Share

Akan Dibantu Aksa

last update Last Updated: 2024-11-11 13:11:21

Alina pergi ke rumah Kaira bersama Bams. Saat sampai di sana, mobil mereka berhenti di depan gerbang karena tertutup rapat.

“Saya akan turun bertanya,” kata Bams sambil melepas seatbelt.

“Biar aku saja. Satpam rumah mengenalku,” balas Alina lalu segera turun dari mobil.

Bams mengangguk, dia tetap turun untuk mengawal Alina.

Alina mendekat ke gerbang lalu memanggil satpam.

“Pak, apa Kaira ada?” tanya Alina setelah menyapa satpam.

“Ada, tapi Tuan tidak mengizinkan siapa pun bertamu,” jawab satpam.

Alina terkejut.

“Tapi kenapa? Saya temannya, Bapak tahu, kan? Kenapa saya tidak boleh masuk?” tanya Alina mencoba membujuk, mendengar Kaira menangis saat menghubunginya, membuat Alina begitu cemas.

“Soal itu, saya hanya mengikuti perintah Tuan saja. Beliau melarang saya menerima tamu yang ingin bertemu Non Kaira, kecuali ada Tuan di rumah.”

Alina kecewa dan bingung. Dia menatap rumah Kaira, lalu memandang ke satpam. Dia tidak bisa memaksa karena tak ingin membuat masalah untuk satpam itu. Akhi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Bapaknya kaira kebangetan deh ...
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Lucu sebenarnya Alina sama Aksa ikutan pusing gara gara Kaira dan Ilham. Nah yang di ilang Alina tuh bener, dengerin ya Ilham.. Yang nurut, wkwk
goodnovel comment avatar
eva nindia
kaira trnytaa bsa kejam jugaa yaa ngurung kaira gtuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mencoba Bicara

    Saat sore hari. Ilham, Aksa, dan Alina pergi ke rumah Dimas. Mereka diperbolehkan masuk karena Dimas sudah ada di rumah. “Aku harap bisa bertemu dengan Kaira dan menenangkannya,” kata Alina saat mereka siap turun dari mobil. “Kita lihat dulu, bagaimana sikap ayahnya. Semoga pria itu tidak sulit diajak bicara,” balas Aksa sambil merapikan jasnya. Alina memandang pada suaminya yang baru saja akan turun, lalu menatap pada Ilham yang tadi duduk di depan dan kini sudah membuka pintu mobil. “Bams, tetaplah di mobil,” ucap Aksa sebelum turun. “Baik, Pak.” Bams mengangguk. Dia yang mengantar ke rumah Kaira. Alina berjalan menuju pintu bersama Aksa dan Ilham, lalu bertemu dengan pelayan. “Silakan masuk, saya panggilkan Tuan dulu,” kata pembantu di rumah itu. Alina mengangguk lalu masuk bersama Aksa dan Ilham. Saat akan duduk, Aksa melihat Ilham yang terlihat tegang. “Kamu nanti diam saja dulu, biar aku yang bicara,” kata Aksa bertanggung jawab sesuai janjinya untuk membantu. Ilham m

    Last Updated : 2024-11-11
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gengsi

    “Saya akan bertanggung jawab. Saya menyukai Kaira dan serius dengan hubungan yang kami jalani. Andai Anda takut saya tiba-tiba dipecat, maka saya akan berusaha menghidupi Kaira tanpa bantuan Anda.”Alina dan Aksa benar-benar tidak menyangka Ilham akan mengatakan itu semua. Mereka sampai menatap dengan rasa tak percaya.“Kamu pikir aku akan percaya dengan semua omong kosongmu?” Dimas menatap datar pada Ilham.“Saya tidak minta Anda percaya begitu saja, tapi setidaknya beri saya kesempatan,” balas Ilham.Dimas tersenyum miring.“Kamu berlagak sanggup menghidupi Kaira, memangnya kamu ini punya apa? Kaira sudah biasa hidup mewah, lalu kamu mau mengajaknya hidup susah? Itu maksudmu?”Ilham menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan pelan. Dia menjawab, “Saya punya tabungan dan saya punya sedikit saham di perusahaan Pak Aksa. Jika tidak bisa bekerja di tempat Pak Aksa, saya masih bisa mengajak Kaira ke kampung, saya ada perkebunan buah di sana.”Alina melongo. Apa yang dikatakan Ilham semu

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tampang Miskin?

