Semua Bab Jodoh Salah Tarik 2: JERAT CINTA TEMAN KAKAKKU: Bab 21 - Bab 30

71 Bab

Bab 20. Bertemu Daniel Brown

Kayla memegang keningnya yang baru saja mendapatkan ciuman singkat itu, untuk sesuatu yang mengejutkan ini, wajahnya merona merah dan bibirnya melengkungkan senyum. “Kak Will menciumku?” gumam Kayla lagi. “Dia apa-apan sih?” Kayla berkata lagi dengan salah tingkah padahal sekarang dia seorang diri di sana, wajahnya mulai merona dan dia memegang kedua pipinya yang mulai terasa panas. “Kayla, segera sadar!” ucap Kayla pada dirinya lalu menepuk wajahnya dan menggeleng-gelengkan kepala, berusaha untuk mengabaikan hal ini. Setelah beberapa saat menenangkan dirinya dan juga mengatur ritme jantungnya, namun, matanya melihat tablet milik William yang tertinggal. “Loh, apa Kak Will meninggalkannya?” Kayla berjalan mengambil benda itu, wallpapernya menyala dan bergetar, terdapat pemberitahuan masuk ke Email William dengan subject: Company Profile Terra Brown Group Update. Kayla mengerutkan keningnya, saat dia merasa penasaran dan ingin melihatnya lebih jauh, tapi tablet itu terkunci. Tidak
Baca selengkapnya

Bab 21. Jangan Bicarakan Pada Kayla

William melirik ke arah Gabriel, memberikan kode padanya untuk meninggalkan mereka, Gabriel menundukkan punggungnya sedikit dan kemudian keluar dari ruangan itu. Setelah Gabriel keluar dari tempat itu, Daniel segera berkata pada William, “Tu-tuan Drake, kalau misal ini terkait masalah pribadi kita–” “Pribadi?” William memotong cepat dan melihat ke arah Daniel dengan pandangan tajam serta menaikkan sebelah alisnya. “Maksudku … aku minta maaf karena kemarin mungkin kami sudah menyinggung istri … mu dan itu benar-benar kesalahpahaman.” Daniel berkata dengan pelan, terdengar nada memohon di sana. “Jangan gunakan pandanganmu itu kepadaku. Aku tidak pernah memutuskan sesuatu karena alasan pribadi,” balas William dingin. Dia menunjuk kontrak kerja di meja. “Satu-satunya alasan sebuah kerja sama kubatalkan adalah ketika diriku menemukan sesuatu yang tidak sejalan dengan tujuanku.” Kemudian, William mendengus. “Tapi selain isi kontrak yang tidak sejalan dengan tujuanku, sikapmu yang t
Baca selengkapnya

Bab 22. Ketegangan Keduanya

“Hah … akhirnya selesai juga.” Kayla berkata lega saat dirinya sudah selesai melakukan meal prep, sebuah kebiasaan yang selama ini sering dia lakukan untuk menghemat waktu saat memasak dan sudah menjadi kebiasaannya saat di luar negeri. Begitulah Kayla, sejak tinggal di luar negeri dia selalu membuat perencanaan tentang makanan yang masuk ke dalam perutnya. Pagi tadi, saat melihat isi kulkas William yang dalam keadaan bersih, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke supermarket dan tentunya dia memberitahukan hal ini pada William, takutnya tiba-tiba pria itu muncul mendadak seperti kemarin, ini akan membuatnya terkejut. Kayla duduk di sofa depan televisi besar, dia meluruskan kakinya dan merebahkan tubuhnya, lalu matanya tertuju pada tablet William yang dia pindahkan dari ruang makan ke atas meja ini sebelum dia pergi. “Oh, jadi dia benar-benar tidak pulang untuk mengambilnya?” gumam Kayla. Dia lalu beranjak dan mengambil benda itu, kemudian dia berjalan masuk ke ruang kerja Willia
Baca selengkapnya

