All Chapters of Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal: Chapter 41 - Chapter 50

245 Chapters

41. Dua Pasangan

Untuk kali ini tampaknya Lila tidak bisa menolak semua kebaikan yang berikan oleh Ryan. Dari membayar semua belanjaan, membawakannya sampai ke apartemen, hingga membuat Lila akhirnya membalasnya dengan memasak makan malam untuk mereka berdua.Sambil menikmati makan malam, Lila dan Ryan terlibat obrolan ringan penuh basa basi tentang pekerjaan. Setelah sendok diletakkan menyilang di atas piring obrolan berubah menjadi serius dan begitu pribadi.“Apa rencanamu dengan bayi itu?” tanya Ryan tiba-tiba. Suaranya lembut, tetapi bernada menginterogasi seolah ingin mengetahui lebih jauh apa yang akan Lila lakukan. “Aku sudah tahu soal kehamilanmu dari Dokter Arman.”Lila terdiam sejenak, menatap Ryan dengan tatapan penuh keraguan. Dia sudah tahu? Lalu, mengapa tidak mengatakannya lebih awal?Lila menghela napas dalam sebelum menjawab, “Saya akan melahirkannya, merawatnya, dan mendidiknya.”Ryan menatap Lila dalam-dalam. "Meski tanpa ayah?"Lila tersenyum getir, terasa seperti sebuah kepahitan
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

42. Sebuah Keputusan

Detik demi detik berlalu, dan untuk sesaat, Sean merasa dia bisa melepaskan semua kekhawatirannya. Bibir yang bersatu itu saling berbalas kuluman penuh Hasrat, bahkan tangan Sean mulai bergerilya menapaki inci demi inci lekuk tubuh Miranda.Sejenak keduanya hanyut dalam sentuhan yang memabukkan. Sean yang sudah lama puasa sejak perceraiannya dengan Lila, dan Miranda yang sejak dahulu begitu mendambakan Sean, seolah mencapai titik temu yang penuh gairah.Namun semua tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, ingatan tentang mimpi itu melintas di benak Sean. Bayi kecil yang tersenyum kepadanya kembali mengganggu pikirannya.Sean terhuyung mundur dari ciuman itu, napasnya tersengal-sengal. Dia memejamkan matanya, menyadari bahwa dia sedang berada di ambang batas yang berbahaya. Jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya, segalanya bisa berakhir dengan konsekuensi yang tidak dia inginkan."Maaf." Sean membuka matanya, menatap Miranda dengan rasa bersalah yang mendalam. "Seharusnya kita tidak melak
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

43. Semakin Dekat dengan Ryan

Miranda berdiri di depan wastafel dengan tangan yang bergetar. Butiran serbuk yang seharusnya menjadi alat untuk menjalankan rencana Andreas perlahan menghilang di bawah aliran air. Miranda ingin menghapus semua bukti pembangkangannya, menghindari murka dari sang papa.Tetapi detak jantungnya semakin cepat saat suara gedoran keras terdengar dari arah pintu. Suara itu membuatnya semakin gugup, karena dia tahu siapa yang ada di balik pintu itu.“Miranda!” suara Andreas menggema di seluruh ruangan.Pintu terbuka dengan keras, dan Andreas muncul di ambang pintu dengan wajah penuh amarah. Miranda hanya bisa menundukkan kepala, tahu bahwa apa pun yang dia katakan tidak akan meredakan amarah sang papa.“Mengapa kau tidak menjalankan rencana kita?” tanya Andreas dengan suara bergetar menahan amarah. “Acara gala dinner itu kesempatan besar! Seharusnya kau bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Sean, menjeratnya seperti yang sudah kita rencanakan!”Tampaknya tanpa menunggu penjelasan, And
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

