Semua Bab NAFKAH YANG TERBAGI : Bab 141 - Bab 150

200 Bab

Bab 37 Terkurung

"Cherly, dipanggil bu Mita di kantor," ujar seorang mahasiswa, yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Cherly dan Tessa yang hendak pergi ke rumah Gina siang itu."Bu Mita? Memangnya ada apa, ya?" tanya Cherly."Saya juga tidak tahu, lebih baik temui dia sekarang. Sepertinya dia marah sama kamu. Sekarang bu Mita lagi nunggu kamu di perpustakaan lama," ujar mahasiswa itu.Cherly dan Tessa saling melempar pandang. Entah apa sebabnya bu Mita, salah satu dosen di kampus itu, marah terhadap Cherly? Cherly pun tidak merasa melakukan kesalahan."Kenapa aku disuruh ke sana? Itu kan perpustakaan yang sudah tidak digunakan. Aneh," celetuk Cherly."Saya hanya menyampaikan pesan dari bu Mita saja. Sepertinya ada yang ingin dia bicarakan sama kamu di sana. Sudah, gitu saja sih. Aku pamit," ujar mahasiswa itu, dia langsung pergi meninggalkan Cherly dan Tessa.Cherly tidak mengerti, apa yang akan bu Mita lakukan padanya. Tak bisa dipungkiri, bu Mita adalah salah satu dosen yang bisa dibilang galak d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

Bab 38 Terbawa Suasana

Denis menarik tangan Cherly, membawanya untuk keluar dari tempat itu. Mereka berdua menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua, untuk sampai di pintu keluar."Sial!" pekik Denis, setelah mereka sampai di pintu, pintu itu ternyata telah tertutup.Denis menarik-narik kenop pintu itu. Namun, benar dugaannya, ada seseorang yang menutup pintu itu lantas menguncinya dari luar.Brak!Denis menendang daun pintu itu. Frustasi dengan keadaan yang mengharuskan dirinya terjebak di tempat itu, bersama dengan Cherly."Kamu tenang, ya. Aku akan mencari cara supaya kita bisa keluar dari sini." Denis berjalan menyusuri lorong deretan rak-rak buku tua itu. Ia mencari jendela atau apa yang bisa membuat mereka keluar dari tempat itu."Denis, bisakah kamu telepon seseorang supaya bisa menolong kita di sini? Ponsel aku tadi baterainya sudah sangat lemah. Barusan aku cek lagi, ternyata sudah mati. Siapa tahu dengan kamu menelepon seseorang, kita bisa terbebas dari sini," ujar Cherly.Denis mengangguk, kemudi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 39 Merasa Bersalah

Suasana berubah menjadi canggung. Tatkala tak ada percakapan sama sekali di antara Cherly dan juga Denis, setelah Denis mencium Cherly.Semakin malam, rasa kantuk mulai menghampiri keduanya. Cherly menyandarkan punggungnya ke tembok, begitu pun dengan Denis. Keduanya terlelap dalam gelapnya malam yang menyelimuti.****"Bangun, Mas, Mbak!"Denis terbangun saat ia merasa ada seseorang menepuk bahunya. Setelah ia membuka mata, ternyata seorang cleaning service tengah berdiri di hadapannya, menatapnya heran."Ah, em ... Syukurlah ada Pak Widodo ke sini. Kami terkurung di sini semalaman," ujar Denis, sementara Cherly masih tertidur nyenyak tanpa merasa terganggu."Kok bisa terkurung di sini? Ini kan perpustakaan sudah lama tidak aktif. Kenapa kalian bisa sampai masuk ke sini?" tanya pak Widodo, matanya menatap Denis dan Cherly penuh selidik.Tak ingin ada kesalahan pahaman, Denis segera menjelaskan perihal yang terjadi kepadanya dan juga Cherly, hingga mereka berdua terkurung di tempat it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya

