Share

Penuh Kejutan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 06:15:29

Alina baru saja keluar dari kamar mandi. Dia tidak melihat Aksa di kamar atau di ruang perapian.

“Ke mana lagi dia? Jangan sampai melakukan hal aneh-aneh lagi, cukup tadi pagi saja membuat berantakan dapur,” gumam Alina.

Alina mencari Aksa di luar, sampai akhirnya menemukan suaminya itu yang ternyata berdiri tak jauh dari villa, sedang bicara dengan seorang pria.

“Bicara dengan siapa dia?” Alina penasaran dan mengamati karena pria yang ditemui Aksa bukan penjaga villa.

Tak lama kemudian. Alina melihat Aksa berjalan kembali ke villa, dia melihat Aksa memegang sesuatu.

“Kamu bawa apa?” tanya Alina penasaran.

Aksa menoleh pada tas panjang hitam yang dipegangnya. Dia menjawab, “Alat pancing.”

Dahi Alina berkerut.

“Alat pancing, buat apa?” tanya Alina keheranan.

“Kamu suka memancing, kan? Jadi aku berencana mengajakmu memancing ke danau,” jawab Aksa penuh percaya diri.

Alina melongo. Kelopak matanya sampai berkedip-kedip beberapa kali.

“Kenapa kamu melakukan ini? Padahal aku tidak memintam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Aksa, Aksa, masak gagal, mancing gagal. Bikin anak aja deh, hehe
goodnovel comment avatar
wardah
kode nih Alina klo Aksa mau dedek bayi
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
semoga cepat dapat momongan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sabarnya Ilham

    Ilham bekerja seperti biasa. Siang itu dia pergi ke restoran menemui perwakilan klien dari perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Aksa. Ilham hendak memberikan berkas yang sudah dijanjikan. Saat Ilham mengikuti pelayan untuk menuju meja yang sudah disiapkan. Dia tidak sengaja melihat Kaira yang sedang duduk bersama Jefri. Ilham melihat Kaira memasang wajah kesal. Mungkinkah Kaira tidak senang? Ilham tidak memedulikan keberadaan Kaira dan mencoba bersikap biasa, dia memilih terus berjalan menuju mejanya tanpa menyapa Kaira. Di meja Kaira. Dia benar-benar merasa tidak suka dengan Jefri. Saat dia menoleh ke kiri, Kaira terkejut karena melihat Ilham yang berjalan di belakang pelayan. Dia sampai menegakkan badan dengan tatapan terus tertuju pada Ilham. “Kamu lihat apa, hah?” tanya Jefri dengan tatapan tidak senang. Dia ikut menoleh ke arah Kaira melihat. Ekspresi wajahnya berubah ketika melihat Ilham. Kaira mengabaikan pertanyaan Jefri. Dia sedih karena berpikir jika Ilham

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Cek Kesehatan

    Aksa memperhatikan Alina yang sedang menyiapkan makan malam. Dia hanya bisa duduk karena tidak diperbolehkan membantu memasak. Bahkan ingin membantu mengupas bawang saja tidak diizinkan. Mereka mendapat satu ikan dari hasil memancing seharian. Aksa meminta Alina untuk memasak ikan itu karena ingin tahu rasanya ikan hasil tangkapan sendiri. Sekarang Alina sibuk mengurus ikan yang diinginkan Aksa. “Kamu yakin tidak mau aku bantu?” tanya Aksa memastikan karena dia bosan. “Tidak usah, salah-salah jarimu yang tergores pisau,” balas Alina benar-benar memperlakukan Aksa seperti anak kecil tidak bisa apa-apa. Aksa menghela napas. Saat kebosanan melanda, Aksa mendapat panggilan dari Ilham. “Ilham menghubungiku, aku jawab sebentar,” kata Aksa lalu keluar dari dapur. “Apa ada masalah?” tanya Aksa saat menjawab panggilan dari Ilham. “Pak, maaf menghubungi Anda yang sedang liburan.” “Ada apa? Katakan saja!” perintah Aksa. “Saya mau membahas soal Kaira.” Aksa diam. Dia mendengarkan apa yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Memancingku 21+

