Semua Bab Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Bab 211 - Bab 220

484 Bab

Nenek Agni Tahu

Siang itu Nenek Agni mengajak Sasmita ke rumah Aksa untuk membahas masalah pesta yang akan diadakan Aksa dan Alina.Untungnya Nenek Agni sudah memberi kabar Alina lebih dulu sebelum datang, sehingga Alina tidak pergi ke butik.“Maaf ya, kamu jadi tidak bisa pergi karena nenek datang,” kata Nenek Agni sambil menepuk tangan Alina.Alina menuntut Nenek Agni menuju ruang keluarga. Dia memulas senyum mendengar ucapan Nenek Agni.“Tidak masalah, Nek. Lagian di butik juga ada karyawan,” balas Alina.Sasmita melirik Alina yang ada di sebelah kiri Nenek Agni. Tatapannya menunjukkan rasa tak suka.‘Iya ada karyawan, aku yakin Aksa yang membayar,” batin Sasmita.Alina kebetulan menoleh pada Sasmita. Dia melihat raut wajah tak senang mertuanya itu, tetapi Alina tidak terlalu memedulikan.Mereka duduk bersama. Nenek Agni menanyakan tentang konsep pesta nantinya dan berapa banyak orang yang akan diundang.“Aksa bilang hanya rekan bisnis terdekatnya saja, tidak banyak orang juga, Nek. Aksa bilang ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Buah Kebaikan

Hari pesta pernikahan Aksa dan Alina tiba. Ballroom hotel bintang lima milik keluarga Radjasa sudah disulap menjadi tempat pesta yang mewah. Para tamu undangan yang datang, semuanya diperiksa ketat agar tidak ada masalah nantinya. Di pintu masuk menuju ballroom, para tamu dicek menggunakan mesin detektor, bahkan yang datang ke pesta itu bukan orang sembarangan, melainkan para pengusaha kaya dan beberapa orang penting lainnya.Di ruang ganti. Alina sudah dirias oleh MUA yang sebelumnya mendandaninya di acara konferensi pers. Alina sangat cantik, meski tak memakai gaun pengantin. Dia memakai gaun mewah sesuai konsep resepsi yang diadakan.Alina menatap bayangannya melalui cermin. Dia bahkan menarik napas dalam-dalam dan membuang perlahan berulang kali.“Tenang Alina, ini hanya pesta biasa,” ucap Alina mencoba mensugesti dirinya sendiri agar tidak gugup, tetapi tetap saja gelisah karena yang akan dia temui bukan orang biasa, melainkan orang-orang penting di dunia bisnis dan juga pemerint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Pesta

Di luar negeri. Karissa sudah tidur saat ponselnya beberapa kali berdering. Di tempatnya sekarang masih malam, dia meraba ponsel lalu mengecek siapa yang mengiriminya pesan. Membaca pesan dari Sasmita, bola mata Karissa langsung membulat sempurna. Bahkan dia bangun dengan cepat, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Agh! Sialan! Dia benar-benar melakukannya?” Karissa mengamuk. Dia sampai menendang selimut berulang kali karena emosi. Karissa mengguyar kasar rambut ke belakang, sekali lagi membaca pesan dari Sasmita dan hal itu membuatnya semakin marah. Karissa tidak rela, tetapi dia juga tidak bisa pulang. Karissa akhirnya mencoba menghubungi ayahnya. “Pa, aku mau pulang. Aku tidak bisa membiarkan Kak Aksa benar-benar menjadi milik wanita itu!” Karissa langsung mengungkap keinginannya begitu panggilannya dijawab sang papa. “Jangan bodoh kamu! Apa kamu mau dipenjara? Apa kamu pikir hidup dan kebebasanmu tidak lebih penting? Kali ini ikuti saja apa yang papa kataka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Pesuruh?

