Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 65 Kakak Beradik

Share

Bab 65 Kakak Beradik

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 11:56:06

Gina terbelalak, tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh mbok Yem barusan.

"Mbok, jelas-jelas kan ini rumahnya Denis. Kok bisa David tinggal di sini juga? Lantas, apa hubungan mereka berdua?" tanya Gina merasa bingung.

"Loh, kan mas Denis dan mas David adik kakak," jawab mbok Yem.

Lagi dan lagi, Gina dibuat terkejut. Ia merasa bingung, jika mereka adik kakak, lantas kenapa mereka seperti musuh bebuyutan setiap kali bertemu?

"Oh, begitu ya, Mbok? Aku baru tahu sekarang ini dari mbok. Em ... Terus Davidnya ada di rumah nggak, Mbok?" tanya Gina.

"Mas David beberapa hari ini tidak ada di rumah. Katanya sedang di rumah sakit," jawab mbok Yem.

Mendengar kata rumah sakit, membuat Gina semakin khawatir. Apakah David benar-benar sakit seperti dugaannya?

"Siapa yang sakit, Mbok? Apakah Tante Rima yang sakit?" tanya Gina lagi ingin memastikan.

Mbok Yem segera menggeleng dengan cepat. Membantah pertanyaan dari Gina.

"Bukan, sepertinya mas David sendiri yang sakit. Soalnya sudah beberapa hari i
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Michellyn
adik beradik sama2 munafik. Gina jauhi mereka jgn mau ada hubungan lagi sma mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 66 Membeberkan Kebusukan

    "Wanita itu ... Bukankah aku sudah pernah melihatnya. Dia yang berada di sebuah apotek, membeli obat penggugur kandungan. Terus dia juga wanita yang tidak sengaja pernah aku temui di toilet cafe. Ya Tuhan, jadi ... Dia hamil anak David, dan sebelumnya dia mau menggugurkan kandungannya?" batin Gina."Dia memang pantas mendapatkan pelajaran, Ana. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan kamu," sahut Dewa.Wanita yang bernama Ana itu terlihat syok mendengar ucapan Dewa. Ia menoleh ke arah David dan menatapnya dengan tatapan kecewa."Kenapa, David? Kenapa kamu tidak mau bertanggung jawab? Bukankah beberapa hari ini kamu selalu perhatian sama aku?" tanya Ana, terlihat ia sangat sedih.David yang tengah meringis kesakitan, segera menyeka darah yang keluar dari sudut bibir."Ana, aku sering melihat kamu keluar masuk club malam bersama laki-laki lain. Sedangkan kita melakukan hal itu hanya satu kali. Terus, kamu dengan yakinnya mengaku, bahwa anak yang ada dalam kandunganku adalah anakk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 67 Palsu

    Dewa tersenyum tipis, ia melihat ekspresi David yang terlihat gugup."Kamu ingat, pesan dari nomor misterius?" tanya Dewa.Gina mengangguk, tentu saja ia sangat mengingatnya."Kenapa bisa kamu tahu? Terus siapa pengirim pesan itu?" tanya Gina, ia sangat penasaran."Dia!"Gina menatap telunjuk Dewa yang mengarah pada David. Gina terbelalak, ia sangat terkejut dan tidak menyangka jika orang di balik pesan misterius itu adalah David."Aku minta maaf, Gina," gumam David, ia tertunduk di hadapan Gina.Gina menatapnya dengan rasa kecewa yang teramat besar. Belum lama ini, Gina telah percaya dengan perubahan David. Namun, ternyata semuanya palsu."Aku yakin, kamu pasti kaget mengetahui jika David lah dalang di balik nomor itu. Aku juga yang telah membantu David mengirim kotak-kotak misterius buat kamu. Bangkai tikus, boneka beracun, dan memata-matai gerak-gerik Denis dan Cherly yang telah berhasil bersatu. Sementara David, dia datang seperti pahlawan kesiangan. Tapi sayangnya, terpaksa aku h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 68 Mual

