Share

Bab 53 Kelaparan

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 09:09:01

"Mama, kenapa mama nggak pulang-pulang?" Cherly menangis di ruang tamu, sambil menatap jendela dengan gorden yang terbuka.

Wajah anak kecil itu tampak pucat, ia mengalami demam karena memikirkan kepergian Tiana yang tidak pulang-pulang.

"Suster, ini gaji terakhir buat kamu. Sekarang, kamu boleh pergi dari rumah ini." Dari ruangan keluarga, terdengar Rusdi berbicara kepada susternya Cherly.

Tak lama kemudian, suster Cherly muncul dengan menenteng satu buah tas besar berisi pakaian, ia melewati Cherly yang tengah duduk di sofa.

"Suster mau ke mana? Kok bawa tas besar?" tanya Cherly, ia menatap bingung kepada susternya.

Suster itu tampak tidak tega melihat keadaan Cherly. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena Rusdi telah memecatnya dari pekerjaannya itu.

"Suster mau pulang dulu, Non. Suster kangen sama orang tua Suster. Non Cherly baik-baik ya, di sini! Jangan nakal, nurut sama papanya Non," jawab suster itu sambil sesekali mengusap air matanya.

"Tapi suster balik lagi kan ke sini
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
LastutiA
gara2 hasutan nenek sihir anak kecil jadi korban
goodnovel comment avatar
San ti
ini cerita apa sih , kasihan anak kecil di buat begini aach
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 54 Berita

    Esok pagi, Ratri dan Saga tengah bersiap untuk pindahan ke rumah Saga. Terlebih dahulu, Ratri dan Saga pulang ke rumah Ratri, untuk membawa pakaiannya bersama Gina.Setelah semua siap, mereka tidak langsung pergi. Ratri terlebih dulu masak untuk mereka makan bersama.Sedangkan Saga, ia tengah menonton tv dengan ditemani oleh Gina, yang tengah sibuk bermain boneka."Ratri, cepetan ke sini!" panggil Saga."Ya, ada apa? Aku lagi tanggung nih, sebentar lagi masakannya matang," sahut Ratri dari dapur."Matiin dulu kompornya, ke sini dulu sebentar!" panggil Saga lagi.Ratri pun mematikan kompornya, lalu berjalan menghampiri Saga."Ada apa sih, Mas, aku lagi masak, juga?" tanya Ratri."Kamu lihat itu!" tunjuk Saga ke arah layar tv.Ratri terbelalak, ketika melihat siaran berita di tv. Saat itu, sedang disiarkan kabar berita tentang kebakaran rumah."Ya Tuhan, Mas ... I-itu kan, rumah mas Rusdi," ucap Ratri."Iya, itu rumah Rusdi. Kejadiannya dini hari tadi, entah apa penyebabnya, karena sema

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 55 Pindahan

    Tangan Ratri menunjuk ke arah teras rumah. Mereka semua terkejut, melihat tubuh kecil berbaring di depan pintu."Ya ampun, Gina!" Saga berlari menghampiri teras.Ratri dan juga Ratna pun berlari mengikuti Saga."Ternyata bukan Gina," ujar Saga."Ya Tuhan, i-ini anak yang kita cari. Dia Cherly, dia Cherly!" seru Ratri tak menyangka, jika Cherly berada di teras rumahnya."Ya ampun ... Kenapa dia bisa ada di sini?" timpal Ratna.Saga segera menggendong Cherly, dan membawanya masuk ke dalam rumah.Keadaan Cherly sangat memperihatinkan. Mereka tidak mengerti, kenapa Cherly bisa ada di sana. Padahal, yang mereka lihat di rekaman cctv, Cherly dibawa pergi oleh seorang pria menaiki motor."Tega kalian, Rusdi, Tiana. Anak sekecil ini kalian telantarkan," batin Ratri merasa geram kepada sepasang suami istri itu.Cherly terbangun, ia menatap sekeliling kemudian menatap Ratri."Tante Ratri!" Cherly memeluk Ratri dengan sangat erat. Cherly menangis sesenggukan dengan tubuh yang masih lemas."Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 56 Dipecat

