bukti sudah didapat. Untung saja rencana yang disusun Ilham berhasil,” ujar Aksa kemudian.“Memangnya bukti apa yang kalian dapat?” tanya Alina penasaran. Dia menatap Aksa dan Ilham bergantian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Akhirnya Dilepas

Wajah Kaira benar-benar sembab. Dia menatap kesal pada Dimas yang selalu memaksanya. “Kenapa Papa kejam padahal aku sangat sayang Papa? Papa tidak tahu ‘kan, apa yang mau dilakukan Jefri padaku? Apa aku harus mengatakannya di depan banyak orang soal itu, agar Papa sadar kalau pria itu sangat buruk!” Kaira bicara dengan lantang. Dia terus menatap pada Dimas untuk memperlihatkan kesedihan dan tekanan yang dirasakan karena keputusan ayahnya. Alina dan yang lain terkejut. Mungkinkah yang dimaksud Kaira seperti yang ada di pikiran mereka saat ini? Dimas diam mendengar semua ucapan Kaira. Dia menatap datar ke putrinya itu. “Aku hanya butuh kebebasan. Pilihanku juga tidak seburuk yang Papa kira, tapi kenapa Papa keras kepala? Apa Papa tidak ingin melihatku bahagia? Apa aku ini hanya anak yang bisa dijadikan sebagai alat kerjasama bisnis? Jika benar begitu, aku lebih baik mati. Andai tidak bisa mati, aku lebih baik memilih putus hubungan dengan Papa!” Kaira meluapkan semua emosinya. Menge
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bagaimana Kalau Mandul?

Alina begitu lega karena masalah Kaira akhirnya selesai. Dia ada di kamar bersama Aksa, duduk sambil menyandarkan kepala di pundak suaminya itu.“Akhirnya masalah Kaira selesai, ya meski Kaira harus melepas semuanya,” kata Alina lalu menghela napas panjang.“Itu resiko dalam sebuah keputusan dan tindakan,” balas Aksa.Alina mengangguk.“Setidaknya dia tidak dipaksa menikah lagi dan tidak dijodohkan dengan pria yang salah. Semoga saja Ilham bisa bahagiakan Kaira,” ujar Alina penuh harap.“Kalau Ilham tidak membahagiakan Kaira, hukum saja,” balas Aksa.Alina tertawa. Ternyata suaminya bisa juga bercanda? Atau sebenarnya Aksa serius?Aksa menautkan jemari mereka, lalu memandang jari Alina masih memakai cincin sederhana yang dipilih Alina.“Apa kamu tidak mau ganti cincin?” tanya Aksa sambil mengamati cincin sederhana itu.Alina ikut menatap pada cincin, lalu membalas, “Ini cincin pernikahan, jadi tidak boleh diganti.”“Tapi ini terlalu sederhana, bagaimana kalau diganti dengan cincin yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Hasil Laboratorium

Hari berikutnya. Alina dan Aksa pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter yang akan membacakan hasil tes mereka.Keduanya sudah ada di ruangan dokter, menunggu dokter yang sedang membaca hasil laboratorium.“Secara keseluruhan semuanya baik. Baik Pak Aksa atau Bu Alina sama-sama subur, jika memang belum diberi keturunan, itu hanya masalah waktu saja.”Alina langsung menggenggam telapak tangan Aksa. Dia sangat senang, bahkan senyum kelegaan terpampang di wajahnya.Aksa menatap Alina yang begitu lega, dengan begini sang istri tidak akan cemas dengan masalah kesuburan lagi.“Jadi kami tidak perlu mencemaskan apa pun?” tanya Aksa memastikan. Ini demi Alina agar tidak khawatir dengan kondisi tubuhnya sendiri.“Tidak perlu. Kondisi Bu Alina juga sangat baik, tidak ada tanda-tanda kista, miom, atau yang lainnya. Dia sangat sehat dan memang mungkin Tuhan saja belum memberi,” kata dokter, “jika Pak Aksa dan Bu Alina memang buru-buru ingin segera memiliki momongan, kalian bisa ikut program keha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Sikap Berbeda

