Di mobil yang membawa mereka kembali ke apartemen William, dalam diam Kayla memikirkan kembali ucapan William tadi.“Ayo kita pulang, istriku.“Kalimat William itu membuat wajah Kayla merona merah dan jantungnya berpacu cepat. Apa ini perasaannya atau … dia senang dipanggil seperti itu?‘Y-yang benar saja,’ batin Kayla seraya mengipas-ngipaskan tangan ke dirinya sendiri.“Panas?”Pertanyaan itu membuat Kayla tersentak. Dia langsung menoleh ke arah William yang tampak meliriknya selagi mobil berhenti.“T-tidak.”“Lalu, kenapa merah seperti itu?” tanya William tanpa basa-basi, membuat Kayla tersentak.“U-uh … m-mungkin tadi minumannya mengandung sedikit alkohol,” elak Kayla seraya sedikit membuang muka dan terus mengipas-ngipaskan tangannya.William menaikkan alisnya, tapi tidak membalas.Jelas-jelas Kayla hanya minum jus jeruk, alkohol dari mana?Berpura-pura tidak tahu akan kebohongan Kayla, William pun mengalihkan topik. “Jadi, sampai kapan kamu akan menutupi hubungan kita?” tanyanya
*Beberapa saat yang lalu* Tidak jauh berbeda dengan Kayla yang memusingkan masalah pertengkaran mereka tadi, William yang sedang fokus dengan pekerjaannya juga tak kian berhenti menghela napas. Namun, didera tanggung jawab, William terus berusaha menepis pemikirannya hingga waktu sudah malam dan perutnya meronta minta diisi. Keluar dari ruang kerja menuju ruang makan, William melihat sudah ada berbagai hidangan di atas meja. Akan tetapi, tampaknya Kayla tidak berniat untuk makan bersamanya. Kentara, istrinya itu masih marah. Tidak ingin memaksa dan membuat suasana menjadi lebih buruk, William berujung makan sendirian dan kembali ke ruang kerjanya setelah selesai. Baru saja duduk di kursi kerjanya lagi, mendadak William melihat ponselnya berdering. Itu dari Gabriel. “Ada apa?” tanya William tanpa basa-basi, tahu bahwa asistennya itu tidak akan menghubungi kalau bukan karena hal penting. “Laporan terkait kerja sama dengan sejumlah klien dan partner penting sudah kukirim dan perl
Dihadapkan langsung dengan pertanyaan William yang tepat ke intinya, membuat jantung Kayla berdebar cepat. Dia bingung harus menjawab jujur atau tidak, tapi kalau berbohong … apa gunanya juga?Melihat Kayla terdiam dan ragu, William kembali bertanya, “Bagaimana? Apa benar begitu?”Akhirnya, Kayla pun menghela napas selagi membuang wajah. “Bukannya memang begitu?” Saat kalimat itu terlontar dari mulutnya, Kayla memaki dirinya sendiri. Bukannya tadi dia mau bertanya kenapa pria itu menikahinya? Kayla sendiri ingin memastikan apakah William menikahinya karena harta, bukan!? Kenapa dia malah menuding William dengan cara seperti itu? Cara ini sama saja dengan ingin memancing emosi pria tersebut!‘Dasar Kayla bodoh!!’ maki dirinya sendiri.Namun, di luar dugaan, tawa yang renyah penuh kelegaan bergema dalam ruangan.Kayla yang terkejut langsung mengangkat pandangan, melihat William yang tertawa begitu lepas. Hal itu membuatnya bingung.“Apa yang lucu?” tanya Kayla dengan agak ketus, merasa
