All Chapters of Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal: Chapter 51 - Chapter 60

245 Chapters

51. Apa yang Kalian Sembunyikan?

Lila terdiam mendengar ancaman halus dari Waluya. Kata-kata itu seperti beban berat yang menekan hatinya. Dia tahu bahwa ayahnya sangat memegang prinsip, dan restunya adalah sesuatu yang sangat penting saat dia kembali membuka hati dan menjalin hubungan dengan seorang pria.Setelah semua yang terjadi, rujuk dengan Sean bukanlah pilihan yang pernah terlintas dalam pikirannya."Jadi, apa pun yang terjadi, bapak ingin kamu mempertimbangkan dengan hati-hati,” ucap Waluya perlahan. "Jangan sampai kamu mengaburkan asal-usul anakmu. Bagaimana pun juga, anak itu berhak tahu siapa ayahnya yang sebenarnya. Meski nanti kamu dan Sean tidak bersama, jangan pernah menutupi kebenaran dari anakmu."Lila hanya bisa menunduk. Perasaan bersalah, kebingungan, dan beban tanggung jawab bercampur aduk dalam benaknya. Ia tahu, keputusan apa pun yang ia buat akan membawa dampak besar bagi hidupnya, dan juga bagi bayinya.Waluya menatap Lila dalam-dalam, ada ketegasan sekaligus kasih sayang di balik sorot mata
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

52. Bukan Perempuan yang Lemah

"Apa yang kalian sembunyikan dari Sean?" Inayah menatap Waluya dengan tatapan penuh tanya, matanya menyipit curiga.Waluya menghela napas panjang, terlihat berat untuk mengatakannya. Namun, ia tahu tak ada gunanya menunda lebih lama lagi."Lila ... dia sedang hamil, Bu."Inayah terkejut, mulutnya sedikit terbuka mendengar jawaban dari suaminya. Sesaat ruang itu terasa hening, udara seolah berhenti bergerak."Apa?" Suara Inayah bergetar, hampir tidak percaya. Dia mengalihkan pandangan ke arah Lila, mencari jawaban dari mata putrinya. “Anak Sean?” Lila mengangguk lemah lalu menunduk, menghindari tatap mata ibunya."Lila, kamu harus memberi tahu Sean!" seru Inayah, tiba-tiba penuh semangat."Ini kesempatanmu untuk kembali padanya! Kalau kamu jujur, dia pasti mau rujuk. Sean orang baik. Lagipula, kamu tahu sendiri bagaimana hidup kita saat masih bersamanya. Kamu bisa kembali hidup nyaman, Nak! Hidup mewah seperti dulu."Lila menggelengkan kepala pelan, tidak sejalan dengan jalan pikiran i
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

53. Masuk Jebakan

Bella keluar dari ruangan Sean dengan langkah cepat, wajahnya memerah karena kesal. Hatinya bergejolak, merasa terhina oleh guyonan Rangga yang terasa sangat melecehkannya.Penampilan maksimal yang dia tunjukkan selama ini berharap mendapat perhatian lebih dari Sean. Tetapi dia selalu mendapatkan tatapan dingin dan sikap tidak acuh dari bosnya tersebut.Sedangkan Rangga, bukannya memberi apresiasi yang membuatnya semakin percaya diri, justru membuatnya menjadi malu di hadapan Sean."Kau bukan siapa-siapa Rangga," gumam Bella terlihat memendam amarah. “Kau seperti Lila, hanya orang miskin yang beruntung dipungut oleh keluarga Wismoyojati,” sambungnya sembari menghela napas, masih tersulut oleh rasa malu yang tak bisa ia sembunyikan.Sementara itu di dalam ruangan, Sean melempar ballpoint ke arah Rangga yang tertawa terbahak.“Matamu, awas bener?” Sean menggelengkan kepala, tersenyum melihat tingkah Rangga.“Mas Sean nggak pernah memperhatikan Bella akhir-akhir ini?”“Saya sibuk urus in
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

