Share

Simulasi Hidup Bersama

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 05:30:17

Di apartemen Ilham. Kaira ada di sana setelah masalah dengan ayahnya selesai. Dia sendiri sebenarnya masih bingung, harus mulai dari mana memulai harinya setelah keluar dari rumah ayahnya.

“Aku akan segera mencari pekerjaan dan pindah apartemen karena tidak mungkin menempati apartemen itu, sewanya mahal. Sekarang aku tidak akan mampu membayarnya, sayang uangnya kalau hanya buat sewa apartemen itu,” ujar Kaira lalu minum kopi yang baru saja disajikan Ilham.

Ilham langsung menatap pada Kaira, lalu membalas, “Gunanya aku apa?”

Dahi Kaira berkerut. Dia menatap bingung pada Ilham.

“Kenapa kamu susah-susah mau mencari apartemen? Di sini ada dua kamar, kita bisa berbagi apartemen sampai kamu bisa benar-benar menata hidup dengan baik,” ujar Il

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
eva nindia
lbih baik nikah dlu bri tinggal seapart...tkut.a hilaff
goodnovel comment avatar
Wida
Ilham awas khilaf
goodnovel comment avatar
Aililea (din din)
hahahha aman Kak, udah niat mau nikah, tinggal ke KUA, wkwkwkkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pendekatan

    Hari berikutnya. Alina pergi ke butik seperti biasa. Dia sedang mengecek barang yang baru saja datang.“Tadi sudah saya cek, Bu. Barangnya sesuai dengan list yang Bu Alina berikan,” kata Mitha.“Iya, sudah sesuai,” balas Alina, “sepertinya aku perlu menambah karyawan agar kamu tidak kerepotan mengurus kalau tidak ada aku. Mungkin kalau kamu punya kenalan dan cocok denganmu, kamu bisa ajak dia kerja di sini.”“Baik, Bu.” Mitha tersenyum lebar, “bisa langsung, Bu? Tanpa interview atau apa?” tanya Mitha memastikan karena saat dirinya melamar bekerja di sana, dia diseleksi ketat.Alina tersenyum, lalu membalas, “Asal kamu memercayainya dan yakin orang itu berkompeten juga jujur, tidak perlu interview, cukup bawa lamaran saja.”“Ah, paham, Bu. Baik, saya akan coba tanya ke teman-teman dekat saya, apakah ada yang butuh pekerjaan,” balas Mitha.“Itu lebih baik lagi, tawarkan ke yang benar-benar serius ingin bekerja,” ucap Alina.Mitha mengangguk-angguk penuh semangat.Setelah mengecek barang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ingin Membuat Bangkrut

    Jefri meringis kesakitan karena Restu menekan tangannya begitu kuat. Tangannya terlepas setelah dia mau melepas tangan Alina.Jefri menatap kesal pada Alina dan Restu, lalu dia memilih segera pergi dari sana.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Restu.Alina masih agak syok, tetapi kemudian mengangguk dan berucap, “Terima kasih.”“Maaf sudah membuat tidak nyaman karena ada keributan seperti ini,” ucap Alina lagi merasa sungkan.“Tidak masalah,” balas Retu. Dia mengeluarkan kartu nama dari saku jas, lalu mengulurkan pada Alina. “Jika kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungiku. Sesulit apa pun masalahmu, aku pasti akan membantu.”Alina memandang kartu nama itu dengan ekspresi bingung, Kenapa Restu sangat baik padanya?“Terima kasih,” ucap Alina sambil menerima kartu nama itu. Mungkin karena Restu rekan bisnis Aksa dan keduanya juga memiliki hubungan yang baik, sehingga Restu juga baik pada Alina. Bukankah seperti itu?Restu pergi setelah menerima barangnya. Alina memandang kartu nama itu, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terkena Karma

    “Terjadi kebakaran di perusahaan Jefri, bahkan pabrik produksi makanan kalengnya juga.” Aksa sangat terkejut. Dia segera menyalakan televisi lalu mencari saluran berita untuk melihat sendiri apakah yang dikatakan Ilham memang benar. Aksa melihat salah satu saluran televisi sedang menayangkan berita tentang kebakaran hebat di perusahaan Jefri. Gedung dua belas lantai itu terbakar di bagian atas ke bawah. “Kenapa bisa bersamaan?” tanya Aksa benar-benar tidak menyangka. Rasanya aneh karena dua tempat yang berada di lokasi berbeda, bisa mengalami kebakaran di waktu yang bersamaan. “Saya juga penasaran, Pak. Mana mungkin bisa kebetulan seperti ini. Mungkinkah memang ada yang tidak menyukainya, lalu mencoba menghancurkan bisnis Jefri, Pak? Bisa saja kebakaran itu disengaja, kan? Rasanya aneh jika mendadak terbakar begitu saja?” Aksa mendengarkan ucapan Ilham yang ada di seberang panggilan. Bisa saja itu terjadi, tidak mungkin ada kebetulan secara bersamaan seperti ini. “Semoga saja d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sakit?

