Home / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 4 Bibit Pelakor

Share

Bab 4 Bibit Pelakor

last update Last Updated: 2024-11-28 13:04:02

"Ma-maksud kamu?" tanya Rika tergugup.

"Jalan, Pak!" titah Gina pada sopir.

Pak Mukidi mengangguk, kemudian mulai menyalakan mobilnya.

Di perjalanan, Gina tampak terdiam mengacuhkan Rika. Ia sangat kesal pada kelakuan Rika yang sangat tidak sopan itu.

"Gina, aku tidak bermaksud-"

"Stop, Rika! Sebaiknya kamu tidak usah datang lagi ke rumahku. Di depan aku saja, kamu sudah berani bersikap kurang ajar sama ayahku. Apa maksud kamu, Rika? Dia ayahku, dia suami ibuku. Dia sudah tua, jauh berbeda usianya dengan kamu. Apa nggak ada lelaki lain yang kamu incar?" potong Gina, ia merasa geram dengan sikap Rika.

Rika terdiam, tatapannya berubah sinis.

"Kenapa? Kamu takut ayah kamu aku rebut? Atau jangan-jangan ... Kamu juga suka sama Om Saga? Secara dia kan ayah tiri kamu," pungkas Rika.

Gina terbelalak, terkejut mendengar ucapan Rika.

"Apa maksud kamu bicara seperti itu, Rik? Mana mungkin aku suka sama ayahku sendiri. Memang benar ayah Saga itu ayah tiriku. Tapi dia yang merawat aku dari kecil.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Michellyn
aku yakin si Rika tu ank Ruminah, bibit2 pelakor dr ibunya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 5 Gosip

    Hari-hari telah berlalu, kini Gina tengah bersantai di kursi teras depan, sambil memakan camilan kesukaannya. Beruntung, setelah pertengkaran Gina dan Rika tempo hari di mobil, Rika tidak pernah datang lagi ke rumah. Gina berharap, Rika segera menyadari kesalahannya. Ia tidak mau jika kedua orang tuanya menjadi korban atas ambisi Rika yang keterlaluan itu.Seperti ucapan Rika saat menginap, kini ia telah menjadi mahasiswi di kampus yang sama dengan Gina. Namun, pertengkaran itu lantas menjadikan mereka seperti seorang musuh. Bukan musuh tepatnya, tapi Gina berusaha menjaga jarak dengan Rika. Ia tidak ingin hal buruk terjadi jika terus berdekatan dengan orang sepertinya.Keesokan harinya, Gina telah bersiap untuk pergi ke kampus, dengan ditemani oleh Saga. Karena letak kampus searah dengan kantor tempatnya bekerja, maka sekalian Saga yang mengantarkan Gina kuliah."Kamu yang semangat belajarnya. Buat ibu sama Ayahmu ini bangga, Nak," pesan Saga sebelum Gina keluar dari mobil."Iya, Yah

    Last Updated : 2024-11-29
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 6 Pelakor Cilik

    "Aaaaargh!" Rika berdiri dengan mulut menganga. Rambut dan bajunya basah karena guyuran air itu."Kurang ajar," pekik Rika.Semua orang di kantin terpana atas apa yang dilakukan Gina.Gina tersenyum, ia kemudian menyimpan kembali botol air mineral itu ke atas meja."Bagiamana rasanya? Tidak enak, kan? Itu juga yang aku rasakan tadi, setelah kamu menyebar gosip murahan, yang jauh dari kebenarannya," cetus Gina dengan santainya.Rika menatap Gina tajam. Ia mengepalkan tangannya kuat, mulai terpancing emosi."Jadi kamu mau balas dendam?" tanya Rika.Gina tersenyum miring seraya melipat kedua tangannya di depan dada."Jadi ... Kamu merasa aku ini sedang balas dendam sama kamu? Dari ucapanmu barusan saja, sudah terbukti kalau kamu memang mau mencari masalah denganku. Tapi sayangnya, aku tidak ada maksud balas dendam. Aku hanya ingin memberi pelajaran kepada orang yang suka playing victim seperti kamu. Miris sekali, tidak mendapatkan ayahnya, kamu malah memfitnah anaknya," ujar Gina sambil