54. Tunangan

Makan siang kali ini terasa seperti sebuah sandiwara besar, dengan dua keluarga duduk berhadapan di meja yang mewah, saling bertukar senyum dan penuh basa-basi. Tapi di balik semua itu, ada percakapan serius yang menunggu diucapkan.Miranda duduk di sebelah Sean, berusaha mempertahankan senyumnya meski dia tahu, Sean tidak benar-benar ada di situ. Sorot matanya kosong, dan gerak-geriknya terlihat, seolah dia hanya ingin segera keluar dari situasi ini.Di sisi lain meja, Andreas dan Sekar tampak begitu bersemangat. Andreas, dengan kemeja mahal dan jam tangan mewahnya, terlihat penuh antusias.“Sean, Miranda, ini adalah momen yang sudah kami tunggu. Bu Sekar dan saya sudah membicarakan ini cukup lama. Saya pikir, sudah saatnya kalian mulai merencanakan pernikahan. Kami sebagai orang tua hanya ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar.”Sekar menimpali, dengan tatapan lembut namun penuh tekanan pada putranya. “Iya, Sean. Kami semua tahu betapa cocoknya kalian berdua. Miranda sudah
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

55. Beban Masa Lalu

Setelah makan siang berakhir, Sean dan Miranda keluar dari restoran dengan langkah berat. Wajah Sean tampak tegang, sementara itu Miranda tidak dapat menyembunyikan kesedihan dan rasa kecewanya.Tidak ada gandengan mesra, Miranda dengan berat mengikuti langkah Sean, dia tahu bahwa sesuatu akan segera terjadi. Dan kala mereka sudah tiba di depan mobil, Sean tidak bisa lagi menahan amarah yang sejak tadi dipendam.“Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang pertemuan keluarga ini sebelumnya?” tanya Sean dengan nada tajam. Matanya menatap Miranda tajam, penuh kekecewaan.Miranda menunduk, berusaha tetap tenang meski hatinya berkecamuk. “Sean, aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Itu semua rencana Tante Sekar. Dia yang mengatur semuanya.”Tidak ada kebohongan dari ucapan Miranda, tetapi ada kebenaran yang dia sembunyikan. Pertemuan keluar itu terjadi karena permintaannya, sebagai perempuan yang mengharap kepastian dari sebuah hubungan.Sean mendengus, tangannya mengepal di samping t
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

56. Ada yang Tahu

Setelah kembali ke kantor, Lila berusaha menyesuaikan diri dengan rutinitas kerjanya. Meski pikiran tentang kehamilan dan kesehatan ayahnya masih membayangi, dia mencoba fokus pada pekerjaannya.Ruang kerjanya terasa lebih tenang daripada biasanya, dan Lila menyambut keheningan itu dengan rasa syukur. Tiba-tiba, suara ketukan di pintu memecah keheningan. Ryan muncul dengan senyum di wajahnya.“Lila, ada waktu untuk makan siang bersama?” tanyanya dengan nada ramah, matanya penuh perhatian.Lila tampak ragu sejenak. Tetapi mengingat betapa sering Ryan membantunya selama ini, dia akhirnya mengangguk, ada rasa segan untuk menolak permintaan tersebut.Kini Lila dan Ryan sudah berjalan memasuki restaurant yang letaknya tidak jauh dari kantor mereka. Saat mereka duduk dan mulai memesan makanan, Ryan mulai berbicara.“Bagaimana keadaan ayahmu sekarang? Aku dengar dia sudah pulang dari rumah sakit.”Seperti biasa, Ryan akan selalu menunjukkan perhatiannya. Sangat jauh berbeda dengan Sean yang
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

57. Siapa Dia?

Rangga melangkah cepat menuju ruang kerja Sean. Meski hatinya masih ragu, tetapi baginya Sean harus tahu tentang kabar kehamilan Lila. Melihat perut yang sudah membesar, ada kecurigaan di hati Rangga, jika anak yang sedang dikandung oleh Lila adalah anak Sean. Meski Rangga tidak tahu pasti usia kehamilan Lila saat ini..Setibanya di depan pintu ruang kerja Sean, Rangga berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Rangga harus menemukan kalimat yang tepat untuk menyampaikan kabar ini. Dia tahu, Sean memiliki masalah serius yang berhubungan dengan anak.Namun, saat Rangga membuka pintu dan melangkah masuk, suasana ruangan terasa kacau dan tidak bersahabat. Wajah Sean terlihat tegang, napasnya memburu, dan di tangannya ada laporan yang jelas membuatnya kesal."Sempak semua!" Suara Sean keras, membentak seseorang di telepon sambil membanting laporan ke atas meja. "Aku sudah bilang, selesaikan masalah ini sebelum klien tahu!"Rangga membeku di tempatnya, mem
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

