Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 201 - Chapter 210

534 Chapters

Kabur?

Aksa dan Alina sudah pulang. Dani yang mendapat kabar soal penyerangan setelah konferensi pers, lantas datang ke rumah Alina.Mereka kini berkumpul di ruang keluarga, menyaksikan siaran ulang konferensi pers di salah satu saluran berita.“Meski masalahnya sampai seperti ini, tapi aku tidak menyangka Kak Alina sangat cantik jika berdandan,” puji Dani sambil menatap wajah sang kakak yang terus disorot.“Apaan, sih?” Alina malu.“Serius, Kak Alina tidak pernah dandan, sekalinya dirias, bisa secantik ini. Aku tidak sabar melihat Kak Alina memakai gaun indah saat acara kalian nanti,” ucap Dani sambil menatap kagum pada sang kakak.Di saat Dani sedang mengagumi penampilan sang kakak, ada Aksa yang sedang kesal.Aksa tidak menonton siaran berita di televisi, tetapi di tablet pintar yang dipegangnya. Dia mengecek akun berita di sosial media dan menemukan banyak komentar dari akun dengan nickname pria yang memuji kecantikan Alina. Apa dia senang? Tentu saja tidak!Alina menoleh pada Aksa yang
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Takut Mempermalukan

“Saat tidak bersamaku, jangan pernah berpenampilan seperti tadi.”Dahi Alina berkerut. Dia menoleh pada Aksa yang sedang mengganti pakaian dengan piyama. Bukannya marah, Alina malah menahan senyum.“Ada apa, hm? Kamu cemburu?” tanya Alina teringat dengan semua komentar yang tadi dilihat Aksa.“Aku hanya tidak mau kalau istriku dipandang pria lain,” balas Aksa dengan ekspresi datar.Alina mengulum bibir, menahan tawa karena gemas.Aksa berjalan menghampiri Alina, lalu menggandeng tangan istrinya itu mengajak duduk di ranjang.“Pesta pernikahan kita sudah disiapkan. Nantinya akan dirayakan di hotel milik keluarga Radjasa,” ujar Aksa saat mereka sudah ada di ranjang.Alina diam. Dia ragu dengan rencana itu.“Bagaimana kalau ada masalah lagi?” tanya Alina sambil menatap cemas pada Aksa.“Masalah apa?” tanya Aksa.“Ya, mungkin ada kejadian pelemparan telur part dua, atau insiden lainnya? Aku tidak mau mempermalukanmu juga keluargamu,” ujar Alina.Bagaimana tidak Alina berpikiran demikian? S
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Semuanya Harus Alina

Keesokan harinya. Alina sudah di dapur untuk membuat sarapan seperti biasa. Dia tetap melakukan kebiasaannya tanpa ada larangan dari Aksa. Bahkan pelayan di sana tidak ada yang berani mencegah karena mereka sudah mendapat instruksi dari Aksa.Ketika Alina berada di dapur, maka semua pelayan akan pergi, kecuali Alina memanggil. Mereka tidak ada yang berani mengganggu karena takut terkena teguran dari Aksa.Saat Alina sedang fokus meracik bahan makanan, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Alina sempat terkejut, tetapi langsung menebak.“Kamu sudah bangun,” ucap Alina saat suaminya bergelayut manja di belakangnya.Aksa mengangguk-angguk. Dia memperhatikan apa yang akan dimasak Alina.“Mau kopi? Biar aku buatkan,” kata Alina hendak melepas tangan Aksa, tetapi suaminya belum mau melepas.“Sebentar,” kata Aksa masih memeluk sambil menyandarkan kepala di pundak Alina.Alina membiarkan saja suaminya masih memeluk. Setelah semua yang terjadi, Aksa memang agak manja ketika mereka hanya
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Salah Paham