“Aku sudah di depan rumahmu, keluarlah!”Sandra menerima panggilan telepon dari kerabatnya yang akan menemaninya hari ini. Segera dia keluar dengan membawa dokumen penting di tangannya.“Ya Tuhan, Sandra! Wajahmu jelek sekali hari ini.” Ucapan itu terdengar saat dirinya sudah ada di dalam mobil.“Tentu saja buruk! Dipermalukan di perjamuan oleh seorang pria, aku baru pertama kali mengalaminya!” Sandra mendengkus.“Dipermalukan di perjamuan? Apa maksudmu?” Anastasia penasaran. Sandra menghela napas kasar. “Kemarin ayahku mengadakan perjamuan, lalu…” Dia pun menceritakan apa yang terjadi di perjamuan kemarin.“Apa?! Pria itu memancingmu, lalu berakhir menolakmu?! Apa pria itu gila?!” Anastasia sangat kaget. Walau dia merasa dirinya lebih cantik, tapi sepupunya ini juga tidak buruk. Bahkan, bisa dikatakan dia salah satu wanita tercantik di ibu kota. Lalu, ada seorang pria yang menolak undangannya secara cuma-cuma?!“Kalau bukan karena dia orang penting di Elysium, pasti sudah kupermalu
Setelah bertanya hal itu, jantung Kayla berdegup kencang, kalau saja itu adalah William, maka masuk akal kalau William benar-benar menikahinya tidak karena harta warisan nenek Yulia, Pegawai Ellysium saja memiliki gaji yang cukup besar, apalagi kalau sampai dia memiliki jabatan eksekutif di tempat ini!“Itu … namanya Pak Dominic, tapi dia juga masih sementara. Karena orang dari perusahaan pusat kabarnya masih menyeleksi siapa pimpinan yang tepat untuk wilayah negara kita.” Deswita berkata dengan santai.Mendengar jawaban tersebut entah kenapa tiba-tiba saja, Kayla sedikit kecewa. “Oh, jadi namanya Pak Dominic, ya? Apa dia ini menyeramkan sekali?” tanya Kayla.“Ya, dia menyeramkan, tapi kamu harus tahu Kay! Ada orang dari kantor pusat yang ditugaskan di sini, dan dia jauh lebih menyeramkan lagi karena posisinya dikabarkan sebagai petinggi Ellysium. Saranku kita tidak perlu terlibat dengan mereka-mereka itu.” Deswita berkata dengan nada pelan, seolah takut terdengar oleh orang lain.“Ke
Sandra nyaris terjatuh kalau tidak ditahan oleh Anastasia, dan mantan teman kuliah Kayla itu langsung melotot. “Siapa yang berani mendorong saudaraku!? Kurang ajar sekali!”“Mendorong bukanlah satu-satunya hal yang bisa kulakukan pada seseorang yang berani menyentuh adikku,” balas pelaku pendorong Sandra.Di saat itu, Anastasia dan Sandra yang menoleh untuk melihat pemilik suara, langsung sedikit tertegun saat mendapati sosok seorang pria bertubuh tinggi dan tegap yang berdiri di hadapan Kayla.Walau pria itu masih mengenakan jaket kulitna yang berwarna hitam itu, tapi otot kekarnya tidak mampu disembunyikan. Ditambah dengan wajahnya yang tampan dan memesona, kedua wanita itu agak bertanya-tanya mengenai apa identitas pria tersebut!Di saat ini, suara Kayla pun terdengar berseru, “Kakak?!”Anastasia dan Sandra terbelalak. ‘Kakak?!’Pria yang dipanggil ‘Kakak’ oleh Kayla itu menoleh menghadap sang adik, dan benar saja! Itu adalah Ghafa!!“Kenapa Kakak ke sini!?” seru Kayla, sama sekali
Mendengar nama tersebut diucapkan oleh Anastasia membuat Arga terkejut bukan kepalang. “S-siapa?” ulangnya lagi untuk benar-benar memastikan kalau dia tidak salah dengar.“Begini Pak Arga, Pak Arga kan salah satu orang yang memiliki jabatan di tempat ini, setidaknya suara Pak Arga pasti didengar, dan juga Pak Arga pasti tahu dengan kedua orang ini, kan?” Anastasia cukup tahu bagaimana cara membuat orang lain terbawa dengan cerita yang dia miliki, dia mengamati ekspresi Arga yang masih terasa penasaran.“Yang kuketahui, bahkan William itu memiliki kedudukan yang cukup tinggi di perusahaan ini. Aku yakin sekali istrinya itu, si Kayla juga masuk ke sini karena nepotisme, kan? Bayangkan, kalau masalah ini tersebar ke luar, ini bisa merusak reputasi Ellysium sendiri, Pak Arga mengerti maksud saya, bukan?” Anastasia berkata dengan sedikit penekanan, siapa pun yang mendengar jelas tahu ini bukan kalimat biasa, melainkan kalimat ancaman. Sementara itu, Sandra sedikit menghela napas karena ul
