Mendengar nama tersebut diucapkan oleh Anastasia membuat Arga terkejut bukan kepalang. “S-siapa?” ulangnya lagi untuk benar-benar memastikan kalau dia tidak salah dengar.“Begini Pak Arga, Pak Arga kan salah satu orang yang memiliki jabatan di tempat ini, setidaknya suara Pak Arga pasti didengar, dan juga Pak Arga pasti tahu dengan kedua orang ini, kan?” Anastasia cukup tahu bagaimana cara membuat orang lain terbawa dengan cerita yang dia miliki, dia mengamati ekspresi Arga yang masih terasa penasaran.“Yang kuketahui, bahkan William itu memiliki kedudukan yang cukup tinggi di perusahaan ini. Aku yakin sekali istrinya itu, si Kayla juga masuk ke sini karena nepotisme, kan? Bayangkan, kalau masalah ini tersebar ke luar, ini bisa merusak reputasi Ellysium sendiri, Pak Arga mengerti maksud saya, bukan?” Anastasia berkata dengan sedikit penekanan, siapa pun yang mendengar jelas tahu ini bukan kalimat biasa, melainkan kalimat ancaman. Sementara itu, Sandra sedikit menghela napas karena ul
Sandra yang penasaran lalu segera mengikuti dengan cepat dari belakang, tetapi sayangnya mereka pergi terlalu cepat, membuat wanita ini sekali lagi menghela napas dalam.Di bawah terik matahari yang cukup panas ini, Sandra memikirkan banyak hal. Kalau saja apa yang dia dengarkan itu benar maka seluruh kejadian belakangan ini semakin masuk akal, bahwa William seperti tidak takut atas apapun juga, lalu sikap Arga tadi juga memperlihatkan hal yang tidak biasa.Sandra terus berjalan dengan banyak pertanyaan yang menumpuk dalam kepalanya, hingga akhirnya …. CIIIITT!!!Sandra yang terkejut itu, membuat tubuhnya limbung, dia kemudian terduduk dengan keras di aspal. “Ahhh!” jeritnya.Sebuah motor mengerem dengan mendadak dan terdengar makian pengendaranya. “Hei! Apa kamu mau cari mati?! Kalau mau menyeberang jangan sembarangan, ini bukan tempat untuk menyeberang!”Sandra menjadi sangat terkejut dan gugup, tubuhnya menjadi sedikit gemetar, dia melihat ke arah pengendara motor balap merk Ducati
William adalah orang dari kantor pusat itu? Apa artinya dia punya kuasa lebih atas Ellysium yang ada di Indonesia ini? Ya Tuhan, bisa-bisanya Kayla tidak menyadari hal ini! Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini Kayla benar-benar terkejut dengan fakta ini. “O-orang itu Will-William?” Kayla berkata dengan terbata dan suaranya pelan. Deswita memandang Kayla dengan mengangguk pelan lalu kembali berkata, “Ya, dia itu orangnya.” Deswita berkata dengan pelan, dia melihat wajah Kayla yang sedikit menegang. Melihat hal ini jelas Deswita paham bahwa nama yang disinggung saat perseteruan Kayla dan Sandra sebelumnya adalah William yang saat ini ada di dekat mereka. Kayla diam, pikirannya berkecamuk hebat, dia … benar-benar sangat terkejut dengan fakta ini. Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya dengan berat. Deswita kemudian mengambil file yang ada di tangan Kayla. “Kay, ini lebih baik aku saja yang meminta tanda tangan Pak Dominic.” Kayla mengangguk pelan, lalu Deswita meninggalkan Kay