    "Kamu yang sabar, Gina. Keputusan kamu sudah tepat untuk menjauhi teman kamu yang bernama David itu. Sudah, jangan sedih. Cucu Oma yang cantik ini harus tetap semangat," ujar oma Wulan, setelah Gina menceritakan semua tentang David.Kini, Gina dan oma Wulan tengah berada di taman belakang dekat kolam.Awalnya Gina enggan untuk bercerita. Namun, masukan dari orang lebih tua adalah solusi terbaik. Gina harus banyak belajar tentang kehidupan, pergaulan dan sebagainya dari orang yang lebih tua darinya. Tentu saja oma Wulan telah banyak melalui yang namanya asam garam kehidupan."Ibu kamu belum pulang juga, Oma sudah dari tadi menunggu. Oma juga sudah lapar, belum makan dari rumah," ujar oma Wulan."Oma lapar?" Oma Wulan mengangguk."Biar aku masakin makanan buat Oma. Kita makan bersama-sama. Oh iya, Andres mana, Oma?" tanya Gina."Andres sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Sebentar lagi sepertinya dia pulang. Tidak usah, biar mbok Sum saja yang masak. Kamu di sini sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 69 Bertamu

    Keesokan harinya, Ratri dan Gina tengah bersiap untuk pergi. Dengan barang bawaan yang cukup banyak. Seperti 2 karung beras, 3 kotak mie instan, telur, beras, gula, dan makanan lainnya. Semua sembako itu akan dibawa ke rumah Rianti.Kebetulan, hari ini adalah hari libur. Maka, Saga pun akan ikut serta dengan mereka."Bu, apa Rianti tidak akan tersinggung ya, dengan pemberian kita ini? Secara kan, dia tidak mau menerima apa pun kalau dia tidak bekerja terlebih dahulu," ujar Andres, yang baru saja keluar dari kamarnya.Ratri tersenyum lantas mengusap kepala anak bungsunya itu."Tersinggung? Ibu tidak akan memberi semua ini secara gratis, Sayang. Tentu Rianti harus bekerja dulu, baru bisa mendapatkan semua ini," sahut Ratri.Andres tidak mengerti, pekerjaan apa yang hendak diberikan oleh ibunya? Namun, ia hanya menurut saja. Toh, apa pun yang akan dilakukan ibunya, tentunya semua untuk kebaikan."Semua sudah siap?" tanya Saga, yang disambut oleh anggukan semua orang di sana."Siap, Ayah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 70 Kehilangan Masa Kanak-kanak

    "Bu Manah!" Ratri membekap mulutnya sendiri, saat melihat wanita tua yang terbaring lemah itu.Bu Manah yang juga melihat ada Ratri di tempat itu, terkejut dengan mulut menganga tak percaya."Neng Ratri," ucap bu Manah dengan suara lirih.Ratri tidak menyangka, jika Tuhan akan mempertemukan kembali dirinya dengan wanita tua yang dulu pernah menolongnya dari kejahatan Rumiah.Keadaan bu Manah tampak mengkhawatirkan. Tubuh kurus, mata cekung, seperti tulang belulang bernafas.Ratri masih bisa mengingat wajah itu, walau pun penyakit dan usia mengubahnya sedikit berbeda.Ratri kemudian menoleh ke arah Rianti. Begitu pun dengan Rianti, ia menatap bingung ke arah Ratri."Tante kenal sama Nenek aku?" tanya Rianti.Ratri bergeming, memikirkan sesuatu yang membuatnya kembali teringat akan masa lalu."Bu, ja-jadi Rianti-"Bu Manah memotong ucapan Ratri dengan isyarat tangan. Membuat Ratri diam, tidak meneruskan ucapannya."Rianti, kamu tolong keluar dulu. Nenek mau bicara sama dia," ujar bu Man

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 71 Berangsur Pulih

    Saga sekeluarga tengah menunggu hasil pemeriksaan bu Manah. Rianti pun tak sabar ingin segera mengetahui hasilnya. Ia berharap, sang nenek segera sembuh dan tidak tersiksa lagi atas penyakit yang dideritanya.Tak berselang lama, dokter yang menangani bu Manah pun keluar dari ruangan tempat bu Manah ditangani.Saga dan semuanya serempak berdiri kemudian berjalan mendekati dokter tersebut."Bagaimana keadaan bu Manah, Dok? Apakah ada penyakit serius?" tanya Saga.Seorang dokter pria bertubuh tinggi berkacama itu tersenyum dan segera menjelaskan, "Penyakit pasien tidak terlalu berbahaya. Hanya saja, sepertinya gaya hidup di lingkungannya kurang sehat. Sehingga membuat tubuhnya rentan akan penyakit. Saran saya, pasien harus dijaga kebersihannya. Terutama dalam makanan, pasien harus makan makanan yang higienis dan sehat. Usia tua sepertinya harus ada asupan makanan yang sehat berikut vitamin. Supaya sistem kekebalan tubuhnya kuat, dan tidak rentan akan penyakit."Saga dan Ratri mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 72 Perjodohan

