Home / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 51 - Chapter 60

121 Chapters

Bab 51 Acara Pernikahan

Lulu terbangun ketika bu Nunik mengguncangkan tubuhnya. Ia menatap sekeliling kamar, tidak ada sosok mengerikan seperti yang ia lihat barusan. Hanya ada bu Nunik dan hari pun ternyata sudah pagi. Ternyata hal janggal yang dialami Lulu hanya mimpi buruk semata. Namun, hal itu seperti nyata dan masih terekam jelas oleh ingatan Lulu.Bahkan hari telah berganti menjadi minggu. Setiap malam, hal serupa terus berlanjut, Lulu selalu dihantui oleh rasa takut dan bersalah. Baik itu di dalam mimpi, mau pun di dunia nyata. Membuat Lulu tidak bisa beraktivitas leluasa. Jujur, semenjak kematian Tiana, Lulu merasa sangat bersalah. Namun, ia terlalu takut untuk mengakuinya kepada Rusdi. Tubuh Lulu pun kini berangsur turun. Entah harus apa supaya rasa takut itu akan hilang."Ibu, aku rasa kak Tiana sudah jadi hantu. Kenapa hanya aku yang dihantui terus olehnya? Kenapa Ibu enggak?" tanya Lulu, ia tengah mengaduk-aduk makanan di atas piringnya, tanpa mau memakannya."Enak saja, kamu yang menghabisinya,
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 52 Ketagihan

"Saya terima, nikah dan kawinnya Ratri binti Atmaja, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!""Bagaimana para saksi, sah?""Sah!""Sah!""Sah!"Ratri menangis terharu ketika Saga mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar, dengan satu kali tarikan nafas. Begitu pun dengan Saga, hari ini, di jam ini, di tanggal ini dan di tahun ini, ia telah melepas status lajangnya. Betapa bahagianya Saga, bisa menikah dengan wanita yang ia inginkan.Saga kemudian menyematkan cincin nikah ke jari manis Ratri. Ratri pun menyematkan cincin nikah di jari Saga. Tak lupa Ratri juga mencium punggung tangan suaminya itu.Acara resepsi digelar secara mewah. Tidak ada kendala apa pun. Semua berjalan lancar sesuai yang diharapkan.Malam hari, setelah acara resepsi selesai. Dua insan yang telah sah menjadi sepasang suami istri itu tengah berada di dalam kamar hotel. Sementara Gina, ia berada di kediaman bu Wulan dan pak Bima. Kedua orang tua Saga meminta cucu sambungnya itu, untuk menginap di rumah mereka, sup
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 53 Kelaparan

"Mama, kenapa mama nggak pulang-pulang?" Cherly menangis di ruang tamu, sambil menatap jendela dengan gorden yang terbuka.Wajah anak kecil itu tampak pucat, ia mengalami demam karena memikirkan kepergian Tiana yang tidak pulang-pulang."Suster, ini gaji terakhir buat kamu. Sekarang, kamu boleh pergi dari rumah ini." Dari ruangan keluarga, terdengar Rusdi berbicara kepada susternya Cherly.Tak lama kemudian, suster Cherly muncul dengan menenteng satu buah tas besar berisi pakaian, ia melewati Cherly yang tengah duduk di sofa."Suster mau ke mana? Kok bawa tas besar?" tanya Cherly, ia menatap bingung kepada susternya.Suster itu tampak tidak tega melihat keadaan Cherly. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena Rusdi telah memecatnya dari pekerjaannya itu."Suster mau pulang dulu, Non. Suster kangen sama orang tua Suster. Non Cherly baik-baik ya, di sini! Jangan nakal, nurut sama papanya Non," jawab suster itu sambil sesekali mengusap air matanya."Tapi suster balik lagi kan ke sini
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 54 Berita

