Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 161 - Chapter 170

200 Chapters

Bab 57 Pengakuan Jarwo

"Apa? Jadi ... Pak Jarwo melakukan pesugihan penglaris kostan, dan saya target selanjutnya untuk dijadikan tumbal?" tanya Cherly, ia tak habis pikir dengan apa yang terjadi. Bisa-bisanya di zaman modern seperti ini, masih ada orang yang melakukan jalan pintas seperti itu."Benar, itulah pengakuan dari saudara Jarwo tadi. Bahkan mayat yang ada di dalam dinding kostan Mbak Cherly, adalah salah satu korbannya. Yang lebih nahasnya, wanita itu adalah istrinya sendiri. Selain itu, di kebun belakang rumahnya, ada beberapa jasad yang ditemukan oleh tim kami. Di antara mereka adalah anak kandungnya pak Jarwo dan beberapa penghuni kost yang dulu dinyatakan hilang, ternyata menjadi korban keserakahan saudara Jarwo," jelas polisi.Cherly menghembuskan nafas kasar. Namun, beruntung ia masih diberikan keselamatan. Jika ia tidak peka akan mimpi itu, entah akan seperti apa nasib Cherly selanjutnya. Yang lebih penting, ia percaya, Tuhan selalu melindunginya dari segala marabahaya, dan Cherly sangat be
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 58 Move On

"Belum lama, Sayang. Kamu mau berangkat kuliah?" tanya Tiana balik.Gina mendekati Tiana dan juga Beri, kemudian menyalami mereka dan mencium punggung tangannya."Iya, Tan. Kalian apa kabar? Sudah lama kita nggak ketemu, ya!" seru Gina."Kabar kami baik, Sayang. Tante dan Om ke sini, karena dapat kabar tentang kejadian semalam di kostan Cherly. Di sosial media, ada ramai perbincangan tentang itu. Jadi, Tante dan Om langsung ke sini, khawatir juga dengan keadaan Cherly. Tapi, sayangnya kostan tempat tinggal Cherly sudah dipasang police line. Nomor Cherly juga susah dihubungi. Apa kamu tahu Cherly tinggal di mana sekarang?" tanya Tiana.Gina menganggukkan kepalanya, kemudian memberitahu tempat kost baru Cherly."Biar sekalian aku antar saja, aku tahu tempatnya di mana. Bu, Yah, boleh, kan aku ikut sama Tante dan Om?" tanya Gina, yang disambut oleh anggukan kepala Ratri dan Saga."Boleh, Sayang. Sekalian Ibu dan Ayah juga mau menemui Cherly. Ibu baru tahu kabar itu dari Ayah semalam. Ya
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 59 Piknik

Gina menggelengkan kepala, kemudian keluar dari toilet dan kembali bergabung bersama keluarganya."Senang rasanya kita bisa seperti ini. Seandainya bisa sering-sering seperti ini, kemungkinan aku bakalan awet muda terus," ujar Beri."Kamu bisa saja! Iya aku juga maunya seperti ini. Tapi sayangnya jarak tempat tinggal kita jauh. Tapi setidaknya kita harus punya agenda buat acara-acara kita-kita seperti ini. Satu bulan sekali atau beberapa bulan sekali. Anggap saja mempererat tali kekeluargaan kita," sahut Saga.Suasana makan siang itu begitu hangat. Walau pun kenyataannya mereka bukan siapa-siapa. Namun, hubungan mereka terjalin cukup baik seperti sebuah keluarga.Setelah makan siang berlangsung, keluarga Beri pun memutuskan untuk kembali ke kostan Cherly. Sementara keluarga Saga memilih untuk pulang saja.****"Saya terima nikah dan kawinnya Lena Nastiti, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!""Bagaimana para saksi, sah?""Sah!""Sah!""Sah!"Di dalam mesjid yang tak jauh dari kedi
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 60 Cemburu?

