William melirik ke arah Kayla. Dia bisa melihat gadis itu tampak kesulitan. Akhirnya, William pun berkata, “Begini saja, aku akan menunggu di sana. Dengan begitu, kalian masih bisa berbincang dengan lebih leluasa dan aku masih bisa bekerja dengan nyaman.”Entah kenapa, usulan William masih membuat Kayla merasa tidak enak. Pria itu seakan terpaksa mengikuti ke mana pun dia pergi. Namun, tiba-tiba William menyentuh kepala Kayla lembut. “Santai saja. Aku sudah biasa.”Kemudian, William pun berbalik untuk meninggalkan kafe, mengambil laptopnya, lalu duduk di kursi paling pojok yang cukup jauh dari tempat Kayla dan Stella berada.Saat Kayla tidak bisa berhenti memerhatikan pria tersebut, sebuah suara berkata, “Kalau kamu terus menatapnya seperti itu, aku akan mengira kalau kamu benar-benar jatuh cinta dengan suamimu itu.”Sontak, Kayla melotot ke arah sahabatnya itu. “Stella!” Dia protes. “Kamu ya! Tadi bersikap seperti akan mendukungku, tapi sekarang kamu malah mendukungnya!”Tanpa ampu
Read more