Home / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 81 - Chapter 90

122 Chapters

Bab 81 Ditahan

Bu Nunik dan Rusdi terkejut saat melihat 4 orang polisi itu tengah berada di hadapan mereka. Kecuali Lulu, ia terus meracau tidak jelas. Bu Nunik dan Rusdi tidak sadar, jika apa yang dilakukan mereka tadi, justru mendatangkan ancaman bagi mereka. Mereka berdua tidak sadar jika mereka telah menggali kuburan mereka sendiri."Selamat sore, Bu Nunik dan Pak Rusdi," sapa salah satu polisi."Sore, ini ada apa, ya? Ada keperluan apa Bapak-bapak polisi ke sini?" tanya bu Nunik merasa bingung."Kami ditugaskan untuk menangkap kalian, karena terbukti telah mencoba melakukan aksi pembunuhan terhadap saudari Tiana dan saudara Beri. Ini surat penangkapannya," jawab pak polisi, kemudian menyerahkan sebuah kertas kepada Rusdi.Rusdi menelan saliva susah payah saat membaca surat penangkapan itu. Rusdi juga tidak menyangka, ternyata dibalik hilangnya Beri, adalah ulah bu Nunik. Sungguh, keluarga itu penuh misteri. Tidak semua rencana, mereka tahu satu sama lain."I-ibu membunuh Beri?" tanya Rusdi.Waj
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 82 Berhutang Budi

Sore telah berganti malam, di kediaman Saga, tampak anak-anak tengah asyik bermain dengan banyaknya boneka di ruang tamu. Keduanya tampak gembira dengan diselingi canda dan tawa.Sementara Ratri dan Saga, mereka tengah duduk berdua di ruang keluarga, sambil menyaksikan acara televisi.Tok! Tok! Tok!Dari pintu utama, terdengar suara ketukan yang membuat anak-anak berlari hendak membuka pintu yang belum dikunci itu.Ceklek!Pintu pun terbuka lebar, membuat mata Cherly membelalak dengan mulut yang terbuka."Mama!" seru Cherly, ketika Tiana berdiri di hadapannya."Iya, Sayang, ini Mama. Mama datang untuk kamu, Nak!" sahut Tiana, matanya mulai berkaca-kaca.Rindu yang selama ini terpendam, pecah ketika Cherly berhambur memeluk Tiana."Mama, Mama ke mana saja? Aku kangen sama Mama. Aku ... Aku kira Mama sudah tidak sayang lagi sama aku. Kenapa Mama pergi sangat lama?" Cherly menumpahkan segala kerinduannya di dalam pelukan Tiana."Maafkan Mama, Sayang," ucap Tiana, ia mengecup pucuk kepala
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 83 Mengusir

"Ratri, Saga, pecat dan usir Rumiah sekarang juga!" seru Tiana, dengan sorot mata yang tiba-tiba menajam.Ratri dan Saga seketika terkejut atas apa yang diucapkan Tiana barusan. Entah masalahnya apa, kenapa Tiana bisa berbicara seperti itu, menyuruh mereka untuk memecat dan mengusir Rumiah. Apakan Tiana mengenal wanita itu?"Maksud kamu apa, Tiana? Kenapa kamu harus memecat dan mengusir Rumiah? Apakah kamu mengenalnya?" tanya Ratri begitu penasaran.Tiana menghela nafas panjang, setelah itu kembali ia berbicara."Dia adalah ancaman bagi kalian!" ungkap Tiana begitu yakin.Pyar!Orang-orang yang berada di ruang tamu seketika menoleh ke arah Rumiah yang tidak sengaja memecahkan gelas berisi air dari atas nampan.Rumiah tergugup seraya memunguti pecahan gelas yang berserakan di atas lantai."Saya minta maaf, Pak Bu. Saya tidak sengaja," ucap Rumiah.Tiana menatap tajam ke arah Rumiah. Tampak kilat kebencian yang terpancar di mata Tiana."Kalian harus segera mengusir wanita licik itu!" tu
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 84 Kedatangan Mertua