    "Aaaaah!"Bug!"Ya Tuhan, Rusdi! Sudah, kamu jangan begini terus! Rusak ini pintu lama-lama kamu tinju terus," tegur bu Nunik.Rusdi frustasi akibat tragedi kebakaran yang menimpa rumahnya. Semua harta yang ia miliki, raib sudah dilalap oleh si jago merah."Semua ini gara-gara Ibu dan Lulu. Andai saja, kalian tidak menyuruhku menjemput kalian, kejadian ini mungkin tidak akan terjadi!" berang Rusdi."Loh ... Kok malah nyalahin Ibu dan Lulu. Salah kamu sendiri, kenapa kamu tidak pulang setelah menjemput Ibu dan Lulu. Kamu malah memilih menginap di sini. Kamu jangan asal nyalahin orang, ya. Apalagi aku ini ibu kamu sendiri," sergah bu Nunik, ia tak terima disalahkan begitu saja oleh Rusdi.Rusdi tampak kacau, ia merasa tidak ada gairah lagi untuk melakukan apa pun. Kini, ia tinggal di rumah bu Nunik setelah rumahnya habis dilalap api."Sudahlah ... Kamu kan masih kerja. Kamu kan bisa bikin rumah lagi dari hasil kerja kamu. Lagi pula, sekarang kan kamu hidup sendiri. Maksud Ibu, Tiana tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 57 Tangan Hitam

    "Mas Rusdi balikan saja sama mbak Ratri!" jawab Lulu dengan entengnya.Rusdi dan bu Nunik terbelalak, mulut Lulu memang tidak bisa dijaga. "Gila, kamu sudah gila, Lulu!" sergah Rusdi.Lulu kemudian duduk di sebelah bu Nunik."Kamu kalau bicara jangan sembarangan, Lulu. Dia sudah menjadi istri orang!" ujar bu Nunik."Aku nggak gila kok, Mas, Bu. Aku masih waras. Coba kamu bayangkan, Mas, kalau kamu menikah lagi sama mbak Ratri. Hidup kamu pasti akan terjamin. Tidak usah capek-capek kerja, uang datang sendiri. Mas juga tahu, kan. Mbak Ratri itu penulis yang menghasilkan banyak uang. Dia juga owner catering ternama di kota ini," sahut Lulu."Mana mungkin, Lu. Dia sudah menikah sama Saga," timpal bu Nunik.Lulu tersenyum, "Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin, Bu. Asalkan berusaha, apa pun pasti akan tercapai."Rusdi mendelik, ia kemudian bangkit dari duduknya."Sudah gila kamu, Lu. Ide macam apa itu!" Rusdi bangkit lalu masuk ke dalam kamarnya."Kamu sebaiknya batalkan janjian kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 58 Benalu

    "Maaf, Pak. Perusahaan kami sedang tidak membutuhkan karyawan baru. Mohon maaf yang sebesar-besarnya." Rusdi mengangguk setelah ia mendapat penolakan dari salah satu perusahaan.Rusdi kemudian mencari pekerjaan lagi di tempat lain."Kami sedang tidak membuka lowongan, mohon maaf!"Lagi-lagi, Rusdi harus menelan kecewa di hari yang sama. Ia kembali mendapat penolakan.Rusdi tidak pantang menyerah, ia kembali mencari yang lain. Walau pun hari begitu panas, Rusdi tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Ia harus mendapatkan pekerjaan yang baru, dan membawa kabar gembira untuk ibunya.Entah itu nasib sial atau mungkin belum rejeki untuk Rusdi. Lagi-lagi, penolakan terlontar dari orang-orang kepercayaan yang bekerja di sebuah perusahaan. Membuat Rusdi lelah dan tidak ada semangat setelah itu.Jam telah menunjukkan pukul dua siang. Rusdi mencoba menghubungi nomor Lulu. Pagi tadi, Rusdi dan Lulu berpencar untuk mencari lowongan pekerjaan di tempat yang berbeda."Halo, Lulu. Kamu di mana? Sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 59 ART Baru