Sesaat sebelumnya.William yang menyadari kalau Kayla benar-benar kecewa padanya dengan cepat mencari wanita itu, dia mendatangi Kayla di ruang kerjanya, tetapi wanita itu sudah tidak ada. “Pasti dia sudah pulang,” batin William. Langkah lebar dan terburu-buru, pria itu segera turun ke lantai bawah, tetapi kakinya terhenti ketika melihat Kayla sedang bersama seorang pegawai wanita yang saat ini terlibat pembicaraan yang cukup serius.Perlahan dia berjalan mendekat, baru kali ini bertindak agak konyol. Menguping pembicaraan orang lain, dimana hal ini tidak pernah dia lakukan sebelumnya.William terkejut akan satu hal, Kayla mengakuinya sebagai seorang suami dengan rekan kerjanya sendiri?! Dia jelas sangat bahagia mendengar hal ini, dimana sebelum ini wanita itu mati-matian selalu menyembunyikan hubungan mereka. Kemudian, dia juga akhirnya merasakan apa yang dirasakan oleh Kayla, sebuah keterkejutan akan siapa dirinya sekarang pasti membuatnya tidak terima begitu saja.“Tu-tuan William
Menyadari hal itu, Kayla menjadi panik, dia segera ingin berbalik, tetapi tubuhnya tetap ditahan.“Kak Will–”“Tunggulah sebentar seperti ini.” William berkata dengan lirih.Namun, Kayla memaksa dan membalikkan tubuhnya, dia benar-benar melihat William dalam keadaan kacau! Ya, ini kali pertama Kayla melihat sosok William yang begitu tenang menjadi seperti sekarang ini. Tunggu! Apa ini perbuatannya?!Napas William terdengar tidak teratur, wajahnya terlihat putus asa dan matanya memerah! Benar! William yang di hadapan Kayla saat ini seorang William yang sangat berbeda. Kayla memegang wajah William dengan kedua tangannya, dia tidak menyangka kalau respons William akan berlebihan seperti sekarang ini. Baginya ini benar-benar tidak mungkin terjadi pada sosok William yang sangat kuat!“Kak Will aku–”William segera memegang kedua tangan Kayla yang saat ini menelungkupkan tangannya ke wajahnya itu. Dia bahkan tidak peduli dengan citra dirinya sendiri yang sudah lama dijaga mati-matian di
Reaksi saat Kayla mendengarnya sangat terkejut, tanpa diberitahu juga Kayla mengerti ucapan Ghafa barusan yang merujuk pada Anastasia, dia takut kalau nanti masalah ini diketahui oleh William, apalagi keributannya di kantor tadi cukup memicu perhatian sebagian orang walau tidak banyak. “Itu … aku tidak melakukan apapun, kok.” Kayla sedikit gelagapan dan melihat ke arah William, kemudian membuang pandang ke arah lain. “Ghaf ini bisa kita bicarakan saja nanti, Kay, gantilah bajumu dulu. Biar aku bicara dengan kakakmu ini sebentar.” William memegang kepalanya dengan sangat lembut dan berkata dengan suara rendah. Hal ini membuat Kayla tidak bisa membantah ucapan William. Kayla kemudian berjalan masuk ke kamar dengan langkah yang sedikit ragu. Penasaran dengan apa yang dibicarakan keduanya, Kayla kembali membuka pintu kamar itu. “Ghafa seharusnya kamu tidak bisa bersikap seperti itu pada Kayla.” William berkata dengan nada santai. Ghafa menghela napas dalam kemudian berkata, “Elvan sud
“Kak Will … aku … belum bisa, aku … masih halangan.” Kayla berkata dengan nada rendah lalu menggigit bibir bawahnya dan menurunkan pandangan matanya. Hal itu jelas membuat William menghentikan kegiatannya seketika, lalu detik berikutnya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa kecil.Melihat hal itu jelas membuat Kayla benar-benar merasa sangat konyol. Agar tidak jauh lebih aneh lagi, Kayla langsung berdiri dari sofa itu dan segera membalikkan badannya seraya berkata, “Kak Will aku mandi dulu!”William hanya terpaku melihat wanita itu yang terlihat salah tingkah, pun sama dirinya juga tidak menyadarinya kalau saat ini dia sudah nekat bertindak terlalu jauh! Tiba-tiba, ekspresi William berubah suram. Kalau dia benar-benar melanjutkan tindakan tadi, maka akan ada masalah besar yang terjadi. Hal terbesar yang dia sembunyikan dari Kayla selama ini … bisa saja terbongkar dan merusak segalanya!Menutup mata dan menenangkan diri, William pun menatap ke arah Kayla pergi tadi. Bila dipikirk