Setahun kemudian"Iya, Tante ... Aku senang sekali dengan rencana Tante. Aku harap, semua rencana Tante akan berhasil dan tanpa menimbulkan masalah besar. Aku cinta sama anak Tante, dan berjanji akan menjadi istri yang baik untuknya."Di dalam kamar yang berukuran kecil, Rumiah tampak bahagia tengah mengobrol dengan seseorang di balik telepon.Tok! Tok! Tok!Rumiah menoleh ke arah pintu. Lekas ia segera mengakhiri panggilan telepon itu."Tante, sudah dulu, ya! Itu bu Ratri sedang menungguku di luar. Iya, aku tunggu kedatangan Tante." Setelah telepon diakhiri, bergegas Rumiah segera membuka pintu, yang tidak tertutup rapat itu. Sehingga ia bisa melihat Ratri yang tengah berdiri di luar kamarnya."Iya, Bu. Ibu perlu sesuatu?" tanya Rumiah."Kamu habis teleponan sama siapa? Aku cuma mau minta tolong sama kamu, tolong masak yang banyak. Soalnya sebentar lagi mertua saya mau datang ke sini," imbuh Ratri.Rumiah lantas mengangguk mendengar perintah Ratri."Baik, Bu. Barusan saya sedang tele
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 85 Perlakuan yang Beda

Ratri terbelalak atas sikap mertuanya itu. Bukankah bu Wulan sempat bilang, bahwa ia sedang flu?"Kabar aku baik, Tante. Tante sendiri apa kabar?" tanya balik Rumiah.Ratri berdiri dengan masih menatap mereka berdua. Saga pun sama terkejutnya atas sikap keduanya itu."Hei, kenapa kamu panggil Mama saya Tante!" seru Saga.Rumiah menoleh dengan raut wajah gelagapan."Memangnya kenapa? Siapa pun boleh memanggil Mama dengan sebutan Tante. Kecuali kamu, kamu itu anakku," timpal bu Wulan.Ratri menggelengkan kepala, membuang jauh-jauh pikiran buruk yang ada di benaknya."Em ... Rumiah, tadi kan kamu bilang, kalau sekarang kamu mau menemui calon mertua dan calon suami kamu. Ya sudah, nggak apa-apa kalau kamu mau pergi sekarang. Pasti mereka sedang menunggu kamu," ujar Ratri."Sebentar, Ratri. Mama masih membutuhkan Rumiah. Em ... Rumiah, bisakah nanti kamu pijitin saya. Kaki saya pegal-pegal, sudah lama juga saya tidak diurut," imbuh bu Wulan.Rumiah mengangguk, ia menyetujui permintaan bu W
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 86 ART Adalah Maut

Ratri menangis di dalam kamarnya. Tak menyangka, jika mertuanya yang selama ini ia bangga-banggakan, ternyata tega menyakiti hatinya. Hanya karena Ratri belum kunjung hamil, mertuanya memaksa suaminya untuk menikah lagi dengan wanita lain. Dan lebih parahnya lagi, wanita itu tak lain adalah pembantunya sendiri.Sore hari pun tiba, bu Wulan dan pak Bima telah pulang dari rumah Saga.Ceklek!Pintu kamar terbuka, menampakkan wajah tampan Saga yang menyembul dari luar.Gegas Saga segera menghampiri Ratri yang tertidur membelakangi pintu. Terdengar suara isak tangis yang menyayat hati dari bibir Ratri.Sepasang tangan kekar segera melingkar di pinggang Ratri. Membuat wanita itu dengan cepat menyeka air matanya dengan kasar."Sayang," panggil Saga. Ia mendaratkan kecupan di pucuk kepala Ratri.Ratri bangkit dan duduk seraya menatap lurus ke arah jendela."Kamu jangan menangis, kita harus mempertahankan rumah tangga kita. Bila perlu, aku akan usir Rumiah sekarang juga," imbuh Saga.Ratri men
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 87 Memilih Pergi

Malam itu, Ratri kembali meratapi nasibnya yang hendak dimadu paksa. Ia menatap lurus ke arah jendela. Entah dosa apa yang telah ia perbuat di masa lalu, sehingga membuat hidupnya sesakit ini. Dunia begitu kejam untuknya.Saga masuk ke dalam kamar, menatap Ratri yeng tengah terdiam sambil sesekali menyeka air matanya.Tangan kekar itu melingkar, memeluk Ratri dari belakang. Ratri mengusap lengan Saga dengan lembut.Dengan senyum yang dipaksakan, Ratri menoleh ke arah Saga."Aku tidak apa-apa kok, kamu jangan khawatir," imbuh Ratri berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Saga.Saga memegang kedua bahu Ratri, lantas menatapnya dalam."Kenapa kamu mengijinkan aku menikah lagi dengan Rumiah? Bukankah kita telah berjanji, apa pun masalah kecil atau besar yang akan kita hadapi, selamanya kita akan bersama, aku dan kamu. Aku tidak suka dengan perjodohan yang dipaksa ini. Kamu tahu? Sakit hati aku setelah mendengar kamu menyetujui keinginan mama. Aku tahu, kamu sangat menyayangi mama. Tap
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 88 Kampung Meledug

