Semua Bab Jodoh Salah Tarik 2: JERAT CINTA TEMAN KAKAKKU: Bab 31 - Bab 40

71 Bab

Bab 30. Strategi yang Dimainkan

Setelah bertengkar dengan Kayla, darah Anastasia rasanya masih mendidih, apalagi saat ini dirinya benar-benar merasa terhina akibat Kayla yang meninggalkannya begitu saja. Namun, dia ingat tujuannya datang kemari untuk menemui CEO Ellysium Luminar, jadi dia berusaha untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam gedung tempat di mana kantor perwakilan Ellysium Luminar. Anastasia sibuk dengan ponselnya guna membuat rencana untuk memberi pelajaran pada Kayla, tetapi karena ulahnya itu, dia tidak sengaja menabrak seseorang hingga membuat ponselnya terjatuh. “Aaah!!” Anastasia menjadi kesal kembali sambil mengambil ponselnya di lantai, lalu dia mendongakkan wajahnya untuk melihat siapa orang yang menabraknya. “Hei Kamu! Apa kamu tidak punya mata?!” Anastasia sedikit berteriak hingga dia menarik perhatian beberapa orang yang ada di sana. Namun, alangkah terkejutnya dia saat melihat orang yang menabraknya tadi adalah seseorang yang dia kenal! Pria yang
Baca selengkapnya

Bab 31. Katakan Padaku

Sesampainya di rumah, Kayla sebenarnya terus dihantui ucapan Anastasia. Dia tahu wanita itu selalu sengaja mencari masalah dengannya, tetapi kali ini berbeda. Anastasi begitu marah dan seperti benar-benar ingin menghabisinya. Kenapa?Tiba-tiba, Kayla teringat bagaimana Anastasia menyinggung Daniel, Stella, dan … CEO Ellysium Luminar.“CEO Ellysium Luminar … apa itu orang yang diincar oleh perusahaan keluarga Stella?” pikirnya.Di saat itu juga, Kayla tersadar akan satu hal. “Ellysium Luminar itu tempat Kak Will bekerja, ‘kan? Haruskah aku bertanya padanya?” Tepat ketika ide itu muncul di benak Kayla, tiba-tiba dia mengurungkan niatnya.“Ngapain juga mikirin hal begini sih?” Kayla menggeleng-gelengkan kepalanya keras, mencoba menepis apa yang ada dalam benaknya.Kayla lalu mengeluarkan barang belanjaannya sebelum pulang ke rumah tadi, dia berencana membuat kukis untuk cemilannya. Kayla sibuk mengatur adonan kukis keju di atas loyang sebelum memasukkannya ke dalam oven. Aroma wangi
Baca selengkapnya

Bab 32. Pertanyaan Kayla untuk William

Mendengar Kayla mengucapkan kata-kata itu, William terkesiap. Sesaat wajahnya menggelap, namun dia segera tenang. Dia harus mendengarkan cerita Kayla sampai tuntas.“Anastasia … dia wanita yang bersama dengan mantan pacarmu itu?” tanya William dengan menyipitkan matanya dan menebalkan kata-kata ‘mantan pacar’ pada Kayla.Kayla menghela napas dalam dan mengangguk.Terlihat rahang wajah William menjadi sedikit mengetat, menahan rasa marahnya, tetapi kembali bersikap santai menanggapinya.“Lalu, kenapa dia sampai memukulmu?” tanya William lagi.“Aku … juga tidak tahu.” Kayla menaikkan kedua bahunya.“Kamu tidak tahu kenapa dia memukulmu?” William menautkan alis mendengar pernyataan Kayla barusan.Kayla mengangguk. “Dia berkata tentang keluarga Brown dan kerjasama dengan Ellysium Luminar, lalu menyebutkan tentang Stella juga, aku tidak mengerti apa hubungannya.” Apa yang dikatakan oleh Kayla barusan langsung membuat William berpikir dan menghubungkan semuanya.“Kemarin Stella juga mengat
Baca selengkapnya

