Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 11 Terkena Jebakan

Share

Bab 11 Terkena Jebakan

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 12:13:13

Beberapa hari kemudian, seperti biasa Gina tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus.

Sebenarnya Gina merasa malas, setiap hari ia harus berhati-hati dengan keadaan kampus. Ah, bukan keadaan tepatnya, melainkan ketiga monster kampus yang selalu membuatnya kesal. Beberapa kali Gina mengalami bullying seperti dilempar telur, disiram air, dilempar tepung, dan masih banyak lagi. Tak habis pikir, ketiga monster kampus itu masih tetap saja aman di kampus itu. Dari sekian banyaknya mahasiswa di sana, tak ada seorang pun yang berani melawan atau melapor mereka. Pernah beberapa kali, Gina ingin melaporkan kasus bullying itu. Namun, selalu gagal karena ketiga monster itu tidak membiarkan Gina melakukannya.

"Sayang, sepertinya aku bakalan pulang cepat lagi nanti. Em ... Aku mau makan siang sama kamu berdua di pinggir danau," ujar Saga, saat mereka sedang sarapan pagi.

"Ehem ... Jadi hanya berdua nih? Aku sama Andres nggak diajak?" timpal Gina sambil melirik Andres.

"Hanya kami berdua,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
vpi
Laporin saja tindakan mereka sma rektor atau polisi sekalian biar kapok…udah pembulyan parah itu…jgn diam sja gina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 12 Mahasiswa Baru

    Lelaki itu menatap Gina, tanpa terganggu sedikit pun dengan bau yang berasal dari pakaian Gina."Mari aku bantu berdiri!" seru lelaki itu."Aku-""Gina, ya ampun!" Dari kejauhan, Tessa dan Cherly berlari saat melihat Gina sudah dalam kondisi kacau."Ya Tuhan ... Kenapa baju kamu bisa kotor seperti ini, Gina?" tanya Cherly, kemudian membantu Gina berdiri."Biasa, aku kena bully lagi. Aku sudah seperti seekor keledai. Jatuh di lubang yang sama," jawab Gina sambil tersenyum getir.Tessa dan Cherly menarik tangan Gina hendak membawanya ke kosan Cherly. Sementara laki-laki yang baru saja menabrak Gina, menatap Gina sampai ia tak terlihat lagi."Kok bisa kamu kena bully lagi?" tanya Cherly, setelah mereka berada di kosan.Kini, Gina telah berganti baju milik Cherly.Gina pun menceritakan awal kenapa ia sampai terkena bully lagi, sampai keadaannya lebih parah dari sebelumnya."Ya Tuhan ... Memang benar-benar ya mereka. Kesal sekali aku, semoga mereka mendapatkan balasan," timpal Tessa yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 13 Bebas

    "Kayaknya ada tamu," gumam Gina, setelah ia keluar dari mobil.Pintu utama tampak terbuka lebar, menjadikan Gina berasumsi seperti itu.Gina berjalan masuk menuju pintu utama. Saat kakinya melangkah mulai menapaki ruang tamu, ia terperanjat ketika melihat seseorang yang tengah duduk berkumpul di sofa bersama Ratri dan juga Saga."A-ayah," gumam Gina, ia begitu terpaku sehingga dirinya berdiam di ambang pintu."Gina!" Seru Rusdi, saat dirinya melihat Gina yang baru saja datang.Rusdi terlihat berubah setelah lama ditahan. Sebagian rambutnya telah memutih dan tubuhnya tampak kurus."Ayah!" Gina berjalan cepat, kemudian memeluk Rusdi begitu erat.Gina dan Rusdi menangis di dalam pelukan. Mereka menumpahkan rasa rindu yang salam ini terpendam di dalam diri mereka masing-masing."Ayah ada di sini?" Terdengar suara Gina parau karena tangisan yang tumpah."Iya, Nak. Ayah sudah bebas kemarin, kita bisa bertemu kapan pun yang kita mau. Ayah sudah bebas, Nak," sahut Rusdi dengan suara bergetar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 14 Saling Berpelukan

