Home / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 91 - Chapter 100

122 Chapters

Bab 91 Kabar Bahagia

Satu bulan kemudianPagi itu, Ratri tengah menjajakan jualannya di atas meja besar di depan rumah. Sambil berjualan, tak lupa ia juga menulis novel di laptopnya yang ia bawa dari rumah Saga."Mbak, aku beli nasi sama ayam, ya!" ujar seorang pria yang baru saja turun dari motor."Iya, Pak. Sebentar, saya bungkuskan," sahut Ratri.Dengan terampil, tangan Ratri mulai melayani pembeli itu."Semuanya jadi lima belas ribu," ujar Ratri setelah memberikan pesanan pembeli.Sudah satu bulan ini, Ratri masih menekuni usahanya itu di kampung tempat ia tinggal sekarang. Tidak seperti di kota, jualan Ratri terkadang habis terkadang juga hanya terjual sedikit. Namun, Ratri terus bersabar dalam menghadapi keadaannya sekarang, toh ia hidup seperti ini adalah pilihannya sendiri."Bagaimana, ya usaha aku di kota? Apakah usahaku itu masih jalan? Apa aku hubungi saja ya, Marni? Tapi ... Ah sudahlah, aku ingin menenangkan diri dulu. Jika Marni tahu aku ada di sini, pasti dia akan memberitahu mas Saga," gum
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 92 Diusir

Sepanjang perjalanan, Ratri merasakan perasaan tak karuan. Entah ia harus bahagia atau sebaliknya. Ia akhirnya hamil. Namun, kenyataan yang harus ia terima bahwa ayah dari anak yang dikandung, kemungkinan telah menikah dengan wanita pilihan ibunya."Kamu yang tenang, Ratri. Seandainya Saga memang sudah menikah, kamu tidak sendiri. Aku akan membantu kamu mengurus anak kamu. Kamu jangan sedih," ujar Tiana membuka obrolan di perjalanan."Terima kasih banyak, Tiana. Aku tidak tahu harus membalas kebaikan kamu seperti apa. Di saat aku tengah terpuruk seperti ini, kamu hadir dan memberikan semangat baru untukku," ucap Ratri."Kamu tidak perlu merasa tak enak denganku. Kamu pernah merawat Cherly dengan baik di saat aku tidak ada di sampingnya. Jadi, anggap saja apa yang aku lakukan untuk kamu, adalah bentuk balas budi aku kepada kamu, Ratri. Kamu wanita hebat, aku banyak belajar dari kamu," sahut Tiana.Perjalanan mereka begitu melelahkan. Beberapa kali Tiana mengajak Ratri beristirahat.Tep
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 93 Menyabotase Obat

"Kenapa, Ti?" tanya Ratri, bingung melihat reaksi Tiana yang tiba-tiba berubah.Tiana lantas mengambil botol obat itu, dan menyuruh Ratri untuk menciumnya."Apa kamu curiga dengan bau ini?" tanya Tiana.Ratri menggeleng, ia tidak paham dengan maksud Tiana."Maksud kamu? Ini bau obat penyubur kandungan. Memangnya ada yang aneh?" tanya Ratri.Tiana mengepalkan tangan, merasa geram atas kepolosan Ratri."Fix ... Kamu telah dijebak dalam situasi ini. Kamu pernah bilang, kamu sulit hamil walau pun kandungan kamu tidak bermasalah dan setiap hari kamu rutin meminum obat penyubur kandungan. Tapi kamu tidak lekas hamil. Ini ada yang tidak beres," jawab Tiana."Coba Ibu lihat," timpal bu Manah, ia mengambil botol itu dari tangan Tiana.Setelah mencium baunya, bu Manah menatap Tiana dan Ratri bergiliran."Ini seperti bau tumbuh-tumbuhan penghambat kehamilan," ujar bu Manah.Sontak membuat Ratri terbelalak, ia membekap mulutnya sendiri."Benarkah? Tapi ... Itu dibeli dari apotek. Masa sih salah?"
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 94 Menemui Saga

