Home / Pernikahan / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 71 - Chapter 80

122 Chapters

Bab 71 Buah Simalakama

"Kalian habis ngapain di dalam gudang?" tanya Ratri, memergoki Saga dan Rumiah yang baru saja keluar dari dalam gudang.Saga terkejut, ia tampak gugup melihat Ratri yang berdiri menatapnya penuh selidik."Em ... Aku habis-""Tadi saya sedang membersihkan gudang, kebetulan di gudang ada tikus. Saya takut, lalu Pak Saga menolong saya untuk menangkap tikus itu," potong Rumiah.Ratri menelisik mereka berdua, mencari kebenaran atas apa yang Rumiah jelaskan. Suasana berubah menjadi tegang. Saga berusaha bersikap biasa saja. Tentu ia tidak mau membuat istrinya marah."Oh ya? Mana tikusnya?" tanya Ratri."Aku nggak berhasil menangkapnya, Sayang. Tikus itu terlalu cepat larinya," jawab Saga.Jantung Saga berdetak lebih kuat. Ia takut jika Ratri tidak percaya terhadapnya. Hal menakutkan bagi dirinya saat ini, ialah melihat Ratri kecewa terhadapnya."Oh, ok! Oh iya, Rum. Kata kamu tadi ada tamu cari saya. Tapi setelah saya lihat ke depan, tidak ada siapa-siapa," imbuh Ratri."Em ... Mungkin tamu
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Bab 72 Hampir Gila

"Siapa itu?" gumam Lulu, ketika matanya menangkap sesosok wanita yang tengah duduk di sudut dapur.Lulu tidak bisa melihat wajahnya, sebab wanita itu menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut.Lulu mengamati wanita itu. Rambut panjang yang menjuntai hingga menyentuh lantai."Siapa, kamu?" tanya Lulu, ia memberanikan diri untuk bertanya, walau pun tidak dipungkiri, ia merasa takut saat ini."Sakit," pekik wanita itu dengan suara lirih.Lulu berdiri mematung sambil terus mengamati wanita yang entah siapa itu. Namun, mendengar wanita itu berbicara, Lulu merasa sedikit lega. Bisa dipastikan, jika wanita itu adalah manusia, bukan hantu yang seperti ia kira."Kamu siapa dan kamu kenapa ada di sini? Apakah kamu yang membanting pintu tadi?" tanya Lulu.Hu ... Hu ... Hu ....Wanita itu kembali menangis, ada kesan sakit di setiap suara yang keluar. Membuat Lulu penasaran, ia sedikit mendekat."Coba jawab pertanyaanku. Kamu siapa dan kenapa kamu bisa ada di sini?" ulang Lulu."Sakit, mereka
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Bab 73 Keceplosan

"Lulu, bangun, Nak. Apa yang terjadi sebenarnya dengan adik kamu, Rusdi?" tanya bu Nunik, terlihat dari wajahnya, ia sangat khawatir terhadap Lulu.Kini, Lulu telah berada di rumah bu Nunik dalam kondisi yang masih tidak sadarkan diri. Semalam, Rusdi berhasil menemukan Lulu dalam keadaan pingsan."Aku juga tidak tahu, Bu. Lulu hanya mengirimkan pesan minta dijemput di sebuah Villa, yang jauh dari mana-mana. Aku juga sempat hampir kesasar di jalan. Saat aku menemukan villa yang dimaksud, aku melihat Lulu sudah tergeletak pingsan di dalam villa itu," jelas Rusdi.Bu Nunik menghela nafas panjang. Ia dan Rusdi tidak tahu apa yang dilakukan Lulu di tempat itu. Pasalnya, Lulu tidak memberitahu mereka akan rencana yang Lulu buat bersama Rumiah untuk menjebak Saga."Sebaiknya aku tanya saja sama Rumiah. Mungkin dia tahu, sedang apa Lulu di sana," ujar Rusdi, kemudian ia menghubungi Rumiah."Halo, Mas. Ada apa?" tanya Rumiah, setelah telpon tersambung dan Rumiah mengangkatnya."Rum, aku mau ta
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 74 Mengakui

