apa yang terjadi berikutnya? 🥰🥰
Dihadapkan langsung dengan pertanyaan William yang tepat ke intinya, membuat jantung Kayla berdebar cepat. Dia bingung harus menjawab jujur atau tidak, tapi kalau berbohong … apa gunanya juga?Melihat Kayla terdiam dan ragu, William kembali bertanya, “Bagaimana? Apa benar begitu?”Akhirnya, Kayla pun menghela napas selagi membuang wajah. “Bukannya memang begitu?” Saat kalimat itu terlontar dari mulutnya, Kayla memaki dirinya sendiri. Bukannya tadi dia mau bertanya kenapa pria itu menikahinya? Kayla sendiri ingin memastikan apakah William menikahinya karena harta, bukan!? Kenapa dia malah menuding William dengan cara seperti itu? Cara ini sama saja dengan ingin memancing emosi pria tersebut!‘Dasar Kayla bodoh!!’ maki dirinya sendiri.Namun, di luar dugaan, tawa yang renyah penuh kelegaan bergema dalam ruangan.Kayla yang terkejut langsung mengangkat pandangan, melihat William yang tertawa begitu lepas. Hal itu membuatnya bingung.“Apa yang lucu?” tanya Kayla dengan agak ketus, merasa
“Aku sudah di depan rumahmu, keluarlah!”Sandra menerima panggilan telepon dari kerabatnya yang akan menemaninya hari ini. Segera dia keluar dengan membawa dokumen penting di tangannya.“Ya Tuhan, Sandra! Wajahmu jelek sekali hari ini.” Ucapan itu terdengar saat dirinya sudah ada di dalam mobil.“Tentu saja buruk! Dipermalukan di perjamuan oleh seorang pria, aku baru pertama kali mengalaminya!” Sandra mendengkus.“Dipermalukan di perjamuan? Apa maksudmu?” Anastasia penasaran. Sandra menghela napas kasar. “Kemarin ayahku mengadakan perjamuan, lalu…” Dia pun menceritakan apa yang terjadi di perjamuan kemarin.“Apa?! Pria itu memancingmu, lalu berakhir menolakmu?! Apa pria itu gila?!” Anastasia sangat kaget. Walau dia merasa dirinya lebih cantik, tapi sepupunya ini juga tidak buruk. Bahkan, bisa dikatakan dia salah satu wanita tercantik di ibu kota. Lalu, ada seorang pria yang menolak undangannya secara cuma-cuma?!“Kalau bukan karena dia orang penting di Elysium, pasti sudah kupermalu
Setelah bertanya hal itu, jantung Kayla berdegup kencang, kalau saja itu adalah William, maka masuk akal kalau William benar-benar menikahinya tidak karena harta warisan nenek Yulia, Pegawai Ellysium saja memiliki gaji yang cukup besar, apalagi kalau sampai dia memiliki jabatan eksekutif di tempat ini!“Itu … namanya Pak Dominic, tapi dia juga masih sementara. Karena orang dari perusahaan pusat kabarnya masih menyeleksi siapa pimpinan yang tepat untuk wilayah negara kita.” Deswita berkata dengan santai.Mendengar jawaban tersebut entah kenapa tiba-tiba saja, Kayla sedikit kecewa. “Oh, jadi namanya Pak Dominic, ya? Apa dia ini menyeramkan sekali?” tanya Kayla.“Ya, dia menyeramkan, tapi kamu harus tahu Kay! Ada orang dari kantor pusat yang ditugaskan di sini, dan dia jauh lebih menyeramkan lagi karena posisinya dikabarkan sebagai petinggi Ellysium. Saranku kita tidak perlu terlibat dengan mereka-mereka itu.” Deswita berkata dengan nada pelan, seolah takut terdengar oleh orang lain.“Ke