    Alina menyedot jus yang dipesannya. Dia melirik pada Ilham yang sedang mengaduk-aduk kopi tanpa semangat. Dia lalu menoleh pada suaminya yang sedang menyesap kopi. Mereka sudah pergi dari rumah Dimas dan sekarang berada di kafe untuk membahas soal nasib asmara Ilham dan Kaira. “Jadi, bagaimana keputusanmu sekarang? Mau berhenti atau bagaimana?” tanya Aksa tiba-tiba. Alina dan Ilham langsung menatap pada Aksa, begitu juga dengan Bams yang ikut di sana. “Ya, harusnya diperjuangkan. Kaira rela menentang ayahnya agar bisa bersama Ilham, masa Ilham mau menyerah begitu saja? Kamu harus gentle, ditentang bukan berarti harus mundur.” Alina membantah karena tidak sependapat jika Ilham menyerah. Alina juga tidak bisa melihat Kaira kecewa padahal sudah berusaha agar bisa bersama Ilham. Ilham menatap Alina dan Aksa bergantian. Dia diam karena bingung. “Kenapa kamu tidak menjelaskan kalau tidak pernah tidur sama Kaira? Bisa saja papanya Kaira tidak menyukaimu karena masalah itu? Dan bisa saj

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Keluarga Alina

    Aksa baru saja keluar dari kamar mandi. Dia dan Alina sudah selesai makan malam, kini berada di kamar untuk beristirahat. Namun, Aksa melihat Alina sibuk dengan buku sketsa, membuat Aksa berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada, dia menatap Alina yang sibuk sendiri. Bahkan Alina tidak sadar kalau Aksa ada di sana sedang memperhatikan. Aksa menghela napas kasar, dia merasa terabaikan dan kalah dari buku sketsa. Aksa akhirnya mendekat, lalu duduk di samping Alina. Dia melirik istrinya yang masih sibuk, membuatnya kesal karena Alina tidak menoleh sama sekali. Aksa menggeser posisi duduk sampai merapat pada Alina, bahkan lengan mereka saling bersentuhan. Dia terus mendesak, sampai akhirnya dia melihat Alina menoleh. “Kenapa?” tanya Alina. Aksa tidak menjawab. Ekspresi wajahnya begitu datar. Dia duduk bersidekap menempel pada Alina. Dahi Alina berkerut halus, ada apa lagi dengan suaminya ini? Kenapa ekspresi wajah suaminya sangat masam? Akhirnya Alina meletakkan buku sketsa

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terpaksa Setuju

    Aksa terus menatap Alina yang bercerita hingga selesai. Meski dia melihat Alina tersenyum, tetapi Aksa juga melihat kepedihan di dalam pancaran bola mata istrinya itu.“Kenapa kamu menatapku begitu? Tidak usah kasihan denganku apalagi masa laluku,” ucap Alina ketika melihat Aksa diam menatapnya.“Tidak,” balas Aksa.Aksa menghela napas kasar, lalu bangun dari pangkuan Alina. Dia duduk dengan satu tangan merangkul pundak Alina, lalu merapatkan ke tubuhnya.“Bagaimana dengan keluarga ibumu? Kamu juga tidak mau mengundang mereka?” tanya Aksa.Bukankah wajar jika sebagai suami, Aksa ingin tahu lebih jauh tentang keluarga Alina.“Aku tidak tahu,” jawab Alina.Dahi Aksa berkerut.“Kenapa tidak tahu?” tanya Aksa penasaran.“Sejak aku kecil, Mama tidak pernah membahas soal saudara dari Mama. Bahkan aku dan Dani tidak tahu, apa kami masih punya kakek dan nenek. Setiap aku tanya, Mama hanya tersenyum dan dia bilang, ‘Bukankah yang terpenting kita bersama, tidak peduli dengan yang lain. Mama han