Sandra yang penasaran lalu segera mengikuti dengan cepat dari belakang, tetapi sayangnya mereka pergi terlalu cepat, membuat wanita ini sekali lagi menghela napas dalam.Di bawah terik matahari yang cukup panas ini, Sandra memikirkan banyak hal. Kalau saja apa yang dia dengarkan itu benar maka seluruh kejadian belakangan ini semakin masuk akal, bahwa William seperti tidak takut atas apapun juga, lalu sikap Arga tadi juga memperlihatkan hal yang tidak biasa.Sandra terus berjalan dengan banyak pertanyaan yang menumpuk dalam kepalanya, hingga akhirnya …. CIIIITT!!!Sandra yang terkejut itu, membuat tubuhnya limbung, dia kemudian terduduk dengan keras di aspal. “Ahhh!” jeritnya.Sebuah motor mengerem dengan mendadak dan terdengar makian pengendaranya. “Hei! Apa kamu mau cari mati?! Kalau mau menyeberang jangan sembarangan, ini bukan tempat untuk menyeberang!”Sandra menjadi sangat terkejut dan gugup, tubuhnya menjadi sedikit gemetar, dia melihat ke arah pengendara motor balap merk Ducati
Extra Chapter. Ghafa Sandra 1. Pertemuan Kembali.Sandra melangkah masuk ke dalam kafe dengan wajah kusut. Rambutnya yang biasanya rapi terlihat berantakan, menandakan betapa kacau harinya. Ia baru saja berdebat sengit dengan ayahnya, seorang pebisnis sukses yang selalu memandang dunia seni sebagai hal remeh. Sang ayah menginginkan Sandra fokus pada perusahaan keluarga, namun hatinya menolak keras. Dunia seni adalah rumah bagi Sandra, tempat ia menemukan kebebasan dan ekspresi sejati dan itu sejak dulu tidak disukai oleh ayahnya.Dan ayahnya makin marah karena dia gagal membawa proposal kerjasama dengan Ellysium Luminar Indonesia. Sandra melewati kursi seseorang yang saat itu posisinya berada sedikit menghalangi jalan. Dia duduk di bangku pojok yang bisa melihat ke arah jalan. Beberapa kali Sandra menghela napasnya. Mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu. Pria yang bernama William itu ternyata juga sudah beristri dan istirnya mungkin memiliki hubungan yang rumit dan tidak baik
Setelah beberapa bulan penuh suka dan duka, bayi Kayla dan William kini telah berusia 6 bulan. Hari itu, mereka membawa bayi mereka untuk imunisasi di klinik langganan keluarga. Perjalanan mereka merawat bayi prematur ini tidaklah mudah. Kayla sempat hampir terkena baby blues syndrome karena kurangnya tidur dan kekhawatiran berlebih terhadap kondisi bayinya. Namun, berkat dukungan William yang selalu hadir, membantu bangun tengah malam, dan memberikan semangat, Kayla mampu melewati masa-masa sulit tersebut dengan cepat. Saat ini, Kayla merasa campur aduk antara lega dan sedikit gugup, tetapi kehadiran William di sisinya memberikan ketenangan yang ia butuhkan.Sore itu, sebuah mobil keluarga berhenti di depan rumah besar keluarga Drake. Di depan pintu, Hana, Andre, Risda, Anthony, Daisy, dan Walter sudah menunggu dengan antusias. Bahkan Ghafa, Kakak Kayla sudah datang bersama dengan kekasih hatinya.William memeluk tubuh sang istrinya dengan lembut. Di tangannya yang lain, ia menggendon
