Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 121 - Chapter 130

200 Chapters

Bab 17 Terobsesi

"Gila, kamu sudah gila, Rika. Lepaskan, saya mau pulang!" sergah Saga, ia begitu emosi dengan tingkah gila Rika."Aku memang gila, Om. Aku gila karena Om, aku tergila-gila. Aku mohon, terima aku sebagai kekasih Om. Lambat laun, Om pasti akan nyaman denganku. Aku bisa membahagiakan Om, aku janji," sahut Rika.Saga terus memberontak ingin melepaskan diri. Namun, Rika tak membiarkannya lepas begitu saja. Sekuat tenaga ia kerahkan untuk menahan Saga supaya tidak pergi dari tempat itu.Saga akhirnya terdiam, ia menyentuh punggung tangan Rika."Kamu yakin akan ucapanmu itu?" tanya Saga mulai luluh.Mendengar pertanyaan itu, tentu Rika merasa senang. Seperti ada harapan yang menghampiri, di saat dirinya susah payah membuat Saga luluh."Tentu saja, Om. Aku tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku cinta sama Om, apa pun akan aku lakukan demi Om. Asal Om terima cinta aku," jawab Rika."Apa pun?" tanya Saga."Tentu, Om!""Lepaskan dulu saya, saya tidak bisa bergerak leluasa jika kamu memeluk sa
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 18 Terperosok

"Siapa, kamu?" tanya Saga, ia bangkit dan berusaha menahan sakit di kakinya yang terluka cukup dalam.Tak banyak bicara, pria yang bernama Agus itu kemudian melayangkan balok kayu itu ke arah Saga.Saga yang telah membaca pergerakan Agus, dengan cepat ia menghindar. Sehingga tak terkena pukulan itu.Dalam gempuran rasa sakit di kakinya yang terluka cukup dalam. Saga mempertahankan diri supaya ia tidak terkalahkan oleh pria tersebut.Buk!Buk!Buk!Beberapa kali Saga menangkis setiap pukulan Agus. Beberapa kali Agus pun terjungkal ke belakang, nyaris kewalahan karena Saga tak memberinya ruang untuk membalasnya."Hentikan semua ini, atau saya akan seret kamu ke kantor polisi," ujar Saga memberi ancaman.Pria itu seakan tidak takut atas ancaman Saga. Ia terus saja melayangkan berbagai pukulan ke tubuh Saga tanpa henti.Buk!Saga hampir kehilangan kesadaran, saat sebuah stik bola baseball melayang ke arah tengkuknya."Aaaaargh!" Saga memekik kesakitan, ia mempertahankan kesadarannya sekua
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 19 Dikepung

"Diam, atau Om akan menyesal!" seru Rika, yang ternyata telah berhasil mengelabuhi Saga.Saga kira, Rika telah berjalan jauh meninggalkan tempat itu. Namun, nyatanya Saga salah jika mengira seperti itu. Rika telah mengetahui lubang persembunyian itu, dan berpura-pura seolah ia dan Agus telah pergi dari tempat itu.Saga ditarik paksa ke atas oleh Agus. Saga berontak akan tetapi ia sudah terlalu lelah.Setelah Saga berada di atas, Agus segera melilitkan tali yang sedari tadi ia bawa, ke tangan Saga."Bawa dia ke dalam lagi, kamu jaga lagi di depan. Pastikan semua aman, tidak ada yang mengetahui tentang kita, saya ingin menghabiskan malam ini hanya berdua dengan Om Saga," titah Rika."Jangan harap kamu, Rika. Tidak seujung kuku pun saya tertarik pada perempuan jahat seperti kamu," timpal Saga."Diam, Om. Kamu sudah nggak bisa apa-apa, semua kendali sudah ada di tangan aku. Lihat, luka Om cukup dalam, jangan sok-sokan kuat," sahut Rika.Agus membawa Saga masuk kembali ke dalam rumah, lewa
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 20 Salah Tingkah