    Aksa masih menunggu di ruang perapian. Dia penasaran apa yang dilakukan Alina sampai memintanya tetap di sana. “Dia sedang apa?” Aksa mulai tak sabar. Aksa berdiri lalu berjalan menuju kamar. Sesampainya di depan pintu, Aksa mengetuk lebih dulu. Jangan sampai dia salah bertindak lalu terkena amukan Alina. “Al, sebenarnya kamu sedang apa? Setengah jam kamu di kamar, apa kamu tertidur?” tanya Aksa. “Masuklah!” Aksa lega Alina mempersilakan masuk. Dia membuka pintu lalu masuk, dia terkejut melihat Alina sampai kelopak matanya mengerjab. Alina menggigit bibir bawah melihat Aksa malah diam. “Aneh, ya? Kalau aneh, aku tidak akan memakainya lagi,” kata Alina agak canggung. “Siapa bilang?” Aksa membalas dengan cepat. Dia berjalan menghampiri Alina. Alina mengusap tengkuk. Dia malu tetapi sudah terlanjur melakukannya karena ingin menyenangkan suaminya, mumpung mereka liburan. Alina memakai lingerie merah lengkap dengan kimono tipis. Dia butuh setengah jam hanya untuk meyakinkan, apak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ajakan Makan Siang

    Alina dan Aksa akhirnya pulang setelah berlibur beberapa hari. Aksa langsung berganti pakaian begitu sampai rumah.“Kamu mau langsung ke perusahaan?” tanya Alina keheranan padahal mereka baru sampai.“Iya, hanya sebentar untuk mengecek sesuatu. Tidak apa-apa, kan?” Aksa bertanya sambil berhenti mengancingkan manik kemeja.Alina mengangguk, mana mungkin dia melarang suaminya yang notabene gila kerja.“Aku mau ke butik, ya. Kasihan Mitha tidak aku tengok sama sekali,” kata Alina meminta izin.“Boleh,” balas Aksa, “tapi Bams harus ikut denganmu,” imbuh Aksa.Alina mengangguk.Alina pergi bersama Bams setelah Aksa berangkat. Mereka langsung ke butik begitu sampai di mall.“Liburannya sudah selesai, Bu?” tanya Mitha menyapa.“Iya,” jawab Alina, “maaf sudah bikin kamu repot dan kerja sendiri,” ucap Alina.“Ah, Ibu. Kenapa minta maaf, sudah tugas saja juga buat mengurus toko, Bu.”Alina tersenyum.“Bagaimana penjualannya?” tanya Alina.“Sangat bagus, Bu,” jawab Mitha penuh semangat, “bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tekanan Dari Dimas

    Di perusahaan Aksa. Dia sedang membahas rencana yang Ilham sampaikan sebelumnya.“Saya sudah mengumpulkan ini, Pak.” Ilham memberikan beberapa kertas berisi informasi pada Aksa.Aksa mengambil kertas itu, lalu membacanya dengan teliti.“Saya mau menggunakan informasi itu untuk membebaskan Kaira. Saya benar-benar tidak bisa melihat Kaira diperlakukan kasar,” ujar Ilham.Aksa masih membaca sambil memasang wajah datar.“Sepertinya ini masih kurang. Jika dilihat dari watak Pak Dimas, dia tidak akan memercayai jika hanya melihat informasi sepertinya. Dia malah akan menuduhmu memfitnah,” ujar Aksa.“Karena itu, saya butuh bantuan Anda. Tanpa wewenang dan kekuasan Anda, saya tidak bisa mendapatkan bukti lebih banyak kebusukan pria itu,” ujar Ilham.“Mudah, tentu saja aku akan membantu,” balas Aksa sambil meletakkan kertas di meja.Ilham mengembangkan senyum, lalu memuji dengan berkata, “Anda memang terbaik, Pak.”Aksa menatap datar.Ilham diam. Dia melipat bibir, lupa kalau atasannya tidak su

