Share

48. Kembali Drop

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2024-10-15 10:54:34

Lila mengangkat telepon dengan cepat, mendengar suara lembut penuh kecemasan dari Inayah, di seberang sana.

"Lila, bapakmu Lil ….” Kalimat itu harus terjeda oleh suara tangis “Bapakmu sekarang harus kembali ke rumah sakit. Kondisinya memburuk sejak semalam," sambung Inayah terputus-putus karena dibarengi oleh tangisan.

Dunia Lila seakan berhenti sejenak. Dia merasa detak jantungnya mengalami percepatan berulang kali lipat, hingga membuat pandangannya kabur sesaat.

“Bu … apa yang terjadi? Kenapa nggak bilang dari tadi?” Suara Lila gemetar tidak bisa menutupi rasa khawatir di hatinya.

"Kami nggak mau bikin kamu panik, tapi sekarang sudah nggak bisa lagi ditunda. Dokter bilang bapakmu harus segera mendapat perawatan. Kamu bisa pulang, kan?"

Lila terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. Rasa panik yang mendesak membuat dadanya terasa sesak. "Iya, Bu. Aku akan segera pulang."

Lila menghela napas dalam-dalam, masalah seolah enggan beranjak dari hidupnya. Selalu ada yang menjadi penghalang untuk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   49. Samsak Segala Amarah

    Rasa lelah yang mendera setelah perjalanan jauh tidak Lila hiraukan. Yang penting saat ini dia bisa melihat keadaan sang ayah. Lila mendekati brankar ayahnya, ingin melihat keadaan Waluya sambil mengistirahatkan tubuh dengan duduk di kursi yang ada di samping brankar.Suara napas Waluya yang berat terdengar samar di balik suara monitor medis, membuat suasana semakin mencekam. Inayah duduk di sebelahnya, memandang Lila dengan tatapan penuh emosi yang selama ini terpendam. Bahkan terlihat tidak peduli dengan, keadaan Lila yang tampak kelelahan.“Apa karena lelaki itu kau minta cerai dari Sean?” Tampaknya Inayah masih penasaran dengan sosok Ryan.“Tidak Bu,” sangkal Lila yang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang lebih condong pada tuduhan. “Hubungan kami murni urusan pekerjaan, kalau sampai dia mengantarku pulang, itu semua karena alasan kemanusiaan.”Inayah mendengus kasar, meski tidak percaya begitu saja, tetapi tampak mulai mengabaikannya. Pandangannya kini tertuju ke arah sang

    Last Updated : 2024-10-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   50. Masa Iddah

    Lila tersentak, tubuhnya seketika menegang. Pertanyaan itu menghentikan langkahnya, membuatnya tak mampu berkata-kata. Dia menatap ayahnya, matanya dipenuhi rasa cemas dan ketidakpastian. Selama ini, dia mencoba menyembunyikan kehamilannya, terutama dari ayahnya yang sedang sakit. Dia tak ingin menambah beban pikiran di tengah kondisinya yang masih belum stabil."Bapak …" Lila berusaha mencari kata-kata yang tepat, tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Matanya bertemu dengan tatapan tajam sang ayah yang begitu penuh perhatian."Jawab, Nak. Kamu hamil?" Suara Waluya terdengar lebih lembut, tetapi menuntut jawaban pasti.Waluya tidak bisa mengabaikan apa yang baru saja dilihatnya. Wajah Lila, sikap tubuhnya, dan suara muntah itu adalah tanda-tanda yang sulit untuk disangkal.Lila mengangguk perlahan, mengakui kenyataan yang selama ini coba dia sembunyikan."Iya, Pak …" jawab Lila lirih, nyaris tidak terdengar. "Aku hamil."Waluya menarik napas panjang, seolah berpikir sejenak. Tatap ma

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   51. Apa yang Kalian Sembunyikan?

    Lila terdiam mendengar ancaman halus dari Waluya. Kata-kata itu seperti beban berat yang menekan hatinya. Dia tahu bahwa ayahnya sangat memegang prinsip, dan restunya adalah sesuatu yang sangat penting saat dia kembali membuka hati dan menjalin hubungan dengan seorang pria.Setelah semua yang terjadi, rujuk dengan Sean bukanlah pilihan yang pernah terlintas dalam pikirannya."Jadi, apa pun yang terjadi, bapak ingin kamu mempertimbangkan dengan hati-hati,” ucap Waluya perlahan. "Jangan sampai kamu mengaburkan asal-usul anakmu. Bagaimana pun juga, anak itu berhak tahu siapa ayahnya yang sebenarnya. Meski nanti kamu dan Sean tidak bersama, jangan pernah menutupi kebenaran dari anakmu."Lila hanya bisa menunduk. Perasaan bersalah, kebingungan, dan beban tanggung jawab bercampur aduk dalam benaknya. Ia tahu, keputusan apa pun yang ia buat akan membawa dampak besar bagi hidupnya, dan juga bagi bayinya.Waluya menatap Lila dalam-dalam, ada ketegasan sekaligus kasih sayang di balik sorot mata