Bab 33. Aku Tidak Akan Tinggal Diam

Pertanyaan Kayla membuat ekspresi William yang tenang sempat sedikit goyah. Namun, dia berdeham sedikit untuk menutupi hal tersebut dan menjawab, “Ya, aku kenal. Kenapa?”“Aku rasa orang yang bisa membuat keluarga Brown, keluarga yang menguasai North Dakota, datang ke sini hanya dirinya. Jadi, itu berarti CEO Ellysium Luminar sedang ada di kota ini, bukan?”Mendengar asumsi Kayla, William harus mengakui kalau gadis di hadapannya ini sangat cerdas. Dari satu hal ke hal lain, dia bisa mendapatkan konklusi yang sangat akurat.“Ya, memang demikian.”Kayla lalu mengangguk. “Jadi setelah bertemu CEO Ellysium, proyek yang harusnya dikepalai oleh Daniel malah diberikan kepada Stella. Hal itu membuat Anastasia sangat marah, tapi … kenapa marahnya kepadaku?” Dia berpikir keras.William terdiam, memerhatikan wajah Kayla yang tampak kesulitan. Jujur saja, William merasa bersalah menyembunyikan ini semua. Haruskah dia memberi tahu Kayla kenyataannya sekarang?“Kay, mengenai itu–”“Aku tahu!” poton
Baca selengkapnya

Bab 34. Temani Aku Pergi

Pagi harinya, Kayla tidak melihat William ada di sebelahnya. Dia gegas beranjak dari tempat tidurnya. “Ah, aku kesiangan!” Kayla berkata dengan panik saat melihat sudah jam 6 pagi. Setelah mencuci wajahnya, Kayla segera keluar kamar, dan baru saja keluar dari kamarnya, Kayla langsung mengendus bau yang cukup menyengat di hidungnya. Bau masakan gosong. Kayla gegas menuju dapur dan melihat dapur dalam keadaan yang kacau. “Kak Will?! Apa yang terjadi di sini?!” Mata Kayla menyapu seisi dapur, dia benar-benar takjub dengan pemandangan yang ada di depannya sekarang. Di atas teflon terlihat telur yang gosong, lalu roti yang keluar dari toaster juga terlihat berwarna hitam pekat. Di atas tempat cuci piring, ada beberapa wadah yang digunakan berantakan dan hal yang membuat seisi rumah menjadi bau gosong karena cooker hood yang ada di atas kompor tidak dihidupkan oleh William. “Seperti yang kamu lihat, pagi ini … terjadi kekacauan.” William berkata dengan nada datarnya, cukup tenang pa
Baca selengkapnya

Bab 35. Apa Ini Acara Perjodohan

Kayla masih terpaku di tempatnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Temani aku mewakili Ellysium Luminar? Bagaimana bisa William mewakili Ellysium Luminar?” pikir Kayla dengan penuh kecurigaan. “Eh… Kak Will, kok bisa kamu yang mewakili Ellysium Luminar? Apa aku salah dengar?” Kayla tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. William mengangkat alisnya sejenak sebelum menjawab dengan tenang, “Aku punya hubungan baik dengan klien satu ini, jadi aku yang diminta mewakili kali ini.” “Ooh,” jawab Kayla dengan bibir yang membulat. “Bagaimana? Kau mau ikut?” tanya William lagi. “Siapa tahu ini bisa jadi kesempatan agar kamu bisa masuk lebih mudah ke Ellysium, bukan?” Mendengar kalimat itu, mata Kayla langsung berbinar. “Oke!” Senyuman terpatri di wajah William, membuat Kayla yang melihat terpesona sesaat. “Oke. Aku akan menjemputmu sebelum jam makan siang.” *** Siang harinya, Kayla dan William tiba di sebuah rumah mewah, mereka diarahkan oleh pelayan ke taman belaka
Baca selengkapnya

Bab 36. Tetap Harus Izin

Saat William berjabat tangan dengan Sandra dan tampak begitu ramah, suasana di ruangan pun tampak cerah. Sandra yang dipuji dan digenggam tangannya oleh William merasa sangat senang dan berkata, “Salam kenal, Tuan William. Sungguh senang bisa bertemu orang hebat seperti Anda.”Melihat William tidak keberatan dengan kehadiran putrinya, Hardi tentu tidak melepaskan kesempatan. Dia langsung mengisyaratkan pada pelayan untuk memindahkan satu kursi kosong ke sebelah William.“Sandra, duduklah. Kenapa berdiri saja seperti itu?” ucap Hardi memberikan kode, membuat Sandra mengangguk dan langsung duduk. Di sisi lain, Hardi menatap William. “Maaf, Pak William. Putriku jarang dipuji dan berbicara dengan pria, jadi dia agak kaku.”“Oh?” William menatap Sandra santai. “Kukira wanita cantik seperti Nona Sandra pasti sudah sering dikejar pria?” tanyanya, membuat Sandra semakin merona.Pertanyaan dan sikap William membuat beberapa orang tertawa dan sedikit menggoda, tapi tidak ada yang menyadari kal
Baca selengkapnya