44. Tidak Punya Suami

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, suasana di dalam mobil terasa hening namun tidak canggung. Lila duduk tepat di samping Ryan dengan tatapan mata kosong, menatap jalan yang terbentang di depan mereka. Di sisi lain, Ryan menyetir dengan tenang, sesekali melirik Lila yang tampak tenggelam dalam pikirannya. “Ada masalah?” tanya Ryan kala menatap wajah sendu Lila. Lila hanya menggeleng lalu melempar senyum ke arah Ryan. Apa pun beban dalam hidupnya, Ryan bukanlah tempat penampungan keluh kesahnya. Ada hal-hal pribadi yang tetap harus dia jaga. Terutama tentang beban pikiran yang berhubungan dengan kahamilannya. “Semua akan baik-baik saja,” ucap Ryan beusaha meyakinkan hati Lila. “Aku berharap begitu,” jawab Lila pelan, terdengar adanya nada penuh keraguan. Ryan mengangguk, tidak banyak berucap lagi. Dia memahami bahwa Lila membutuhkan ruang untuk merenung. Setibanya di rumah sakit, Ryan turun terlebih dahulu. Layaknya seorang lelaki sejati dia membukakan pintu untuk Lila. Mereka
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

45. Pertanyaan yang Sulit Dijawab

Setelah menjalani istirahat beberapa hari, kini Lila sudah kembali bekerja. Tidak ada yang harus dia tutupi, termasuk dengan kahamilannya. Toh dengan berjalannya waktu rekan-rekan kerjanya akan tahu juga. Bayi ini bukan aib, bukan pula dosa yang harus dia sembunyikan, dia adalah anugerah yang harus disyukuri kehadirannya.Ketika Lila melewati meja-meja rekan kerjanya, beberapa dari mereka terlihat berbisik-bisik, meski tetap menatapnya dengan senyum ramah. Mereka sepertinya memperhatikan perubahan gaya berpakaian Lila yang terlihat lebih longar, lebih nyaman, lebih feminim. Lila menyadari tatap mata mereka, tetapi dia tidak memedulikannya. Dia fokus pada tugas-tugas yang menanti di meja kerjanya.Namun, di antara bisikan-bisikan itu, satu hal yang jelas sering didengar Lila adalah tentang Ryan. Perhatian yang sering ditunjukkan oleh Ryan kepada Lila, mulai dikaitkan dengan hubungan mereka dan kehamilannya. Beberapa bahkan menduga bahwa bayi yang dikandung Lila adalah anak Ryan, sang p
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

46. Rencana Pernikahan

Setumpuk data yang harus dianalisa adalah karib sehari-hari Lila yang membantunya melupakan semua beban dan masalah. Bukan hanya bekerja keras untuk keluarga dan calon anaknya, tetapi Lila juga ingin membuktikan kemampuannya di hadapan semua orang yang meragukannya selama ini.Kerja keras Lila tampaknya mulai menunjukkan pencapaian yang memuaskan. Hari ini, di sebuah pertemuan tim Mahendra Securitas, suasana penuh dengan antusiasme. Ryan berdiri di depan, dengan senyum bangga terukir di wajahnya. Dia baru saja menerima laporan kinerja kuartalan perusahaan, dan hasilnya melebihi ekspektasi.Semua mata tertuju pada Ryan saat dia mulai berbicara. Kharisma dan wibawanya sebagai seorang pemimpin terlihat jelas."Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja keras kalian semua. Kinerja investasi kita tahun ini sangat luar biasa, terutama dalam beberapa bulan terakhir," ucap Ryan dengan penuh semangat.Ryan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Lila, yang duduk di salah satu sudut ruang
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

47. Ingin Memperistri Janda yang Sedang Hamil

Andika Mahendra duduk di ruangannya, menatap serius pada pria yang berdiri di depannya. Pria itu adalah informannya, seseorang yang telah lama bekerja dalam bayang-bayang untuk memastikan bahwa tidak ada informasi penting yang terlewatkan oleh Andika, terutama yang terkait dengan perusahaan dan keluarganya. "Jadi, apa yang kau temukan tentang perempuan itu?" tanya Andika, suaranya rendah tapi tegas. Dia masih belum bisa sepenuhnya yakin dengan apa yang dia lihat sebelumnya, dan kini dia ingin mendapatkan gambaran pasti yang lebih jelas. Pria itu menarik napas sebelum mulai berbicara. "Perempuan yang Anda tanyakan adalah Delilah Aurora Fatma. Dia adalah mantan istri Sean Mahendra Wismoyojati, putra dari keluarga Wismoyojati. Mereka bercerai beberapa bulan yang lalu." Andika menatap pria itu dengan alis terangkat. "Mantan istri Sean?" ucapnya setengah bergumam, ada perasaan yang sulit digambarkan setelah mendengar informasi tersebut. "Betul, Pak," sahut sang informan. “Untuk penyeb
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