    Last Updated : 2024-11-30
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 7 Gedoran Pintu

    "Hai, Gina!" Rika tersenyum ke arah Gina.Gina berdiri mematung, begitu pun dengan Tessa, ia terkejut melihat Rika ada di dalam mobil bersama Saga."Ayah, kenapa Rika bisa bersama Ayah?" tanya Gina, ia urung untuk masuk ke dalam mobil.Saga mengerutkan dahinya, ia merasa aneh dengan sikap putrinya itu. Pasalnya ia tidak tahu menahu tentang Rika seperti apa. Gina maupun Ratri belum memberitahu Saga, jika Rika berusaha mendekatinya, dan berusaha membuat rumah tangganya bersama Ratri hancur."Kok kamu nanyanya gitu, Nak. Rika kan teman kamu, memangnya kenapa kalau Rika ikut kita sekalian. Tadi Ayah lihat dia terjatuh di jalan, kakinya sakit kayaknya. Jadi, Ayah ajak saja Rika untuk pulang bareng," jelas Saga.Gina menatap tajam ke arah Rika, yang melemparkan senyuman penuh kemenangan."Pokoknya aku nggak mau satu mobil dengan Rika," ujar Gina menegaskan.Saga semakin aneh dengan sikap Gina. Ia kemudian turun dari dalam mobil, lalu mendekatinya."Kamu kenapa sih, kok jadi gitu? Dia teman

    Last Updated : 2024-12-01
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 8 Kejutan

    Gina berusaha memberontak, saat seseorang yang tidak ia ketahui siapa itu terus menariknya hendak menuju kamar.Ingin berteriak, apa daya, suara Gina tertahan karena tangan itu terus membungkam mulut Gina."Ya Tuhan, siapa orang ini? Jangan sampai dia mencelakaiku," batin Gina ketakutan.Gina terus berusaha melepaskan diri, hingga terlintas di kepalanya, untuk menginjak kaki orang itu.Buk!"Aw!" pekik orang itu, merasa kesakitan akibat diinjak cukup kuat oleh Gina.Gina terperanjat, ia merasa tidak asing dengan suara itu. Orang itu kemudian melepaskan tangannya dari mulut Gina. Saat Gina membalikkan badan menghadapnya, ia terkejut saat melihat orang itu."Sakit tahu!" seru orang itu."Cherly, ya ampun! Ternyata ini kerjaan kamu," imbuh Gina terbelalak.Cherly mengangguk, seraya duduk di pinggiran ranjang sambil mengaduh kesakitan pada kakinya. Gina kemudian duduk di sampingnya."Hehe ... Maaf ya, Saudari. Aku hanya mau memberi kejutan," ucap Cherly tersenyum tengil. Namun, ia masih m

    Last Updated : 2024-12-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 9 Monster Kampus

    "Aaargh!" Gina terkejut, saat seseorang menyiramkan 1 ember air ke seluruh tubuhnya, hingga bajunya basah kuyup.Ingin marah, akan tetapi di sana ia tidak mendapati siapa pun. Entah ini pekerjaan siapa, Gina tidak tahu."Perbuatan siapa ini?" teriak Gina lantang.Gina menoleh ke sana kemari, siapa tahu ada orang yang bisa ia tanyai mengenai hal itu. Namun, sayangnya tidak ada siapa pun di sana.Prok! Prok! Prok!Dari arah ruangan di samping Gina, pintu seketika terbuka lebar dan menampakkan 3 orang yang ia kenali. Salah satu dari mereka tepuk tangan dengan puas melihat Gina basah kuyup."Kamu!" gumam Gina.David tersenyum puas, menampakkan deretan gigi putihnya."Bagaimana, apakah kamu masih tidak takut sama saya?" tanya David.Kini Gina mengerti, ternyata ini perbuatan David, si monster kampus dan kedua temannya.Gina menyeka wajahnya yang penuh air dengan kasar. Ia tak habis pikir, kenapa orang seperti David masih dipertahankan di kampus itu. Padahal, banyak sekali orang-orang yang