Esok pagi, Ratri dan Saga tengah bersiap untuk pindahan ke rumah Saga. Terlebih dahulu, Ratri dan Saga pulang ke rumah Ratri, untuk membawa pakaiannya bersama Gina.Setelah semua siap, mereka tidak langsung pergi. Ratri terlebih dulu masak untuk mereka makan bersama.Sedangkan Saga, ia tengah menonton tv dengan ditemani oleh Gina, yang tengah sibuk bermain boneka."Ratri, cepetan ke sini!" panggil Saga."Ya, ada apa? Aku lagi tanggung nih, sebentar lagi masakannya matang," sahut Ratri dari dapur."Matiin dulu kompornya, ke sini dulu sebentar!" panggil Saga lagi.Ratri pun mematikan kompornya, lalu berjalan menghampiri Saga."Ada apa sih, Mas, aku lagi masak, juga?" tanya Ratri."Kamu lihat itu!" tunjuk Saga ke arah layar tv.Ratri terbelalak, ketika melihat siaran berita di tv. Saat itu, sedang disiarkan kabar berita tentang kebakaran rumah."Ya Tuhan, Mas ... I-itu kan, rumah mas Rusdi," ucap Ratri."Iya, itu rumah Rusdi. Kejadiannya dini hari tadi, entah apa penyebabnya, karena sema
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 55 Pindahan

Tangan Ratri menunjuk ke arah teras rumah. Mereka semua terkejut, melihat tubuh kecil berbaring di depan pintu."Ya ampun, Gina!" Saga berlari menghampiri teras.Ratri dan juga Ratna pun berlari mengikuti Saga."Ternyata bukan Gina," ujar Saga."Ya Tuhan, i-ini anak yang kita cari. Dia Cherly, dia Cherly!" seru Ratri tak menyangka, jika Cherly berada di teras rumahnya."Ya ampun ... Kenapa dia bisa ada di sini?" timpal Ratna.Saga segera menggendong Cherly, dan membawanya masuk ke dalam rumah.Keadaan Cherly sangat memperihatinkan. Mereka tidak mengerti, kenapa Cherly bisa ada di sana. Padahal, yang mereka lihat di rekaman cctv, Cherly dibawa pergi oleh seorang pria menaiki motor."Tega kalian, Rusdi, Tiana. Anak sekecil ini kalian telantarkan," batin Ratri merasa geram kepada sepasang suami istri itu.Cherly terbangun, ia menatap sekeliling kemudian menatap Ratri."Tante Ratri!" Cherly memeluk Ratri dengan sangat erat. Cherly menangis sesenggukan dengan tubuh yang masih lemas."Iya,
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 56 Dipecat

"Aaaaah!"Bug!"Ya Tuhan, Rusdi! Sudah, kamu jangan begini terus! Rusak ini pintu lama-lama kamu tinju terus," tegur bu Nunik.Rusdi frustasi akibat tragedi kebakaran yang menimpa rumahnya. Semua harta yang ia miliki, raib sudah dilalap oleh si jago merah."Semua ini gara-gara Ibu dan Lulu. Andai saja, kalian tidak menyuruhku menjemput kalian, kejadian ini mungkin tidak akan terjadi!" berang Rusdi."Loh ... Kok malah nyalahin Ibu dan Lulu. Salah kamu sendiri, kenapa kamu tidak pulang setelah menjemput Ibu dan Lulu. Kamu malah memilih menginap di sini. Kamu jangan asal nyalahin orang, ya. Apalagi aku ini ibu kamu sendiri," sergah bu Nunik, ia tak terima disalahkan begitu saja oleh Rusdi.Rusdi tampak kacau, ia merasa tidak ada gairah lagi untuk melakukan apa pun. Kini, ia tinggal di rumah bu Nunik setelah rumahnya habis dilalap api."Sudahlah ... Kamu kan masih kerja. Kamu kan bisa bikin rumah lagi dari hasil kerja kamu. Lagi pula, sekarang kan kamu hidup sendiri. Maksud Ibu, Tiana tid
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 57 Tangan Hitam

"Mas Rusdi balikan saja sama mbak Ratri!" jawab Lulu dengan entengnya.Rusdi dan bu Nunik terbelalak, mulut Lulu memang tidak bisa dijaga. "Gila, kamu sudah gila, Lulu!" sergah Rusdi.Lulu kemudian duduk di sebelah bu Nunik."Kamu kalau bicara jangan sembarangan, Lulu. Dia sudah menjadi istri orang!" ujar bu Nunik."Aku nggak gila kok, Mas, Bu. Aku masih waras. Coba kamu bayangkan, Mas, kalau kamu menikah lagi sama mbak Ratri. Hidup kamu pasti akan terjamin. Tidak usah capek-capek kerja, uang datang sendiri. Mas juga tahu, kan. Mbak Ratri itu penulis yang menghasilkan banyak uang. Dia juga owner catering ternama di kota ini," sahut Lulu."Mana mungkin, Lu. Dia sudah menikah sama Saga," timpal bu Nunik.Lulu tersenyum, "Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin, Bu. Asalkan berusaha, apa pun pasti akan tercapai."Rusdi mendelik, ia kemudian bangkit dari duduknya."Sudah gila kamu, Lu. Ide macam apa itu!" Rusdi bangkit lalu masuk ke dalam kamarnya."Kamu sebaiknya batalkan janjian kamu
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 58 Benalu