"Maksud Ibu apa? Arwah Tiana, maksudnya apa, Bu? Apa Ibu tahu sesuatu?" tanya Rusdi dengan tatapan penuh selidik.Bu Nunik terdiam, bahkan air matanya kini telah berhenti mengalir. Ia merasa seakan diintimidasi oleh Rusdi."Nggak, Ibu nggak bilang gitu. Kamu salah dengar kali," sangkal bu Nunik berusaha mengelak."Aku nggak tuli, Bu. Mana mungkin aku salah dengar. Aku dengar bahkan sangat jelas, kalau Ibu barusan menyebut arwah Tiana. Maksudnya apa, Bu? Apa jangan-jangan, Tiana sebenarnya tidak pergi, dan sebenarnya dia meninggal dunia. Bu, coba jelaskan, apa Ibu tahu sesuatu?" desak Rusdi, ia merasa ada yang tidak beres dengan ibunya.Bu Nunik terdiam, ia bingung harus menjawab apa. Ia merasa kesal kepada dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai keceplosan seperti ini di hadapan Rusdi."Jawab, Bu-"Bu Nunik menyela ucapan Rusdi, "Cukup, kamu menuduh Ibu membunuh Tiana? Tega kamu, Rusdi. Aku ini Ibu kamu sendiri!"Rusdi mengusap wajahnya, setelah itu ia menatap ibunya dengan tatapan yan
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 75 Mencuci Otak

Rusdi menatap gundukan tanah yang ditandai oleh sebuah batu berukuran cukup besar. Kuburan Tiana begitu tidak terurus, sehingga rumput liar banyak memenuhi kuburan itu.Rusdi berjongkok, ia mengusap batu itu. Ada rasa sesak yang ia tahan ketika ia melihat kuburan Tiana. Namun, nasi telah menjadi bubur. Ia tidak bisa mengembalikan keadaan. Sudah takdir Tiana pergi terlebih dahulu, walau pun dengan cara kejam di tangan Lulu."Rusdi, apakah kamu akan melaporkan kami ke polisi?" tanya bu Nunik memecah keheningan.Rusdi terdiam, ia merasa dilema memenuhi kepalanya.Bu Nunik menunggu jawaban Rusdi, dengan perasaan cemas."Entahlah, aku pusing dengan semua ini. Selalu saja ada masalah," jawab Rusdi sambil memijat pelipisnya.Bu Nunik kemudian mendekati Rusdi, ia mengusap punggung putranya itu."Dulu, saat Ibu melahirkan kamu. Ibu kehabisan banyak darah. Kata ayah kamu, Ibu sempat tidak sadarkan diri. Keluarga Ibu menyangka, jika Ibu telah mati setelah melahirkan kamu. Memang rasanya sakit se
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 76 Bayangan

"Suara apa itu?" gumam Gina, ia menatap sekeliling. Namun, tidak ada siapa-siapa di ruang makan."Gina, ayok cepat, Nak!" panggil Rusdi.Gina pun berlari meninggalkan ruang makan. Setelah mereka berada di dalam satu mobil, Rusdi kemudian segera membawa Gina pulang.Sampai di rumah Saga, Rusdi mengantar Gina ke teras. Di sana, Saga dan Ratri telah berdiri menyambut kedatangan Gina."Aku langsung pulang saja, terima kasih sudah mengijinkan aku mengajak Gina main," ucap Rusdi."Ya, sama-sama, Mas!" sahut Ratri.Rusdi pun segera pamit pulang. Sementara Gina, ia berlari ke dalam rumah dan memasuki kamarnya."Hai, Cherly! Kamu lagi ngapain?" tanya Gina, ia menyimpan boneka kecilnya di atas meja belajar."Aku lagi menggambar," jawab Cherly tanpa menoleh sedikit pun ke arah Gina.Gina menghampiri Cherly, ia melihat Cherly tengah menggambar seorang wanita dan pria, lalu di tengahnya ada seorang anak perempuan yang masih kecil."Itu gambar siapa, Cherly?" tanya Gina."Ini mama, papa dan aku," j
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 77 Suara Aneh

Saga mengernyit setelah membaca isi tulisan pada kertas itu. Ia kemudian memperlihatkannya kepada Ratri."Siapa kira-kira menulis ini?" tanya Ratri, membuat Saga menggedikkan bahu.Ratri dan Saga berpikir keras tentang maksud tulisan itu."Sudahlah, mungkin ini kerjaan orang iseng saja. Aku lihat dulu anak-anak," ujar Ratri, ia segera melangkah menuju kamar anak-anak.Sampai di depan pintu kamar, Ratri mendengar Gina menangis sambil bercerita kepada Cherly."Aku tidak mau punya adik, Cherly. Kata ayah dan nenek tadi, kalau ibu dan ayah Saga punya bayi, maka kasih sayangnya akan lebih besar kepada adik bayi dari pada aku. Aku takut, aku tidak mau punya adik."Ratri yang berdiri di balik pintu, kini paham perubahan atas sikap anaknya itu. Ternyata mantan suami dan mantan mertuanya yang telah mencuci otak Gina. Entah ada maksud apa keluarga Rusdi, sehingga menghasut anak sekecil Gina.Ratri mengepalkan tangannya. Ternyata orang jahat tetaplah orang jahat. Rusdi dan mantan mertuanya meman
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 78 Memastikan