Bab 40 Getaran Aneh

Dengan terpaksa, Cherly pun menuruti permintaan Gina. Walau pun berat rasanya, jika harus mendengar suaranya.Setelah panggilan tersambung, Cherly kemudian mengaktifkan pengeras suara pada ponsel itu."Halo, Gina. Ada apa? Oh iya, aku minta maaf kemarin aku tidak jadi datang ke rumah kamu. Ada urusan mendadak yang mengharuskan aku pergi, dan mengurungkan niatku menjenguk kamu. Kamu tidak marah, kan?" sapa Denis pada sambungan telepon.Cherly merasa lega, Denis tidak menceritakan apa yang dialami Denis bersamanya kepada Gina di perpustakaan lama semalam."Iya tidak apa-apa, aku hanya khawatir saja sama kamu. Semalaman beberapa kali aku telepon kamu tapi tidak kamu angkat. Iya syukurlah kalau kamu tidak apa-apa," sahut Gina."Iya, terima kasih, Gina atas pengertiannya. Sekarang aku mau ke rumah kamu. Sekalian aku mau bawakan sesuatu dari mama. Mama nitipin sesuatu untuk diberikan kepada kamu. Sekarang aku berangkat dari rumah. Aku tutup dulu ya, teleponnya," ucap Denis.Denis pun mengak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 41 Permintaan

Cherly terbelalak setelah Denis mengatakan hal itu secara spontan. Denis pun terlihat gelagapan, saat menyadari jika dirinya keceplosan berkata seperti itu."Kok kamu bisa tahu kalau Cherly kedinginan?" tanya Gina, yang terus menatapnya penuh tanda tanya.Cherly menunduk pasrah jika memang harus ketahuan oleh Gina, tentang kejadian semalam. Namun, Cherly sangat berharap Denis bisa menjelaskan supaya Gina tak berprasangka buruk terhadap mereka berdua."Em ... Anu. Cuaca semalam terasa berbeda dari biasanya. Semalam yang aku rasain, di kota ini terasa sangat dingin. Jadi, aku mengira jika Cherly mungkin kedinginan, dan akibatnya dia terkena flu dan kepala pusing. Itu sih, karena biasanya aku juga suka gitu kalau tiba-tiba cuaca berbeda seperti semalam," jelas Denis, membuat Cherly bisa bernafas lega.Gina mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Denis seakan mengintimidasi lelaki itu."Em ... Gina, betul yang dikatakan Denis. Semalam memang cuaca menurut aku sangat dingin. Ditambah kostan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Bab 42 Perhatian Lebih

Melihat keadaan Cherly yang tak sadarkan diri, membuat Denis merasa sedih. Ia merutuki semua kebodohannya, yang tak bisa membawa Cherly keluar semalam dari perpustakaan lama.Denis mengusap punggung tangan Cherly, berdoa dalam hati, berharap Cherly lekas sadar dari pingsannya.Setelah mendapat penanganan dari dokter. Akhirnya Cherly membuka matanya, dan melihat Denis yang tengah duduk menunggunya di kursi pinggir ranjang tempatnya berbaring."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Cherly.Denis mengerutkan dahinya, ucapan Cherly sungguh membuatnya kesal sekaligus iba."Kenapa nanyanya kayak gitu? Terserah aku dong mau nungguin kamu atau tidak. Oh iya, kata dokter kamu harus banyak istirahat dan jangan dulu melakukan aktivitas berat. Nanti, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan hubungi aku. Aku siap membantu kamu," ujar Denis.Perhatian Denis sangat menyiksa batin Cherly. Bagaimana Cherly bisa membuang rasa cintanya, sedangkan Denis memberikan perhatian lebih seperti itu."Seharusnya kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bab 43 Pesan

Gina menautkan kedua alisnya, tatkala Denis memanggilnya Cher."Em ... Maaf, Gin. Bukan ke kamu, aku kira kamu Chera sepupu aku. Dari tadi beberapa kali dia nelepon aku terus. Oh iya, ada apa kamu nelepon?" tanya Denis, tanpa Gina sadari, di seberang telepon Denis menahan kegugupannya."Oh sepupu kamu. Ini aku mau kasih tahu kamu, jam tangan kamu tadi jatuh di sini," jawab Gina.Denis merasa lega, ternyata Gina percaya dengan alasan yang dibuatnya. Denis kemudian melihat pergelangan tangannya, ternyata ia baru sadar jika jam tangannya memang sudah tidak ada di tangannya."Ya ampun, iya aku nggak sadar kalau jam aku jatuh. Kalau kamu nggak kasih tahu, mungkin aku akan terus lupa. Terima kasih sudah kasih tahu, nanti aku ambil ke rumah kamu," ucap Denis.Gina tersenyum mengangguk, mendengar suara Denis saja, membuat Gina merasa bahagia."Kok diam, ada yang ingin dibicarakan lagi?" tanya Denis.Gina tersenyum sembari tertunduk. Wajahnya memerah merona, walau pun sudah tentu Denis tidak a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Bab 44 Kembali Masuk Kuliah

