Miranda menarik napas panjang, mencoba menenangkan gejolak di dalam dirinya. Matanya menatap Sean, yang masih tampak tenggelam dalam keraguan dan rasa bersalah. Ia tahu, di balik sikap dingin Sean, ada hati yang terluka dan penuh kekhawatiran. Ia melangkah mendekat, menggenggam tangan Sean dengan lembut. “Sean,” Miranda berkata pelan, tapi dengan keyakinan yang kuat, “aku tidak peduli dengan masa lalumu. Aku tahu kamu punya luka, aku juga tahu kamu punya beban yang kamu bawa selama ini. Tapi aku akan menerimamu apa adanya. Kita semua punya masa lalu, punya kesalahan. Aku tidak berharap kamu sempurna.” Sean menoleh, menatap Miranda dalam diam, seolah mencoba mencari kejujuran di mata Miranda. Kata demi kata yang terucap dari bibir Miranda terdengar begitu menenangkan, dan kali ini kata-kata tersebut menggugah sesuatu yang lebih dalam pada dirinya. “Aku siap untuk kita, Sean. Aku siap menghadapi apa pun yang akan datang. Kita mungkin tidak akan selalu bahagia, tapi aku percaya kita b
Last Updated : 2024-10-26 Read more