Pertanyaan William langsung membuat Kayla terkejut dan merona merah. “A-aku ….”Melihat Kayla tergagap, William berlanjut meraih tangan Kayla, menarik wanita itu mendekat, lalu mencium keningnya. “Selamat pagi.”“Pa-pagi Kak Will,” balas Kayla sedikit gugup. Masih merasa malu lantaran William mungkin saja melihat aksi konyolnya, Kayla langsung beranjak cepat dari tempat tidur. “A-aku siap-siap dulu!”Melihat Kayla turun dari tempat tidur dan berniat langsung berlari keluar, melewati kamar mandi, William yang mendudukkan dirinya menautkan alis dan bertanya, “Kamu … tidak cuci muka dulu?”Sadar dia melakukan hal bodoh, Kayla langsung menjawab, “A-ah, itu … aku ke kamar mandi luar saja! Kak Will bersiap-siaplah, nanti terlambat ke kantor!” Lalu, dia pun dengan cepat menghilang dari tempat itu.Dalam hati dia merutuki kebodohannya, “Kaylaaa … dasar bodoh kamu!”Melihat ekspresi Kayla saat keluar dari ruangan, William memasang senyum, tahu apa yang wanita itu pikirkan.‘Menggemaskan ….’
Extra Chapter. Ghafa Sandra 1. Pertemuan Kembali.Sandra melangkah masuk ke dalam kafe dengan wajah kusut. Rambutnya yang biasanya rapi terlihat berantakan, menandakan betapa kacau harinya. Ia baru saja berdebat sengit dengan ayahnya, seorang pebisnis sukses yang selalu memandang dunia seni sebagai hal remeh. Sang ayah menginginkan Sandra fokus pada perusahaan keluarga, namun hatinya menolak keras. Dunia seni adalah rumah bagi Sandra, tempat ia menemukan kebebasan dan ekspresi sejati dan itu sejak dulu tidak disukai oleh ayahnya.Dan ayahnya makin marah karena dia gagal membawa proposal kerjasama dengan Ellysium Luminar Indonesia. Sandra melewati kursi seseorang yang saat itu posisinya berada sedikit menghalangi jalan. Dia duduk di bangku pojok yang bisa melihat ke arah jalan. Beberapa kali Sandra menghela napasnya. Mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu. Pria yang bernama William itu ternyata juga sudah beristri dan istirnya mungkin memiliki hubungan yang rumit dan tidak baik
Setelah beberapa bulan penuh suka dan duka, bayi Kayla dan William kini telah berusia 6 bulan. Hari itu, mereka membawa bayi mereka untuk imunisasi di klinik langganan keluarga. Perjalanan mereka merawat bayi prematur ini tidaklah mudah. Kayla sempat hampir terkena baby blues syndrome karena kurangnya tidur dan kekhawatiran berlebih terhadap kondisi bayinya. Namun, berkat dukungan William yang selalu hadir, membantu bangun tengah malam, dan memberikan semangat, Kayla mampu melewati masa-masa sulit tersebut dengan cepat. Saat ini, Kayla merasa campur aduk antara lega dan sedikit gugup, tetapi kehadiran William di sisinya memberikan ketenangan yang ia butuhkan.Sore itu, sebuah mobil keluarga berhenti di depan rumah besar keluarga Drake. Di depan pintu, Hana, Andre, Risda, Anthony, Daisy, dan Walter sudah menunggu dengan antusias. Bahkan Ghafa, Kakak Kayla sudah datang bersama dengan kekasih hatinya.William memeluk tubuh sang istrinya dengan lembut. Di tangannya yang lain, ia menggendon