“Saya sangat senang Anda mau meluangkan waktu menghadiri pesta kami,” ucap Aksa.Restu tersadar dari lamunan, dia menoleh Aksa sambil tersenyum.“Saya ikut berbahagia, sangat tidak menyangka kalau kamu sebenarnya sudah menikah. Ini sangat menjadi kejutan untukku,” balas Restu.Aksa tertawa kecil.Restu kembali melirik pada Alina. Alina menyadari tatapan Restu berulang kali jatuh padanya, entah apa itu karena Restu hanya ingin mengamati dirinya, atau ada sesuatu yang membuat pria itu menatapnya berulang kali.Jujur, Alina tidak nyaman akan hal itu, tetapi dia tetap tersenyum demi menjaga nama baik Aksa.“Anak muda sekarang suka membuat rahasia, padahal sudah menikah lama tapi baru diumumkan dan diadakan pestanya sekarang,” ucap Shinta sambil menepuk pelan lengan Restu, sebab suaminya kepergok beberapa kali menatap pada Alina.Restu menoleh pada istrinya, lalu mengangguk pelan.“Anak muda sekarang memang unik,” seloroh Restu.Aksa dan yang lain tertawa.“Nikmatilah pestanya,” kata Aksa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Ingin Memastikan

Kaira memilih pulang karena tak ingin ada masalah lain akibat kelakuan Jefri. Saat dia dan Jefri sudah di mobil, Kaira langsung menatap tak senang.“Apa maksudmu mengatai orang seperti tadi? Apa kamu pikir itu sopan?!” Kaira bertanya dengan nada emosi.“Aku hanya memperingatkanmu, jangan coba-coba melirik pria lain!” ancam Jefri sampai menunjuk pada wajah Kaira.Kaira benar-benar tidak menyukai sikap Jefri yang arogan.“Jika bukan karena papaku, aku tidak akan mau pergi dengan pria sepertimu!” bentak Kaira benar-benar habis kesabaran menghadapi Jefri.Jefri kesal.“Kalau kamu macam-macam, aku akan melaporkanmu ke papamu!” ancam Jefri dengan tatapan mengintimidasi.Kaira menatap emosi. Dia kalah berdebat sehingga memilih diam. Jefri tersenyum miring, lalu segera memacu mobil meninggalkan hotel itu.Kaira terus diam selama perjalanan pulang. Dia sendiri menerima keputusan Dimas hanya agar bisa keluar dari rumah, tetapi bukan berarti dia mau menerima begitu saja perjodohan yang disiapkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Mau Honeymoon Ulang

Alina dan Aksa sudah sampai rumah. Alina masih saja terkejut ketika pelayan menyambutnya pulang. Dia benar-benar belum terbiasa dengan hal itu.“Apa kamu bisa minta pelayan agar tidak menyambut seperti itu saat kita masuk rumah? Jujur, aku merasa aneh. Aku bukan seorang putri, kenapa harus disambut seperti itu,” bisik Alina sambil berjalan menaiki anak tangga.Alina tidak bicara dengan lantang karena tidak ingin menyinggung perasaan pelayan.“Kamu menantu keluarga Radjasa, jadi wajar diperlakukan seperti itu. Tidak usah dipikirkan, anggap saja mereka hanya bekerja,” balas Aksa dengan santainya.Alina terkejut, tetapi tidak bisa membantah.Mereka sudah sampai kamar. Aksa membuka pintu lalu meminta Alina masuk lebih dulu.Alina melangkah tanpa kecurigaan apa pun, tetapi saat sampai di dalam kamar, dia terkejut melihat dekorasi kamar yang berbeda.Ada kelopak bunga di ranjang, bahkan bunga mawar terpajang di beberapa sudut kamar. Benar-benar seperti kamar pengantin baru.“Kapan kamu meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Liburan

Aksa benar-benar mengajak Alina berlibur ke villa miliknya, karena Alina masih mencemaskan Kaira dan menolak bepergian jauh.Mereka baru saja sampai di villa. Aksa hanya pergi bersama Alina, tanpa sopir atau yang lainnya.Saat sampai di villa. Alina turun dari mobil dan langsung menghirup udara pegunungan yang begitu segar. Dia bahkan meregangkan kedua tangan di udara, rasanya begitu tenang.“Ayo masuk!” ajak Aksa sambil mengulurkan tangan pada Alina.Alina tersenyum lebar. Dia meraih tangan Aksa, lalu mereka berjalan menuju villa.Alina melihat dua orang keluar dari villa, ternyata mereka adalah suami-istri yang menjaga dan merawat villa itu.“Selamat datang, Tuan, Nona.” Suami-istri itu menyapa.Alina mengangguk membalas sapaan itu.“Saya sudah mengisi bahan makanan di dapur sesuai permintaan Anda, kami akan datang tiap pagi untuk bersih-bersih saja selama Anda di sini,” kata wanita paruh baya.“Terima kasih,” ucap Alina.Alina dan Aksa masuk setelah dua penjaga tadi pulang. Aksa me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Mencoba Memasak