Keesokan harinya, Tiana tengah berdandan rapi hendak pergi ke kediaman Saga. Ia akan memberitahu Saga dan keluarganya, tentang obat yang diganti oleh Rumiah."Kamu mau kemana, Sayang?" tanya Beri, ia belum tahu tentang niatan Tiana."Aku lupa bilang sama kamu, Mas. Aku mau pergi ke kediaman Saga. Ada bukti yang membuat Ratri susah hamil, dan ini semua ulah Rumiah, si pembantu sialan itu. Aku tidak akan membiarkan Rumiah bersenang-senang di atas penderitaan temanku. Aku tidak rela," jawab Tiana.Beri kemudian duduk di pinggiran ranjang."Kamu mau pergi sendiri?" tanya Beri.Tiana mengangguk, "Aku titip Cherly dulu. Kamu tidak usah ikut, Mas.""Tidak, kamu tidak boleh pergi sendiri. Terlalu berbahaya buat kamu. Biar aku ikut, lagi pula, tempat Saga dari sini jauh," imbuh Beri.Tiana membalikkan tubuhnya menghadap Beri. Ia kemudian meraih tangan pria itu."Percaya sama aku, aku bisa kok. Kamu ingat, kan, aku pernah dikubur hidup-hidup oleh bu Nunik dan Lulu? Lihat, buktinya aku kuat, aku
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 95 Kecelakaan

Saga, bu Wulan dan pak Bima tengah menunggu Tiana mengambil bukti yang disebutkan. Mereka sangat penasaran, siapa yang telah mengganti obat Ratri, dengan obat penghambat kehamilan."Kok Tiana lama sekali, ya!" ujar bu Wulan tak sabar."Apakah kalian percaya dengan ucapan Tiana? Bisa saja dia bohong. Aku sedikit tahu dari Lulu dulu, kalau Tiana pernah tidak akur sama Ratri, karena dia merebut suami Ratri yang pertama," imbuh Rumiah.Saga menatap tajam ke arah Rumiah."Terus, yang kamu lakukan pada Ratri apa kabar?" tanya Saga, yang membuat Rumiah terdiam."Kamu tidak ada bedanya dengan Tiana. Tapi, bagi saya, sekarang Tiana jauh lebih baik dari pada kamu," lanjut Saga."Sudah-sudah, cukup kalian berdua! Saga, lebih baik kamu susul Tiana. Papa sudah tidak sabar, ingin melihat bukti yang Tiana maksud," sentak pak Bima.Saga masih menatap tajam ke arah Rumiah. Lantas ia berdiri dan keluar untuk menghampiri Tiana."Mana Tiana? Kok nggak ada?" gumam Saga, ia tak mendapati Tiana di depan rum
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 96 Memadu Kasih

"Mohon maaf, Pak, istri Bapak mengalami kecelakaan tunggal."Deg!Bagai disambar petir, Beri tampak terkejut dengan mulut menganga. Sendok yang sedari tadi ia pegang, jatuh seketika. Membuat Ratri penasaran, apa yang Beri dengar di balik sambungan telepon itu."Mas Beri, ada apa?" tanya Ratri. Namun, beri hanya diam termangu, ia tidak bisa berkata apa-apa."Mas!" panggil Ratri.Alih-alih menjawab pertanyaan Ratri, air mata Beri luruh tak dapat dibendung. Kabar tentang kecelakaan yang menimpa Tiana, membuatnya syok dan sedih.Kesal melihat Beri diam, Ratri lantas merebut ponselnya."Halo, ini ada apa, ya?" tanya Ratri, sengaja ia mengaktifkan pengeras suara di ponsel itu.Orang yang menelpon menggunakan ponsel Tiana, kemudian menjelaskan apa yang terjadi kepada Tiana.Ratri yang juga baru mengetahui kabar itu, tak kalah syok dari Beri."Baik, Pak. Kami akan ke sana, ke tempat yang Bapak sebutkan barusan," ujar Ratri.Beri segera merebut ponselnya dari tangan Ratri."Pak, tolong amankan
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 97 Salah Sasaran

"Bangun, Oji!" Rumiah mengguncangkan tubuh Oji, satpam di rumah itu.Karena pertempuran semalam, Oji seakan enggan untuk membuka mata."Oji, cepat bangun!" Rumiah kembali mengguncang tubuh Oji lagi dengan cukup kencang. Membuat pria itu perlahan membuka matanya.Setelah membuka matanya, Oji menoleh ke arah Rumiah. Ia tampak terkejut saat mendapati dirinya berada di dalam kamar majikannya, tanpa menggunakan sehelai benang pun, dan hanya tertutup oleh selimut saja."Kamu, kenapa sampai tidur di sini? Jadi, semalam yang berhubungan denganku, itu kamu?" tanya Rumiah mulai menginterogasi, suaranya sengaja ia pelankan. Namun, penuh dengan penekanan.Oji teringat, jika semalam ia merasakan hal yang sangat aneh. Tiba-tiba saja dirinya merasa gerah, dan gairahnya tiba-tiba muncul begitu saja tanpa sebab.Di saat gairahnya kian membara, ia bingung harus menuntaskannya kepada siapa. Namun, saat Oji gelisah, ia tidak sengaja melihat pintu kamar Rumiah sedikit terbuka saat ia hendak melewatinya. D
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 98 Mengelabuhi