“Baiklah, Nek. Kami pulang dulu,” pamit Alina lalu mencium punggung tangan Nenek Agni sebelum kemudian memeluknya.“Iya, hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa kabari nenek, ya.”Alina mengangguk paham. Dia masuk mobil lalu melambai pada Nenek Agni yang masih menunggu sampai mereka pergi.Aksa melajukan mobil meninggalkan rumah sang nenek.Nenek Agni masih berdiri menatap mobil Aksa pergi, lalu menghela napas kasar. Ternyata karena ucapan belum pasti bisa membuatnya panik sampai ketakutan. Dia bersyukur karena Aksa dan Alina meyakinkan jika keduanya sehat. Andai Tuhan tidak memberi keturunan, Nenek Agni juga tidak akan menyalahkan Alina karena dia memiliki tujuan sendiri, kenapa memaksa Aksa menikahi Alina. Di mobil. Alina masih memikirkan Nenek Agni.“Apa kamu merasa kalau sikap Nenek agak berbeda?” tanya Alina merasa ada yang janggal.“Ya, aku merasakannya,” balas Aksa memiliki pemikiran sama dengan Alina, “tapi apa pun itu, selama Nenek masih baik pada kita dan tidak marah, berarti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Fakta Pak Restu

Diam-diam Restu memperhatikan cara Alina makan. Selera, cara makan, sikap, bahkan senyum Alina, sama dengan seseorang yang sudah sangat lama tak pernah Restu lihat. Seseorang yang membuatnya sangat menyesal setelah mengetahui fakta yang terjadi.Restu mengingat pertama kali melihat Alina di pesta pernikahan Alina dan Aksa, saat itu dia benar-benar yakin dan bertekad untuk mencari tahu, sampai akhirnya malam harinya Restu mendapat informasi yang diinginkan.“Ini semua informasi yang Anda inginkan, Pak.” Rizki, asisten Restu, memberikan beberapa kertas berisi informasi yang didapatnya.Restu membaca informasi di dalam kertas itu, hingga kedua tangannya gemetar lemas.“Kamu tidak salah informasi, kan?” tanya Restu tak percaya.“Tidak, Pak. Semua informasi itu benar, bahkan saya langsung mencari informasi ke catatan sipil untuk memastikan, memang itu faktanya,” balas Rizki.Restu benar-benar lemas, saat itu Shinta datang dan langsung bertanya apa yang terjadi.“Mira ….” Restu menatap nana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Simulasi Hidup Bersama

Di apartemen Ilham. Kaira ada di sana setelah masalah dengan ayahnya selesai. Dia sendiri sebenarnya masih bingung, harus mulai dari mana memulai harinya setelah keluar dari rumah ayahnya.“Aku akan segera mencari pekerjaan dan pindah apartemen karena tidak mungkin menempati apartemen itu, sewanya mahal. Sekarang aku tidak akan mampu membayarnya, sayang uangnya kalau hanya buat sewa apartemen itu,” ujar Kaira lalu minum kopi yang baru saja disajikan Ilham.Ilham langsung menatap pada Kaira, lalu membalas, “Gunanya aku apa?”Dahi Kaira berkerut. Dia menatap bingung pada Ilham.“Kenapa kamu susah-susah mau mencari apartemen? Di sini ada dua kamar, kita bisa berbagi apartemen sampai kamu bisa benar-benar menata hidup dengan baik,” ujar Il
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Pendekatan

Hari berikutnya. Alina pergi ke butik seperti biasa. Dia sedang mengecek barang yang baru saja datang.“Tadi sudah saya cek, Bu. Barangnya sesuai dengan list yang Bu Alina berikan,” kata Mitha.“Iya, sudah sesuai,” balas Alina, “sepertinya aku perlu menambah karyawan agar kamu tidak kerepotan mengurus kalau tidak ada aku. Mungkin kalau kamu punya kenalan dan cocok denganmu, kamu bisa ajak dia kerja di sini.”“Baik, Bu.” Mitha tersenyum lebar, “bisa langsung, Bu? Tanpa interview atau apa?” tanya Mitha memastikan karena saat dirinya melamar bekerja di sana, dia diseleksi ketat.Alina tersenyum, lalu membalas, “Asal kamu memercayainya dan yakin orang itu berkompeten juga jujur, tidak perlu interview, cukup bawa lamaran saja.”“Ah, paham, Bu. Baik, saya akan coba tanya ke teman-teman dekat saya, apakah ada yang butuh pekerjaan,” balas Mitha.“Itu lebih baik lagi, tawarkan ke yang benar-benar serius ingin bekerja,” ucap Alina.Mitha mengangguk-angguk penuh semangat.Setelah mengecek barang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
49
DMCA.com Protection Status