    Last Updated : 2024-12-02
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 10 Pulang Telat

    Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa ragu sama seperti yang dirasakan Tessa.Kosan yang baru saja disewa Cherly terlihat tidak terawat. Bukan berarti kumuh, akan tetapi, keadaanya yang terlihat lembab."Entahlah, aku juga ragu, Tes. Kosan ini juga berada di paling ujung berbatasan dengan kebun pisang," sahut Gina."Em ... Apa kita kasih saran saja sama Cherly, buat cari lagi kosan yang lain? Aku saja sekarang ini, kok kurang nyaman, ya!" seru Tessa.Gina terdiam, ucapan Tessa ada benarnya juga. Namun, apakah Cherly setuju?"Tapi Cherly sudah membayar sewa selama beberapa bulan ke depan, Tes. Tapi ... Kita coba tanyakan saja nanti kalau dia sudah kembali," sahut Gina.Tak berselang lama, Cherly kembali dengan membawa 3 cup minuman dingin yang ditenteng di dalam kantong kresek bening."Ini buat kalian, huhhh haus banget," ujar Cherly, lantas memberikan 2 cup minuman itu kepada Gina dan Tessa."Terima kasih, Cher. Em ... Cher, kamu yakin mau tinggal di kosan ini?" tanya Gina memasti

    Last Updated : 2024-12-03
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 11 Terkena Jebakan

    Beberapa hari kemudian, seperti biasa Gina tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus.Sebenarnya Gina merasa malas, setiap hari ia harus berhati-hati dengan keadaan kampus. Ah, bukan keadaan tepatnya, melainkan ketiga monster kampus yang selalu membuatnya kesal. Beberapa kali Gina mengalami bullying seperti dilempar telur, disiram air, dilempar tepung, dan masih banyak lagi. Tak habis pikir, ketiga monster kampus itu masih tetap saja aman di kampus itu. Dari sekian banyaknya mahasiswa di sana, tak ada seorang pun yang berani melawan atau melapor mereka. Pernah beberapa kali, Gina ingin melaporkan kasus bullying itu. Namun, selalu gagal karena ketiga monster itu tidak membiarkan Gina melakukannya."Sayang, sepertinya aku bakalan pulang cepat lagi nanti. Em ... Aku mau makan siang sama kamu berdua di pinggir danau," ujar Saga, saat mereka sedang sarapan pagi."Ehem ... Jadi hanya berdua nih? Aku sama Andres nggak diajak?" timpal Gina sambil melirik Andres."Hanya kami berdua,

    Last Updated : 2024-12-04
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 12 Mahasiswa Baru

    Lelaki itu menatap Gina, tanpa terganggu sedikit pun dengan bau yang berasal dari pakaian Gina."Mari aku bantu berdiri!" seru lelaki itu."Aku-""Gina, ya ampun!" Dari kejauhan, Tessa dan Cherly berlari saat melihat Gina sudah dalam kondisi kacau."Ya Tuhan ... Kenapa baju kamu bisa kotor seperti ini, Gina?" tanya Cherly, kemudian membantu Gina berdiri."Biasa, aku kena bully lagi. Aku sudah seperti seekor keledai. Jatuh di lubang yang sama," jawab Gina sambil tersenyum getir.Tessa dan Cherly menarik tangan Gina hendak membawanya ke kosan Cherly. Sementara laki-laki yang baru saja menabrak Gina, menatap Gina sampai ia tak terlihat lagi."Kok bisa kamu kena bully lagi?" tanya Cherly, setelah mereka berada di kosan.Kini, Gina telah berganti baju milik Cherly.Gina pun menceritakan awal kenapa ia sampai terkena bully lagi, sampai keadaannya lebih parah dari sebelumnya."Ya Tuhan ... Memang benar-benar ya mereka. Kesal sekali aku, semoga mereka mendapatkan balasan," timpal Tessa yang m