“Beraninya kamu melakukan itu pada anakku, hah! Lihat saja, aku akan memenjarakanmu!” amuk Dimas sambil mencengkram kerah jas Ilham dengan sangat kuat.Dahi Ilham berkerut, bingung dengan maksud ucapan Dimas.Saat itu security datang karena melihat pemukulan yang dilakukan Dimas. Dua security langsung melerai dengan melepas cengkraman tangan Dimas dari jas Ilham.“Ada apa sebenarnya? Kenapa Anda tiba-tiba menuduh dan memukul saya?” tanya Ilham tetap bersikap sopan.“Kamu masih bertanya ada apa? Kamu memang tidak tahu diri! Kamu pikir dengan melakukan itu ke putriku, lalu aku akan menerimamu? Jangan harap!” amuk Dimas.Dahi Ilham semakin berkerut. Dia benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.“Kamu pikir, dengan cara licik seperti itu bisa menaikkan derajatmu yang hanya seorang asisten? Kamu mimpi terlalu tinggi!” amuk Dimas sambil menghina status Ilham.Ilham diam.Saat itu, Aksa baru saja tiba. Dahinya berkerut melihat keributan di depan lift. Aksa berjalan menghampiri untuk m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Akan Dibantu Aksa

Alina pergi ke rumah Kaira bersama Bams. Saat sampai di sana, mobil mereka berhenti di depan gerbang karena tertutup rapat.“Saya akan turun bertanya,” kata Bams sambil melepas seatbelt.“Biar aku saja. Satpam rumah mengenalku,” balas Alina lalu segera turun dari mobil.Bams mengangguk, dia tetap turun untuk mengawal Alina.Alina mendekat ke gerbang lalu memanggil satpam.“Pak, apa Kaira ada?” tanya Alina setelah menyapa satpam.“Ada, tapi Tuan tidak mengizinkan siapa pun bertamu,” jawab satpam.Alina terkejut.“Tapi kenapa? Saya temannya, Bapak tahu, kan? Kenapa saya tidak boleh masuk?” tanya Alina mencoba membujuk, mendengar Kaira menangis saat menghubunginya, membuat Alina begitu cemas.“Soal itu, saya hanya mengikuti perintah Tuan saja. Beliau melarang saya menerima tamu yang ingin bertemu Non Kaira, kecuali ada Tuan di rumah.”Alina kecewa dan bingung. Dia menatap rumah Kaira, lalu memandang ke satpam. Dia tidak bisa memaksa karena tak ingin membuat masalah untuk satpam itu. Akhi
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Mencoba Bicara

Saat sore hari. Ilham, Aksa, dan Alina pergi ke rumah Dimas. Mereka diperbolehkan masuk karena Dimas sudah ada di rumah. “Aku harap bisa bertemu dengan Kaira dan menenangkannya,” kata Alina saat mereka siap turun dari mobil. “Kita lihat dulu, bagaimana sikap ayahnya. Semoga pria itu tidak sulit diajak bicara,” balas Aksa sambil merapikan jasnya. Alina memandang pada suaminya yang baru saja akan turun, lalu menatap pada Ilham yang tadi duduk di depan dan kini sudah membuka pintu mobil. “Bams, tetaplah di mobil,” ucap Aksa sebelum turun. “Baik, Pak.” Bams mengangguk. Dia yang mengantar ke rumah Kaira. Alina berjalan menuju pintu bersama Aksa dan Ilham, lalu bertemu dengan pelayan. “Silakan masuk, saya panggilkan Tuan dulu,” kata pembantu di rumah itu. Alina mengangguk lalu masuk bersama Aksa dan Ilham. Saat akan duduk, Aksa melihat Ilham yang terlihat tegang. “Kamu nanti diam saja dulu, biar aku yang bicara,” kata Aksa bertanggung jawab sesuai janjinya untuk membantu. Ilham m
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Gengsi

“Saya akan bertanggung jawab. Saya menyukai Kaira dan serius dengan hubungan yang kami jalani. Andai Anda takut saya tiba-tiba dipecat, maka saya akan berusaha menghidupi Kaira tanpa bantuan Anda.”Alina dan Aksa benar-benar tidak menyangka Ilham akan mengatakan itu semua. Mereka sampai menatap dengan rasa tak percaya.“Kamu pikir aku akan percaya dengan semua omong kosongmu?” Dimas menatap datar pada Ilham.“Saya tidak minta Anda percaya begitu saja, tapi setidaknya beri saya kesempatan,” balas Ilham.Dimas tersenyum miring.“Kamu berlagak sanggup menghidupi Kaira, memangnya kamu ini punya apa? Kaira sudah biasa hidup mewah, lalu kamu mau mengajaknya hidup susah? Itu maksudmu?”Ilham menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan pelan. Dia menjawab, “Saya punya tabungan dan saya punya sedikit saham di perusahaan Pak Aksa. Jika tidak bisa bekerja di tempat Pak Aksa, saya masih bisa mengajak Kaira ke kampung, saya ada perkebunan buah di sana.”Alina melongo. Apa yang dikatakan Ilham semu
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Tampang Miskin?

