Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 16 Hanya Menginginkanmu

Share

Bab 16 Hanya Menginginkanmu

last update Last Updated: 2024-12-10 09:40:05

"Ayah, jemput aku di rumah teman. Aku mau pulang, ini aku pakai nomor temanku. Ini aku Gina, jangan hubungi nomorku, ponsel aku mati." Saga menerima sebuah pesan dari nomor baru yang mengaku sebagai Gina. Kemudian mengirimkan alamat rumah yang Saga pun belum tahu rumah teman Gina yang mana.

"Oke, Ayah akan ke situ. Ayah bersiap dulu, sekarang sudah waktunya jam pulang," balas Saga.

Saga bergegas membereskan semua berkas, menutup laptop dan menjinjing tas kerjanya hendak pulang.

Saga mengemudikan mobilnya, hendak menuju tempat di mana Gina berada.

Jalanan cukup macet, karena saat ini jam menunjukkan pukul 4 sore. Di mana kebanyakan orang-orang baru saja selesai bekerja, dan hendak pulang ke rumah masing-masing.

Sampai Saga menunggu 15 menit di dalam kemacetan yang cukup parah. Akhirnya mobil Saga terbebas dari drama kemacetan yang menghambat setiap pergerakan di sore itu.

Sore telah beranjak malam, Saga telah menemukan alamat yang dikirim Gina. Dengan cepat, ia turun dari dalam mobil,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Michellyn
masa saga kalah tenaga sma bocah, tolak kuat2 tu ank. pukul klu tdk dpt.
goodnovel comment avatar
vpi
Ga ska ceritanya jdi balik ke jalang rika thor…bodoh kalau sga sampai tergoda rika bocah jalang,dlu sja sma rumiah saga kuat tdk tergoda masa sma anak kecil kamu diam sja…pukul atau dorong yg keras saga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 17 Terobsesi

    "Gila, kamu sudah gila, Rika. Lepaskan, saya mau pulang!" sergah Saga, ia begitu emosi dengan tingkah gila Rika."Aku memang gila, Om. Aku gila karena Om, aku tergila-gila. Aku mohon, terima aku sebagai kekasih Om. Lambat laun, Om pasti akan nyaman denganku. Aku bisa membahagiakan Om, aku janji," sahut Rika.Saga terus memberontak ingin melepaskan diri. Namun, Rika tak membiarkannya lepas begitu saja. Sekuat tenaga ia kerahkan untuk menahan Saga supaya tidak pergi dari tempat itu.Saga akhirnya terdiam, ia menyentuh punggung tangan Rika."Kamu yakin akan ucapanmu itu?" tanya Saga mulai luluh.Mendengar pertanyaan itu, tentu Rika merasa senang. Seperti ada harapan yang menghampiri, di saat dirinya susah payah membuat Saga luluh."Tentu saja, Om. Aku tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku cinta sama Om, apa pun akan aku lakukan demi Om. Asal Om terima cinta aku," jawab Rika."Apa pun?" tanya Saga."Tentu, Om!""Lepaskan dulu saya, saya tidak bisa bergerak leluasa jika kamu memeluk sa

    Last Updated : 2024-12-11
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 18 Terperosok

    "Siapa, kamu?" tanya Saga, ia bangkit dan berusaha menahan sakit di kakinya yang terluka cukup dalam.Tak banyak bicara, pria yang bernama Agus itu kemudian melayangkan balok kayu itu ke arah Saga.Saga yang telah membaca pergerakan Agus, dengan cepat ia menghindar. Sehingga tak terkena pukulan itu.Dalam gempuran rasa sakit di kakinya yang terluka cukup dalam. Saga mempertahankan diri supaya ia tidak terkalahkan oleh pria tersebut.Buk!Buk!Buk!Beberapa kali Saga menangkis setiap pukulan Agus. Beberapa kali Agus pun terjungkal ke belakang, nyaris kewalahan karena Saga tak memberinya ruang untuk membalasnya."Hentikan semua ini, atau saya akan seret kamu ke kantor polisi," ujar Saga memberi ancaman.Pria itu seakan tidak takut atas ancaman Saga. Ia terus saja melayangkan berbagai pukulan ke tubuh Saga tanpa henti.Buk!Saga hampir kehilangan kesadaran, saat sebuah stik bola baseball melayang ke arah tengkuknya."Aaaaargh!" Saga memekik kesakitan, ia mempertahankan kesadarannya sekua