    Di unit apartemen Restu. Pria itu ada di ruang tamu bersama Rizki yang juga tinggal di sana menemani dirinya.“Apa semuanya dijalankan dengan lancar?” tanya Restu sambil menatap Rizki yang berdiri di samping sofa.“Sudah, Pak. Semua dilakukan dengan rapi dan lancar, bahkan orang suruhan kita dijamin profesional. Semua beres dan aman,” jawab Rizki langsung paham ke mana arah pertanyaan atasannya itu.Restu mengangguk-angguk. Kebakaran di perusahaan dan pabrik Jefri memang bukan sebuah ketidaksengajaan, semua direncanakan oleh Restu. Pria itu menyuruh orang untuk membuat insiden kebakaran di perusahaan dan pabrik Jefri, dia ingin memberi pelajaran pada pria yang berani menyakiti keponakannya. Apalagi tidak sekali Jefri bersikap kasar pada Alina.“Lalu, apa rencana Anda pada Dani?” tanya Rizki penasaran. “Bayar orang mengawasinya, pastikan Dani aman dan tidak ada yang menyakitinya,” jawab Restu memberi perintah.“Baik, Pak.” Rizki mengangguk.**Di rumah Aksa. Alina sedang membongkar k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Paniknya Aksa

    Aksa sangat cemas. Dia langsung berdiri menyusul Alina yang pergi ke kamar mandi.Restu ikut menyusul. Dia berdiri di depan kamar mandi sampai Alina dan Aksa keluar.“Kamu yakin tidak apa-apa?” tanya Aksa seraya berjalan keluar kamar mandi bersama Alina.“Iya, aku baik-baik saja,” jawab Alina.Alina melihat Restu berdiri di depan kamar mandi sampai membuatnya sungkan.“Saya minta maaf sudah mengacaukan acara makan malamnya,” kata Alina.“Tidak apa-apa. Jika kamu tidak enak badan, istirahatlah,” balas Restu.Alina memulas senyum, lalu membalas, “Saya hanya kecapean dan masuk angin. Kita bisa lanjut makan malam jika Anda tidak keberatan.”Restu mengangguk. Mereka kembali melanjutkan makan malam meski Alina terlihat tidak berselera.Setelah makan malam usai, Restu pamit karena melihat Alina seperti orang sakit dan butuh istirahat, dia tidak mau mengganggu Alina jika terlalu lama berada di sana.“Terima kasih makan malamnya. Rasanya sedikit menjadi obat rindu karena jauh dari rumah,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mungkin Hamil

    Alina terkejut Aksa tidak mau berangkat bekerja, apalagi dia tahu kalau Aksa ada rapat penting pagi ini.“Aku baik-baik saja, kamu jangan terlalu cemas,” kata Alina meyakinkan Aksa.“Apanya baik-baik saja? Kamu terus muntah, bahkan setelah meminum obat pun masih muntah, kamu bilang baik-baik saja?” Aksa tidak percaya begitu saja.Alina tersenyum agar Aksa tidak cemas, lalu membalas, “Kamu ada rapat penting, Aksa. Aku benar-benar tidak terlalu sakit.”Aksa menatap datar. Alina tidak tahu, seberapa cemas Aksa jika melihat Alina sakit.“Aku hanya sakit biasa, kamu jangan cemas begitu. Pergilah ke kantor, aku janji akan ke dokter,” kata Alina meyakinkan.“Tidak!” tolak Aksa, “aku akan menemani untuk memastikan kondisimu,” ujar Aksa.Alina gemas karena suaminya sangat keras kepala. Dia menangkup kedua pipi Aksa, lalu sedikit membungkuk sampai kening mereka bersentuhan.“Kamu ada rapat penting dan harus datang. Aku akan ke dokter sendiri dan akan segera memberimu kabar jika sudah selesai pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bibi Jahat

    Alina terkejut sampai menatap tak percaya pada orang yang ada di hadapannya. Dia diam mematung memandang pada wanita di hadapannya saat ini. “Kamu memang tidak tahu terima kasih!” Alina tidak terkejut mendengar makian wanita itu. Dia masih memandang pada wanita berumur 60 tahunan itu. “Setelah kami merawat, membesarkan, memberikan kalian tempat tinggal, kalian kabur begitu saja tidak tahu terima kasih! Bahkan kamu sekarang menikah dengan orang kaya, kan? Kamu sangat sombong sampai lupa siapa yang dulu membesarkanmu!” Alina hanya diam. Dia malas menanggapi semua ocehan bibinya itu. “Beri aku uang. Pamanmu dirawat di sini karena stroke dan kami butuh biaya banyak!” Sang bibi dengan tidak tahu malu menengadahkan tangan pada Alina. Alina tidak menyukai semua sikap sang bibi, tetapi karena dia juga tidak tega, membuat Alina membuka tas lalu memberikan uang cash yang dimilikinya. “Ini untuk sedikit biaya kalian selama di rumah sakit,” kata Alina sambil mengulurkan lembaran uang merah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hamil

    Aksa pulang dengan panik karena Alina tidak menjawab panggilan darinya. Meskipun Bams sudah memberitahu kalau Alina sudah pulang sejak tadi dan ada di rumah, tetap saja hal itu tidak bisa meredam kecemasannya.Saat sampai di rumah. Aksa langsung mencari keberadaan Alina. Dia ke kamar dan mendapati sang istri tidur. Aksa bernapas lega, lalu berjalan menuju ranjang.Aksa duduk di tepian ranjang, memandang wajah Alina sambil memastikan kalau istrinya baik-baik saja. Dia juga mengecek ponsel Alina yang ada di atas nakas, pantas saja panggilannya tidak dijawab, ponsel Alina mode silent.“Kenapa kamu sudah pulang? Apa ini sudah sore?”Aksa mendengar suara berat Alina, dia menoleh dan melihat istrinya bangun.“Kenapa kamu tidak memberiku kabar?” tanya Aksa balik.Alina menghela napas berat, kelopak matanya juga belum terbuka sempurna.“Apa kata dokter?” tanya Aksa lagi.“Aku belum jadi periksa,” jawab Alina.Dahi Aksa berkerut.“Bukannya tadi dari rumah sakit?” tanya Aksa keheranan.“Iya, ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

DMCA.com Protection Status