Sandra nyaris terjatuh kalau tidak ditahan oleh Anastasia, dan mantan teman kuliah Kayla itu langsung melotot. “Siapa yang berani mendorong saudaraku!? Kurang ajar sekali!”“Mendorong bukanlah satu-satunya hal yang bisa kulakukan pada seseorang yang berani menyentuh adikku,” balas pelaku pendorong Sandra.Di saat itu, Anastasia dan Sandra yang menoleh untuk melihat pemilik suara, langsung sedikit tertegun saat mendapati sosok seorang pria bertubuh tinggi dan tegap yang berdiri di hadapan Kayla.Walau pria itu masih mengenakan jaket kulitna yang berwarna hitam itu, tapi otot kekarnya tidak mampu disembunyikan. Ditambah dengan wajahnya yang tampan dan memesona, kedua wanita itu agak bertanya-tanya mengenai apa identitas pria tersebut!Di saat ini, suara Kayla pun terdengar berseru, “Kakak?!”Anastasia dan Sandra terbelalak. ‘Kakak?!’Pria yang dipanggil ‘Kakak’ oleh Kayla itu menoleh menghadap sang adik, dan benar saja! Itu adalah Ghafa!!“Kenapa Kakak ke sini!?” seru Kayla, sama sekali
Mendengar nama tersebut diucapkan oleh Anastasia membuat Arga terkejut bukan kepalang. “S-siapa?” ulangnya lagi untuk benar-benar memastikan kalau dia tidak salah dengar.“Begini Pak Arga, Pak Arga kan salah satu orang yang memiliki jabatan di tempat ini, setidaknya suara Pak Arga pasti didengar, dan juga Pak Arga pasti tahu dengan kedua orang ini, kan?” Anastasia cukup tahu bagaimana cara membuat orang lain terbawa dengan cerita yang dia miliki, dia mengamati ekspresi Arga yang masih terasa penasaran.“Yang kuketahui, bahkan William itu memiliki kedudukan yang cukup tinggi di perusahaan ini. Aku yakin sekali istrinya itu, si Kayla juga masuk ke sini karena nepotisme, kan? Bayangkan, kalau masalah ini tersebar ke luar, ini bisa merusak reputasi Ellysium sendiri, Pak Arga mengerti maksud saya, bukan?” Anastasia berkata dengan sedikit penekanan, siapa pun yang mendengar jelas tahu ini bukan kalimat biasa, melainkan kalimat ancaman. Sementara itu, Sandra sedikit menghela napas karena ul
Sandra yang penasaran lalu segera mengikuti dengan cepat dari belakang, tetapi sayangnya mereka pergi terlalu cepat, membuat wanita ini sekali lagi menghela napas dalam.Di bawah terik matahari yang cukup panas ini, Sandra memikirkan banyak hal. Kalau saja apa yang dia dengarkan itu benar maka seluruh kejadian belakangan ini semakin masuk akal, bahwa William seperti tidak takut atas apapun juga, lalu sikap Arga tadi juga memperlihatkan hal yang tidak biasa.Sandra terus berjalan dengan banyak pertanyaan yang menumpuk dalam kepalanya, hingga akhirnya …. CIIIITT!!!Sandra yang terkejut itu, membuat tubuhnya limbung, dia kemudian terduduk dengan keras di aspal. “Ahhh!” jeritnya.Sebuah motor mengerem dengan mendadak dan terdengar makian pengendaranya. “Hei! Apa kamu mau cari mati?! Kalau mau menyeberang jangan sembarangan, ini bukan tempat untuk menyeberang!”Sandra menjadi sangat terkejut dan gugup, tubuhnya menjadi sedikit gemetar, dia melihat ke arah pengendara motor balap merk Ducati
William adalah orang dari kantor pusat itu? Apa artinya dia punya kuasa lebih atas Ellysium yang ada di Indonesia ini? Ya Tuhan, bisa-bisanya Kayla tidak menyadari hal ini! Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini Kayla benar-benar terkejut dengan fakta ini. “O-orang itu Will-William?” Kayla berkata dengan terbata dan suaranya pelan. Deswita memandang Kayla dengan mengangguk pelan lalu kembali berkata, “Ya, dia itu orangnya.” Deswita berkata dengan pelan, dia melihat wajah Kayla yang sedikit menegang. Melihat hal ini jelas Deswita paham bahwa nama yang disinggung saat perseteruan Kayla dan Sandra sebelumnya adalah William yang saat ini ada di dekat mereka. Kayla diam, pikirannya berkecamuk hebat, dia … benar-benar sangat terkejut dengan fakta ini. Dia menarik napas panjang dan mengembuskannya dengan berat. Deswita kemudian mengambil file yang ada di tangan Kayla. “Kay, ini lebih baik aku saja yang meminta tanda tangan Pak Dominic.” Kayla mengangguk pelan, lalu Deswita meninggalkan Kay