48. Kembali Drop

Lila mengangkat telepon dengan cepat, mendengar suara lembut penuh kecemasan dari Inayah, di seberang sana."Lila, bapakmu Lil ….” Kalimat itu harus terjeda oleh suara tangis “Bapakmu sekarang harus kembali ke rumah sakit. Kondisinya memburuk sejak semalam," sambung Inayah terputus-putus karena dibarengi oleh tangisan.Dunia Lila seakan berhenti sejenak. Dia merasa detak jantungnya mengalami percepatan berulang kali lipat, hingga membuat pandangannya kabur sesaat.“Bu … apa yang terjadi? Kenapa nggak bilang dari tadi?” Suara Lila gemetar tidak bisa menutupi rasa khawatir di hatinya."Kami nggak mau bikin kamu panik, tapi sekarang sudah nggak bisa lagi ditunda. Dokter bilang bapakmu harus segera mendapat perawatan. Kamu bisa pulang, kan?"Lila terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. Rasa panik yang mendesak membuat dadanya terasa sesak. "Iya, Bu. Aku akan segera pulang."Lila menghela napas dalam-dalam, masalah seolah enggan beranjak dari hidupnya. Selalu ada yang menjadi penghalang untuk
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

49. Samsak Segala Amarah

Rasa lelah yang mendera setelah perjalanan jauh tidak Lila hiraukan. Yang penting saat ini dia bisa melihat keadaan sang ayah. Lila mendekati brankar ayahnya, ingin melihat keadaan Waluya sambil mengistirahatkan tubuh dengan duduk di kursi yang ada di samping brankar.Suara napas Waluya yang berat terdengar samar di balik suara monitor medis, membuat suasana semakin mencekam. Inayah duduk di sebelahnya, memandang Lila dengan tatapan penuh emosi yang selama ini terpendam. Bahkan terlihat tidak peduli dengan, keadaan Lila yang tampak kelelahan.“Apa karena lelaki itu kau minta cerai dari Sean?” Tampaknya Inayah masih penasaran dengan sosok Ryan.“Tidak Bu,” sangkal Lila yang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang lebih condong pada tuduhan. “Hubungan kami murni urusan pekerjaan, kalau sampai dia mengantarku pulang, itu semua karena alasan kemanusiaan.”Inayah mendengus kasar, meski tidak percaya begitu saja, tetapi tampak mulai mengabaikannya. Pandangannya kini tertuju ke arah sang
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

50. Masa Iddah

Lila tersentak, tubuhnya seketika menegang. Pertanyaan itu menghentikan langkahnya, membuatnya tak mampu berkata-kata. Dia menatap ayahnya, matanya dipenuhi rasa cemas dan ketidakpastian. Selama ini, dia mencoba menyembunyikan kehamilannya, terutama dari ayahnya yang sedang sakit. Dia tak ingin menambah beban pikiran di tengah kondisinya yang masih belum stabil."Bapak …" Lila berusaha mencari kata-kata yang tepat, tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Matanya bertemu dengan tatapan tajam sang ayah yang begitu penuh perhatian."Jawab, Nak. Kamu hamil?" Suara Waluya terdengar lebih lembut, tetapi menuntut jawaban pasti.Waluya tidak bisa mengabaikan apa yang baru saja dilihatnya. Wajah Lila, sikap tubuhnya, dan suara muntah itu adalah tanda-tanda yang sulit untuk disangkal.Lila mengangguk perlahan, mengakui kenyataan yang selama ini coba dia sembunyikan."Iya, Pak …" jawab Lila lirih, nyaris tidak terdengar. "Aku hamil."Waluya menarik napas panjang, seolah berpikir sejenak. Tatap ma
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more
PREV
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status