Alina menyedot jus yang dipesannya. Dia melirik pada Ilham yang sedang mengaduk-aduk kopi tanpa semangat. Dia lalu menoleh pada suaminya yang sedang menyesap kopi. Mereka sudah pergi dari rumah Dimas dan sekarang berada di kafe untuk membahas soal nasib asmara Ilham dan Kaira. “Jadi, bagaimana keputusanmu sekarang? Mau berhenti atau bagaimana?” tanya Aksa tiba-tiba. Alina dan Ilham langsung menatap pada Aksa, begitu juga dengan Bams yang ikut di sana. “Ya, harusnya diperjuangkan. Kaira rela menentang ayahnya agar bisa bersama Ilham, masa Ilham mau menyerah begitu saja? Kamu harus gentle, ditentang bukan berarti harus mundur.” Alina membantah karena tidak sependapat jika Ilham menyerah. Alina juga tidak bisa melihat Kaira kecewa padahal sudah berusaha agar bisa bersama Ilham. Ilham menatap Alina dan Aksa bergantian. Dia diam karena bingung. “Kenapa kamu tidak menjelaskan kalau tidak pernah tidur sama Kaira? Bisa saja papanya Kaira tidak menyukaimu karena masalah itu? Dan bisa saj
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Keluarga Alina

Aksa baru saja keluar dari kamar mandi. Dia dan Alina sudah selesai makan malam, kini berada di kamar untuk beristirahat. Namun, Aksa melihat Alina sibuk dengan buku sketsa, membuat Aksa berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada, dia menatap Alina yang sibuk sendiri. Bahkan Alina tidak sadar kalau Aksa ada di sana sedang memperhatikan. Aksa menghela napas kasar, dia merasa terabaikan dan kalah dari buku sketsa. Aksa akhirnya mendekat, lalu duduk di samping Alina. Dia melirik istrinya yang masih sibuk, membuatnya kesal karena Alina tidak menoleh sama sekali. Aksa menggeser posisi duduk sampai merapat pada Alina, bahkan lengan mereka saling bersentuhan. Dia terus mendesak, sampai akhirnya dia melihat Alina menoleh. “Kenapa?” tanya Alina. Aksa tidak menjawab. Ekspresi wajahnya begitu datar. Dia duduk bersidekap menempel pada Alina. Dahi Alina berkerut halus, ada apa lagi dengan suaminya ini? Kenapa ekspresi wajah suaminya sangat masam? Akhirnya Alina meletakkan buku sketsa
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Terpaksa Setuju

Aksa terus menatap Alina yang bercerita hingga selesai. Meski dia melihat Alina tersenyum, tetapi Aksa juga melihat kepedihan di dalam pancaran bola mata istrinya itu.“Kenapa kamu menatapku begitu? Tidak usah kasihan denganku apalagi masa laluku,” ucap Alina ketika melihat Aksa diam menatapnya.“Tidak,” balas Aksa.Aksa menghela napas kasar, lalu bangun dari pangkuan Alina. Dia duduk dengan satu tangan merangkul pundak Alina, lalu merapatkan ke tubuhnya.“Bagaimana dengan keluarga ibumu? Kamu juga tidak mau mengundang mereka?” tanya Aksa.Bukankah wajar jika sebagai suami, Aksa ingin tahu lebih jauh tentang keluarga Alina.“Aku tidak tahu,” jawab Alina.Dahi Aksa berkerut.“Kenapa tidak tahu?” tanya Aksa penasaran.“Sejak aku kecil, Mama tidak pernah membahas soal saudara dari Mama. Bahkan aku dan Dani tidak tahu, apa kami masih punya kakek dan nenek. Setiap aku tanya, Mama hanya tersenyum dan dia bilang, ‘Bukankah yang terpenting kita bersama, tidak peduli dengan yang lain. Mama han
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
54
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status