    Gina dan Rusdi terbelalak mendengar suara Cherly yang sepertinya sedang ketakutan."Ayah, itu Cherly kenapa?" ujar Gina merasa khawatir, begitu pun dengan Rusdi.Mereka saling melempar pandang, dalam tatapan penuh kecemasan."Coba buka, apakah pintunya dikunci? Takutnya ada orang yang mau berbuat jahat kepada Cherly," imbuh Rusdi.Gina mengangguk, lantas ia memutar kenop pintu itu dengan cepat.Ceklek!Gina merasa lega, pintu kosan Cherly ternyata tidak dikunci. Sehingga memudahkan keduanya masuk ke dalam kamar Cherly tanpa hambatan apa pun.Gina dan Rusdi berlari masuk ke dalam. Langkah mereka terhenti, saat mendapati Cherly tengah duduk di atas kasur, dengan posisi membelakanginya."Cherly," panggil Gina.Cherly menoleh mendengar suara Gina. Ia tersenyum dengan keadaan wajah sudah dipenuhi keringat."Gina, kamu ke sini?" tanya Cherly.Gina dan Rusdi menatap heran ke arah Cherly. Baru saja mereka mendengar Cherly teriak ketakutan. Namun, yang mereka lihat saat ini, Cherly terlihat ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 15 Berantakan

    Perlahan, penutup kotak makanan itu terbuka, menampakkan sesuatu yang membuat Gina terpaku."Siapa kira-kira yang menitipkan ini pada Dudung? Apakah David lagi? Ah ... Rasanya nggak mungkin," gumam Gina.Di dalam kotak makanan itu, terdapat makanan yang dibentuk menyerupai wajah berkerudung."Ehem ... Apaan itu? Bagus banget," ujar Cherly yang mengejutkan Gina."Entah, tadi Dudung yang ngasih ini sama aku. Katanya ini titipan buatku," sahut Gina."Dudung? Apa jangan-jangan dari kak David? Soalnya kan waktu itu juga, dia yang disuruh David buat ngasih kertas surat buat kamu. Tapi ... Apa iya, ini dari kak David? Kok aku percaya nggak percaya ya!" timpal Tessa.Gina menggedikkan bahunya, ia juga merasa bingung."Ah entahlah, mau nggak nih Tes?" Gina menyodorkan kotak makanan tersebut kepada Tessa."Serius ini buat aku? Tapi sayang loh, ini bagus banget. Kok bisa sih dibentuk kayak wajah kamu? Jadi nggak tega makannya," sahut Tessa."Ya sudah kalau nggak mau, aku kasih saja sama satpam d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 16 Hanya Menginginkanmu

    "Ayah, jemput aku di rumah teman. Aku mau pulang, ini aku pakai nomor temanku. Ini aku Gina, jangan hubungi nomorku, ponsel aku mati." Saga menerima sebuah pesan dari nomor baru yang mengaku sebagai Gina. Kemudian mengirimkan alamat rumah yang Saga pun belum tahu rumah teman Gina yang mana."Oke, Ayah akan ke situ. Ayah bersiap dulu, sekarang sudah waktunya jam pulang," balas Saga.Saga bergegas membereskan semua berkas, menutup laptop dan menjinjing tas kerjanya hendak pulang.Saga mengemudikan mobilnya, hendak menuju tempat di mana Gina berada.Jalanan cukup macet, karena saat ini jam menunjukkan pukul 4 sore. Di mana kebanyakan orang-orang baru saja selesai bekerja, dan hendak pulang ke rumah masing-masing.Sampai Saga menunggu 15 menit di dalam kemacetan yang cukup parah. Akhirnya mobil Saga terbebas dari drama kemacetan yang menghambat setiap pergerakan di sore itu.Sore telah beranjak malam, Saga telah menemukan alamat yang dikirim Gina. Dengan cepat, ia turun dari dalam mobil,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 17 Terobsesi

    "Gila, kamu sudah gila, Rika. Lepaskan, saya mau pulang!" sergah Saga, ia begitu emosi dengan tingkah gila Rika."Aku memang gila, Om. Aku gila karena Om, aku tergila-gila. Aku mohon, terima aku sebagai kekasih Om. Lambat laun, Om pasti akan nyaman denganku. Aku bisa membahagiakan Om, aku janji," sahut Rika.Saga terus memberontak ingin melepaskan diri. Namun, Rika tak membiarkannya lepas begitu saja. Sekuat tenaga ia kerahkan untuk menahan Saga supaya tidak pergi dari tempat itu.Saga akhirnya terdiam, ia menyentuh punggung tangan Rika."Kamu yakin akan ucapanmu itu?" tanya Saga mulai luluh.Mendengar pertanyaan itu, tentu Rika merasa senang. Seperti ada harapan yang menghampiri, di saat dirinya susah payah membuat Saga luluh."Tentu saja, Om. Aku tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku cinta sama Om, apa pun akan aku lakukan demi Om. Asal Om terima cinta aku," jawab Rika."Apa pun?" tanya Saga."Tentu, Om!""Lepaskan dulu saya, saya tidak bisa bergerak leluasa jika kamu memeluk sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 18 Terperosok

