Semua Bab NAFKAH YANG TERBAGI : Bab 61 - Bab 70

122 Bab

Bab 61 Salah Paham

"Kenapa, Sayang?" tanya Saga, ia heran ketika melihat ekspresi tak biasa Ratri.Ratri memberikan ponselnya kepada Saga.Saga terbelalak ketika melihat sebuah foto, yang menunjukkan Ratri dan Rusdi berpegangan tangan di depan toko baju."Mas, ini nggak seperti yang kamu lihat. Aku bisa jelaskan, mas Rusdi-"Ucapan Ratri terpotong, ketika jari telunjuk Saga ditempelkan di bibir Ratri."Aku percaya sama kamu, ini pasti kejadiannya tadi, kan?" tanya Saga.Ratri mengangguk, ia merasa lega ternyata Saga percaya terhadapnya, tanpa Ratri sempat menjelaskan."Iya, ini kejadiannya tadi, saat mas Rusdi memohon untuk mendapatkan ijin dariku, untuk bertemu dengan Gina," jawab Ratri.Saga mengangguk, kemudian ia menghubungi balik bu Wulan, menggunakan ponsel Ratri."Halo, Ratri. Apa maksud kamu, berpegangan tangan dengan laki-laki lain? Siapa dia?" tanya bu Wulan, yang langsung menginterogasi Ratri."Ini aku, Ma, Saga. Mama tenang dulu, ya! Mama sepertinya salah paham. Memangnya dari mana Mama dapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya

Bab 62 Sobekan Celana

"Suara apa itu?" batin Ratri.Ratri mengurungkan niatnya ke kamar. Ia justru ingin mencari tahu, suara apa yang ia dengar barusan.Ratri berjalan menuju dapur. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat Rumiah tengah menumbuk sesuatu yang entah apa, Ratri pun tidak tahu."Kamu sedang apa, Rum?" tanya Ratri begitu penasaran.Rumiah menoleh, ia kemudian berdiri menghadap Ratri. Seperti biasa, ia akan menunduk tak berani menatap wajah Ratri."Maaf, Bu. Saya sudah mengganggu, pasti suaranya berisik, Ya? Saya sedang membuat ramuan obat. Kebetulan tadi saya tidak sengaja menjatuhkan pisau, sampai menancap di kaki saya. Ibu bisa lihat sendiri!" Rumiah memperlihatkan sebelah kakinya yang banyak mengeluarkan darah.Ratri yang melihatnya, merasa ngilu. Apalagi banyak darah yang keluar, membuatnya ngeri."Ya ampun, Rum. Kok bisa sampai tertancap. Lebih baik kita obati di klinik saja. Biar saya antar," imbuh Ratri."Tidak usah, Bu. Tidak usah repot-repot. Saya tidak apa-apa, kok. Sebentar lagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 63 Tidak Sabar

"Suara itu!" batin Saga.Saga mengangkat wajahnya, seketika ia tercengang ketika melihat Lulu berdiri di hadapannya."Kamu!" Saga berdiri menatap tajam ke arah Lulu."Maaf, Pak. Apakah ada masalah? Saya hanya mengantarkan kopi saja ke sini, sesuai perintah," ucap Lulu.Saga menatap Lulu dari atas sampai ke bawah. Lulu berpenampilan layaknya office girl di kantor itu."Sejak kapan kamu bekerja di sini?" tanya Saga."Baru hari ini, Pak. Kenapa ya, Pak? Apakah Bapak akan memecat saya di hari pertama saya bekerja? Padahal saya sangat membutuhkan pekerjaan ini. Hanya kantor ini yang mau menerima saya bekerja," ucap Lulu.Saga terdiam, kemudian ia menyuruh Lulu untuk keluar dari ruangannya.Saga kemudian menelepon bagian penerima karyawan baru. Ia menanyakan tentang diterimanya Lulu di kantor itu. Namun, jawaban yang ia dapatkan, karena tidak ada alasan untuk tidak menerimanya. Saga pun tidak bisa gegabah dalam memecat karyawannya, tanpa ada alasan yang jelas. Apalagi ia tidak ingin menyang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 64 Tiba-tiba Baik