William segera pergi ke rumah sakit dimana tempat Kayla berada, dalam perjalan tersebut dia juga sudah menghubungi Hana dan juga Risda, yang kebetulan keduanya masih ada di sini saat ini. Mereka bergerak ke rumah sakit tersebut dengan cepat. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan dokter yang langsung menanganinya.“Nyonya Kayla harus segera dilakukan tindakan operasi agar tidak membahayakan dirinya dan juga anak yang ada dalam kandungannya.” Itu yang dikatakan dokter saat itu.Hal ini tentu membuat Kepala William berputar dan terasa sangat sakit sekali, rasanya penyesalan sangat kuat menjalar dalam tubuhnya sekarang ini.“Bagaimana Kayla, Will?” tanya Hana saat bertemu dengan William yang terlihat cukup gugup di depan ruang operasi.“Kayla harus dilakukan tindakan segera, Ma.” William berkata dengan suara lemah.“Bagaimana bisa Kayla mengalami kecelakaan? Apa sopir kamu tidak membawa kendaraan dengan hati-hati?” Risda kali ini bicara dengan nada cemas.“Tadi ada kendaraan yang remnya
Kayla berdiri di depan cermin, mengamati bayangan dirinya sendiri dengan raut wajah penuh rasa ingin tahu. Perutnya yang kini membuncit lima bulan tampak menonjol di balik kaus longgar yang ia kenakan. Ia memutar tubuhnya perlahan, memandangi bentuk tubuhnya dari berbagai sisi, lalu tersenyum kecil.“Kak Will, ini bakalan besar banget, pasti ya?” katanya sambil menoleh ke arah William, yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk melilit lehernya.William mendekat tanpa berkata apa-apa, menyelinap di belakang Kayla. Ia melingkarkan lengannya di pinggang istrinya, lalu menempelkan dagunya ke bahu Kayla. Tangan besarnya dengan lembut mengusap perut Kayla yang membuncit, seolah-olah mencoba menyapa bayi mereka.“Dia tentu akan membesar,” gumam William sambil tersenyum tipis, matanya memandangi bayangan mereka berdua di cermin. Ada kebahagiaan yang samar di matanya, meski bibirnya hanya melengkungkan senyum sederhana.Kayla berbalik dengan cepat, menyandarkan tanga
Saat kaki Kayla melangkah masuk ke dalam ruangan itu, dia benar-benar sangat merasa senang, semua nampak nyata, dia dan William akan diperkenalkan secara resmi sebagai pasangan suami istri dari Keluarga Drake yang tersohor dan terhormat.Acara satu per satu berjalan sesuai agenda, saat Walter Drake memperkenalkan keduanya sebagai pasangan resmi, para tamu undangan sangat terkesan dan kagum. Lalu, Walter juga mengumumkan tentang pengunduran dirinya dari kepemimpinan raksasa usaha Ellysium Luminar Group milik Keluarga Drake, dan menyatakan dengan tegas kalau saat ini, semuanya dipegang penuh oleh Kaisar William Drake, satu-satunya pewaris Keluarga Drake.Suasana makin meriah, walau begitu, sesekali William bertanya pada Kayla, apakah dia sudah lelah? Namun, Kayla tentu saja tidak lelah, dia malah senang dengan apa yang terjadi saat ini. William yang terkenal dingin sebelumnya terlihat cukup banyak tersenyum saat acaranya berlangsung. Kemudian satu momen dimana akhirnya William memutar s
Di kamar, setelah semuanya selesai, William duduk di tepi ranjang sambil memeriksa dokumen di laptopnya. Kayla duduk di sebelahnya, memandangi wajah William yang serius. Tanpa sadar, ia tersenyum kecil.“Kak Will,” panggil Kayla lembut.“Hm?” William menoleh.Kayla memeluk lengan suaminya, menyandarkan kepalanya di bahunya. “Aku benar-benar bahagia.”William tersenyum kecil, lalu menutup laptopnya. “Aku juga, Kay.” Tangannya membelai rambut Kayla dengan lembut, sebelum berbisik, “Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk menjadi ayah. Aku akan memastikan kamu dan anak kita selalu bahagia.”Kayla terdiam, tetapi hatinya berbunga-bunga. Saat William mengecup keningnya dengan penuh kasih, ia tahu bahwa kebahagiaan ini adalah awal dari perjalanan indah mereka bersama.*** Keesokan harinya, Kayla dikejutkan dengan kedatangan orang tuanya dan juga Ghafa di kediaman Keluarga Drake saat dia selesai konsultasi dengan dokter kandungannya.“Papa, mama?!” Kayla tidak percaya mereka sudah ada