    "Siapa, kamu?" tanya Saga, ia bangkit dan berusaha menahan sakit di kakinya yang terluka cukup dalam.Tak banyak bicara, pria yang bernama Agus itu kemudian melayangkan balok kayu itu ke arah Saga.Saga yang telah membaca pergerakan Agus, dengan cepat ia menghindar. Sehingga tak terkena pukulan itu.Dalam gempuran rasa sakit di kakinya yang terluka cukup dalam. Saga mempertahankan diri supaya ia tidak terkalahkan oleh pria tersebut.Buk!Buk!Buk!Beberapa kali Saga menangkis setiap pukulan Agus. Beberapa kali Agus pun terjungkal ke belakang, nyaris kewalahan karena Saga tak memberinya ruang untuk membalasnya."Hentikan semua ini, atau saya akan seret kamu ke kantor polisi," ujar Saga memberi ancaman.Pria itu seakan tidak takut atas ancaman Saga. Ia terus saja melayangkan berbagai pukulan ke tubuh Saga tanpa henti.Buk!Saga hampir kehilangan kesadaran, saat sebuah stik bola baseball melayang ke arah tengkuknya."Aaaaargh!" Saga memekik kesakitan, ia mempertahankan kesadarannya sekua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 19 Dikepung

    "Diam, atau Om akan menyesal!" seru Rika, yang ternyata telah berhasil mengelabuhi Saga.Saga kira, Rika telah berjalan jauh meninggalkan tempat itu. Namun, nyatanya Saga salah jika mengira seperti itu. Rika telah mengetahui lubang persembunyian itu, dan berpura-pura seolah ia dan Agus telah pergi dari tempat itu.Saga ditarik paksa ke atas oleh Agus. Saga berontak akan tetapi ia sudah terlalu lelah.Setelah Saga berada di atas, Agus segera melilitkan tali yang sedari tadi ia bawa, ke tangan Saga."Bawa dia ke dalam lagi, kamu jaga lagi di depan. Pastikan semua aman, tidak ada yang mengetahui tentang kita, saya ingin menghabiskan malam ini hanya berdua dengan Om Saga," titah Rika."Jangan harap kamu, Rika. Tidak seujung kuku pun saya tertarik pada perempuan jahat seperti kamu," timpal Saga."Diam, Om. Kamu sudah nggak bisa apa-apa, semua kendali sudah ada di tangan aku. Lihat, luka Om cukup dalam, jangan sok-sokan kuat," sahut Rika.Agus membawa Saga masuk kembali ke dalam rumah, lewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 48 Meminta Persetujuan

    Gina menuruti permintaan Rusdi, ia duduk di sebelah Rusdi setelah menyalami semua yang ada di ruang tamu.Penampilan Rusdi sedikit berbeda dari sebelumnya. Yang semula rambutnya sebagian telah berwarna putih, kini seluruhnya telah berganti warna menjadi hitam. Sehingga tampak terlihat muda dari sebelumnya."Sayang, kamu habis ke mana dulu? Kok baru pulang?" tanya Saga."Aku mampir dulu di kostan Cherly, Yah!" jawab Gina.Ratri menatap wajah Ratri yang terlihat sedikit berbeda."Kamu kenapa, Nak? Kok wajah kamu terlihat sembab?" tanya Ratri, yang disambut oleh gelengan kepala Gina."Aku tidak apa-apa, Bu. Aku hanya lelah saja, hari ini kan hari pertama aku kembali masuk kuliah. Aku jadi belum terbiasa lagi menjalani aktivitas di kampus. Makanya aku mampir dulu di kostan Cherly, untuk mengusir rasa lelahku," dalih Gina.Ratri mengangguk, walau pun perasaannya sebagai seorang ibu, tahu jika putrinya seperti sedang ada masalah. Namun, ia tak ingin memaksakan bertanya, ia takut jika memaks

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 47 Curhat

    Gina menerima tisu itu, kemudian menyeka air matanya."Terima kas ...." Gina menghentikan ucapannya, saat ia melihat seseorang yang baru saja menyodorkan tisu kepadanya."Kamu!" gumam Gina, ia menatap orang itu tanpa kedip."Hapus air mata kamu, jangan sampai kamu menjadi pusat perhatian orang-orang di tempat ini," ujar David.Gina mengedarkan pandangan ke berbagai arah. Tampak beberapa orang tengah memperhatikannya yang sedang terisak menangis."Aku antar kamu pulang! Tunjukkan alamat rumahmu di mana," ujar David.Gina membuang muka, ia merasa was-was jika bertemu dengan lelaki ini."Mau apa? Mau bully aku lagi?" tanya Gina.Mata David mendelik ke atas, ia membuang nafas kasar."Di saat-saat seperti ini, bisa-bisanya kamu curiga sama orang yang berniat baik sama kamu," sanggah David.Gina terdiam, ia menatap David begitu tajam."Tidak usah, aku bisa pulang sendiri," tolak Gina, ia kemudian beranjak dan pergi begitu saja meninggalkan David.Gina berjalan kaki menyusuri jalanan di bawa