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Denis, menatap tajam ke arah David."David? Dia juga mau ikut piknik. Kamu sendiri, mau ikut juga?" tanya Gina.Cherly mengangguk mewakili jawaban Denis, hanya saja, ia pun merasa kaget saat mengetahui David pun ikut serta dalam acara mereka."Memangnya kenapa kalau aku ikut? Gina sama Tessa saja tidak masalah. Lagi pula, aku dan Gina sudah baikan. Aku sudah menjadi teman Gina," timpal David.Denis menatap tajam ke arah David, kemudian ia menoleh ke arah Gina."Ini sebenarnya ada apa, sih? Apa kalian punya masalah?" tanya Gina, ia menatap David dan Denis secara bergantian."Tidak apa-apa!" Denis kemudian berjalan cepat menuju mobil yang hendak digunakan oleh mereka."Mana kuncinya, Tes. Biar aku yang bawa?" tanya Denis.Tessa kemudian memberikan kunci mobilnya.Sepanjang perjalanan, tak hentinya Denis melirik tajam ke arah David yang duduk di barisan belakang bersama Gina dan Tessa lewat kaca spion. Namun, David hanya menanggapinya dengan senyuman sinis
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 61 Tenggelam

"Bagaimana ini? David sama Denis di mana?"Keadaan semakin genting, saat Gina tak terlihat lagi di permukaan danau."Gina! Ya Tuhan!" teriak Cherly.Tessa dan Cherly terlihat sangat panik dan khawatir. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak, mereka tidak pandai berenang. Apalagi danau itu begitu dalam.Tak berselang lama, David datang dan langsung menanyai apa yang terjadi."Ada apa? Kenapa kalian teriak-teriak minta tolong? Gina ke mana?" tanya David.Tessa menunjuk ke arah danau, ia sangat cemas di kala itu."Gina terpeleset dan tercebur saat kami berfoto. Tolong dia, dia tenggelam, dia tidak bisa berenang!" jawab Tessa.David menoleh ke arah danau, tanpa pikir panjang, ia segera membuka sepatunya dan menyimpan ponselnya. Kemudian loncat menyelami kedalaman danau tersebut."Bertahan, Gina, aku akan menolong kamu," batin David.Denis yang baru saja datang, ia pun sangat terkejut mendengar Gina tenggelam. Beberapa kali ia mengamati permukaan danau. Namun, ia tidak melihat Gina sama s
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 62 Mencari Alamat

Semua orang yang ada di kantin terkejut, saat tiba-tiba Aldo menggebrak meja dengan begitu kasarnya, tak terkecuali Gina."Diam, Kamu! Tidak usah sok bijak! Sebaiknya kamu urus diri kamu sendiri!" sentak Aldo, kemudian melangkah pergi meninggalkan Gina di kantin itu.Gina menjadi pusat perhatian orang-orang. Namun, Gina tidak menghiraukan sama sekali. Lantas ia pergi dari kantin itu. Memang, ia telah salah bertanya kepada Aldo. Dari awal pun, Aldo memang terlihat tidak menyukainya.Hingga siang hari tiba, tidak biasanya, David tidak menampakkan batang hidungnya. Bahkan nomornya pun tidak aktif."Apakah dia sedang sakit?" batin Gina, seketika ia merasa khawatir dan bersalah terhadap David. Jika memang David sakit, sudah pasti itu karena ia menolong Gina kemarin."Aku tidak punya alamat rumahnya, lagi. Duh ... David, kamu kenapa, sih?" gumam Gina.Sampai tiba waktunya pulang. Gina sama sekali tidak bertemu dengan David. Gina pun akhirnya memutuskan untuk pulang saja.Sampai rumah, terny
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 63 Surat dari Sekolah

Gina saling menautkan kedua alisnya. Menggaruk pelipis yang sebenarnya tidak terasa gatal. Gina terus menyoroti layar ponsel yang berisi alamat rumah David, yang dikirim oleh Tessa barusan."Aku kayak kenal dengan alamat ini," gumam Gina.Lama ia berdiri di pinggir jalan, hingga suara klakson mobil berhasil mengagetkannya.Tin!"Ya Tuhan, ngagetin saja sih, Pak!" ujar Gina, saat melihat pak Mukidi turun dari mobil."Em ... Maaf, Non. Tidak sengaja kepencet," ucap pak Mukidi.Gina kemudian masuk ke dalam mobil. Ingin rasanya menemui David hari ini juga. Namun, berhubung hari sudah sore, yang menampakkan cahaya jingga. Membuat Gina menunda niatan itu, dan akan mengunjunginya keesokan harinya.Sesampainya di rumah, Gina langsung membersihkan diri, kemudian mengerjakan tugas kampus di taman belakang seorang diri pada malam harinya."Sayang, ada di sini ternyata, kamu. Lagi ngerjain tugas, ya?" tanya Ratri, kemudian duduk di sebelah Gina."Iya, Bu. Ada tugas sedikit, sebentar lagi beres, k
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 64 Tidak Asing