58. Pembicaraan Empat Mata

Lila menghentikan langkahnya, jantungnya berdetak lebih cepat saat sosok pria yang berdiri di depan pintu apartemennya semakin jelas. Andika Mahendra, ayah dari Ryan, atasannya. Meski jarang muncul di kantor, tetapi Lila cukup hafal dengan wajahnya. "Selamat sore," ucap Andika dengan tenang dan penuh wibawa. Lila mencoba menenangkan dirinya. "Selamat sore, Pak Andika." "Bisa kita bicara sebentar? Tidak usah jauh-jauh, di kafe sebelah." Andika berkata tanpa banyak basa-basi, seakan pertemuan ini sudah direncanakan. Lila mengangguk pasrah, dia pun penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Andika. Di kafe yang terletak hanya beberapa blok dari apartemen Lila, mereka duduk di sebuah meja di sudut ruangan. Andika memesan kopi hitam, sementara Lila hanya memesan air mineral, merasa tenggorokannya kering. Andika menatap Lila dengan tatapan yang sulit diartikan, campuran antara kekuasaan, penghakiman, dan mungkin sedikit rasa ingin tahu. Tatap mata itu mengingatkan Lila kepada Sea
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

59. Tekad Ryan

Setelah meninggalkan kafe, Lila berjalan dengan langkah gontai menuju apartemennya. Hati dan pikirannya masih dipenuhi dengan percakapan yang baru saja terjadi antara dirinya dengan Andika Mahendra. Kata demi kata yang terucap dari bibir Andika terus terngiang di telinga Lila, berhasil menghancurkan rasa percaya dirinya. Lila merasa hidupnya dipenuhi penghakiman dari orang-orang sekitar. Ibu yang menyalahkan dirinya atas pilihan cerai yang dia ambil, tetangga yang tanpa tahu masalah ikut membicarakan dirinya, serta rekan kerja yang tidak kalah pedas dalam menilai dirinya. Dan kini, ditambah Andika Mehendra. Lila mendengus kasar, merasa ketenangan seolah enggan untuk menghampiri dirinya. Status janda seolah menjadi mimpi buruk yang tidak berkesudahan Begitu tiba di pintu apartemen, Lila berhenti sejenak. Dadanya terasa sesak. Lelehan air mata yang telah lama dia tahan akhirnya tumpah juga membasahi pipinya. Lila membuka pintu apartemen dan masuk ke dalam, langsung menuju sofa. Dia
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

60. Menjadi Anakku

Ryan tidak menyerah. Tekadnya untuk bisa mendapatkan hati Lila sudah bulat. Seolah tidak peduli dengan status janda dan juga kehamilan Lila saat ini.Semakin Lila menjauh, Ryan justru semakin gencar menunjukkan perhatiannya. Setiap pagi, di meja kerja Lila selalu ada bunga segar dengan pesan singkat yang penuh perhatian, seperti ‘Semoga harimu indah’ atau ‘Jaga kesehatanmu dan si kecil’.Namun, perhatian Ryan tidak berhenti di situ. Dia juga mulai mengirimkan berbagai makanan sehat untuk Lila, salad segar, jus buah, hingga camilan sehat yang direkomendasikan untuk ibu hamil. Semua itu datang dengan pesan yang serupa, ‘Kamu dan baby harus makan sehat’.Lila menghela napas setiap kali menerima kiriman itu. Hatinya terasa campur aduk, antara merasa tersentuh dan juga cemas.Lila tidak ingin mengecewakan Ryan yang sudah berbaik hati kepadanya, tetapi dia merasa ancaman dari Andika begitu nyata. Belum lagi, pandangan dan penilaian dari rekan-rekan kerjanya yang membuatnya semakin tidak nya
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
1
...
45678
...
25
DMCA.com Protection Status