"Hai, Tiana. Bagaimana kabarmu? Apakah kamu tidak kepikiran untuk mati saja?" Rumiah tersenyum saat melihat tubuh Tiana yang terbaring tak sadarkan diri, dengan luka di kepalanya yang dibalut perban.Tiana, wanita itu kini berada di tangan Rumiah, setelah dinyatakan kecelakaan tunggal dan menghilang di sungai.Cuih!Rumiah meludahi Tiana, sebagai bentuk pembalasan. Namun, Rumiah kembali tersenyum seraya menggenggam botol obat yang terbungkus plastik dobel, yang belum sempat Tiana serahkan kepada Saga."Kamu mau memberikan obat ini kepada Saga?" Rumiah tertawa kecil."Kamu salah telah meremehkan aku, Tiana. Aku tidak sebodoh yang kamu kira. Di saat rahasiaku tentang obat Ratri yang aku ganti ini hampir terbongkar, ck, ck, ck ... Sayangnya kamu kalah telak dariku, Tiana. Kasihan sekali nasib kamu. Sok-sokan ingin menjadi pahlawan kesiangan, tapi ujung-ujungnya kamu sendiri yang celaka!"Sekitar seminggu yang lalu, saat Tiana hendak mengambil botol berisi obat di dalam bagasi motornya. L
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 99 Bukti Lain

Tiana mengangguk, ia menuruti perkataan pria tua yang tidak ia kenal itu. Tampaknya pria tua itu sedang mencari rumput di sekitar hutan itu dengan satu buah karung dan arit yang ia bawa.Mereka bersembunyi di balik semak-semak yang berdekatan dengan pembuangan sampah, yang beraroma sangat tidak sedap.Beberapa kali Tiana menahan nafas karena terganggu dari bau sampah itu.Langkah kaki beriringan menggema di tempat itu. Terlihat Rumiah juga berada di sana, dengan ke empat orang suruhannya."Kamu serius, kamu mendengarnya di sini?" tanya Rumiah.Fram mengangguk, "Saya serius, Bos. Sepertinya wanita itu belum jauh dari sini.""Oke, sebaiknya kita berpencar saja. Kalian harus cepat menemukan dia. Tekadku sudah bulat, kalau dia sampai ketemu, akan aku habisi dia. Persetan dengan hukuman. Aku bisa bermain rapi," ucap Rumiah.Fram, preman yang tidak pernah membunuh itu merasa tidak setuju dengan ucapan Rumiah. Ia tidak ingin terlibat dalam pembunuhan itu.Namun, melihat kemarahan Rumiah, mem
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 100 Bicara Empat Mata

Dua bulan kemudian, Rumiah telah gagal mencari Tiana. Maka, dia memutuskan untuk tidak mencarinya lagi. Toh bukti yang dimiliki Tiana sudah ia buang. Jadi, tentunya ia akan aman, tidak akan takut lagi jika semua kejahatannya terbongkar.Hanya saja, selama setelah menikah. Rumiah sering kali merasa kecewa kepada Saga. Dari awal menikah hingga saat ini, sikap Saga masih saja dingin. Tidak pernah ada kehangatan di dalam pernikahan mereka. Bahkan beberapa kali Saga sempat mengutarakan ingin menceraikan Rumiah. Namun, Rumiah tidak ingin itu terjadi, karena untuk berada di posisi saat ini, sangat tidak mudah. Berkat bu Wulan juga, pernikahan itu masih tetap berjalan walau pun Rumiah merasa seperti janda di dalam pernikahan itu.Hari ini, di kediaman bu Wulan tengah diadakan pesta ulang tahun. Semua kerabat dan teman-teman bu Wulan tampak hadir di acara itu."Hai, Wulan. Selamat ulang tahun, ya. Duh ... Makin tambah umur, kok makin cantik saja, sih!" ucap teman arisan bu Wulan."Kamu bisa sa
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status