Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 62 Mencari Alamat

Share

Bab 62 Mencari Alamat

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 16:05:23

Semua orang yang ada di kantin terkejut, saat tiba-tiba Aldo menggebrak meja dengan begitu kasarnya, tak terkecuali Gina.

"Diam, Kamu! Tidak usah sok bijak! Sebaiknya kamu urus diri kamu sendiri!" sentak Aldo, kemudian melangkah pergi meninggalkan Gina di kantin itu.

Gina menjadi pusat perhatian orang-orang. Namun, Gina tidak menghiraukan sama sekali. Lantas ia pergi dari kantin itu. Memang, ia telah salah bertanya kepada Aldo. Dari awal pun, Aldo memang terlihat tidak menyukainya.

Hingga siang hari tiba, tidak biasanya, David tidak menampakkan batang hidungnya. Bahkan nomornya pun tidak aktif.

"Apakah dia sedang sakit?" batin Gina, seketika ia merasa khawatir dan bersalah terhadap David. Jika memang David sakit, sudah pasti itu karena ia menolong Gina kemarin.

"Aku tidak punya alamat rumahnya, lagi. Duh ... David, kamu kenapa, sih?" gumam Gina.

Sampai tiba waktunya pulang. Gina sama sekali tidak bertemu dengan David. Gina pun akhirnya memutuskan untuk pulang saja.

Sampai rumah, terny
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 63 Surat dari Sekolah

    Gina saling menautkan kedua alisnya. Menggaruk pelipis yang sebenarnya tidak terasa gatal. Gina terus menyoroti layar ponsel yang berisi alamat rumah David, yang dikirim oleh Tessa barusan."Aku kayak kenal dengan alamat ini," gumam Gina.Lama ia berdiri di pinggir jalan, hingga suara klakson mobil berhasil mengagetkannya.Tin!"Ya Tuhan, ngagetin saja sih, Pak!" ujar Gina, saat melihat pak Mukidi turun dari mobil."Em ... Maaf, Non. Tidak sengaja kepencet," ucap pak Mukidi.Gina kemudian masuk ke dalam mobil. Ingin rasanya menemui David hari ini juga. Namun, berhubung hari sudah sore, yang menampakkan cahaya jingga. Membuat Gina menunda niatan itu, dan akan mengunjunginya keesokan harinya.Sesampainya di rumah, Gina langsung membersihkan diri, kemudian mengerjakan tugas kampus di taman belakang seorang diri pada malam harinya."Sayang, ada di sini ternyata, kamu. Lagi ngerjain tugas, ya?" tanya Ratri, kemudian duduk di sebelah Gina."Iya, Bu. Ada tugas sedikit, sebentar lagi beres, k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 64 Tidak Asing

    "Tapi kenapa, Arlo? Kenapa kamu melakukan itu kepada Rianti?" tanya bu Widya."Karena ... Aku tidak suka sama dia. Selain kucel, dia juga bau kalau lewat. Dia nggak pantas sekolah di sini," jawab Arlo.Semua orang di ruangan kantor itu, tampak menggeleng dan saling melempar pandang. Tidak habis pikir mendengar alasan yang dilontarkan oleh Arlo."Sudah-sudah, Arlo, mulai besok kamu akan kami awasi. Jika hal serupa terjadi lagi, maka dengan terpaksa Ibu akan memanggil orang tua kamu juga untuk datang ke sini," ujar bu Widya akhirnya.Arlo tampak pasrah. Namun, ia masih beruntung tidak sampai dihukum oleh kepala sekolah."Bu Ratri, kami atas nama sekolah ini, memohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah salah paham dengan kejadian ini. Namun, dari kejadian ini, tentu akan menjadi pembelajaran, bahwa segala apa pun, tidak dibenarkan dengan cara melakukan tindak kekerasan. Dan Andres, ingat, kekerasan bukan jalan yang terbaik. Seandainya kamu melihat kejahatan yang dilakukan teman kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 65 Kakak Beradik

    Gina terbelalak, tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh mbok Yem barusan."Mbok, jelas-jelas kan ini rumahnya Denis. Kok bisa David tinggal di sini juga? Lantas, apa hubungan mereka berdua?" tanya Gina merasa bingung."Loh, kan mas Denis dan mas David adik kakak," jawab mbok Yem.Lagi dan lagi, Gina dibuat terkejut. Ia merasa bingung, jika mereka adik kakak, lantas kenapa mereka seperti musuh bebuyutan setiap kali bertemu?"Oh, begitu ya, Mbok? Aku baru tahu sekarang ini dari mbok. Em ... Terus Davidnya ada di rumah nggak, Mbok?" tanya Gina."Mas David beberapa hari ini tidak ada di rumah. Katanya sedang di rumah sakit," jawab mbok Yem.Mendengar kata rumah sakit, membuat Gina semakin khawatir. Apakah David benar-benar sakit seperti dugaannya?"Siapa yang sakit, Mbok? Apakah Tante Rima yang sakit?" tanya Gina lagi ingin memastikan.Mbok Yem segera menggeleng dengan cepat. Membantah pertanyaan dari Gina."Bukan, sepertinya mas David sendiri yang sakit. Soalnya sudah beberapa hari i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 66 Membeberkan Kebusukan