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   52. Bukan Perempuan yang Lemah

    "Apa yang kalian sembunyikan dari Sean?" Inayah menatap Waluya dengan tatapan penuh tanya, matanya menyipit curiga.Waluya menghela napas panjang, terlihat berat untuk mengatakannya. Namun, ia tahu tak ada gunanya menunda lebih lama lagi."Lila ... dia sedang hamil, Bu."Inayah terkejut, mulutnya sedikit terbuka mendengar jawaban dari suaminya. Sesaat ruang itu terasa hening, udara seolah berhenti bergerak."Apa?" Suara Inayah bergetar, hampir tidak percaya. Dia mengalihkan pandangan ke arah Lila, mencari jawaban dari mata putrinya. “Anak Sean?” Lila mengangguk lemah lalu menunduk, menghindari tatap mata ibunya."Lila, kamu harus memberi tahu Sean!" seru Inayah, tiba-tiba penuh semangat."Ini kesempatanmu untuk kembali padanya! Kalau kamu jujur, dia pasti mau rujuk. Sean orang baik. Lagipula, kamu tahu sendiri bagaimana hidup kita saat masih bersamanya. Kamu bisa kembali hidup nyaman, Nak! Hidup mewah seperti dulu."Lila menggelengkan kepala pelan, tidak sejalan dengan jalan pikiran i

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   53. Masuk Jebakan

    Bella keluar dari ruangan Sean dengan langkah cepat, wajahnya memerah karena kesal. Hatinya bergejolak, merasa terhina oleh guyonan Rangga yang terasa sangat melecehkannya.Penampilan maksimal yang dia tunjukkan selama ini berharap mendapat perhatian lebih dari Sean. Tetapi dia selalu mendapatkan tatapan dingin dan sikap tidak acuh dari bosnya tersebut.Sedangkan Rangga, bukannya memberi apresiasi yang membuatnya semakin percaya diri, justru membuatnya menjadi malu di hadapan Sean."Kau bukan siapa-siapa Rangga," gumam Bella terlihat memendam amarah. “Kau seperti Lila, hanya orang miskin yang beruntung dipungut oleh keluarga Wismoyojati,” sambungnya sembari menghela napas, masih tersulut oleh rasa malu yang tak bisa ia sembunyikan.Sementara itu di dalam ruangan, Sean melempar ballpoint ke arah Rangga yang tertawa terbahak.“Matamu, awas bener?” Sean menggelengkan kepala, tersenyum melihat tingkah Rangga.“Mas Sean nggak pernah memperhatikan Bella akhir-akhir ini?”“Saya sibuk urus in

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   54. Tunangan

    Makan siang kali ini terasa seperti sebuah sandiwara besar, dengan dua keluarga duduk berhadapan di meja yang mewah, saling bertukar senyum dan penuh basa-basi. Tapi di balik semua itu, ada percakapan serius yang menunggu diucapkan.Miranda duduk di sebelah Sean, berusaha mempertahankan senyumnya meski dia tahu, Sean tidak benar-benar ada di situ. Sorot matanya kosong, dan gerak-geriknya terlihat, seolah dia hanya ingin segera keluar dari situasi ini.Di sisi lain meja, Andreas dan Sekar tampak begitu bersemangat. Andreas, dengan kemeja mahal dan jam tangan mewahnya, terlihat penuh antusias.“Sean, Miranda, ini adalah momen yang sudah kami tunggu. Bu Sekar dan saya sudah membicarakan ini cukup lama. Saya pikir, sudah saatnya kalian mulai merencanakan pernikahan. Kami sebagai orang tua hanya ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar.”Sekar menimpali, dengan tatapan lembut namun penuh tekanan pada putranya. “Iya, Sean. Kami semua tahu betapa cocoknya kalian berdua. Miranda sudah

    Last Updated : 2024-10-19
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   55. Beban Masa Lalu