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 17 Terobsesi

    "Gila, kamu sudah gila, Rika. Lepaskan, saya mau pulang!" sergah Saga, ia begitu emosi dengan tingkah gila Rika."Aku memang gila, Om. Aku gila karena Om, aku tergila-gila. Aku mohon, terima aku sebagai kekasih Om. Lambat laun, Om pasti akan nyaman denganku. Aku bisa membahagiakan Om, aku janji," sahut Rika.Saga terus memberontak ingin melepaskan diri. Namun, Rika tak membiarkannya lepas begitu saja. Sekuat tenaga ia kerahkan untuk menahan Saga supaya tidak pergi dari tempat itu.Saga akhirnya terdiam, ia menyentuh punggung tangan Rika."Kamu yakin akan ucapanmu itu?" tanya Saga mulai luluh.Mendengar pertanyaan itu, tentu Rika merasa senang. Seperti ada harapan yang menghampiri, di saat dirinya susah payah membuat Saga luluh."Tentu saja, Om. Aku tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku cinta sama Om, apa pun akan aku lakukan demi Om. Asal Om terima cinta aku," jawab Rika."Apa pun?" tanya Saga."Tentu, Om!""Lepaskan dulu saya, saya tidak bisa bergerak leluasa jika kamu memeluk sa

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 16 Hanya Menginginkanmu

    "Ayah, jemput aku di rumah teman. Aku mau pulang, ini aku pakai nomor temanku. Ini aku Gina, jangan hubungi nomorku, ponsel aku mati." Saga menerima sebuah pesan dari nomor baru yang mengaku sebagai Gina. Kemudian mengirimkan alamat rumah yang Saga pun belum tahu rumah teman Gina yang mana."Oke, Ayah akan ke situ. Ayah bersiap dulu, sekarang sudah waktunya jam pulang," balas Saga.Saga bergegas membereskan semua berkas, menutup laptop dan menjinjing tas kerjanya hendak pulang.Saga mengemudikan mobilnya, hendak menuju tempat di mana Gina berada.Jalanan cukup macet, karena saat ini jam menunjukkan pukul 4 sore. Di mana kebanyakan orang-orang baru saja selesai bekerja, dan hendak pulang ke rumah masing-masing.Sampai Saga menunggu 15 menit di dalam kemacetan yang cukup parah. Akhirnya mobil Saga terbebas dari drama kemacetan yang menghambat setiap pergerakan di sore itu.Sore telah beranjak malam, Saga telah menemukan alamat yang dikirim Gina. Dengan cepat, ia turun dari dalam mobil,

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 15 Berantakan

    Perlahan, penutup kotak makanan itu terbuka, menampakkan sesuatu yang membuat Gina terpaku."Siapa kira-kira yang menitipkan ini pada Dudung? Apakah David lagi? Ah ... Rasanya nggak mungkin," gumam Gina.Di dalam kotak makanan itu, terdapat makanan yang dibentuk menyerupai wajah berkerudung."Ehem ... Apaan itu? Bagus banget," ujar Cherly yang mengejutkan Gina."Entah, tadi Dudung yang ngasih ini sama aku. Katanya ini titipan buatku," sahut Gina."Dudung? Apa jangan-jangan dari kak David? Soalnya kan waktu itu juga, dia yang disuruh David buat ngasih kertas surat buat kamu. Tapi ... Apa iya, ini dari kak David? Kok aku percaya nggak percaya ya!" timpal Tessa.Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa bingung."Ah entahlah, mau nggak nih Tes?" Gina menyodorkan kotak makanan tersebut kepada Tessa."Serius ini buat aku? Tapi sayang loh, ini bagus banget. Kok bisa sih dibentuk kayak wajah kamu? Jadi nggak tega makannya," sahut Tessa."Ya sudah kalau nggak mau, aku kasih saja sama satpam d