    Last Updated : 2024-12-12
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 19 Dikepung

    "Diam, atau Om akan menyesal!" seru Rika, yang ternyata telah berhasil mengelabuhi Saga.Saga kira, Rika telah berjalan jauh meninggalkan tempat itu. Namun, nyatanya Saga salah jika mengira seperti itu. Rika telah mengetahui lubang persembunyian itu, dan berpura-pura seolah ia dan Agus telah pergi dari tempat itu.Saga ditarik paksa ke atas oleh Agus. Saga berontak akan tetapi ia sudah terlalu lelah.Setelah Saga berada di atas, Agus segera melilitkan tali yang sedari tadi ia bawa, ke tangan Saga."Bawa dia ke dalam lagi, kamu jaga lagi di depan. Pastikan semua aman, tidak ada yang mengetahui tentang kita, saya ingin menghabiskan malam ini hanya berdua dengan Om Saga," titah Rika."Jangan harap kamu, Rika. Tidak seujung kuku pun saya tertarik pada perempuan jahat seperti kamu," timpal Saga."Diam, Om. Kamu sudah nggak bisa apa-apa, semua kendali sudah ada di tangan aku. Lihat, luka Om cukup dalam, jangan sok-sokan kuat," sahut Rika.Agus membawa Saga masuk kembali ke dalam rumah, lewa

    Last Updated : 2024-12-13
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 20 Salah Tingkah

    Semua orang menoleh ke arah wanita paruh baya. Dialah ibunya Rika, Salma.Salma menatap Rika yang baru saja dimasukkan ke dalam mobil polisi. Ia mendapat telepon dari Gina, dan menyuruhnya datang ke rumah itu."Tante, kami semua bisa jelaskan. Ada masalah yang telah menimpa Ayah aku. Rika telah menjebak Ayah aku sampai terluka seperti ini," jelas Gina sambil menunjuk kaki Saga.Salma menatap Saga, kemudian menatap kembali ke arah mobil polisi, yang mulai berjalan meninggalkan tempat itu, hendak menuju rumah sakit kepolisian."Memangnya ada apa ini? Kenapa Ayah kamu sampai terluka, Gina? Dan kenapa Rika juga terluka dan dibawa polisi?" tanya Salma belum tahu.Saga yang tengah meringis kesakitan, ia mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Gina pun tak tinggal diam, ia menambahi apa yang ia ketahui tentang Rika, sehingga membuatnya nekat seperti ini terhadap ayah sambungnya."Nggak mungkin, nggak mungkin Rika melakukan hal seperti ini. Kamu juga, saya tidak percaya jika Rika menggoda pria

    Last Updated : 2024-12-14
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 21 Skak Mat

    "Tante Salma," gumam Gina.Wanita paruh baya itu berdiri di hadapan Gina, Cherly dan Tessa. Tatapan kebencian terpancar jelas di wajahnya."Puas kamu sudah bikin anak saya menderita? Dia dihukum atas sesuatu yang tidak mungkin dia lakukan. Seharusnya yang dihukum itu ayah kamu, bukan anak saya. Kalian begitu pandai memanipulasi keadaan, sehingga membuat Rika harus mendekam di penjara," ujar Salma.Gina, Cherly dan Tessa saling melempar pandang satu sama lain."Em ... Tante, sepertinya Tante tidak mengenal anak Tante sendiri. Seharusnya Tante sering-sering mengawasi Rika. Polisi tidak akan asal tangkap, jika memang Rika tidak bersalah. Namun, buktinya, Sudah jelas Rika memang bersalah. Mencintai ayah temannya, apakah hal itu pantas?" timpal Cherly begitu gamblang."Diam, kamu! Saya tidak kenal dengan kamu, dan saya tidak mengajak bicara kamu. Urusan saya hanya sama Gina, dia ikut andil bertanggung jawab atas derita yang Rika alami saat ini," sahut Salma."Tentu jadi urusan saya dong, T