Bab 23. Perhatian Tersembunyi

Kayla melebarkan matanya, dia tidak menyangka kalau suaminya ini akan membawanya ke keluarga besar dari pihak papanya, yang mana selama ini, Kayla tidak tahu apapun tentang hal itu, karena keluarga papa William tidak pernah terlihat.“Berapa lama kita akan ada di sana?” tanya Kayla lagi.“Mungkin sedikit lebih lama karena aku akan mengurus pekerjaanku.” William berkata datar.“Kak Will masih bekerja di sana? Bukannya Kak Will ….” Kayla menggantung kalimatnya, dia takut kelepasan untuk mengatakan kalau mungkin saja pria ini sudah mengurus masalah warisan dari Nenek Yulia.William diam menunggu Kayla mengatakan sesuatu.“Ehm, maksudku … tentang izin tinggalku nanti di sana … semuanya sudah habis masa berlaku dua minggu lalu.” Kayla mengalihkan pembicaraan mereka.“Aku akan meminta temanku untuk mengurusnya untukmu. Jadi, jangan khawatir.” William menjawab dengan tenang.“Oh, oke…” Kayla mengangguk sebelum akhirnya menatap tangan William yang masih menggenggamnya. “Apa … ada hal lain, Ka
Baca selengkapnya

Bab 24. Apa Kak Wil Bekerja di Sana?

“Ha ha ha!” Kayla tertawa, “Kak Will, jangan bercanda kelewatan ah!” Seumur-umur, Kayla baru tahu kalau William pandai bercanda. Dia kira kulkas berjalan ini hanya tahu berbicara serius! Namun, di luar dugaan, William membalas, “Aku tidak bercanda. Aku serius.” Balasan itu membuat Kayla mengerjapkan mata. “Hah? Kak Will serius ingin memberikan dana padaku?” “Ya.” “Kenapa?!” “Kenapa tidak?” balas William. “Kamu bilang kamu mau, jadi sebagai suamimu, bukankah seharusnya aku mendukungmu?” Kayla ternganga. Mana ada hal sebaik ini di dunia ini!? Terlebih lagi hal itu datang dari seorang Kaisar William Drake! “Kak, membuka restoran yang kumau itu tidak cukup dengan satu-dua juta loh ya! Mungkin perlu kisaran puluhan sampai ratusan juta!” “Lalu, apa masalahnya?” Apa masalahnya? Kayla tidak elak mengulangi pertanyaan itu di benaknya. Ya jelas karena masalahnya adalah bagaimana bisa William begitu santai saat akan mengeluarkan uang sebanyak itu?! Memang, Kayla tahu keluarga William c
Baca selengkapnya

Bab 25. Bisa Bahaya!

Kayla memperhatikan William dengan seksama, dia juga melihat raut perubahan pada diri pria itu, walaupun sekilas dia melihat saat itu William terkejut dengan pertanyaannya.“Itu …,” ucap William terputus lalu kemudian mengangguk dan menjawab, “ya.”Mendengar hal itu, Kayla langsung berpikir cepat, dia baru menyadari satu hal yang terlewat. Selama ini dia tidak pernah ingin tahu dimana William bekerja. Yang diketahui Kayla adalah … sejak William pergi ke Amerika, pria itu tidak kembali lagi untuk waktu yang lama. Dia hanya sesekali saja kembali ke Indonesia dalam waktu singkat.Dari Ghafa yang bercerita sekilas tentang William, Kayla hanya tahu William bekerja di luar negeri dan terakhir di acara ulang tahun kakaknya dia juga mendengar cerita-cerita dari teman-teman William kalau dia selalu sibuk dengan pekerjaannya.Apa mungkin …?“Kak Will, apa aku boleh meminta sesuatu?”Hal ini membuat William menautkan alisnya. “Apa?”“Ah, tapi sebelumnya aku mau bertanya, Kakak mengajakku ke Ame
Baca selengkapnya

Bab 26. Siapa Wanita Itu?

Saat ini, Kayla sudah ada di lobi Menara Twin Star, salah satu gedung perkantoran yang cukup elit di kawasan pusat kota. Niat hati ingin memenuhi janji mengantarkan makan siang untuk William, Kayla malah berakhir terpukau dengan area kantor tersebut. Di dalam gedung ini hanya ada perusahaan-perusahaan dari luar negeri yang bonafit saja, termasuk di dalamnya Ellysium Luminar.Baru saja Kayla ingin menghubungi William, memberitahukan kalau dia sudah sampai di bawah, tetapi matanya sudah menangkap sosok pria itu. Kayla tersenyum dan ingin melangkahkan kakinya mendekat, namun baru saja melangkah kakinya harus kembali terhenti, karena tiba-tiba saja seorang wanita mendekati William dengan membawa kantong makanan siang yang dibungkus rapi.“Pak William, saya perhatikan sepertinya Bapak sering melewatkan makan siang karena urusan pekerjaan. Ini saya bawakan makan siangnya, Saya tahu pasti Pak William belum makan, kan?” Wanita dengan setelan blazer coklat muda itu tersenyum manis pada Willia
Baca selengkapnya

