Semua Bab NAFKAH YANG TERBAGI : Bab 101 - Bab 110

122 Bab

Bab 101 Rekaman CCTV

Sampai rumah, cuaca hari ini tiba-tiba mendung. Rintik hujan mulai berjatuhan membasahi apa saja yang ada di bumi.Beberapa kali Saga membunyikan klakson, menunggu Oji untuk membukakan pintu gerbang. Namun, Oji tak juga menampakkan batang hidungnya. Membuat Saga turun dari mobil, dan membuka gerbang itu sendiri.Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi. Saga bergegas masuk ke dalam rumah. Ia ingin segera memeriksa CCTV sekitar 2 bulan yang lalu. Namun, kerongkongannya terasa kering, sehingga terlebih dahulu ia pergi ke dapur, hendak mengambil air minum."Kenapa pintu belakang terbuka?" gumam Saga, saat mendapati pintu yang menghubungkan dapur dan tempat menjemur pakaian terbuka.Saga kemudian mendekati pintu itu, hendak menutupnya, karena jika tidak ditutup, kemungkinan air hujan yang terbawa angin akan masuk ke dapur."Oji," batin Saga, saat tangannya menyentuh kenop pintu itu. Tak sengaja ia melihat Oji yang tengah mengangkat jemuran miliknya.Saga terpana menatap Oji. Ah bukan, leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 102 Hasil Tes DNA

"Keadaan cucu Mama sehat, setiap hari Mas Saga selalu memperhatikan kami. Iya kan, Mas," ujar Rumiah.Saga tersenyum tipis dan mengangguk kecil.Mereka pun duduk di sofa ruang tamu. Bu Wulan memberikan beberapa paper bag kepada Rumiah."Ini apa, Ma?" tanya Rumiah sambil menerima paper bag tersebut."Itu baju-baju hamil, tadi Mama sama Papa mampir ke toko baju, dan sengaja membelikan itu semua untuk kamu," jawab bu Wulan.Rumiah tampak tersenyum sumringah. Ia kemudian melihat satu persatu baju-baju itu."Terima kasih, Ma. Aku sangat menyukai semuanya," ucap Rumiah.Saga kemudian berdiri, mengajak mereka semua ke ruang makan."Sebaiknya kita mulai makan malam ini. Aku sudah sangat lapar," ajak Saga.Mereka semua tampak mengangguk, lalu berjalan beriringan ke ruang makan."Makan yang banyak, Sayang. Biar anak kamu sehat," ujar bu Wulan begitu perhatian.Keadaan berubah hening, hanya suara suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring, memenuhi ruangan.Selesai makan, mereka duduk bers
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 103 Menjemput Ratri

"Hai, Saga!" sapa wanita cantik berpenampilan kaos dan rok panjang jaman dulu."Tiana," sahut Saga.Tiana mengangguk seraya tersenyum lebar."Ya, ini aku, Tiana. Datang ke sini lagi, berniat untuk melanjutkan niatku untuk memberitahu bukti kejahatan Rumiah," ujar Tiana.Saga terdiam, ia merasa dipermainkan oleh Tiana. Waktu itu, Tiana datang ke rumahnya dengan tujuan yang sama. Namun, ia menghilang begitu saja, dan hanya memberikan harapan palsu semata."Aku paham, kamu pasti bertanya-tanya waktu itu aku ke mana, saat aku mau memberikan bukti obat itu. Aku bisa jelaskan semua," imbuh Tiana."Sebaiknya kamu masuk," ajak Saga.Tiana mengangguk, kemudian hendak berjalan ke ruang tamu."Kita ke ruang keluarga saja. Di sana ada orang tuaku juga," lanjut Saga.Tiana mulai melangkah dengan tertatih-tatih. Saga mulai menyadari, bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Tiana. Saga menatap sebelah kakinya yang dibalut dengan perban."Malam, Om dan Tante," sapa Tiana, membuat kedua orang tua Saga men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 104 Talak Tiga