    Last Updated : 2024-11-12
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Nenek Agni Tahu

    Siang itu Nenek Agni mengajak Sasmita ke rumah Aksa untuk membahas masalah pesta yang akan diadakan Aksa dan Alina.Untungnya Nenek Agni sudah memberi kabar Alina lebih dulu sebelum datang, sehingga Alina tidak pergi ke butik.“Maaf ya, kamu jadi tidak bisa pergi karena nenek datang,” kata Nenek Agni sambil menepuk tangan Alina.Alina menuntut Nenek Agni menuju ruang keluarga. Dia memulas senyum mendengar ucapan Nenek Agni.“Tidak masalah, Nek. Lagian di butik juga ada karyawan,” balas Alina.Sasmita melirik Alina yang ada di sebelah kiri Nenek Agni. Tatapannya menunjukkan rasa tak suka.‘Iya ada karyawan, aku yakin Aksa yang membayar,” batin Sasmita.Alina kebetulan menoleh pada Sasmita. Dia melihat raut wajah tak senang mertuanya itu, tetapi Alina tidak terlalu memedulikan.Mereka duduk bersama. Nenek Agni menanyakan tentang konsep pesta nantinya dan berapa banyak orang yang akan diundang.“Aksa bilang hanya rekan bisnis terdekatnya saja, tidak banyak orang juga, Nek. Aksa bilang ak

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Buah Kebaikan

    Hari pesta pernikahan Aksa dan Alina tiba. Ballroom hotel bintang lima milik keluarga Radjasa sudah disulap menjadi tempat pesta yang mewah. Para tamu undangan yang datang, semuanya diperiksa ketat agar tidak ada masalah nantinya. Di pintu masuk menuju ballroom, para tamu dicek menggunakan mesin detektor, bahkan yang datang ke pesta itu bukan orang sembarangan, melainkan para pengusaha kaya dan beberapa orang penting lainnya.Di ruang ganti. Alina sudah dirias oleh MUA yang sebelumnya mendandaninya di acara konferensi pers. Alina sangat cantik, meski tak memakai gaun pengantin. Dia memakai gaun mewah sesuai konsep resepsi yang diadakan.Alina menatap bayangannya melalui cermin. Dia bahkan menarik napas dalam-dalam dan membuang perlahan berulang kali.“Tenang Alina, ini hanya pesta biasa,” ucap Alina mencoba mensugesti dirinya sendiri agar tidak gugup, tetapi tetap saja gelisah karena yang akan dia temui bukan orang biasa, melainkan orang-orang penting di dunia bisnis dan juga pemerint

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pesta

    Di luar negeri. Karissa sudah tidur saat ponselnya beberapa kali berdering. Di tempatnya sekarang masih malam, dia meraba ponsel lalu mengecek siapa yang mengiriminya pesan. Membaca pesan dari Sasmita, bola mata Karissa langsung membulat sempurna. Bahkan dia bangun dengan cepat, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Agh! Sialan! Dia benar-benar melakukannya?” Karissa mengamuk. Dia sampai menendang selimut berulang kali karena emosi. Karissa mengguyar kasar rambut ke belakang, sekali lagi membaca pesan dari Sasmita dan hal itu membuatnya semakin marah. Karissa tidak rela, tetapi dia juga tidak bisa pulang. Karissa akhirnya mencoba menghubungi ayahnya. “Pa, aku mau pulang. Aku tidak bisa membiarkan Kak Aksa benar-benar menjadi milik wanita itu!” Karissa langsung mengungkap keinginannya begitu panggilannya dijawab sang papa. “Jangan bodoh kamu! Apa kamu mau dipenjara? Apa kamu pikir hidup dan kebebasanmu tidak lebih penting? Kali ini ikuti saja apa yang papa kataka

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status