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 14 Saling Berpelukan

    Gina dan Rusdi terbelalak mendengar suara Cherly yang sepertinya sedang ketakutan."Ayah, itu Cherly kenapa?" ujar Gina merasa khawatir, begitu pun dengan Rusdi.Mereka saling melempar pandang, dalam tatapan penuh kecemasan."Coba buka, apakah pintunya dikunci? Takutnya ada orang yang mau berbuat jahat kepada Cherly," imbuh Rusdi.Gina mengangguk, lantas ia memutar kenop pintu itu dengan cepat.Ceklek!Gina merasa lega, pintu kosan Cherly ternyata tidak dikunci. Sehingga memudahkan keduanya masuk ke dalam kamar Cherly tanpa hambatan apa pun.Gina dan Rusdi berlari masuk ke dalam. Langkah mereka terhenti, saat mendapati Cherly tengah duduk di atas kasur, dengan posisi membelakanginya."Cherly," panggil Gina.Cherly menoleh mendengar suara Gina. Ia tersenyum dengan keadaan wajah sudah dipenuhi keringat."Gina, kamu ke sini?" tanya Cherly.Gina dan Rusdi menatap heran ke arah Cherly. Baru saja mereka mendengar Cherly teriak ketakutan. Namun, yang mereka lihat saat ini, Cherly terlihat ba

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 13 Bebas

    "Kayaknya ada tamu," gumam Gina, setelah ia keluar dari mobil.Pintu utama tampak terbuka lebar, menjadikan Gina berasumsi seperti itu.Gina berjalan masuk menuju pintu utama. Saat kakinya melangkah mulai menapaki ruang tamu, ia terperanjat ketika melihat seseorang yang tengah duduk berkumpul di sofa bersama Ratri dan juga Saga."A-ayah," gumam Gina, ia begitu terpaku sehingga dirinya berdiam di ambang pintu."Gina!" Seru Rusdi, saat dirinya melihat Gina yang baru saja datang.Rusdi terlihat berubah setelah lama ditahan. Sebagian rambutnya telah memutih dan tubuhnya tampak kurus."Ayah!" Gina berjalan cepat, kemudian memeluk Rusdi begitu erat.Gina dan Rusdi menangis di dalam pelukan. Mereka menumpahkan rasa rindu yang salam ini terpendam di dalam diri mereka masing-masing."Ayah ada di sini?" Terdengar suara Gina parau karena tangisan yang tumpah."Iya, Nak. Ayah sudah bebas kemarin, kita bisa bertemu kapan pun yang kita mau. Ayah sudah bebas, Nak," sahut Rusdi dengan suara bergetar.

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 12 Mahasiswa Baru

    Lelaki itu menatap Gina, tanpa terganggu sedikit pun dengan bau yang berasal dari pakaian Gina."Mari aku bantu berdiri!" seru lelaki itu."Aku-""Gina, ya ampun!" Dari kejauhan, Tessa dan Cherly berlari saat melihat Gina sudah dalam kondisi kacau."Ya Tuhan ... Kenapa baju kamu bisa kotor seperti ini, Gina?" tanya Cherly, kemudian membantu Gina berdiri."Biasa, aku kena bully lagi. Aku sudah seperti seekor keledai. Jatuh di lubang yang sama," jawab Gina sambil tersenyum getir.Tessa dan Cherly menarik tangan Gina hendak membawanya ke kosan Cherly. Sementara laki-laki yang baru saja menabrak Gina, menatap Gina sampai ia tak terlihat lagi."Kok bisa kamu kena bully lagi?" tanya Cherly, setelah mereka berada di kosan.Kini, Gina telah berganti baju milik Cherly.Gina pun menceritakan awal kenapa ia sampai terkena bully lagi, sampai keadaannya lebih parah dari sebelumnya."Ya Tuhan ... Memang benar-benar ya mereka. Kesal sekali aku, semoga mereka mendapatkan balasan," timpal Tessa yang m