Seminggu telah berlalu."Bu, aku kangen sama ayah. Boleh kan, Bu, kalau aku menginap di rumah nenek?" ujar Gina.Semenjak Ratri dan Saga mengijinkan Rusdi bertemu dengan Gina. Kini, Gina kembali dekat dengan Rusdi. Bahkan, tak jarang Gina selalu meminta untuk diperbolehkan menginap di rumah bu Nunik."Kan di sini juga ada ayah Saga, Nak. Kenapa kamu ingin menginap di rumah nenek? Lagi pula, di sini juga ada Cherly, kasihan dia kalau ditinggal menginap oleh kamu," sahut Ratri."Kenapa sih, Ibu selalu saja jawabannya seperti itu? Aku mau seperti teman-teman aku. Ayah dan ibunya berkumpul di rumah yang sama. Kenapa aku enggak, Bu?" tanya Gina.Ratri tertegun, ia merasa heran, kenapa anaknya tiba-tiba berbicara seperti itu. Bukankah Saga sudah seperti ayah kandung bagi Gina?"Ibu minta maaf, Sayang. Ibu tidak bisa. Kan sudah ada ayah Saga, dia juga ayah kamu," jawab Ratri.Gina menunduk sambil memainkan ujung bajunya."Kalau tidak bisa, ya sudah, Ibu sama ayah sama ayah Saga tinggal baren
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-19
Baca selengkapnya

Bab 65 Mengantar Pulang

Saga melihat Ratri berdiri di ambang pintu kamar, tepat di belakang Saga."Sedang apa, kalian?" tanya Ratri dengan dada naik turun.Saga terbelalak, ia kemudian melepaskan pelukannya. Wanita yang baru saja dipeluk Saga membalikkan badan, terlihat wajahnya sangat ketakutan."Rumiah," gumam Saga. Ternyata wanita yang ia peluk, tidak lain adalah Rumiah, ART-nya sendiri."Sa-sayang, aku kira dia bukan Rumiah. Aku kira itu kamu, karena bajunya sama," ujar Saga. Seketika ia merasa bersalah terhadap keduanya.Ratri menoleh ke arah Rumiah dan menatapnya dari atas sampai ke bawah. Terlihat Rumiah tengah menunduk ketakutan."Aku minta maaf, Sayang. Aku juga minta maaf, Rumiah. Dari belakang, aku kira itu kamu, Ratri," ucap Saga.Ratri mendekati Rumiah yang tidak berani mengangkat wajahnya."Rum, kenapa bisa baju kamu samaan dengan milik saya? Kenapa kamu juga tidak memberontak saat suami saya memeluk kamu? Setidaknya kamu teriak atau panggil saya," imbuh Ratri."Sa-saya minta maaf, Bu. Tadi say
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-20
Baca selengkapnya

Bab 66 Launching Buku

Suasana toko buku yang juga milik keluarga Saga, tengah riuh ramai dipenuhi oleh para tamu, sekaligus penggemar novel yang Ratri ciptakan.Bertepatan hari ini, Saga bersama karyawan lain, telah mempersiapkan dengan matang, mengadakan acara launching novel cetak karya Ratri.Selain karyawan dan pelanggan yang hadir di toko itu. Saga juga mengundang rekan-rekan bisnisnya dari perusahaan lain. Mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dan sangat dihormati. Bisa dipastikan, jika keluarga Saga memang bukan orang sembarangan.Di kediaman Saga, Ratri tengah dirias sedemikan rupa. Saga sengaja mengundang MUA ternama di kota itu, untuk merias Ratri dan juga anak-anak."Kamu cantik sekali, Sayang. Aku pasti akan kewalahan nanti, kalau kita sudah sampai ke tempat diadakannya launching," ujar Saga.Ratri yang telah selesai dirias, merasa bingung dengan ucapan Saga. Ia sama sekali tidak paham apa maksudnya dari kewalahan."Maksud kamu, Mas?" tanya Ratri."Maksud aku, aku pasti bakalan kewa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

Bab 67 Menggali Kuburan Sendiri

"Kamu lanjutin saja, saya ke depan dulu," ujar Ratri, yang disambut oleh anggukan Rumiah.Ratri bergegas pergi ke depan. Ia melihat Saga tengah berada di ruang tamu."Kamu kenapa, Mas? Aku dengar tadi kamu teriak!" ujar Ratri, ia duduk di sebelah Saga."Tadi, setelah aku memindahkan anak-anak ke kamar. Aku berniat untuk menutup pintu. Tapi, tidak sengaja aku melihat orang mencoba menyelinap masuk ke halaman rumah ini. Aku tidak bisa melihat wajahnya, karena tertutup masker dan topi," jelas Saga."Siapa ya kira-kira? Kok akhir-akhir ini, ada yang janggal. Dimulai dari orang yang manjat pagar, terus tadi aku juga sempat kena lemparan batu, lalu kamu melihat ada yang mencoba menyelinap, siang-siang lagi," sahut Ratri.Saga menatap Ratri, "kapan kamu dilempar batu? Kenapa kamu nggak bilang? Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menghubungi polisi. Aku yakin, sepertinya orang itu adalah orang yang sama," ujar Saga."Tadi, saat aku hendak masuk. Aku terlalu lelah tadi. Jadi, aku biarkan saja,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