Mentari mulai menyapa, memberikan sedikit kehangatan pada ruang yang terasa dingin. Alina menarik selimut sampai setinggi leher, dia begitu malas karena udara dingin di sana membuatnya ingin terus memejamkan mata.Saat meraba sisi ranjang untuk mencari pelukan suaminya, Alina mendapati sisi ranjangnya kosong. Dia membuka mata, benar saja tidak ada Aksa di sana.“Aksa.” Alina setengah bangun lalu mengedarkan pandangan. Dia tidak melihat suaminya di kamar.Alina bangun sambil membungkus tubuh dengan selimut, lalu mengambil pakaian dari koper dan segera memakainya. Dia hendak mencari Aksa di luar, tetapi tiba-tiba mendengar suara berisik di dapur.“Siapa yang sedang masak?” Alina bertanya-tanya karena mendengar pisau beradu dengan talenan.Alina segera keluar dari kamar lalu menuju dapur. Saat sampai di sana, Alina melongo melihat siapa yang sedang sibuk di sana.Alina melihat Aksa berdiri di depan kompor dengan api yang menyala. Dia memperhatikan Aksa yang seperti ingin membuka tutup pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Penuh Kejutan

Alina baru saja keluar dari kamar mandi. Dia tidak melihat Aksa di kamar atau di ruang perapian.“Ke mana lagi dia? Jangan sampai melakukan hal aneh-aneh lagi, cukup tadi pagi saja membuat berantakan dapur,” gumam Alina.Alina mencari Aksa di luar, sampai akhirnya menemukan suaminya itu yang ternyata berdiri tak jauh dari villa, sedang bicara dengan seorang pria.“Bicara dengan siapa dia?” Alina penasaran dan mengamati karena pria yang ditemui Aksa bukan penjaga villa.Tak lama kemudian. Alina melihat Aksa berjalan kembali ke villa, dia melihat Aksa memegang sesuatu.“Kamu bawa apa?” tanya Alina penasaran.Aksa menoleh pada tas panjang hitam yang dipegangnya. Dia menjawab, “Alat pancing.”Dahi Alina berkerut.“Alat pancing, buat apa?” tanya Alina keheranan.“Kamu suka memancing, kan? Jadi aku berencana mengajakmu memancing ke danau,” jawab Aksa penuh percaya diri.Alina melongo. Kelopak matanya sampai berkedip-kedip beberapa kali.“Kenapa kamu melakukan ini? Padahal aku tidak memintam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Sabarnya Ilham

Ilham bekerja seperti biasa. Siang itu dia pergi ke restoran menemui perwakilan klien dari perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Aksa. Ilham hendak memberikan berkas yang sudah dijanjikan. Saat Ilham mengikuti pelayan untuk menuju meja yang sudah disiapkan. Dia tidak sengaja melihat Kaira yang sedang duduk bersama Jefri. Ilham melihat Kaira memasang wajah kesal. Mungkinkah Kaira tidak senang? Ilham tidak memedulikan keberadaan Kaira dan mencoba bersikap biasa, dia memilih terus berjalan menuju mejanya tanpa menyapa Kaira. Di meja Kaira. Dia benar-benar merasa tidak suka dengan Jefri. Saat dia menoleh ke kiri, Kaira terkejut karena melihat Ilham yang berjalan di belakang pelayan. Dia sampai menegakkan badan dengan tatapan terus tertuju pada Ilham. “Kamu lihat apa, hah?” tanya Jefri dengan tatapan tidak senang. Dia ikut menoleh ke arah Kaira melihat. Ekspresi wajahnya berubah ketika melihat Ilham. Kaira mengabaikan pertanyaan Jefri. Dia sedih karena berpikir jika Ilham
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
49
DMCA.com Protection Status