Sayangnya, lagi dan lagi nomor asing itu langsung mati saat Gina membalas. Pesan Gina tidak terkirim dan hanya centang satu abu-abu.Gina menggerutu kesal, ia kembali mengedarkan pandangan ke seluruh arah. Mencari seseorang yang mencurigakan. Namun, ia tak menemukan orang-orang yang terlihat mencurigakan. Semua tampak biasa saja, mereka terlihat tengah melakukan aktivitas biasa.Tak ingin berlama-lama di tempat itu, Gina pun memilih kembali ke rumah. Jika lama-lama di luar, Gina khawatir jika pemilik nomor asing itu, akan berbuat jahat lebih dari waktu itu.Gina menyeberangi jalanan, ia kembali memasuki perumahan tempat tinggalnya.Tin!Gina menoleh ke belakang, ia melihat mobil Saga berhenti di belakang Gina.Gina mengerutkan dahi, bukankah pagi ini ayah sambungnya itu harusnya bekerja?Gina mendekati mobil itu, kemudian membuka pintunya."Kamu ngapain di jalan? Kamu tidak boleh keluar sendiri. Ingat, kita tidak tahu apakah ada orang jahat yang mengintai? Pokoknya Ayah tidak mau, kej
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Bab 45 Hal Penting

"Perut aku sakit, aku mau ke toilet dulu, ya. Kalian berdua makan saja, nanti aku balik lagi ke sini," pamit Gina, ia memegangi perutnya yang terasa sakit."Iya cepat sana, jangan lama-lama," sahut Cherly.Gina mengangguk, kemudian berlari menuju toilet. Setelah menuntaskan urusannya di toilet, bergegas Gina keluar. Saat ia berjalan hendak kembali ke kantin, tak sengaja Gina melihat Denis yang baru saja keluar dari toilet pria.Gina tersenyum, kemudian ia hendak menghampiri lelaki itu. Namun, langkahnya terhenti saat David memanggil Denis.Karena jarak yang cukup jauh, dan suara riuh mahasiswa lain, membuat Gina tidak bisa mendengar percakapan di antara Denis dan David. Namun, dari ekspresi keduanya, tampak mereka bersitegang seperti tengah bertengkar. Tampak David menunjuk-nunjuk wajah Denis dengan jari telunjuknya.Merasa penasaran, Gina mencoba berjalan mendekat. Ia berdiri di balik tembok yang tak jauh dari tempat mereka berdiri."Ingat ya, kamu tidak usah sok jagoan. Kita tidak a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Bab 46 Tak Tega

"Hai, Denis!" seru Gina menyapa Denis setelah ia berada di depan gerbang kampus.Denis menoleh sambil tersenyum kecil. Ia kemudian menyerahkan helm kepada Gina, dan menyuruhnya untuk menaiki motornya."Kita bicaranya di taman saja," ujar Denis, yang langsung disambut oleh anggukan kepala Gina.Gina menaiki motor Denis, bergegas Denis pun menghidupkan dan mengendarai motor itu menuju taman kota.Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan sama sekali di antara mereka. Denis yang tengah fokus mengendarai motor, sementara Gina fokus menatap jalanan sekitar, hiruk pikuk dan bisingnya keadaan jalanan itu."Bagaimana keadaan mama kamu, aku kangen sama mama kamu," ujar Gina akhirnya lebih dulu membuka obrolan di antara mereka."Baik, keadaan mama aku baik dan sehat. Hanya saja harus siap obat untuk jaga-jaga di waktu darurat," sahut Denis.Gina tersenyum, ingin sekali ia menemui tante Rima. Sudah pasti wanita paruh baya itu akan sangat senang jika Gina datang menemuinya.Sesampainya di taman ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status