Bab 68 Kecewa

"Bagaimana keadaan menantu saya, Dok?" tanya bu Wulan, saat dokter keluar dari ruangan tempat Ratri diperiksa. Saga pun sama penasaran tentang keadaan Ratri saat ini.Dokter berhijab berparas cantik itu tersenyum. Membuat bu Wulan semakin optimis dengan asumsinya, bahwa Ratri memang hamil."Menantu Ibu tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Bu Ratri hanya masuk angin dan tekanan darahnya rendah. Sekarang sudah baikan. Nanti, Ibu bisa tebus obatnya di apotek," jawab dokter itu dengan ramah.Bu Wulan yang semula tersenyum lebar, kini perlahan senyuman itu pudar. Air mukanya berubah menjadi ekspresi kecewa. Tampak sekali gurat kekecewaan di wajahnya.Bu Wulan terduduk di kursi panjang. Perasaannya menjadi tidak karuan. Antara sedih, kecewa dan marah dengan keadaan yang ada.Dokter itu pun berpamitan untuk pergi meninggalkan Saga dan ibunya."Mama yang sabar, ya! Kami menikah Baru hitungan bulan, loh. Belum genap setahun! Mungkin belum saatnya kami diberikan kepercayaan sama Tuha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

Bab 69 Mangsa Dalam Jebakan

"Aduh ... Kok gerah ya, Pak!" seru Lulu, ia mengipasi lehernya menggunakan tangan. Ia juga menyibakkan rambutnya yang sengaja ia gerai. Menambah kesan sensual yang ia miliki.Saga hanya terdiam, ia memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak melihat ke arah Lulu. Perasaan aneh itu terus berkecamuk dalam dirinya. Rasa ingin melihat Lulu begitu besar. Namun, ia sadar akan posisi ia siapa dan Lulu siapa. Ia juga tidak suka dengan Lulu. Namun, perasaan itu?"Padahal Pak Saga sudah menyalakan AC-nya, ya? Tapi kok aku masih kegerahan," imbuh Lulu masih terus mengipasi lehernya.Saga terus saja terdiam, beberapa kali ia membetulkan posisi duduknya yang terasa tidak karuan.Tangan Lulu berhenti mengipasi lehernya. Tanpa diduga, dengan beraninya satu persatu kancing baju yang ia pakai, ia buka sampai sebatas dada. Menampilkan belahan yang tidak seharusnya orang lain lihat, apalagi oleh seorang laki-laki."Kamu apa-apaan? Keluar dan perbaiki penampilanmu," bentak Saga, ia masih bisa mengontrol d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

Bab 70 Mengakui

"Maaf, Lulu. Pak Saga orang baik, aku tidak rela kamu melakukan itu dengannya," gumam Rumiah, ia menatap Lulu yang tak sadarkan diri akibat ulahnya.Rumiah membiarkan Lulu tergeletak di atas lantai. Rumiah kemudian menutupi tubuh Lulu dengan selimut yang ada di kamar itu."Ratri," gumam Saga, suaranya begitu serak karena ia sedang tinggi-tingginya.Dengan cepat, Rumiah memapah Saga, dan membawanya keluar dari rumah sewaan itu. Rumiah kemudian membawa masuk Saga ke dalam taksi online yang ia tumpangi tadi."Jalan, Pak!" titah Rumiah.Mobil pun mulai berjalan meninggalkan rumah itu.Di perjalanan, Saga beberapa kali menyandarkan kepalanya di bahu Rumiah. Akibat pengaruh obat itu, tangan Saga tak jarang bergerilya menyentuh Rumiah."Percepat jalannya, Pak," ujar Rumiah kepada sopir taksi.Lama di perjalanan, akhirnya mobil yang ditumpangi Rumiah dan Saga berhenti tepat di depan gerbang rumah Saga."Ya Tuhan, Rum. Ini suami saya kenapa?" tanya Ratri, setelah Rumiah membawa Saga masuk ke d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status