Di ruang tunggu yang cukup ramai ini, William duduk dengan gelisah, jarinya mengetuk-ngetuk paha tanpa sadar. Pria yang biasanya memancarkan ketenangan seperti batu kini terlihat tidak sabar. Matanya terus melirik ke arah pintu ruangan dokter, lalu kembali ke Kayla yang tampak sibuk mengunyah camilannya.“Ini, minum dulu. Sebentar lagi giliran kita,” ujar William dengan nada pelan, hampir seperti bisikan. Tangannya menyodorkan botol air mineral ke arah Kayla, dia berkata dengan sangat hati-hati.Kayla menerima botol itu, menatap William sejenak sebelum tersenyum tipis. “Santai saja, Kak Will. Aku baik-baik saja.” Nada santainya membuat William sedikit lega, meski pikirannya tetap penuh dengan kekhawatiran, takut kalau-kalau nanti Kayla kembali meraung seperti di dalam mobil tadi.Bukan tanpa alasan dia khawatir, karena barusan saja, saat berjalan menuju ruang tunggu ini, Kayla hampir menangis hanya karena William berjalan mendahuluinya. Dia tidak mengira istrinya bisa sesensitif itu. B
Wajah Daisy dan Risda terlihat senang, dari cara William dan Kayla menatap ini seperti menunjukkan hal-hal bahagia yang sebentar lagi akan datang ke keluarga ini.“Bagaimana? Apa itu sudah cukup lama?” desak Daisy, sementara Risda, Ibu William lebih kalem dengan tidak banyak bicara.“Itu ….” Kayla diam dan menatap William.“Apa itu terakhir saat awal pernikahan kita?” tanya William cepat.Pernyataan yang dilontarkan William barusan membuat Kayla mengangguk malu-malu.“Ah! Sepertinya kita akan kedatangan tamu besar di keluarga kita.” Daisy berkata dengan penuh semangat lalu melihat ke arah Risda dengan senyum merekah.“Sebaiknya Will, coba kamu bawa Kayla ke dokter sekarang.” Giliran Risda yang penuh semangat kali ini menyuruh anaknya untuk segera mencari kepastian yang tentunya lebih akurat.“Nah, benar, cepatlah Will, nenek yakin kita pasti akan ada anggota baru di keluarga kita.”Lalu, kedua orang ini menyuruh William dan mendesak keduanya untuk segera pergi ke dokter.Sebelum Willi
Suasana sore di kediaman keluarga Drake dipenuhi canda tawa yang hangat. Walter, yang baru saja pulang dari rumah sakit, duduk di sofa ruang tengah dengan senyum lembut di wajahnya. Anthony, Risda, Daisy dan Kayla duduk di sekitarnya, berbagi cerita ringan yang menghangatkan hati. Ruangan itu dipenuhi aura nostalgia dan kebahagiaan.Kayla, yang biasanya lebih pendiam di hadapan anggota keluarga Drake lainnya, hari itu terlihat lebih santai. Senyumnya tak pernah lepas saat mendengarkan cerita-cerita Walter tentang masa mudanya. Ia sesekali melontarkan komentar yang membuat semuanya tertawa.“Jadi, Kakek benar-benar sempat mencoba drifting dengan mobil antik hanya untuk menghindari nenek yang sedang marah?” Kayla tertawa, membayangkan adegan yang diceritakan Walter.“Tentu saja,” Walter menjawab dengan nada bercanda. “Saat itu nenekmu benar-benar mengerikan jika sudah marah. Tapi lihat, aku masih hidup sampai sekarang, bukan?”Anthony dan Risda ikut tertawa. Rasanya sudah lama sekali mer