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 46 Tak Tega

    "Hai, Denis!" seru Gina menyapa Denis setelah ia berada di depan gerbang kampus.Denis menoleh sambil tersenyum kecil. Ia kemudian menyerahkan helm kepada Gina, dan menyuruhnya untuk menaiki motornya."Kita bicaranya di taman saja," ujar Denis, yang langsung disambut oleh anggukan kepala Gina.Gina menaiki motor Denis, bergegas Denis pun menghidupkan dan mengendarai motor itu menuju taman kota.Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan sama sekali di antara mereka. Denis yang tengah fokus mengendarai motor, sementara Gina fokus menatap jalanan sekitar, hiruk pikuk dan bisingnya keadaan jalanan itu."Bagaimana keadaan mama kamu, aku kangen sama mama kamu," ujar Gina akhirnya lebih dulu membuka obrolan di antara mereka."Baik, keadaan mama aku baik dan sehat. Hanya saja harus siap obat untuk jaga-jaga di waktu darurat," sahut Denis.Gina tersenyum, ingin sekali ia menemui tante Rima. Sudah pasti wanita paruh baya itu akan sangat senang jika Gina datang menemuinya.Sesampainya di taman ko

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 45 Hal Penting

    "Perut aku sakit, aku mau ke toilet dulu, ya. Kalian berdua makan saja, nanti aku balik lagi ke sini," pamit Gina, ia memegangi perutnya yang terasa sakit."Iya cepat sana, jangan lama-lama," sahut Cherly.Gina mengangguk, kemudian berlari menuju toilet. Setelah menuntaskan urusannya di toilet, bergegas Gina keluar. Saat ia berjalan hendak kembali ke kantin, tak sengaja Gina melihat Denis yang baru saja keluar dari toilet pria.Gina tersenyum, kemudian ia hendak menghampiri lelaki itu. Namun, langkahnya terhenti saat David memanggil Denis.Karena jarak yang cukup jauh, dan suara riuh mahasiswa lain, membuat Gina tidak bisa mendengar percakapan di antara Denis dan David. Namun, dari ekspresi keduanya, tampak mereka bersitegang seperti tengah bertengkar. Tampak David menunjuk-nunjuk wajah Denis dengan jari telunjuknya.Merasa penasaran, Gina mencoba berjalan mendekat. Ia berdiri di balik tembok yang tak jauh dari tempat mereka berdiri."Ingat ya, kamu tidak usah sok jagoan. Kita tidak a

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 44 Kembali Masuk Kuliah

    Sayangnya, lagi dan lagi nomor asing itu langsung mati saat Gina membalas. Pesan Gina tidak terkirim dan hanya centang satu abu-abu.Gina menggerutu kesal, ia kembali mengedarkan pandangan ke seluruh arah. Mencari seseorang yang mencurigakan. Namun, ia tak menemukan orang-orang yang terlihat mencurigakan. Semua tampak biasa saja, mereka terlihat tengah melakukan aktivitas biasa.Tak ingin berlama-lama di tempat itu, Gina pun memilih kembali ke rumah. Jika lama-lama di luar, Gina khawatir jika pemilik nomor asing itu, akan berbuat jahat lebih dari waktu itu.Gina menyeberangi jalanan, ia kembali memasuki perumahan tempat tinggalnya.Tin!Gina menoleh ke belakang, ia melihat mobil Saga berhenti di belakang Gina.Gina mengerutkan dahi, bukankah pagi ini ayah sambungnya itu harusnya bekerja?Gina mendekati mobil itu, kemudian membuka pintunya."Kamu ngapain di jalan? Kamu tidak boleh keluar sendiri. Ingat, kita tidak tahu apakah ada orang jahat yang mengintai? Pokoknya Ayah tidak mau, kej