Sesaat sebelumnya.William yang menyadari kalau Kayla benar-benar kecewa padanya dengan cepat mencari wanita itu, dia mendatangi Kayla di ruang kerjanya, tetapi wanita itu sudah tidak ada. “Pasti dia sudah pulang,” batin William. Langkah lebar dan terburu-buru, pria itu segera turun ke lantai bawah, tetapi kakinya terhenti ketika melihat Kayla sedang bersama seorang pegawai wanita yang saat ini terlibat pembicaraan yang cukup serius.Perlahan dia berjalan mendekat, baru kali ini bertindak agak konyol. Menguping pembicaraan orang lain, dimana hal ini tidak pernah dia lakukan sebelumnya.William terkejut akan satu hal, Kayla mengakuinya sebagai seorang suami dengan rekan kerjanya sendiri?! Dia jelas sangat bahagia mendengar hal ini, dimana sebelum ini wanita itu mati-matian selalu menyembunyikan hubungan mereka. Kemudian, dia juga akhirnya merasakan apa yang dirasakan oleh Kayla, sebuah keterkejutan akan siapa dirinya sekarang pasti membuatnya tidak terima begitu saja.“Tu-tuan William
Ucapan William membuat hati Damar mencelos. Jelas, William tidak bercanda. Kalau hari ini permintaan maaf untuk Kayla tidak diberikan, maka masalah ini tidak akan selesai, malah menjadi semakin buruk!Cepat, Damar menoleh ke arah putrinya. “Minta maaflah dengan Nyonya Kayla sekarang!”Hal ini membuat Anastasia terkejut, dia tidak menyangka kalau ayahnya sangat tunduk dengan pria yang bernama William ini. “Tapi, Pa … aku ti–”Tanpa basa-basi maupun menunggu kalimat sang putri selesai, Damar langsung menekan kepala putrinya ke bawah.Anastasia terperangah, ayahnya … memaksanya menunduk kepada Kayla!Dipermalukan seperti ini, ini baru yang pertama kali!!!!“Cepat katakan!” Suara Damar terdengar sangat dingin saat kembali menegaskan perintahnya kepada sang putri.Tidak punya kekuatan untuk melawan dan sudah terlanjur malu, Anastasia pun menutup mata kuat, membiarkan air mata mengalir deras menuruni wajahnya saat dirinya berkata, “Maaf ….”Alis William tertaut. “Apa dia sungguh berniat mem
“Kenapa …? Kenapa?!” Anastasia tampak marah, kecewa, dan sakit hati. Dia tidak menyangka kalau orang-orang yang dia harapkan sebagai pembelanya malah datang untuk menghakiminya!Dengan air mata menggenang di pelupuk mata dan ekspresi tidak terima, Anastasia menatap Kayla dengan marah. “Aku hanya mengatakan kenyataannya! Bahwa wanita itu adalah wanita murahan yang pernah tidur dengan sembarang pria!”Kalimat Anastasia membuat seisi ruangan berbisik, menatap Kayla dan membicarakannya diam-diam.“Apa itu benar? Dia tidur sembarangan dengan banyak pria?”“Wah, mukanya saja yang terlihat polos. Ternyata, perilakunya ….”Komentar itu membuat tangan Kayla mengepal dan ekspresinya terluka. Hal itu membuat Anastasia sangat senang.“Kenapa menatapku seperti itu? Tidak terima aku membongkar kenyataannya di depan suamimu? Takut ditinggalkan seperti terakhir kali karena tubuh kotor menjijikkanmu itu?!”Wajah William menjadi sangat gelap! Dia seperti akan memakan Anastasia hidup-hidup!Namun, keti