Bab 37. Kesalahpahaman yang Memuncak

Di mobil yang membawa mereka kembali ke apartemen William, dalam diam Kayla memikirkan kembali ucapan William tadi.“Ayo kita pulang, istriku.“Kalimat William itu membuat wajah Kayla merona merah dan jantungnya berpacu cepat. Apa ini perasaannya atau … dia senang dipanggil seperti itu?‘Y-yang benar saja,’ batin Kayla seraya mengipas-ngipaskan tangan ke dirinya sendiri.“Panas?”Pertanyaan itu membuat Kayla tersentak. Dia langsung menoleh ke arah William yang tampak meliriknya selagi mobil berhenti.“T-tidak.”“Lalu, kenapa merah seperti itu?” tanya William tanpa basa-basi, membuat Kayla tersentak.“U-uh … m-mungkin tadi minumannya mengandung sedikit alkohol,” elak Kayla seraya sedikit membuang muka dan terus mengipas-ngipaskan tangannya.William menaikkan alisnya, tapi tidak membalas.Jelas-jelas Kayla hanya minum jus jeruk, alkohol dari mana?Berpura-pura tidak tahu akan kebohongan Kayla, William pun mengalihkan topik. “Jadi, sampai kapan kamu akan menutupi hubungan kita?” tanyanya
Baca selengkapnya

Bab 38. Mengurai Kesalahpahaman

*Beberapa saat yang lalu* Tidak jauh berbeda dengan Kayla yang memusingkan masalah pertengkaran mereka tadi, William yang sedang fokus dengan pekerjaannya juga tak kian berhenti menghela napas. Namun, didera tanggung jawab, William terus berusaha menepis pemikirannya hingga waktu sudah malam dan perutnya meronta minta diisi. Keluar dari ruang kerja menuju ruang makan, William melihat sudah ada berbagai hidangan di atas meja. Akan tetapi, tampaknya Kayla tidak berniat untuk makan bersamanya. Kentara, istrinya itu masih marah. Tidak ingin memaksa dan membuat suasana menjadi lebih buruk, William berujung makan sendirian dan kembali ke ruang kerjanya setelah selesai. Baru saja duduk di kursi kerjanya lagi, mendadak William melihat ponselnya berdering. Itu dari Gabriel. “Ada apa?” tanya William tanpa basa-basi, tahu bahwa asistennya itu tidak akan menghubungi kalau bukan karena hal penting. “Laporan terkait kerja sama dengan sejumlah klien dan partner penting sudah kukirim dan perl
Baca selengkapnya

Bab 39. Pengakuan

Dihadapkan langsung dengan pertanyaan William yang tepat ke intinya, membuat jantung Kayla berdebar cepat. Dia bingung harus menjawab jujur atau tidak, tapi kalau berbohong … apa gunanya juga?Melihat Kayla terdiam dan ragu, William kembali bertanya, “Bagaimana? Apa benar begitu?”Akhirnya, Kayla pun menghela napas selagi membuang wajah. “Bukannya memang begitu?” Saat kalimat itu terlontar dari mulutnya, Kayla memaki dirinya sendiri. Bukannya tadi dia mau bertanya kenapa pria itu menikahinya? Kayla sendiri ingin memastikan apakah William menikahinya karena harta, bukan!? Kenapa dia malah menuding William dengan cara seperti itu? Cara ini sama saja dengan ingin memancing emosi pria tersebut!‘Dasar Kayla bodoh!!’ maki dirinya sendiri.Namun, di luar dugaan, tawa yang renyah penuh kelegaan bergema dalam ruangan.Kayla yang terkejut langsung mengangkat pandangan, melihat William yang tertawa begitu lepas. Hal itu membuatnya bingung.“Apa yang lucu?” tanya Kayla dengan agak ketus, merasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status