    Last Updated : 2024-12-15
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 22 Bertabrakan

    Keesokan harinya, Gina tengah berada di ruang keluarga. Ia sedang mengobrol kecil bersama Rusdi."Alhamdulillah, syukurlah kalau Ayah sudah mulai buka usaha. Semoga usaha jualan daging sapi milik Ayah, laris manis dan berkah. Nanti aku bantuin Ayah jualan secara online. Siapa tahu bisa jadi peluang yang lebih menguntungkan," ujar Gina, ia tengah telponan dengan Rusdi."Iya, Nak. Terima kasih buat semangatnya. Ayah sangat semangat, semoga hasilnya cukup bisa untuk biaya kamu, Cherly dan tante kalian," ucap Rusdi."Aamiin ... Jangan pikirkan aku, Yah. Aku bisa lihat Ayah bangkit lagi saja, aku sudah senang sekali. Iya, aku doakan semoga segala keinginan Ayah tercapai. Kalau begitu, sudah dulu ya, Ayah. Aku ada kerjaan nih, sampai ketemu nanti ya, Ayah," sahut Gina.Setelah panggilan telepon diakhiri, Gina kemudian membuka laptopnya."Sayang, kamu lagi sibuk nggak? Sebentar lagi Oma sama opa mau ke sini. Kita bikin makanan, yuk!" seru Ratri.Gina mengangguk cepat, ia kemudian menutup kem

    Last Updated : 2024-12-16
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 23 Tak Terlihat

    Gina menatap lekat wajah orang itu. Dialah Rumiah, orang yang telah membuat keluarganya dulu hancur. Tak menyangka, bahwa dirinya akan dipertemukan kembali setelah sekian lama.Benar kata Cherly, Rumiah telah bebas dari penjara. Namun, nampaknya Rumiah tidak mengenali Gina. Akan tetapi, berbeda dengan Gina, ia masih mengingat jelas wajah wanita itu. Gina tidak mungkin lupa pada wanita jahat itu."Apa lihat-lihat? Kalau jalan hati-hati, sana minggir, saya sedang buru-buru. Buang-buang waktu saja." Setengah berlari, Rumiah menghampiri sebuah mobil mewah di parkiran rumah sakit itu. Apakah itu mobilnya?Tak berselang lama, Rusdi berlari menghampiri Gina."Sayang, kenapa kamu berdiri di sini? Ini hujan, loh. Kamu sedang lihat apa?" tanya Rusdi, ia menenteng tiga buah botol berisi air mineral.Gina menoleh ke arah Rusdi, kemudian menunjuk mobil yang baru saja keluar dari parkiran itu."Mobil? Kenapa dengan mobil itu?" tanya Rusdi."Aku lihat tante Rumiah, Yah. Dia masuk ke dalam mobil itu,

    Last Updated : 2024-12-17
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 24 Kasmaran

    Rusdi tampak semakin sedih melihat keadaan Lulu. Rusdi kemudian keluar dari kamar itu, dan berniat mengajak Gina untuk pulang."Ayah yang sabar, ya. Cepat atau lambat, tante Lulu pasti akan sembuh." Gina mengusap lengan ayahnya."Iya, Nak. Semoga saja," sahut Rusdi, yang kini tengah menyetir mobil.Sampai di rumah Saga, Rusdi pun kembali ke rumahnya. Ratri yang sedari sore menunggu Gina, segera menyambut kedatangan putrinya. Sejak di rumah sakit jiwa tadi, hari telah berganti malam."Maaf, Bu. Aku lupa ngabarin, kalau aku habis bantu ayah jualan. Terus setelah itu, sorenya aku jenguk tante Lulu. Kasihan deh, Bu tante Lulu. Keadaannya sangat memperihatinkan," ucap Gina.Ratri mengusap lengan Gina, mengangguk kecil dan memejamkan mata sesaat."Tidak apa-apa, Nak. Lain kali, kalau kamu pergi ke mana saja, kamu harus mengabari Ibu atau Ayah Saga. Kami sangat cemas dari siang tadi kamu belum pulang. Nomor kamu juga susah dihubungi. Ya sudah, kamu cepat ganti baju, ayah sama Andres sudah me

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status