William segera pergi ke rumah sakit dimana tempat Kayla berada, dalam perjalan tersebut dia juga sudah menghubungi Hana dan juga Risda, yang kebetulan keduanya masih ada di sini saat ini. Mereka bergerak ke rumah sakit tersebut dengan cepat. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan dokter yang langsung menanganinya.“Nyonya Kayla harus segera dilakukan tindakan operasi agar tidak membahayakan dirinya dan juga anak yang ada dalam kandungannya.” Itu yang dikatakan dokter saat itu.Hal ini tentu membuat Kepala William berputar dan terasa sangat sakit sekali, rasanya penyesalan sangat kuat menjalar dalam tubuhnya sekarang ini.“Bagaimana Kayla, Will?” tanya Hana saat bertemu dengan William yang terlihat cukup gugup di depan ruang operasi.“Kayla harus dilakukan tindakan segera, Ma.” William berkata dengan suara lemah.“Bagaimana bisa Kayla mengalami kecelakaan? Apa sopir kamu tidak membawa kendaraan dengan hati-hati?” Risda kali ini bicara dengan nada cemas.“Tadi ada kendaraan yang remnya
Kayla berdiri di depan cermin, mengamati bayangan dirinya sendiri dengan raut wajah penuh rasa ingin tahu. Perutnya yang kini membuncit lima bulan tampak menonjol di balik kaus longgar yang ia kenakan. Ia memutar tubuhnya perlahan, memandangi bentuk tubuhnya dari berbagai sisi, lalu tersenyum kecil.“Kak Will, ini bakalan besar banget, pasti ya?” katanya sambil menoleh ke arah William, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk melilit lehernya.William mendekat tanpa berkata apa-apa, menyelinap di belakang Kayla. Ia melingkarkan lengannya di pinggang istrinya, lalu menempelkan dagunya ke bahu Kayla. Tangan besarnya dengan lembut mengusap perut Kayla yang membuncit, seolah-olah mencoba menyapa bayi mereka.“Dia tentu akan membesar,” gumam William sambil tersenyum tipis, matanya memandangi bayangan mereka berdua di cermin. Ada kebahagiaan yang samar di matanya, meski bibirnya hanya melengkungkan senyum sederhana.Kayla berbalik dengan cepat, menyandarkan tanga
Saat kaki Kayla melangkah masuk ke dalam ruangan itu, dia benar-benar sangat merasa senang, semua nampak nyata, dia dan William akan diperkenalkan secara resmi sebagai pasangan suami istri dari Keluarga Drake yang tersohor dan terhormat.Acara satu per satu berjalan sesuai agenda, saat Walter Drake memperkenalkan keduanya sebagai pasangan resmi, para tamu undangan sangat terkesan dan kagum. Lalu, Walter juga mengumumkan tentang pengunduran dirinya dari kepemimpinan raksasa usaha Ellysium Luminar Group milik Keluarga Drake, dan menyatakan dengan tegas kalau saat ini, semuanya dipegang penuh oleh Kaisar William Drake, satu-satunya pewaris Keluarga Drake.Suasana makin meriah, walau begitu, sesekali William bertanya pada Kayla, apakah dia sudah lelah? Namun, Kayla tentu saja tidak lelah, dia malah senang dengan apa yang terjadi saat ini. William yang terkenal dingin sebelumnya terlihat cukup banyak tersenyum saat acaranya berlangsung. Kemudian satu momen dimana akhirnya William memutar s
Di kamar, setelah semuanya selesai, William duduk di tepi ranjang sambil memeriksa dokumen di laptopnya. Kayla duduk di sebelahnya, memandangi wajah William yang serius. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil.“Kak Will,” panggil Kayla lembut.“Hm?” William menoleh.Kayla memeluk lengan suaminya, menyandarkan kepalanya di bahunya. “Aku benar-benar bahagia.”William tersenyum kecil, lalu menutup laptopnya. “Aku juga, Kay.” Tangannya membelai rambut Kayla dengan lembut, sebelum berbisik, “Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk menjadi ayah. Aku akan memastikan kamu dan anak kita selalu bahagia.”Kayla terdiam, tetapi hatinya berbunga-bunga. Saat William mengecup keningnya dengan penuh kasih, ia tahu bahwa kebahagiaan ini adalah awal dari perjalanan indah mereka bersama.*** Keesokan harinya, Kayla dikejutkan dengan kedatangan orang tuanya dan juga Ghafa di kediaman Keluarga Drake saat dia selesai konsultasi dengan dokter kandungannya.“Papa, mama?!” Kayla tidak percaya mereka sudah ada