    Setelah makan siang berakhir, Sean dan Miranda keluar dari restoran dengan langkah berat. Wajah Sean tampak tegang, sementara itu Miranda tidak dapat menyembunyikan kesedihan dan rasa kecewanya.Tidak ada gandengan mesra, Miranda dengan berat mengikuti langkah Sean, dia tahu bahwa sesuatu akan segera terjadi. Dan kala mereka sudah tiba di depan mobil, Sean tidak bisa lagi menahan amarah yang sejak tadi dipendam.“Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang pertemuan keluarga ini sebelumnya?” tanya Sean dengan nada tajam. Matanya menatap Miranda tajam, penuh kekecewaan.Miranda menunduk, berusaha tetap tenang meski hatinya berkecamuk. “Sean, aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Itu semua rencana Tante Sekar. Dia yang mengatur semuanya.”Tidak ada kebohongan dari ucapan Miranda, tetapi ada kebenaran yang dia sembunyikan. Pertemuan keluar itu terjadi karena permintaannya, sebagai perempuan yang mengharap kepastian dari sebuah hubungan.Sean mendengus, tangannya mengepal di samping t

    Last Updated : 2024-10-19
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   56. Ada yang Tahu

    Setelah kembali ke kantor, Lila berusaha menyesuaikan diri dengan rutinitas kerjanya. Meski pikiran tentang kehamilan dan kesehatan ayahnya masih membayangi, dia mencoba fokus pada pekerjaannya.Ruang kerjanya terasa lebih tenang daripada biasanya, dan Lila menyambut keheningan itu dengan rasa syukur. Tiba-tiba, suara ketukan di pintu memecah keheningan. Ryan muncul dengan senyum di wajahnya.“Lila, ada waktu untuk makan siang bersama?” tanyanya dengan nada ramah, matanya penuh perhatian.Lila tampak ragu sejenak. Tetapi mengingat betapa sering Ryan membantunya selama ini, dia akhirnya mengangguk, ada rasa segan untuk menolak permintaan tersebut.Kini Lila dan Ryan sudah berjalan memasuki restaurant yang letaknya tidak jauh dari kantor mereka. Saat mereka duduk dan mulai memesan makanan, Ryan mulai berbicara.“Bagaimana keadaan ayahmu sekarang? Aku dengar dia sudah pulang dari rumah sakit.”Seperti biasa, Ryan akan selalu menunjukkan perhatiannya. Sangat jauh berbeda dengan Sean yang

    Last Updated : 2024-10-20

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   336. Keputusan Lila

    Rangga menekan pulpen di atas kertas, menandatangani pernyataan medis dengan tangan gemetar. Ia memberi izin rumah sakit untuk melakukan tindakan operasi caesar pada Nadya.Napas Rangga terlihat berat, dadanya naik turun menahan emosi yang berkecamuk. Bukan hanya marah tetapi ada rasa khawatir yang mendalam. Di ruang operasi istri dan anaknya sedang berjuang hidup.Di hadapannya, Sean dan Lila berdiri dalam diam. Sean memasukkan tangan ke dalam saku, sementara Lila menatap kosong ke lantai.“Aku akan menempuh jalur hukum,” suara Rangga terdengar tegas, nyaris bergetar menahan amarah. “Delisa harus bertanggung jawab atas semua ini.”Sean mengalihkan pandangannya ke Lila, menunggu reaksi istrinya. Lila mengangkat wajahnya, matanya terlihat basah. Namun, ia tidak menangis.Perlahan, ia mengangguk. “Aku tidak akan menghalangi,” katanya pelan, hampir berbisik. “Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan.”Wajah Rangga tetap tegang, tetapi ia mengangguk kecil, menerima jawaban itu.Suasana di

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   335. Masalah Serius

    Delisa merasa tidak nyaman saat Nadya menghampiri kubikelnya. Perut besar wanita itu tak mengurangi langkahnya yang mantap, penuh percaya diri.Senyum lebar terpasang di wajah Nadya, tapi Delisa tahu itu bukan senyum ramah. Itu senyum yang dibuat-buat.“Hai, Delisa,” sapa Nadya dengan nada ringan, terlalu ringan.Delisa menatapnya dengan waspada. Nadya bukan hanya sahabat kakaknya, tetapi juga orang kepercayaannya. Jika Nadya mendatanginya secara langsung seperti ini, pasti ada sesuatu.Sebelum Delisa sempat menjawab, ponselnya bergetar berkali-kali. Notifikasi beruntun memenuhi layar. Ia melirik Nadya sekilas, lalu menurunkan pandangannya ke ponsel.Pesan dari Nadya.Delisa menatap Nadya dengan ekspresi bingung. Untuk apa Nadya mengirim pesan jika mereka sedang berhadapan?Rasa penasaran mengalahkan kewaspadaannya. Dengan sedikit ragu, Delisa membuka pesan itu. Matanya membeliak lebar menatap isi pesan.Beberapa foto wajah seorang perempuan penuh luka, lebam di pipi, bibir pecah, dan