Bab 27. Petinggi Mematikan Ellysium Luminar

“Dia adalah istr–” “Adik sahabatnya!” seru Kayla cepat, memotong jawaban William dan mengejutkan wanita tadi. “Hah?” Jawaban Kayla tampak tidak memuaskan bagi sang wanita. Alis kanannya naik, seakan mempertanyakan jawaban aneh itu.Ekspresi yang tak jauh berbeda juga tampak di wajah William, pria itu tampak ‘sangat’ tidak senang dan siap melahap Kayla hidup-hidup!Takut William nekat berbicara–atau melakukan–yang macam-macam, Kayla pun langsung mengambil satu keputusan!“K-kalau tidak ada urusan lain, aku pinjam orang ini dulu! Permisi!”Gegas, Kayla menarik tangan William keluar lobi, meninggalkan panggung yang menjadikan mereka pusat perhatian.Wanita yang ditinggalkan di tengah lobi dengan menyedihkan itu menghentakkan kakinya kesal. “Apa-apaan sih!? Menggagalkan usahaku mendekati Pak William saja!”**“Kamu lihat di sana!”“Itu Pak William ‘kan?!”“Loh itu seberangnya siapa!? Kok mereka berdua dekat banget?!”Desas-desus dari kafetaria yang cukup ramai membuat Kayla sangat tida
Baca selengkapnya

Bab 28. Bertemu Wanita Gila

Setelah mereka selesai makan siang bersama, Kayla pun diantar William ke lobi.“Kakak antar sampai sini saja. Mobilku di parkiran ….”“Kuantar sampai parkiran lebih aman.”Kayla menghela napas, lalu tersenyum tidak berdaya. Pria di depannya ini begitu keras kepala.“Kak Will, Kakak tahu aku tidak suka dipaksa, ‘kan?” Ditanya seperti itu, William cukup terkejut. “Aku … bukan bermaksud memaksa, tapi–”“Jarak lobi dan tempat parkir dekat kok, Kak! Tidak perlu khawatir, oke?” ucap Kayla dengan senyum menenangkan.Melihat gadis itu begitu keras kepala, akhirnya William pun mengalah. “Ya sudah, kalau begitu hati-hati di jalan, nanti kalau ada sesuatu—”“Hubungi aku,” potong Kayla cepat dengan gaya khas William, sedikit mencontoh pria itu sebelum akhirnya tersenyum. “Ya, ’kan?” William yang sempat tersentak, akhirnya tersenyum sambil mengangguk. “Ya, hubungi aku.”“Jangan khawatir, aku akan hubungi Kak Will kalau ada apa-apa,” ujar Kayla lagi. Dia mengambil beberapa langkah untuk menuruni
Baca selengkapnya

Bab 29. Kayla dan Anastasia

Beberapa jam sebelumnya, di kamar hotel Daniel Brown.“Apa kamu bilang, Dan?” Anastasia berkata dengan nada tinggi pada Daniel, wajahnya terlihat tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Daniel. “Stella diminta CEO Ellysium untuk menggantikanmu sebagai perwakilan kerja sama dua perusahaan!? Bagaimana bisa!? Apa yang sudah kamu lakukan!?”Daniel yang sedang memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di sofa untuk menenangkan diri berakhir menghela napas kasar.“Apa kamu bisa diam sebentar dan jangan berisik, Ana?!”“Bagaimana aku bisa diam sedangkan kamu sendiri seperti seorang pecundang di hadapan si Stella! Kamu tahu sendiri dia itu sering sombong dan juga–”“Ana, kumohon berhentilah bicara!” Kembali Daniel mengulang kata-katanya.“Ya, tapi … proyek ini adalah proyek khusus dari kakekmu agar kamu bisa membuktikan kalau kamu memang sudah layak untuk menjadi pemimpin di Terra Brown, itu yang selalu kamu katakan padaku, kan? Aku juga melihat semua perjuanganmu, kamu itu ora
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status