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 11 Terkena Jebakan

    Beberapa hari kemudian, seperti biasa Gina tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus.Sebenarnya Gina merasa malas, setiap hari ia harus berhati-hati dengan keadaan kampus. Ah, bukan keadaan tepatnya, melainkan ketiga monster kampus yang selalu membuatnya kesal. Beberapa kali Gina mengalami bullying seperti dilempar telur, disiram air, dilempar tepung, dan masih banyak lagi. Tak habis pikir, ketiga monster kampus itu masih tetap saja aman di kampus itu. Dari sekian banyaknya mahasiswa di sana, tak ada seorang pun yang berani melawan atau melapor mereka. Pernah beberapa kali, Gina ingin melaporkan kasus bullying itu. Namun, selalu gagal karena ketiga monster itu tidak membiarkan Gina melakukannya."Sayang, sepertinya aku bakalan pulang cepat lagi nanti. Em ... Aku mau makan siang sama kamu berdua di pinggir danau," ujar Saga, saat mereka sedang sarapan pagi."Ehem ... Jadi hanya berdua nih? Aku sama Andres nggak diajak?" timpal Gina sambil melirik Andres."Hanya kami berdua,

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 10 Pulang Telat

    Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa ragu sama seperti yang dirasakan Tessa.Kosan yang baru saja disewa Cherly terlihat tidak terawat. Bukan berarti kumuh, akan tetapi, keadaanya yang terlihat lembab."Entahlah, aku juga ragu, Tes. Kosan ini juga berada di paling ujung berbatasan dengan kebun pisang," sahut Gina."Em ... Apa kita kasih saran saja sama Cherly, buat cari lagi kosan yang lain? Aku saja sekarang ini, kok kurang nyaman, ya!" seru Tessa.Gina terdiam, ucapan Tessa ada benarnya juga. Namun, apakah Cherly setuju?"Tapi Cherly sudah membayar sewa selama beberapa bulan ke depan, Tes. Tapi ... Kita coba tanyakan saja nanti kalau dia sudah kembali," sahut Gina.Tak berselang lama, Cherly kembali dengan membawa 3 cup minuman dingin yang ditenteng di dalam kantong kresek bening."Ini buat kalian, huhhh haus banget," ujar Cherly, lantas memberikan 2 cup minuman itu kepada Gina dan Tessa."Terima kasih, Cher. Em ... Cher, kamu yakin mau tinggal di kosan ini?" tanya Gina memasti

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 9 Monster Kampus

    "Aaargh!" Gina terkejut, saat seseorang menyiramkan 1 ember air ke seluruh tubuhnya, hingga bajunya basah kuyup.Ingin marah, akan tetapi di sana ia tidak mendapati siapa pun. Entah ini pekerjaan siapa, Gina tidak tahu."Perbuatan siapa ini?" teriak Gina lantang.Gina menoleh ke sana kemari, siapa tahu ada orang yang bisa ia tanyai mengenai hal itu. Namun, sayangnya tidak ada siapa pun di sana.Prok! Prok! Prok!Dari arah ruangan di samping Gina, pintu seketika terbuka lebar dan menampakkan 3 orang yang ia kenali. Salah satu dari mereka tepuk tangan dengan puas melihat Gina basah kuyup."Kamu!" gumam Gina.David tersenyum puas, menampakkan deretan gigi putihnya."Bagaimana, apakah kamu masih tidak takut sama saya?" tanya David.Kini Gina mengerti, ternyata ini perbuatan David, si monster kampus dan kedua temannya.Gina menyeka wajahnya yang penuh air dengan kasar. Ia tak habis pikir, kenapa orang seperti David masih dipertahankan di kampus itu. Padahal, banyak sekali orang-orang yang

DMCA.com Protection Status