Saga dan yang lain turun dari mobil. Keadaan rumah yang Ratri tinggali sudah sangat sepi, mungkin Ratri dan Gina sudah tidur."Ini rumahnya, Saga." Tiana lebih dulu mendekati pintu.Dengan cepat, Tiana mengetuk pintu itu. Namun, setelah menunggu beberapa menit, tidak ada seseorang yang membukakan pintu sama sekali.Ketukan demi ketukan terus menerus Tiana lakukan. Hingga ketukan itu berubah menjadi gedoran yang sangat keras. Namun, masih tidak ada yang membukakan pintu.Merasa khawatir, Saga melakukan ancang-ancang hendak mendobrak pintu tersebut.Brak!Hanya satu kali percobaan, pintu itu terbuka lebar. Mereka semua mulai memasuki rumah itu."Ratri!""Ratri!""Gina!"Mereka semua mulai memanggil Ratri dan Gina. Namun, rumah itu seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Semuanya tampak hening. Membuat mereka semakin gelisah, dan khawatir jika ketakutan Tiana terjadi."Ratri, Gina. Kalian di mana, Sayang!" panggil Saga, ia telah menyusuri semua ruangan yang ada di rumah itu."Ratri dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

SEASON 2

Part 1 Ada Yang Aneh"Ayah, Ibu!" Gina berlari menghampiri Ratri dan Saga, dengan masih mengenakan baju toga.Hari ini, Gina telah lulus SMA ternama di kota itu. Dengan senyuman lebar, ia memeluk kedua orang tuanya."Selamat ya, Sayang. Akhirnya kamu lulus SMA, Ibu sangat bangga sama kamu," ucap Ratri, beberapa kali ia mengecup kening putri sulungnya itu."Iya, Bu. Aku juga senang sekali. Oh iya, Andres ke mana? Tadi aku lihat, Ibu sama Ayah ke sini sama Andres." Gina celingukan mencari adiknya."Andres sudah pulang, dijemput sama sopirnya oma, bosan katanya. Sebaiknya kita foto bersama dulu, setelah itu kita makan siang sebelum pulang. Ayah sudah sangat lapar," ajak Saga.Ibu dan anak itu mengangguk kompak. Selain kompak, semakin besar wajah Gina semakin mirip dengan Ratri. Gina seperti fotokopian Ratri saat masih remaja.Mereka bertiga kemudian berswafoto setelah itu, mereka masuk ke dalam mobil, dan berangkat ke sebuah resto yang letaknya tak jauh dari sekolah Gina."Ngomong-ngomon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 2 Menguping

Selesai makan malam, lanjut Saga dan Ratri seperti biasa mengobrol kecil berdua di taman belakang. Sambil meminum teh hangat, mereka tampak tertawa kecil dengan cerita-cerita lucu yang mereka ceritakan berdua. Hal tersebut membuat keduanya semakin harmonis dalam berumah tangga."Aku bahagia, akhirnya kita bisa bersama lagi, Sayang. Setelah melalui cobaan yang berat, sehingga kita sempat terpisah jauh. Namun, ternyata Tuhan telah merencanakan hadiah terindah untuk kita. Kamu kembali ke rumah ini dengan kabar baik. Rumah kita menjadi ramai karena memiliki sepasang anak cantik dan tampan. Aku selalu bersyukur, semoga kebahagiaan kita tidak akan pernah berakhir," imbuh Saga.Ratri mengangguk, ia yang duduk bersebelahan dengan Saga, menyandarkan kepalanya pada bahu Saga. Tangan kekar Saga mengusap lembut kepala Ratri, dan beberapa kali ia mengecup keningnya."Alhamdulillah ... Ini semua nikmat yang Tuhan berikan untuk kita, Mas. Aku bangga memiliki suami seperti kamu, Mas. Kamu pria setia,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 3 Prosesi Pemakaman

"Ayah, temani aku ke rumah Nenek. Tidak usah menunggu Ibu, biar nanti Ayah telepon Ibu dan suruh menyusul saja," ajak Gina.Saga mengangguk, ia setuju dengan usulan Gina."Iya, Sayang. Kalau begitu, Ayah siap-siap dulu," sahut Saga.Saga melangkah menuju kamarnya. Kemudian Gina pun segera berganti baju di kamarnya."Sebaiknya kamu pulang, Rika. Aku sama Ayah mau pergi," pinta Gina."Ya ... Baru saja aku mau bilang ikut. Jadi gimana ini, aku kan mau nginap lagi di sini," sahut Rika.Gina menghembuskan nafas kasar. Lalu menatap Rika dengan tajam. Perasaannya yang sedang sakit, kini ditambah oleh kelakuan Rika, seketika membuat Gina menjadi kesal dan ilfil."Maaf, Rika. Kamu punya rumah, kamu masih memiliki orang tua. Tidak seharusnya kamu sering-sering menginap di rumah orang. Maaf, bukan aku melarang kamu. Tapi, hargai tuan rumah. Kamu tidak bisa seenaknya seperti itu," pungkas Gina. Terpaksa ia harus berbicara tegas terhadap Rika.Mendengar ucapan Gina, Rika merasa kesal. Namun, ia be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 4 Bibit Pelakor