    "Wanita itu ... Bukankah aku sudah pernah melihatnya. Dia yang berada di sebuah apotek, membeli obat penggugur kandungan. Terus dia juga wanita yang tidak sengaja pernah aku temui di toilet cafe. Ya Tuhan, jadi ... Dia hamil anak David, dan sebelumnya dia mau menggugurkan kandungannya?" batin Gina."Dia memang pantas mendapatkan pelajaran, Ana. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan kamu," sahut Dewa.Wanita yang bernama Ana itu terlihat syok mendengar ucapan Dewa. Ia menoleh ke arah David dan menatapnya dengan tatapan kecewa."Kenapa, David? Kenapa kamu tidak mau bertanggung jawab? Bukankah beberapa hari ini kamu selalu perhatian sama aku?" tanya Ana, terlihat ia sangat sedih.David yang tengah meringis kesakitan, segera menyeka darah yang keluar dari sudut bibir."Ana, aku sering melihat kamu keluar masuk club malam bersama laki-laki lain. Sedangkan kita melakukan hal itu hanya satu kali. Terus, kamu dengan yakinnya mengaku, bahwa anak yang ada dalam kandunganku adalah anakk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 67 Palsu

    Dewa tersenyum tipis, ia melihat ekspresi David yang terlihat gugup."Kamu ingat, pesan dari nomor misterius?" tanya Dewa.Gina mengangguk, tentu saja ia sangat mengingatnya."Kenapa bisa kamu tahu? Terus siapa pengirim pesan itu?" tanya Gina, ia sangat penasaran."Dia!"Gina menatap telunjuk Dewa yang mengarah pada David. Gina terbelalak, ia sangat terkejut dan tidak menyangka jika orang di balik pesan misterius itu adalah David."Aku minta maaf, Gina," gumam David, ia tertunduk di hadapan Gina.Gina menatapnya dengan rasa kecewa yang teramat besar. Belum lama ini, Gina telah percaya dengan perubahan David. Namun, ternyata semuanya palsu."Aku yakin, kamu pasti kaget mengetahui jika David lah dalang di balik nomor itu. Aku juga yang telah membantu David mengirim kotak-kotak misterius buat kamu. Bangkai tikus, boneka beracun, dan memata-matai gerak-gerik Denis dan Cherly yang telah berhasil bersatu. Sementara David, dia datang seperti pahlawan kesiangan. Tapi sayangnya, terpaksa aku h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 68 Mual

    "Kamu yang sabar, Gina. Keputusan kamu sudah tepat untuk menjauhi teman kamu yang bernama David itu. Sudah, jangan sedih. Cucu Oma yang cantik ini harus tetap semangat," ujar oma Wulan, setelah Gina menceritakan semua tentang David.Kini, Gina dan oma Wulan tengah berada di taman belakang dekat kolam.Awalnya Gina enggan untuk bercerita. Namun, masukan dari orang lebih tua adalah solusi terbaik. Gina harus banyak belajar tentang kehidupan, pergaulan dan sebagainya dari orang yang lebih tua darinya. Tentu saja oma Wulan telah banyak melalui yang namanya asam garam kehidupan."Ibu kamu belum pulang juga, Oma sudah dari tadi menunggu. Oma juga sudah lapar, belum makan dari rumah," ujar oma Wulan."Oma lapar?" Oma Wulan mengangguk."Biar aku masakin makanan buat Oma. Kita makan bersama-sama. Oh iya, Andres mana, Oma?" tanya Gina."Andres sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Sebentar lagi sepertinya dia pulang. Tidak usah, biar mbok Sum saja yang masak. Kamu di sini sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 69 Bertamu

    Keesokan harinya, Ratri dan Gina tengah bersiap untuk pergi. Dengan barang bawaan yang cukup banyak. Seperti 2 karung beras, 3 kotak mie instan, telur, beras, gula, dan makanan lainnya. Semua sembako itu akan dibawa ke rumah Rianti.Kebetulan, hari ini adalah hari libur. Maka, Saga pun akan ikut serta dengan mereka."Bu, apa Rianti tidak akan tersinggung ya, dengan pemberian kita ini? Secara kan, dia tidak mau menerima apa pun kalau dia tidak bekerja terlebih dahulu," ujar Andres, yang baru saja keluar dari kamarnya.Ratri tersenyum lantas mengusap kepala anak bungsunya itu."Tersinggung? Ibu tidak akan memberi semua ini secara gratis, Sayang. Tentu Rianti harus bekerja dulu, baru bisa mendapatkan semua ini," sahut Ratri.Andres tidak mengerti, pekerjaan apa yang hendak diberikan oleh ibunya? Namun, ia hanya menurut saja. Toh, apa pun yang akan dilakukan ibunya, tentunya semua untuk kebaikan."Semua sudah siap?" tanya Saga, yang disambut oleh anggukan semua orang di sana."Siap, Ayah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 70 Kehilangan Masa Kanak-kanak

    "Bu Manah!" Ratri membekap mulutnya sendiri, saat melihat wanita tua yang terbaring lemah itu.Bu Manah yang juga melihat ada Ratri di tempat itu, terkejut dengan mulut menganga tak percaya."Neng Ratri," ucap bu Manah dengan suara lirih.Ratri tidak menyangka, jika Tuhan akan mempertemukan kembali dirinya dengan wanita tua yang dulu pernah menolongnya dari kejahatan Rumiah.Keadaan bu Manah tampak mengkhawatirkan. Tubuh kurus, mata cekung, seperti tulang belulang bernafas.Ratri masih bisa mengingat wajah itu, walau pun penyakit dan usia mengubahnya sedikit berbeda.Ratri kemudian menoleh ke arah Rianti. Begitu pun dengan Rianti, ia menatap bingung ke arah Ratri."Tante kenal sama Nenek aku?" tanya Rianti.Ratri bergeming, memikirkan sesuatu yang membuatnya kembali teringat akan masa lalu."Bu, ja-jadi Rianti-"Bu Manah memotong ucapan Ratri dengan isyarat tangan. Membuat Ratri diam, tidak meneruskan ucapannya."Rianti, kamu tolong keluar dulu. Nenek mau bicara sama dia," ujar bu Man

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status