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 43 Pesan

    Gina menautkan kedua alisnya, tatkala Denis memanggilnya Cher."Em ... Maaf, Gin. Bukan ke kamu, aku kira kamu Chera sepupu aku. Dari tadi beberapa kali dia nelepon aku terus. Oh iya, ada apa kamu nelepon?" tanya Denis, tanpa Gina sadari, di seberang telepon Denis menahan kegugupannya."Oh sepupu kamu. Ini aku mau kasih tahu kamu, jam tangan kamu tadi jatuh di sini," jawab Gina.Denis merasa lega, ternyata Gina percaya dengan alasan yang dibuatnya. Denis kemudian melihat pergelangan tangannya, ternyata ia baru sadar jika jam tangannya memang sudah tidak ada di tangannya."Ya ampun, iya aku nggak sadar kalau jam aku jatuh. Kalau kamu nggak kasih tahu, mungkin aku akan terus lupa. Terima kasih sudah kasih tahu, nanti aku ambil ke rumah kamu," ucap Denis.Gina tersenyum mengangguk, mendengar suara Denis saja, membuat Gina merasa bahagia."Kok diam, ada yang ingin dibicarakan lagi?" tanya Denis.Gina tersenyum sembari tertunduk. Wajahnya memerah merona, walau pun sudah tentu Denis tidak a

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 42 Perhatian Lebih

    Melihat keadaan Cherly yang tak sadarkan diri, membuat Denis merasa sedih. Ia merutuki semua kebodohannya, yang tak bisa membawa Cherly keluar semalam dari perpustakaan lama.Denis mengusap punggung tangan Cherly, berdoa dalam hati, berharap Cherly lekas sadar dari pingsannya.Setelah mendapat penanganan dari dokter. Akhirnya Cherly membuka matanya, dan melihat Denis yang tengah duduk menunggunya di kursi pinggir ranjang tempatnya berbaring."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Cherly.Denis mengerutkan dahinya, ucapan Cherly sungguh membuatnya kesal sekaligus iba."Kenapa nanyanya kayak gitu? Terserah aku dong mau nungguin kamu atau tidak. Oh iya, kata dokter kamu harus banyak istirahat dan jangan dulu melakukan aktivitas berat. Nanti, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan hubungi aku. Aku siap membantu kamu," ujar Denis.Perhatian Denis sangat menyiksa batin Cherly. Bagaimana Cherly bisa membuang rasa cintanya, sedangkan Denis memberikan perhatian lebih seperti itu."Seharusnya kamu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 41 Permintaan

    Cherly terbelalak setelah Denis mengatakan hal itu secara spontan. Denis pun terlihat gelagapan, saat menyadari jika dirinya keceplosan berkata seperti itu."Kok kamu bisa tahu kalau Cherly kedinginan?" tanya Gina, yang terus menatapnya penuh tanda tanya.Cherly menunduk pasrah jika memang harus ketahuan oleh Gina, tentang kejadian semalam. Namun, Cherly sangat berharap Denis bisa menjelaskan supaya Gina tak berprasangka buruk terhadap mereka berdua."Em ... Anu. Cuaca semalam terasa berbeda dari biasanya. Semalam yang aku rasain, di kota ini terasa sangat dingin. Jadi, aku mengira jika Cherly mungkin kedinginan, dan akibatnya dia terkena flu dan kepala pusing. Itu sih, karena biasanya aku juga suka gitu kalau tiba-tiba cuaca berbeda seperti semalam," jelas Denis, membuat Cherly bisa bernafas lega.Gina mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Denis seakan mengintimidasi lelaki itu."Em ... Gina, betul yang dikatakan Denis. Semalam memang cuaca menurut aku sangat dingin. Ditambah kostan

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 40 Getaran Aneh

    Dengan terpaksa, Cherly pun menuruti permintaan Gina. Walau pun berat rasanya, jika harus mendengar suaranya.Setelah panggilan tersambung, Cherly kemudian mengaktifkan pengeras suara pada ponsel itu."Halo, Gina. Ada apa? Oh iya, aku minta maaf kemarin aku tidak jadi datang ke rumah kamu. Ada urusan mendadak yang mengharuskan aku pergi, dan mengurungkan niatku menjenguk kamu. Kamu tidak marah, kan?" sapa Denis pada sambungan telepon.Cherly merasa lega, Denis tidak menceritakan apa yang dialami Denis bersamanya kepada Gina di perpustakaan lama semalam."Iya tidak apa-apa, aku hanya khawatir saja sama kamu. Semalaman beberapa kali aku telepon kamu tapi tidak kamu angkat. Iya syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," sahut Gina."Iya, terima kasih, Gina atas pengertiannya. Sekarang aku mau ke rumah kamu. Sekalian aku mau bawakan sesuatu dari mama. Mama nitipin sesuatu untuk diberikan kepada kamu. Sekarang aku berangkat dari rumah. Aku tutup dulu ya, teleponnya," ucap Denis.Denis pun mengak

DMCA.com Protection Status