"Tapi kenapa, Arlo? Kenapa kamu melakukan itu kepada Rianti?" tanya bu Widya."Karena ... Aku tidak suka sama dia. Selain kucel, dia juga bau kalau lewat. Dia nggak pantas sekolah di sini," jawab Arlo.Semua orang di ruangan kantor itu, tampak menggeleng dan saling melempar pandang. Tidak habis pikir mendengar alasan yang dilontarkan oleh Arlo."Sudah-sudah, Arlo, mulai besok kamu akan kami awasi. Jika hal serupa terjadi lagi, maka dengan terpaksa Ibu akan memanggil orang tua kamu juga untuk datang ke sini," ujar bu Widya akhirnya.Arlo tampak pasrah. Namun, ia masih beruntung tidak sampai dihukum oleh kepala sekolah."Bu Ratri, kami atas nama sekolah ini, memohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah salah paham dengan kejadian ini. Namun, dari kejadian ini, tentu akan menjadi pembelajaran, bahwa segala apa pun, tidak dibenarkan dengan cara melakukan tindak kekerasan. Dan Andres, ingat, kekerasan bukan jalan yang terbaik. Seandainya kamu melihat kejahatan yang dilakukan teman kamu
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 65 Kakak Beradik

Gina terbelalak, tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh mbok Yem barusan."Mbok, jelas-jelas kan ini rumahnya Denis. Kok bisa David tinggal di sini juga? Lantas, apa hubungan mereka berdua?" tanya Gina merasa bingung."Loh, kan mas Denis dan mas David adik kakak," jawab mbok Yem.Lagi dan lagi, Gina dibuat terkejut. Ia merasa bingung, jika mereka adik kakak, lantas kenapa mereka seperti musuh bebuyutan setiap kali bertemu?"Oh, begitu ya, Mbok? Aku baru tahu sekarang ini dari mbok. Em ... Terus Davidnya ada di rumah nggak, Mbok?" tanya Gina."Mas David beberapa hari ini tidak ada di rumah. Katanya sedang di rumah sakit," jawab mbok Yem.Mendengar kata rumah sakit, membuat Gina semakin khawatir. Apakah David benar-benar sakit seperti dugaannya?"Siapa yang sakit, Mbok? Apakah Tante Rima yang sakit?" tanya Gina lagi ingin memastikan.Mbok Yem segera menggeleng dengan cepat. Membantah pertanyaan dari Gina."Bukan, sepertinya mas David sendiri yang sakit. Soalnya sudah beberapa hari i
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 66 Membeberkan Kebusukan

"Wanita itu ... Bukankah aku sudah pernah melihatnya. Dia yang berada di sebuah apotek, membeli obat penggugur kandungan. Terus dia juga wanita yang tidak sengaja pernah aku temui di toilet cafe. Ya Tuhan, jadi ... Dia hamil anak David, dan sebelumnya dia mau menggugurkan kandungannya?" batin Gina."Dia memang pantas mendapatkan pelajaran, Ana. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan kamu," sahut Dewa.Wanita yang bernama Ana itu terlihat syok mendengar ucapan Dewa. Ia menoleh ke arah David dan menatapnya dengan tatapan kecewa."Kenapa, David? Kenapa kamu tidak mau bertanggung jawab? Bukankah beberapa hari ini kamu selalu perhatian sama aku?" tanya Ana, terlihat ia sangat sedih.David yang tengah meringis kesakitan, segera menyeka darah yang keluar dari sudut bibir."Ana, aku sering melihat kamu keluar masuk club malam bersama laki-laki lain. Sedangkan kita melakukan hal itu hanya satu kali. Terus, kamu dengan yakinnya mengaku, bahwa anak yang ada dalam kandunganku adalah anakk
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status