"Maaf, Pak. Perusahaan kami sedang tidak membutuhkan karyawan baru. Mohon maaf yang sebesar-besarnya." Rusdi mengangguk setelah ia mendapat penolakan dari salah satu perusahaan.Rusdi kemudian mencari pekerjaan lagi di tempat lain."Kami sedang tidak membuka lowongan, mohon maaf!"Lagi-lagi, Rusdi harus menelan kecewa di hari yang sama. Ia kembali mendapat penolakan.Rusdi tidak pantang menyerah, ia kembali mencari yang lain. Walau pun hari begitu panas, Rusdi tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Ia harus mendapatkan pekerjaan yang baru, dan membawa kabar gembira untuk ibunya.Entah itu nasib sial atau mungkin belum rejeki untuk Rusdi. Lagi-lagi, penolakan terlontar dari orang-orang kepercayaan yang bekerja di sebuah perusahaan. Membuat Rusdi lelah dan tidak ada semangat setelah itu.Jam telah menunjukkan pukul dua siang. Rusdi mencoba menghubungi nomor Lulu. Pagi tadi, Rusdi dan Lulu berpencar untuk mencari lowongan pekerjaan di tempat yang berbeda."Halo, Lulu. Kamu di mana? Sud
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 59 ART Baru

"Sudah ganteng suami aku, wangi, rapi!" seru Ratri, sembari membantu Saga memasangkan dasi."Tapi kayaknya ada yang kurang," sahut Saga.Ratri mengernyit, ia menatap penampilan Saga dari atas sampai ke bawah."Nggak kok, nggak ada yang kurang. Perfect kok," ujar Ratri."Ada, coba sini deketan, lihat aku!" sahut Saga.Ratri menuruti ucapan Saga, ia mendekat ke arah Saga lalu menatap wajahnya.Cup!"Ih aku kira apaan, nanti dilihat anak-anak bahaya loh! Sudah sana, nanti telat loh, kerjanya," ujar Ratri, ia memukul pelan dada Saga.Saga terkekeh melihat ekspresi terkejut Ratri."Sudah jadi istri aku, kok masih kaku saja. Ya sudah, aku kerja dulu, ya! Nanti, biar aku yang jemput anak-anak di sekolah. Kamu nggak usah capek-capek. Kamu cukup lakuin apa yang kamu suka saja. Mau rebahan, mau nonton tv, atau nulis novel, terserah kamu, Sayang," sahut Saga.Ratri mengangguk, kemudian ia memanggil Gina dan Cherly, yang masih berada di kamar mereka."Kami sudah siap, Ayah!" seru Gina, ia tampak
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Bab 60 Buaian Asmara

Ratri menoleh ke arah seseorang itu. Ia terkejut, ternyata orang itu tak lain adalah Rusdi, mantan suaminya."Mas Rusdi," gumam Ratri, ia terpaku atas kedatangan Rusdi yang tiba-tiba."Boleh aku ikut duduk?" tanya Rusdi meminta ijin.Ratri menggeser duduknya, kemudian ia hendak bangkit meninggalkan tempat itu."Kamu mau ke mana? Aku mau bicara sama kamu," cegah Rusdi.Ratri berdiri mematung, ia menatap Rusdi dengan bingung."Mau bicara apa? Sepertinya tidak ada yang perlu kita bicarakan. Aku mau pulang," tolak Ratri yang kemudian hendak pergi.Dengan sigap, Rusdi mencekal tangan Ratri. Membuat Ratri meronta ingin melepaskan diri."Kamu apa-apaan, Mas? Lepasin!" Ratri menepis tangan Rusdi."Maaf, aku tidak bermaksud kurang ajar sama kamu. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu saja sama kamu. Tidak lama kok. Aku mohon, sebentar saja," mohon Rusdi, ia tampak memelas.Ratri terdiam, ia pun penasaran, apa yang hendak dibicarakan Rusdi."Langsung saja, mau bicara apa? Aku tidak punya banyak
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status