Semua Bab Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal : Bab 191 - Bab 193

193 Bab

191. Keinginan yang Sulit Terwujud

Rasa bersalah menuntun Andika mendatangi rumah sakit. Mungkin dia tidak akan pernah meminta maaf secara langsung, tetapi setidaknya dia harus memastikan jika Rangga dalam keadaan baik-baik saja. Namun, ketika ia semakin dekat, matanya menangkap beberapa pria bertubuh tegap berdiri di depan pintu ruangan Rangga. Wajah-wajah mereka tampak dingin dan tak bersahabat. Mereka bukan sekadar penjaga biasa, Andika tahu mereka adalah orang-orang yang profesional, yang sudah pasti mendapat mendapat instruksi dan petunjuk siapa saja yang boleh melihat keadaan Rangga. Langkah Andika terhenti. Ia menimbang-nimbang apakah ia harus melanjutkan atau berbalik pergi. Hatinya ingin masuk, tapi pikirannya berkata sebaliknya. Andika berdiri diam, menatap pintu itu dengan perasaan campur aduk. Ia menggenggam tangannya erat, mencoba menenangkan debaran di dadanya. Rasa tenang itu tidak kunjung di dapat oleh Andika. Ketika ia tengah bergelut dengan pikirannya sendiri, indra pengelihatannya menangkap b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

192. Konflik Ayah dan Anak

Risda memandang Andika dengan tenang, tetapi ada kekhawatiran di matanya. Ia merasakan ketegangan yang menggantung di udara, seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Sean menghembuskan napas secara kasar, ada penyesalan saat melihat kekhawatiran di wajah istrinya. Tentu Andika tidak ingin Risda kembali histeris dan menambah beban, pada saat banyak masalah yang harus dia selesaikan. “Papa tunggu di ruang kerja,” ujar Andika dingin, nyaris tanpa menoleh pada Risda. Ia bergegas pergi, meninggalkan jejak ketegangan yang semakin merayap dalam suasana. “Ryan,” Risda memanggil pelan nama putranya, suaranya lirih seperti doa yang tak sampai. Firasaynya mengatakan akan ada pertengkaran lagi antara suami dan anaknya. “Mama tenang saja, semua akan baik-baik saja.” Ryan berusaha menenangkan hati sang mama. Sebelum pergi Ryan menyempatkan melabuhkan kecupan singkat di pucuk kepala wanita yang telah melahirkannya. Ryan melangkah dengan mantap menuju ke ruang kerja. Andika sudah menungg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

193. Asal-usul penderitaan

Ryan membeku. Kata-kata itu menghantamnya seperti pukulan telak yang tak terduga. Pandangannya kosong sejenak, lalu tatapannya terarah pada wajah ayahnya yang tegas namun penuh luka. Ryan mencoba membaca ekspresi itu, mencari tanda bahwa ini hanyalah kebohongan untuk membuatnya menyerah. Tapi tidak ada keraguan di sana. “Papa bercanda, kan?” suaranya bergetar. Ryan mencoba tetap tenang, tapi denyut nadi di pelipisnya mengkhianati dirinya. Andika menggeleng perlahan. “Aku tidak akan bercanda tentang ini, Ryan. Rangga terluka parah. Dia hampir kehilangan nyawanya.” “Tidak mungkin …” Ryan bergumam, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. Tangannya mengepal, mencoba menahan getar di tubuhnya. “Aku sudah memastikan semuanya. Mobil Sean yang aku targetkan. Foto-fotonya jelas.” “Foto itu tidak bohong, Ryan,” sahut Andika tegas. “Kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Rangga yang membawa mobil itu seharian. Sean selamat, dan dia tahu apa yang kau lakukan.” Ryan menatap ayahnya, ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status