Suasana ballroom malam itu dipenuhi dengan kemewahan. Lampu kristal yang menggantung di langit-langit memantulkan cahaya gemerlap, menambah kesan eksklusif acara pengukuhan CEO Ellysium Indonesia. Kayla melangkah masuk bersama William, mengenakan gaun elegan berwarna peach. Rambutnya ditata sederhana namun anggun, menonjolkan kecantikannya yang natural. William berjalan di sampingnya, mengenakan setelan formal yang membuat auranya semakin memikat perhatian.“Apa kamu gugup?” bisik William pada KaylaKayla mengangguk dan tersenyum kaku. “Apa terlalu terlihat?” William hanya tersenyum menanggapinya. Sebagai orang yang tidak terbiasa dengan acara formal seperti ini, jelas Kayla merasa gugup. Namun, saat William melepaskan tangan Kayla yang saat ini sedang menggamit lengannya dan beralih merangkul pinggangnya, membuatnya menjadi lebih tenang.William dan Kayla diarahkan ke meja utama. Di meja itu ada rekan bisnis Ellysium dan juga tokoh penting pemerintahan.“Semua baik-baik saja,” ucap
Sudah hampir tiga minggu ini Kayla hanya bisa bertemu dengan William di pagi hari. Saat Kayla bangun, William masih tertidur di sebelahnya. Ketika Kayla selesai menyiapkan sarapan, William sudah rapi dengan setelan kerja. Mereka jarang punya waktu untuk berbicara, membuat Kayla merasa kesepian di tengah rutinitas yang monoton. “Kay, melamun lagi?” Deswita mencolek bahunya, membuyarkan lamunannya. Kayla yang tengah menopang dagu di depan layar monitor langsung tersentak. “Ah, ngagetin aja,” jawabnya singkat, tanpa banyak ekspresi. “Belakangan ini kamu sering bengong. Ada masalah?” tanya Deswita, suaranya penuh rasa ingin tahu. Kayla diam sejenak, mencoba memutuskan apakah dia harus berbagi cerita. Namun, ini masalah rumah tangga. Tidak seharusnya orang luar tahu, pikirnya. Sebelum dia sempat menjawab, Nindy tiba-tiba menepuk pundaknya. “Ayo makan siang dulu aja!” ajak Nindy ceria. Kayla mengangguk. “Iya, oke,” jawabnya lemah. Nindy dan Deswita saling bertukar pandang, tampak khaw
Menyadari perubahan ekspresi Kayla yang tampak berbeda, William mulai merasa ragu. "Kamu belum mau ikut, ya?" tanyanya pelan, suaranya terdengar serius tapi penuh perhatian. Kayla terdiam. “Kalau kamu belum siap, aku bisa pergi dulu satu bulan saja. Begitu urusanku selesai di sana, aku akan langsung pulang,” lanjut William, mencoba menawarkan solusi. “Tidak, bukan itu maksudku,” potong Kayla cepat. “Aku mau ikut, hanya saja… apa memang harus secepat itu?” Wajahnya mencerminkan kebingungan yang bercampur dengan kegelisahan. William menatap Kayla, berusaha mencari jawaban dari sorot matanya. “Ada hal mendesak yang harus aku selesaikan di sana. Tapi, kalau kamu merasa berat untuk ikut—” “Aku akan ikut, Kak Will,” potong Kayla sekali lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas. “Aku tidak akan membiarkan suamiku pergi sendirian. Jangan khawatir, aku siap.” Perkataan Kayla membuat William tersenyum tipis, seolah beban di pundaknya berkurang. “Baiklah kalau begitu. Aku lebih tenang kal
Kayla duduk sendiri di depan televisi setelah William pergi. Ini adalah hari libur, tetapi William, suaminya itu malah pergi untuk urusan pekerjaan. Dia memang mengatakan akan segera pulang kalau pekerjaan sudah selesai, tetapi Kayla paham urusan pekerjaan itu pasti memakan waktu yang tidak sedikit.Agar tidak bosan dia melakukan hal yang disukainya untuk mencoba membuat kudapan ringan dan itu berhasil membuatnya tidak bosan di rumah. Setelah semuanya selesai tepat dia akan menghubungi William, pria itu lebih dulu menghubunginya.“Kay, apa kamu sudah masak makan siang?” tanyanya langsung saat panggilan telepon terhubung.“Baru mau mulai, apa Kakak sudah mau pulang?”“Kalau belum masak, mending kamu ganti pakaian saja, kita makan di luar saja. Aku sebentar lagi sampai.”Mendengar hal itu Kayla tersenyum senang.“Memang kita mau makan dimana?” tanya Kayla lagi.“Bersiap saja, itu … kejutan.” William berkata dengan penuh misteri.“Kejutan itu tidak perlu dibilang duluan, kalau sudah dibe