Semua orang menoleh ke arah wanita paruh baya. Dialah ibunya Rika, Salma.Salma menatap Rika yang baru saja dimasukkan ke dalam mobil polisi. Ia mendapat telepon dari Gina, dan menyuruhnya datang ke rumah itu."Tante, kami semua bisa jelaskan. Ada masalah yang telah menimpa Ayah aku. Rika telah menjebak Ayah aku sampai terluka seperti ini," jelas Gina sambil menunjuk kaki Saga.Salma menatap Saga, kemudian menatap kembali ke arah mobil polisi, yang mulai berjalan meninggalkan tempat itu, hendak menuju rumah sakit kepolisian."Memangnya ada apa ini? Kenapa Ayah kamu sampai terluka, Gina? Dan kenapa Rika juga terluka dan dibawa polisi?" tanya Salma belum tahu.Saga yang tengah meringis kesakitan, ia mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Gina pun tak tinggal diam, ia menambahi apa yang ia ketahui tentang Rika, sehingga membuatnya nekat seperti ini terhadap ayah sambungnya."Nggak mungkin, nggak mungkin Rika melakukan hal seperti ini. Kamu juga, saya tidak percaya jika Rika menggoda pria
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 21 Skak Mat

"Tante Salma," gumam Gina.Wanita paruh baya itu berdiri di hadapan Gina, Cherly dan Tessa. Tatapan kebencian terpancar jelas di wajahnya."Puas kamu sudah bikin anak saya menderita? Dia dihukum atas sesuatu yang tidak mungkin dia lakukan. Seharusnya yang dihukum itu ayah kamu, bukan anak saya. Kalian begitu pandai memanipulasi keadaan, sehingga membuat Rika harus mendekam di penjara," ujar Salma.Gina, Cherly dan Tessa saling melempar pandang satu sama lain."Em ... Tante, sepertinya Tante tidak mengenal anak Tante sendiri. Seharusnya Tante sering-sering mengawasi Rika. Polisi tidak akan asal tangkap, jika memang Rika tidak bersalah. Namun, buktinya, Sudah jelas Rika memang bersalah. Mencintai ayah temannya, apakah hal itu pantas?" timpal Cherly begitu gamblang."Diam, kamu! Saya tidak kenal dengan kamu, dan saya tidak mengajak bicara kamu. Urusan saya hanya sama Gina, dia ikut andil bertanggung jawab atas derita yang Rika alami saat ini," sahut Salma."Tentu jadi urusan saya dong, T
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 22 Bertabrakan

Keesokan harinya, Gina tengah berada di ruang keluarga. Ia sedang mengobrol kecil bersama Rusdi."Alhamdulillah, syukurlah kalau Ayah sudah mulai buka usaha. Semoga usaha jualan daging sapi milik Ayah, laris manis dan berkah. Nanti aku bantuin Ayah jualan secara online. Siapa tahu bisa jadi peluang yang lebih menguntungkan," ujar Gina, ia tengah telponan dengan Rusdi."Iya, Nak. Terima kasih buat semangatnya. Ayah sangat semangat, semoga hasilnya cukup bisa untuk biaya kamu, Cherly dan tante kalian," ucap Rusdi."Aamiin ... Jangan pikirkan aku, Yah. Aku bisa lihat Ayah bangkit lagi saja, aku sudah senang sekali. Iya, aku doakan semoga segala keinginan Ayah tercapai. Kalau begitu, sudah dulu ya, Ayah. Aku ada kerjaan nih, sampai ketemu nanti ya, Ayah," sahut Gina.Setelah panggilan telepon diakhiri, Gina kemudian membuka laptopnya."Sayang, kamu lagi sibuk nggak? Sebentar lagi Oma sama opa mau ke sini. Kita bikin makanan, yuk!" seru Ratri.Gina mengangguk cepat, ia kemudian menutup kem
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Bab 23 Tak Terlihat

Gina menatap lekat wajah orang itu. Dialah Rumiah, orang yang telah membuat keluarganya dulu hancur. Tak menyangka, bahwa dirinya akan dipertemukan kembali setelah sekian lama.Benar kata Cherly, Rumiah telah bebas dari penjara. Namun, nampaknya Rumiah tidak mengenali Gina. Akan tetapi, berbeda dengan Gina, ia masih mengingat jelas wajah wanita itu. Gina tidak mungkin lupa pada wanita jahat itu."Apa lihat-lihat? Kalau jalan hati-hati, sana minggir, saya sedang buru-buru. Buang-buang waktu saja." Setengah berlari, Rumiah menghampiri sebuah mobil mewah di parkiran rumah sakit itu. Apakah itu mobilnya?Tak berselang lama, Rusdi berlari menghampiri Gina."Sayang, kenapa kamu berdiri di sini? Ini hujan, loh. Kamu sedang lihat apa?" tanya Rusdi, ia menenteng tiga buah botol berisi air mineral.Gina menoleh ke arah Rusdi, kemudian menunjuk mobil yang baru saja keluar dari parkiran itu."Mobil? Kenapa dengan mobil itu?" tanya Rusdi."Aku lihat tante Rumiah, Yah. Dia masuk ke dalam mobil itu,
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 24 Kasmaran