"Ma-maksud kamu?" tanya Rika tergugup."Jalan, Pak!" titah Gina pada sopir.Pak Mukidi mengangguk, kemudian mulai menyalakan mobilnya.Di perjalanan, Gina tampak terdiam mengacuhkan Rika. Ia sangat kesal pada kelakuan Rika yang sangat tidak sopan itu."Gina, aku tidak bermaksud-""Stop, Rika! Sebaiknya kamu tidak usah datang lagi ke rumahku. Di depan aku saja, kamu sudah berani bersikap kurang ajar sama ayahku. Apa maksud kamu, Rika? Dia ayahku, dia suami ibuku. Dia sudah tua, jauh berbeda usianya dengan kamu. Apa nggak ada lelaki lain yang kamu incar?" potong Gina, ia merasa geram dengan sikap Rika.Rika terdiam, tatapannya berubah sinis."Kenapa? Kamu takut ayah kamu aku rebut? Atau jangan-jangan ... Kamu juga suka sama Om Saga? Secara dia kan ayah tiri kamu," pungkas Rika.Gina terbelalak, terkejut mendengar ucapan Rika."Apa maksud kamu bicara seperti itu, Rik? Mana mungkin aku suka sama ayahku sendiri. Memang benar ayah Saga itu ayah tiriku. Tapi dia yang merawat aku dari kecil.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 5 Gosip

Hari-hari telah berlalu, kini Gina tengah bersantai di kursi teras depan, sambil memakan camilan kesukaannya. Beruntung, setelah pertengkaran Gina dan Rika tempo hari di mobil, Rika tidak pernah datang lagi ke rumah. Gina berharap, Rika segera menyadari kesalahannya. Ia tidak mau jika kedua orang tuanya menjadi korban atas ambisi Rika yang keterlaluan itu.Seperti ucapan Rika saat menginap, kini ia telah menjadi mahasiswi di kampus yang sama dengan Gina. Namun, pertengkaran itu lantas menjadikan mereka seperti seorang musuh. Bukan musuh tepatnya, tapi Gina berusaha menjaga jarak dengan Rika. Ia tidak ingin hal buruk terjadi jika terus berdekatan dengan orang sepertinya.Keesokan harinya, Gina telah bersiap untuk pergi ke kampus, dengan ditemani oleh Saga. Karena letak kampus searah dengan kantor tempatnya bekerja, maka sekalian Saga yang mengantarkan Gina kuliah."Kamu yang semangat belajarnya. Buat ibu sama Ayahmu ini bangga, Nak," pesan Saga sebelum Gina keluar dari mobil."Iya, Yah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 6 Pelakor Cilik

"Aaaaargh!" Rika berdiri dengan mulut menganga. Rambut dan bajunya basah karena guyuran air itu."Kurang ajar," pekik Rika.Semua orang di kantin terpana atas apa yang dilakukan Gina.Gina tersenyum, ia kemudian menyimpan kembali botol air mineral itu ke atas meja."Bagiamana rasanya? Tidak enak, kan? Itu juga yang aku rasakan tadi, setelah kamu menyebar gosip murahan, yang jauh dari kebenarannya," cetus Gina dengan santainya.Rika menatap Gina tajam. Ia mengepalkan tangannya kuat, mulai terpancing emosi."Jadi kamu mau balas dendam?" tanya Rika.Gina tersenyum miring seraya melipat kedua tangannya di depan dada."Jadi ... Kamu merasa aku ini sedang balas dendam sama kamu? Dari ucapanmu barusan saja, sudah terbukti kalau kamu memang mau mencari masalah denganku. Tapi sayangnya, aku tidak ada maksud balas dendam. Aku hanya ingin memberi pelajaran kepada orang yang suka playing victim seperti kamu. Miris sekali, tidak mendapatkan ayahnya, kamu malah memfitnah anaknya," ujar Gina sambil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status