“Kay, balik dari atas bawaannya senyum-senyum terus,” tegur Nindy pada Kayla. Rekannya itu sudah siap untuk pulang karena sudah lebih dari 15 menit yang lalu jam kerja usai.“Apa terlalu kelihatan?” respons Kayla.Nindy mengangguk. “Setidaknya wajahmu jauh lebih cerah setelah Pak Arga menyuruhmu ke atas. Tadi … apa kamu melakukan sesuatu seperti di film-film, kayak misalnya, berciuman di kantor atau–”“Hush!” Kayla memukul lengan Nindy dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, lalu Nindy terkekeh ringan. Nindy selalu memiliki insting yang sangat tajam, membuat Kayla jadi malu“Maaf-maaf, soalnya cerita kamu ini beneran mirip sama film-film romansa kantor sih, yang menutupi hubungan dan diem-diem cari kesempatan.” Nindy kembali terkekeh, membuat wajah Kayla merona.“Aku tidak menutupi hubunganku, kok, buktinya kamu tahu, kan?” Kayla berkata dengan setengah berbisik dan Nindy menganggukan kepalanya. “Bener juga sih, cuma ….”“Cuma, aku gak mau heboh aja, jadi kalau tahu ya cukup
Setelah makan siang, Kayla sedikit tidak konsentrasi dengan pekerjaannya, terlihat beberapa kali dia merevisi laporan yang dia buat. Pertanyaan-pertanyaan dari Nindy itu membuat hatinya menjadi bertanya-tanya tentang hubungannya dengan Daniel sebelum ini.“Nyaman …? Apa aku nyaman?” tanya Kayla pada dirinya sendiri sambil memutar-mutarkan pena di jari-jarinya.“Nyaman, aku nyaman, kita selalu melakukan hal yang kita suka bersama-sama.” Kayla menjawab sendiri pertanyaan itu.“Tapi ….” Kayla menghentikan kegiatan kecil memutar pena itu, dan menopang dagunya. “Walaupun nyaman saat ngobrol, kenapa tidak bisa merasa bebas mengekspresikan diri, ya?” Kayla lalu menarik napas dalam, mencoba menghubungkan rasa nyaman dan kebebasan selama berhubungan dengan Daniel. Lalu tentang ciuman pertama dengan Daniel? Yang benar saja, nyaris dua tahun dia selalu saja bisa menghindar dari hal semacam itu, dan juga kalaupun dia menginginkan hal itu dari Daniel pasti akan selalu saja ada yang menggagalkanny
Kayla kembali melihat ke arah Deswita dan dia hanya menggeleng perlahan, seolah memberikan isyarat kalau dia tidak menceritakan apapun pada Nindy. “Aku mendengar kalau sebelumnya ternyata Tuan William itu sudah menikah, dan barusan itu ….” Nindy menunjuk ke arah mobil yang sudah melaju dari tempat itu. “Itu … asisten pribadinya Tuan William, kan? Apa kamu benar-benar istrinya Tuan William?” tanya Nindy terdengar sangat penasaran. “Ehm, Nin, sepertinya kita tidak perlu terlalu mencampuri urusan seperti ini, kan?” Deswita berkata pada Nindy. “Kay … apa benar?” tanya Nindy lagi, dia seolah-olah tidak mendengar ucapan Deswita barusan. “Ya, benar,” jawab Kayla tanpa ragu dan mengangguk. Nindya terkejut, termasuk Deswita yang memang sudah tahu tentang hubungan William dan juga Kayla, dia tidak menyangka kalau Kayla mengaku, awalnya dia berpikir kalau Kayla mungkin saja menyangkal hal tersebut dengan beberapa alasan. “What?!! Jadi benar kamu istrinya ….” Nindy berkata dengan napas tert