"Ya Tuhan, i-itu kan Tiana!" Bu Nunik membekap mulutnya sendiri, saat teringat pemilik ciri-ciri wajah dan postur tubuh itu.Mata bu Nunik membelalak, ia amat terkejut. Dengan cepat, bu Nunik segera kembali mencari wanita yang ia duga adalah Tiana."Ke mana kamu? Cepat keluar! Jangan sembunyi!" teriak bu Nunik.Keadaan begitu hening, tidak ada tanda-tanda Tiana akan muncul di hadapan bu Nunik."Tidak mungkin, Tiana sudah mati. Tidak mungkin dia hidup lagi!" gumam bu Nunik, perasaannya saat ini tiba-tiba takut."Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus memeriksa kuburan Tiana. Aku harus memastikan, apakah Tiana masih hidup atau dia sudah mati." Bu Nunik kembali masuk ke dalam rumah.Kembali, bu Nunik tidak bisa tidur. Selain memikirkan keberadaan Lulu, ia juga memikirkan Tiana. Takut jika memang Tiana masih hidup. Itu akan menjadi ancaman besar baginya dan juga Lulu."Aku harus tetap tenang, apa pun yang aku lakukan, semuanya selalu rapi. Termasuk melenyapkan Beri yang tidak meninggalkan je
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 79 Pura-pura Mati

"Terus, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" Muncul seorang pria dari balik semak-semak yang sama. Ia menatap Tiana yang berdiri menatap kepergian suami dan mertuanya itu.Tiana yang ternyata masih hidup, tersenyum lebar penuh keyakinan."Sesuai rencana," jawab Tiana, membuat keduanya tersenyum penuh arti."Ayok, Beri! Kita berangkat sekarang! Sudah waktunya mereka merasakan pembalasan kita!" Tiana berjalan keluar dari perbatasan hutan itu, disusul oleh Beri dari belakang.Mereka berdua memasuki mobil yang diparkir jauh dari tempat itu. Sehingga Rusdi dan bu Nunik tidak curiga, jika mereka ada di hutan yang sama dengan mereka.Sepanjang perjalanan, Tiana terdiam dengan lamunan yang memenuhi kepalanya. Bayangan akan kejahatan yang telah keluarga Rusdi lakukan terhadapnya. Begitu pun dengan Beri, ia juga merasakan kekejaman bu Nunik yang memaksa memisahkannya dengan Lulu. Membuatnya harus berhadapan dengan orang-orang suruhan bu Nunik yang sangat kejam, yang mencoba menghabisinya. N
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 80 Depresi

"Kita harus cari Lulu lagi, Rusdi. Kasihan dia, entah di mana dia berada. Sudah makan atau belum, apakah dia kedinginan atau tidak? Ibu sangat khawatir, bagaimana kalau terjadi apa-apa terhadapnya. Sedangkan dia pergi dalam keadaan sakit dan ketakutan," imbuh bu Nunik, saat mereka sudah sampai di rumah.Rusdi dan bu Nunik duduk di ruang tengah. Mereka tampak kelelahan setelah menggali kuburan tadi."Iya, Bu. Dari tadi aku juga memikirkan itu. Tapi harus mencari ke mana lagi? Sedangkan seluruh kerabat, tetangga, bahkan teman-temannya Lulu juga tidak ada yang tahu Lulu di mana," sahut Rusdi.Bu Nunik memijat pelipisnya, ia pun sama bingungnya dengan Rusdi.Cap! Cap! Cap!Bu Nunik terdiam, telinganya kembali menangkap sebuah suara aneh seperti semalam di dapurnya."Semalam aku mendengar suara itu, di saat aku melihat sosok mirip Tiana di dapur. Sedangkan kenyataannya Tiana sudah mati. Ya Tuhan, apakah itu hantunya Tiana." Bu Nunik terdiam sambil terus menajamkan telinganya.Bu Nunik beru
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status