Di ruang tunggu yang cukup ramai ini, William duduk dengan gelisah, jarinya mengetuk-ngetuk paha tanpa sadar. Pria yang biasanya memancarkan ketenangan seperti batu kini terlihat tidak sabar. Matanya terus melirik ke arah pintu ruangan dokter, lalu kembali ke Kayla yang tampak sibuk mengunyah camilannya.“Ini, minum dulu. Sebentar lagi giliran kita,” ujar William dengan nada pelan, hampir seperti bisikan. Tangannya menyodorkan botol air mineral ke arah Kayla, dia berkata dengan sangat hati-hati.Kayla menerima botol itu, menatap William sejenak sebelum tersenyum tipis. “Santai saja, Kak Will. Aku baik-baik saja.” Nada santainya membuat William sedikit lega, meski pikirannya tetap penuh dengan kekhawatiran, takut kalau-kalau nanti Kayla kembali meraung seperti di dalam mobil tadi.Bukan tanpa alasan dia khawatir, karena barusan saja, saat berjalan menuju ruang tunggu ini, Kayla hampir menangis hanya karena William berjalan mendahuluinya. Dia tidak mengira istrinya bisa sesensitif itu. B
Wajah Daisy dan Risda terlihat senang, dari cara William dan Kayla menatap ini seperti menunjukkan hal-hal bahagia yang sebentar lagi akan datang ke keluarga ini.“Bagaimana? Apa itu sudah cukup lama?” desak Daisy, sementara Risda, Ibu William lebih kalem dengan tidak banyak bicara.“Itu ….” Kayla diam dan menatap William.“Apa itu terakhir saat awal pernikahan kita?” tanya William cepat.Pernyataan yang dilontarkan William barusan membuat Kayla mengangguk malu-malu.“Ah! Sepertinya kita akan kedatangan tamu besar di keluarga kita.” Daisy berkata dengan penuh semangat lalu melihat ke arah Risda dengan senyum merekah.“Sebaiknya Will, coba kamu bawa Kayla ke dokter sekarang.” Giliran Risda yang penuh semangat kali ini menyuruh anaknya untuk segera mencari kepastian yang tentunya lebih akurat.“Nah, benar, cepatlah Will, nenek yakin kita pasti akan ada anggota baru di keluarga kita.”Lalu, kedua orang ini menyuruh William dan mendesak keduanya untuk segera pergi ke dokter.Sebelum Willi
Suasana sore di kediaman keluarga Drake dipenuhi canda tawa yang hangat. Walter, yang baru saja pulang dari rumah sakit, duduk di sofa ruang tengah dengan senyum lembut di wajahnya. Anthony, Risda, Daisy dan Kayla duduk di sekitarnya, berbagi cerita ringan yang menghangatkan hati. Ruangan itu dipenuhi aura nostalgia dan kebahagiaan.Kayla, yang biasanya lebih pendiam di hadapan anggota keluarga Drake lainnya, hari itu terlihat lebih santai. Senyumnya tak pernah lepas saat mendengarkan cerita-cerita Walter tentang masa mudanya. Ia sesekali melontarkan komentar yang membuat semuanya tertawa.“Jadi, Kakek benar-benar sempat mencoba drifting dengan mobil antik hanya untuk menghindari nenek yang sedang marah?” Kayla tertawa, membayangkan adegan yang diceritakan Walter.“Tentu saja,” Walter menjawab dengan nada bercanda. “Saat itu nenekmu benar-benar mengerikan jika sudah marah. Tapi lihat, aku masih hidup sampai sekarang, bukan?”Anthony dan Risda ikut tertawa. Rasanya sudah lama sekali mer