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   334. Sebelum Semuanya Menjadi Lebih Buruk

    Di kamar kosnya, Delisa mondar-mandir dengan gelisah. Tangannya terus menggenggam ponselnya, Delisa ingin menghubungi ibunya tetapi ternyata beberapa hari terakhir ponsel selalu dibawa bapaknya, sehingga dia tidak bisa berkeluh kesah atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.Hati Delisa berdebar kencang, bukan karena antusiasme, tetapi karena rasa panik yang mulai merayap."Bodoh... Kenapa aku tadi begitu ceroboh?" gumamnya sambil menjatuhkan diri ke tempat tidur.Matanya menatap langit-langit dengan kosong, sementara pikirannya terus berputar pada kejadian sore tadi.Ia tidak berpikir panjang ketika ingin ikut serta saat Lila dan Sean pergi bersama. Rasa cemburu dan iri yang selama ini ia pendam membuatnya kehilangan akal. Selama ini, ia bisa bertindak mendekati Sean tanpa sepengetahuan Lila, dan Sean pun memilih diam.Tetapi tadi … tadi ia hampir merusak semuanya.Delisa mengepalkan tangannya. Selama ini, ia selalu merasa bahwa ia lebih pantas berada di sisi Sean dibandingkan Li

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   333. Alasan Sean

    Setelah Brilian tertidur pulas, napasnya teratur dan wajah kecilnya terlihat damai, Lila tetap duduk di tepi ranjang, menatap kosong ke arah dinding. Tanpa sadar, air matanya menetes, mengalir perlahan di pipinya. Ia mengusap cepat, seolah ingin menghapus rasa sakit yang tak bisa dihindari.Dengan langkah pelan, Lila meninggalkan kamar Brilian, hatinya penuh sesak. Ia berdiri di sudut ruang keluarga, menahan isak yang ingin pecah.Sean merapikan selimut Brilian, memastikan anaknya tidur dengan nyaman. Lalu dia menyusul Lila, menemukan istrinya berdiri membelakangi pintu. Tanpa berkata apa pun, Sean mendekat dan memeluk Lila dari belakang, merapatkan tubuhnya, mencoba menjadi pelindung dari rasa sakit yang tak terlihat.Lila menggigil pelan, lalu perlahan membalikkan tubuhnya. Wajahnya basah oleh air mata. Ia menatap mata Sean, penuh luka yang tak bisa diucapkan. Tanpa bisa ditahan lagi, Lila menumpahkan seluruh kesedihannya dalam pelukan Sean, menangis sesenggukan.Sean memeluk erat,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   332. Adik dari Tante

    Tampaknya Lila harus bersabar untuk mendapat jawaban dari Sean, karena suaminya itu mengatakan akan membicarakan hal tersebut di rumah. Lila tidak memaksa karena mereka sedang dalam perjalanan.Setibanya di rumah, Sean dan Lila harus menghadapi Sekar yang terlihat sangat antusias untuk mengetahui hasil pemeriksaan Lila. Perempuan paruh baya itu sudah tidak sabar untuk menimang cucu keduanya.“Bagaimana hasil pemeriksaannya tadi?” tanya Sekar sambil menuntun Lila menuju ke ruang keluarga. Dia mengabaikan Sean yang berjalan di belakang mereka.Lila menoleh ke belakang, seolah meminta bantuan sang suami untuk memberikan penjelasan. Meskipun bukan masalah yang sulit diatasi, tetapi Lila tidak ingin membuat ibu mertuanya kecewa jika mengetahui dirinya mengalami anemia dan harus menunda program kehamilannya sementara waktu.“Semua baik-baik saja, Ma. Hanya mungkin karena saat ini Lila masih banyak pekerjaan yang menumpuk, karena Nadya sebentar lagi akan cuti melahirkan, jadi kami memutuskan