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Periksa ke Rumah Sakit

    Shinta menatap suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Ternyata yang kamu katakan benar,” kata Shinta.Restu menatap ke istrinya itu, lalu menghampiri Shinta yang duduk di tepian ranjang.“Karena itu aku mencari tahu. Aku tenang kamu memahami dan mendukungku,” ujar Restu sambil duduk di samping Shinta. Dia meraih tangan istrinya itu lalu menggenggamnya erat.“Sekarang sudah tahu, lalu bagaimana? Apa rencanamu?” tanya Shinta penasaran.Restu menghela napas kasar, lalu menjawab, “Aku butuh memastikan sesuatu lagi. Setelahnya baru mengambil keputusan.”Shinta mengangguk-angguk pelan.“Aku akan tetap di sini sementara waktu sambil mengurus pabrik, kamu tidak masalah jika pulang lebih dulu, kan?” tanya Restu.“iya,” jawab Shinta.**Keesokan harinya. Aksa dan Alina pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter spesialis untuk melakukan pengecekan apakah Alina subur atau tidak.Aksa sebenarnya tidak mau melakukan ini, tetapi karena Alina terus cemas dan membahasnya, membuat Aksa terpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Ngajak Kabur Saja

    Siang hari berikutnya. Alina pergi ke kafe untuk membeli kopi sebelum ke butik. Saat akan mengantri untuk memesan, Alina tidak sengaja berpapasan dengan Bima yang baru saja mengambil pesanan. Alina melihat Bima yang terkejut, sama seperti dirinya yang tak menyangka bertemu mantan kekasihnya itu di sana. Alina bersikap biasa seperti tak pernah ada masalah dengan pria itu. Bima tersenyum pada Alina, lalu ingin melewati wanita itu begitu saja. “Tunggu!” Siapa sangka Alina malah mencegah Bima pergi. Bima berhenti melangkah, lalu menoleh pada Alina. “Ada yang mau kubicarakan denganmu,” kata Alina. Bima tampak ragu, tetapi melihat Alina yang serius, dia akhirnya mengangguk mengiyakan. Mereka duduk saling berhadapan. Awalnya mereka hanya diam, sampai akhirnya Alina yang membuka percakapan. “Apa kamu yang memberitahu Aksa jika aku berada di bandara waktu itu?” tanya Alina memastikan karena merasa aneh saja tiba-tiba anak buah Aksa sudah sigap menculiknya. Bima melipat bibir,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ajakan Makan Malam

    Aksa baru saja pulang saat sore hari. Dia tidak melihat Alina di lantai bawah ketika baru saja masuk rumah, hanya ada pelayan yang menyambutnya.“Di mana Alina?” tanya Aksa.“Nona di kamar sejak tadi, Tuan. Dia belum terlihat turun sama sekali,” jawab pelayan dengan agak menundukan kepala.Aksa pergi ke kamar untuk menemui Alina. Saat sampai di kamar, Aksa melihat Alina yang ternyata tertidur di sofa. Dia mendekat lalu berjongkok tepat di depan Alina. Dia memandang wajah sang istri yang tidur dengan lelap sampai membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas.Aksa menyadari sesuatu. Sekarang, dia mungkin takkan bisa tanpa Alina.Saat masih memperhatikan wajah Alina, tiba-tiba saja istrinya itu bangun dan terkejut melihat Aksa yang terus memandang.“Kamu sudah pulang, sejak kapan?” tanya Alina sambil mengumpulkan sisa kesadaran yang masih berada di alam mimpi.“Baru saja dan lihat kamu tidur di sofa,” jawab Aksa.“Iya, aku ketiduran,” ucap Alina.Alina bangun sambil mengucek mata. Dia h

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Masa Lalu

    Siang itu Alina membantu Daniel pindah ke apartemen. Alina juga membantu Daniel memilih perabot untuk mengisi apartemen, disesuaikan dengan kebutuhan Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.“Aku tidak perlu banyak barang, ini sudah cukup.” Daniel sampai menggaruk kepala. Padahal bisa saja tinggal pesan dan kirim, tetapi Alina memaksa untuk tetap memilih sendiri.Alina masih mengecek barang-barang yang dibutuhkan Daniel, baru kemudian merasa tenang jika semua sudah terbeli.“Bagaimana dengan pakaianmu?” tanya Alina setelah selesai melakukan pembayaran dan menggunakan jasa toko untuk mengangkut barang yang dibelinya ke apartemen.“Aku minta tolong sopirnya Bibi untuk mengemas dan mengantar ke sini. Jadi tidak usah boros dengan beli pakaian baru,” jawab Daniel.Alina mengangguk-angguk.“Mama, Alo lapal.” Arlo sejak tadi ikut Alina ke sana-kemari, membuat bocah kecil itu sekarang kelelahan.Alina dan Daniel menoleh bersamaan pada Arlo, mereka sibuk sampai lupa kalau bocah kecil itu ikut d