    "Sudah ganteng suami aku, wangi, rapi!" seru Ratri, sembari membantu Saga memasangkan dasi."Tapi kayaknya ada yang kurang," sahut Saga.Ratri mengernyit, ia menatap penampilan Saga dari atas sampai ke bawah."Nggak kok, nggak ada yang kurang. Perfect kok," ujar Ratri."Ada, coba sini deketan, lihat aku!" sahut Saga.Ratri menuruti ucapan Saga, ia mendekat ke arah Saga lalu menatap wajahnya.Cup!"Ih aku kira apaan, nanti dilihat anak-anak bahaya loh! Sudah sana, nanti telat loh, kerjanya," ujar Ratri, ia memukul pelan dada Saga.Saga terkekeh melihat ekspresi terkejut Ratri."Sudah jadi istri aku, kok masih kaku saja. Ya sudah, aku kerja dulu, ya! Nanti, biar aku yang jemput anak-anak di sekolah. Kamu nggak usah capek-capek. Kamu cukup lakuin apa yang kamu suka saja. Mau rebahan, mau nonton tv, atau nulis novel, terserah kamu, Sayang," sahut Saga.Ratri mengangguk, kemudian ia memanggil Gina dan Cherly, yang masih berada di kamar mereka."Kami sudah siap, Ayah!" seru Gina, ia tampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 60 Buaian Asmara

    Ratri menoleh ke arah seseorang itu. Ia terkejut, ternyata orang itu tak lain adalah Rusdi, mantan suaminya."Mas Rusdi," gumam Ratri, ia terpaku atas kedatangan Rusdi yang tiba-tiba."Boleh aku ikut duduk?" tanya Rusdi meminta ijin.Ratri menggeser duduknya, kemudian ia hendak bangkit meninggalkan tempat itu."Kamu mau ke mana? Aku mau bicara sama kamu," cegah Rusdi.Ratri berdiri mematung, ia menatap Rusdi dengan bingung."Mau bicara apa? Sepertinya tidak ada yang perlu kita bicarakan. Aku mau pulang," tolak Ratri yang kemudian hendak pergi.Dengan sigap, Rusdi mencekal tangan Ratri. Membuat Ratri meronta ingin melepaskan diri."Kamu apa-apaan, Mas? Lepasin!" Ratri menepis tangan Rusdi."Maaf, aku tidak bermaksud kurang ajar sama kamu. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu saja sama kamu. Tidak lama kok. Aku mohon, sebentar saja," mohon Rusdi, ia tampak memelas.Ratri terdiam, ia pun penasaran, apa yang hendak dibicarakan Rusdi."Langsung saja, mau bicara apa? Aku tidak punya banyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 61 Salah Paham

    "Kenapa, Sayang?" tanya Saga, ia heran ketika melihat ekspresi tak biasa Ratri.Ratri memberikan ponselnya kepada Saga.Saga terbelalak ketika melihat sebuah foto, yang menunjukkan Ratri dan Rusdi berpegangan tangan di depan toko baju."Mas, ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku bisa jelaskan, mas Rusdi-"Ucapan Ratri terpotong, ketika jari telunjuk Saga ditempelkan di bibir Ratri."Aku percaya sama kamu, ini pasti kejadiannya tadi, kan?" tanya Saga.Ratri mengangguk, ia merasa lega ternyata Saga percaya terhadapnya, tanpa Ratri sempat menjelaskan."Iya, ini kejadiannya tadi, saat mas Rusdi memohon untuk mendapatkan ijin dariku, untuk bertemu dengan Gina," jawab Ratri.Saga mengangguk, kemudian ia menghubungi balik bu Wulan, menggunakan ponsel Ratri."Halo, Ratri. Apa maksud kamu, berpegangan tangan dengan laki-laki lain? Siapa dia?" tanya bu Wulan, yang langsung menginterogasi Ratri."Ini aku, Ma, Saga. Mama tenang dulu, ya! Mama sepertinya salah paham. Memangnya dari mana Mama dapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status