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   331. Menuntut Kejujuran

    Dokter Amira menutup alat pemeriksaannya dengan hati-hati, lalu mengambil catatan medis Lila. Ia tersenyum tipis, mencoba meredakan kecemasan yang tergambar jelas di wajah Lila dan Sean.“Tenang, tidak ada masalah serius,” ujar Dokter Amira pelan. “Hanya saja, Lila mengalami anemia ringan. Ini cukup umum terjadi, terutama setelah persalinan caesar sebelumnya.”Sean menghela napas lega, tetapi tetap menatap dokter dengan penuh perhatian. “Apa yang harus kami lakukan, Dok?”“Yang terpenting adalah mengatur pola makan. Lila perlu mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya zat besi seperti daging merah tanpa lemak, hati ayam, sayuran hijau seperti bayam dan brokoli, serta kacang-kacangan. Lengkapi dengan vitamin C agar penyerapan zat besi lebih optimal.” Dokter Amira menuliskan beberapa catatan di kertas resep.“Apakah ini akan memengaruhi program hamil nanti?” tanya Lila, suaranya pelan.“Tidak, asalkan anemia ini teratasi sebelum kehamilan. Jika dibiarkan, bisa membuat Lila cepat lelah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   330. Konsultasi dengan Dokter Amira

    Di klinik yang bernuansa hangat dan tenang, Lila dan Sean duduk berdampingan di ruang tunggu. Tak butuh waktu lama, setelah seorang pasien keluar dari ruang praktik, nama Lila segera dipanggil.Sean berdiri lebih dulu, lalu meraih tangan Lila dengan lembut, seolah-olah menggandeng harta paling berharga dalam hidupnya.Saat mereka memasuki ruangan, Dokter Amira yang duduk di balik mejanya tersenyum lebar. Matanya berbinar begitu melihat Lila.“Wah, Lila! Aku hampir nggak mengenalimu. Semakin cantik saja,” seru Dokter Amira, berdiri untuk menyambut mereka.Lila tersipu, sementara Sean melemparkan pandangan penuh kebanggaan ke arah istrinya.“Tubuhmu tetap terjaga dengan baik. Pasti karena pengorbanan Sean, ya? Aku dengar dia yang memutuskan untuk KB, bukan kamu. Itu tandanya dia benar-benar sayang sama kamu.”Ucapan itu membuat Sean tertawa kecil, lalu meremas pelan tangan Lila. Bagi Sean apa yang dia lakukan bukanlah pengorbanan yang layak dibanggakan. Toh dia masih bisa menikmatinya,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   329. Kepercayaan

    Sore itu, sebuah mobil hitam mewah berhenti tepat di depan gedung Mahendra Securitas. Pintu mobil terbuka, dan Sean melangkah keluar dengan langkah mantap. Setelan jasnya rapi, kemeja putih tanpa cela berpadu dengan dasi berwarna gelap yang menambah aura kharismanya. Tatapan matanya tenang, penuh percaya diri, memancarkan pesona yang sulit diabaikan.Saat Sean memasuki lobi kantor, beberapa karyawan wanita tak bisa menyembunyikan kekaguman mereka. Bisikan pelan terdengar di sudut-sudut ruangan.“Itu suaminya Bu Lila, kan?” bisik salah satu staf.“Iya, ya ampun, ganteng banget. Mereka pasangan serasi banget,” sahut yang lain sambil tersenyum kagum.Sean melangkah melewati mereka tanpa banyak bicara, hanya memberikan anggukan singkat yang membuat beberapa orang semakin terpesona. Aura dingin dan tenangnya justru menambah daya tariknya.Delisa, yang kebetulan sedang berada di salah satu sudut ruangan, melihat semua pemandangan itu dengan tatapan sulit diartikan. Senyum tipis menghiasi wa

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   328. Kegalauan Lila

    Di kantor, Lila tampak gelisah. Tatapannya kosong meski layar laptop di depannya penuh dengan angka dan laporan. Pikirannya melayang, tak bisa fokus pada pekerjaan.Tadi, sebelum pulang, Inayah menemuinya dengan wajah sedih. Kata demi kata yang diucapkan sang ibu seolah sulit untuk Lila abaikan begitu saja."Kau tahu apa yang dilakukan ibu mertuamu saat kami mengantar Brili tadi? Tadi dia melabrak Ibu."Lila mengerutkan kening. "Melabrak? Kenapa?" Tentu Lila sangat terkejut, karena keduanya berangkat terlihat rukun dan akrab."Ibu juga kaget. Dia menuduh Delisa merayu Sean." Inayah menatap Lila, suaranya mengandung kemarahan yang tertahan. "Tapi coba pikir, Li … apa masuk akal? Bisa saja justru Sean yang menggoda adikmu."Lila terdiam, dadanya sesak. Kata-kata Inayah menancap tajam di pikirannya, memunculkan keraguan yang berusaha dia tepis."Sean nggak mungkin begitu, Bu," bisiknya, tapi suaranya terdengar ragu.Inayah menepuk tangan Lila lembut. "Ibu cuma ingin kamu waspada. Jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status