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Takut Tidak Diterima

    Naya melihat wanita itu seperti gemetar. Apa wanita itu tidak menerima kedatangan mereka, atau ada hal lain sehingga respon wanita itu seperti ini?Bams mendekat pada sang ibu. Dia lalu memeluknya.Dalam sekejap, Naya melihat wanita itu menangis begitu kencang sambil mengusap punggung Bams.“Kamu akhirnya mau pulang. Ibu pikir kamu membenci ibu dan hina jika menemui ibumu ini.”Naya melihat wanita itu meraung. Dia menatap Bams yang memeluk erat tubuh wanita tua itu.“Yang penting aku pulang sekarang.”Bams melepas pelukan. Dia menatap sang ibu yang masih menangis.“Aku hanya tidak mau menjadi masalah buat Ibu. Kalau aku membencimu, untuk apa aku memintamu pindah ke sini?”Wanita itu masih menangis meski Bams sudah menjelaskan.“Aku datang karena ingin mengenalkan Ibu dengan seseorang,” ucap Bams.Wanita itu menghentikan tangisnya. Dia menatap Bams dengan wajah masih penuh air mata.Bams menggeser posisi berdiri, lalu menunjuk pada Naya.Wanita tua itu menatap ke arah Bams menunjuk. Di

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bams : Cuti

    “Nona, ini sudah saya buat rincian pesanan desain. Ini juga jadwal undangan Anda untuk acara fashion show tema spring.” Naya memberikan tablet pintar berisi jadwal Alina.“Terima kasih, Nay.” Alina menerima tablet itu, lalu mengecek data di dalamnya.Naya menunggu Alina merespon, lalu atasannya itu memandang ke arahnya.“Kalian jadi pergi hari ini, kan?” tanya Alina.“Jadi, makanya saya berikan dulu rincian ini agar Anda bisa menyiapkan desainnya. Anda tahu ‘kan, Anda terkenal tepat waktu, jadi jangan sampai terhambat sehari dua hari karena saya pergi,” balas Naya.Alina melebarkan senyum.“Iya, kamu memang paling mengerti aku,” ucap Alina, “jika ada apa-apa hubungi aku, ya.” Alina bicara sambil mengusap lengan Naya.Naya tiba-tiba memeluk Alina, membuat wanita itu terkejut.“Terima kasih, Nona. Anda selalu ada untuk saya dan menjadi satu-satunya keluarga untuk saya selama dua tahun ini,” ucap Naya.Alina terkesiap. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Naya.“Kalau aku ini keluargamu,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menggoda Atasan

    “Dani bilang masih ada urusan di luar, jadi kita tidak perlu menunggunya makan malam,” ujar Alina setelah membaca pesan dari Daniel.Aksa baru saja berganti pakaian. Dia kemudian mendekat pada Alina yang masih duduk di tepian ranjang.“Bagaimana kondisi Anya? Dia sudah lebih baik?” tanya Aksa.Aksa juga bersimpati pada kondisi mental Anya karena selama dua tahun harus melihat sang ayah yang melakukan kekerasan pada sang ibu.“Jika dilihat dari luar, ya dia baik-baik saja. Dia bermain bersama Arlo dengan riang, bukankah itu bagus? Hanya saja, Jia tetap akan membawa Anya ke psikolog, hanya untuk memastikan saja, apa benar Anya baik-baik saja atau ada gangguan mental,” ujar Alina panjang lebar menjawab pertanyaan Aksa.Aksa mengangguk-angguk paham.Mereka pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama. Sudah ada Naya, Bams, dan Arlo di sana.“Mama.” Arlo berlari menghampiri Alina yang baru saja datang.Aksa menghela napas, dia harus pasrah jika Alina diambil alih Arlo.Alina menggandeng

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

DMCA.com Protection Status