Rusdi tampak semakin sedih melihat keadaan Lulu. Rusdi kemudian keluar dari kamar itu, dan berniat mengajak Gina untuk pulang."Ayah yang sabar, ya. Cepat atau lambat, tante Lulu pasti akan sembuh." Gina mengusap lengan ayahnya."Iya, Nak. Semoga saja," sahut Rusdi, yang kini tengah menyetir mobil.Sampai di rumah Saga, Rusdi pun kembali ke rumahnya. Ratri yang sedari sore menunggu Gina, segera menyambut kedatangan putrinya. Sejak di rumah sakit jiwa tadi, hari telah berganti malam."Maaf, Bu. Aku lupa ngabarin, kalau aku habis bantu ayah jualan. Terus setelah itu, sorenya aku jenguk tante Lulu. Kasihan deh, Bu tante Lulu. Keadaannya sangat memperihatinkan," ucap Gina.Ratri mengusap lengan Gina, mengangguk kecil dan memejamkan mata sesaat."Tidak apa-apa, Nak. Lain kali, kalau kamu pergi ke mana saja, kamu harus mengabari Ibu atau Ayah Saga. Kami sangat cemas dari siang tadi kamu belum pulang. Nomor kamu juga susah dihubungi. Ya sudah, kamu cepat ganti baju, ayah sama Andres sudah me
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 25 Mengutarakan Perasaan

Siang hari, Gina berpisah dengan Cherly di gerbang kampus. Gina tak langsung meminta dijemput pada sopirnya. Gina terlebih dulu menunggu Denis, yang nampaknya masih ada di dalam kampus.Entah apa yang hendak disampaikan oleh Denis. Gina begitu penasaran ingin segera mendengarnya.Tak berselang lama, sebuah motor berhenti di hadapan Gina. Sang empunya motor tersebut kemudian membuka helmnya dan tersenyum ke arah Gina."Maaf, lama nunggu, ya?" tanya Denis.Gina menggeleng pelan seraya tersenyum kecil."Tidak apa-apa, belum lama ini kok. Oh iya, apa yang mau kamu sampaikan?" tanya Gina.Denis menoleh ke sana kemari, ia merasa tak nyaman jika harus mengobrol di tempat itu."Em ... Gina, apa tidak sebaiknya kita ngobrol di tempat lain saja? Maksud aku, biar lebih nyaman saja gitu," sahut Denis.Gina terdiam, apakah ia harus menuruti permintaan Denis?"Memangnya mau ngobrol di mana?" tanya Gina."Di cafe saja, yang dekat dari sini. Gimana, kamu mau kan?" Tatapan Denis begitu penuh harap, ji
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 26 Pamali

"Tolong ... Tolong saya!"Cherly terbangun di dalam kosan, ia kemudian melirik ke arah jam. Waktu telah menunjukkan pukul 18.00, yang artinya waktu magrib telah tiba.Entah kenapa, semenjak pindah ke kosan itu, Cherly yang biasanya tidak pernah tidur di waktu magrib. Namun, di tempat itu saat magrib akan tiba, rasa kantuk selalu menghampiri. Padahal, pepatah orang tua selalu mengingatkan, jika waktu magrib adalah waktunya sandikala dan seringkali disebut pamali.Cherly terbangun dengan nafas tersengal-sengal dan keringat membasahi tubuhnya. Seakan ia habis berlari jauh membuat tubuhnya merasa lemas dan lelah."Ya Tuhan, kenapa mimpi buruk itu selalu datang? Kenapa aku juga selalu ngantuk kalau magrib akan tiba?" Cherly bergumam dengan sesekali ia memijat pelipisnya.Cherly kemudian meneguk satu gelas air putih, yang ada di dalam kamarnya. Air itu sedikit membuatnya tenang.Tak seperti biasa, keadaan malam itu sangat hening. Para mahasiswa dan pekerja yang ngekost, yang biasanya nongkr
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status