"Ibu, sebenarnya kita mau ke mana?" tanya Gina pagi itu.Pagi itu Ratri terbangun di dalam kamar hotel kecil bersama Gina. Ratri segera bersiap untuk kembali melanjutkan perjalannya mencari tempat tinggal baru yang pastinya jauh dari Saga dan keluarganya."Kita mau pergi, Sayang. Kita berdua akan memulai hidup baru di tempat yang baru. Teman baru, suasana baru sekolah baru, dan semuanya serba baru. Gina mau, kan?" tanya Ratri.Gina terdiam, ekspresi yang dipancarkan anak itu seakan berat meninggalkan kota tempat kelahirannya itu."Tapi ... Bagaimana dengan ayah Saga? Kenapa Ibu nggak ngajak ayah Saga juga? Pasti Ayah Saga nyariin kita, Bu," jawab Gina.Ratri membuang muka, ia menghembuskan nafasnya kasar."Sebaiknya Gina mandi dulu, ya! Setelah ini kita sarapan terus berangkat," ujar Ratri.Gina mengangguk menuruti, ia kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi.Suasana pagi itu tampak begitu ramai. Jam-jam di mana orang-orang mulai beraktifitas. Lalu lintas terlihat macet, sehingga
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 89 Pertemuan Tak Sengaja

"Boleh saya bantu bawakan belanjaanmu, Nona?" tanya seseorang yang membuat Ratri urung berteriak."Tiana," gumam Ratri.Tiana tersenyum seraya merebut belanjaan Ratri. Lantas ia berjalan duluan meninggalkan Ratri yang masih terpaku menatap dirinya."Kamu mau pulang atau berdiam diri di sana sampai malam?" tanya Tiana, membuat Ratri tersadar dan bergegas berjalan menyusul Tiana."Kamu ada di sini? Ngapain?" tanya Ratri sungguh penasaran adanya Tiana di tempat itu."Aku tinggal di dekat sini, aku sudah menikah dengan Beri," jawab Tiana."Apa?!"Tiana terkekeh kecil melihat ekspresi terkejut Ratri. Pasalnya, setelah berdebat waktu lalu di rumah Saga, Ratri tidak mendapat kabar tentang Tiana. Dan kini, setelah satu tahun lamanya, Tiana muncul dan mengaku sudah menikah dengan Beri?"Penasaran? Bawa aku ke tempat kamu," ujar Tiana yang kemudian mengajak masuk ke dalam mobil bak terbuka.Ratri segera membayar ojek yang disewanya tadi. Lantas bergegas masuk ke dalam mobil yang dikendarai Tian
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 90 Jatuh Sakit

Satu minggu kemudian, Saga tengah dirawat di sebuah rumah sakit dengan ditemani oleh bu Wulan dan juga Rumiah. Mereka tampak cemas akan kesehatan Saga yang terus menurun, semenjak kepergian Ratri yang entah ke mana."Tante, bagaimana ini? Mas Saga sakit, apakah pernikahanku juga akan tertunda lebih lama?" tanya Rumiah khawatir.Bu Wulan mengusap lengan gadis itu. Berusaha menenangkannya."Kamu yang sabar, Rumiah. Doakan saja semoga Saga lekas sembuh. Kamu jangan khawatir, cepat atau lambat kalian akan tetap menikah," jawab bu Wulan meyakinkan.Sebenarnya Rumiah sudah tidak sabar ingin segera pernikahan itu berlangsung. Namun, ia harus menunggu Saga pulih. Mengingat perjuangannya berada di posisi sekarang, bukan hal mudah bagi Rumiah. Ia harus terus mencuri-curi waktu, cara, untuk bertemu dan menghasut bu Wulan dengan mengompori bu Wulan yang tak kunjung memiliki cucu. Maka, mau tidak mau dengan terpaksa ia harus bersabar, dari pada tidak membuahkan hasil. Lagi pula, penghalang hubunga
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status