    "Ada apa, Yah?" tanya Gina, setelah panggilan telepon dari oma Wulan diakhiri."Tidak tahu, Oma nyuruh Ayah dan Ibu untuk datang ke rumahnya. Ada apa ya, kira-kira? Sepertinya Oma kamu ingin membicarakan suatu hal yang serius," sahut Saga, ia pun merasa penasaran."Ya sudah kalau begitu, kita siap-siap dulu lalu ke sana sekarang. Takut itu hal penting, jangan buat Mama nunggu kita terlalu lama," timpal Ratri, ia berdiri kemudian masuk ke dalam kamarnya, lalu mandi dan berganti pakaian, yang disusul oleh Saga kemudian.Saga dan Ratri segera bersiap diri untuk pergi ke rumah oma Wulan. Setelah mereka selesai bersiap, lantas mereka segera melakukan perjalanan berdua.Beberapa saat kemudian setelah menempuh perjalanan. Ratri dan Saga pun telah sampai di kediaman oma Wulan. Mereka disambut dengan hangat begitu mereka turun dari dalam mobil."Syukurlah kalian sudah datang. Ayok kita masuk ke dalam! Em ... Kalian sudah makan siang, belum?" tanya oma Wulan."Kebetulan kami belum sempat makan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 73 Menolak

    "Apa? Jadi Mama mau menjodohkan Gina? Tapi kenapa, Ma?" tanya Saga, ia terlihat sangat syok mendengar keputusan oma Wulan."Ya ... Memangnya apa salahnya? Gina sudah dewasa, masalah kuliah, bisa dilanjutkan walau pun sudah menikah. Bagaimana menurut kamu, Ratri? Rencananya mereka akan datang besok ke sini. Sekalian kalian juga kenalan sama mereka, kalian juga ajak Gina ke sini." Oma Wulan malah melempar pertanyaan kepada Ratri.Jelas Ratri merasa bingung. Di sisi lain, Ratri ingin Gina menggapai cita-citanya sebelum menikah. Namun, di sisi lain, ia juga merasa tidak enak jika menolak permintaan mertuanya."Aku ... Aku bingung, Ma. Aku tidak bisa memutuskan. Kami juga belum kenal lelaki yang hendak dijodohkan dengan Gina. Aku ... Aku bingung," jawab Ratri, ia merasa galau saat itu.Saga menatap kegundahan hati Ratri. Mengerti jika istrinya sangat syok mendengar kabar perjodohan anaknya, sama seperti dirinya."Ma, biarkan Gina menyelesaikan pendidikan dulu. Aku ingin melihat Gina menjad

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 84 Tentram

    "Gina, kamu kenapa?" tanya nek Sarti, bingung melihat Gina yang terus menatap wanita yang sedang bersamanya.Gina segera menggelengkan kepalanya. Ia segera bergabung bersama mereka."Ini ibunya Farrel, dia Ayumi." Nek Sarti memperkenalkan wanita itu. Gina pun langsung menyalaminya.Melihat Ayumi, Gina menyimpan pertanyaan yang sangat membuatnya penasaran. Namun, ia merasa tidak enak, takut jika Ayumi akan tersinggung oleh pertanyaannya, jika Gina nekat bertanya."Aku sudah masak yang banyak, sebaiknya kita makan sekarang. Aku akan panggilkan Farrel dulu," ujar Ayumi.Nek Sarti mengangguk, ia pun segera menyiapkan makanan yang telah tersimpan di atas meja.Gina masih terus menatap Ayumi sampai ia menghilang di balik pintu."Apakah ada yang aneh dengan Ayumi?" tanya nek Sarti, membuat Gina menggelengkan kepalanya cepat."Ah nggak ada yang aneh kok, Nek. Hanya saja ... Aku seperti pernah melihatnya. Tapi mungkin, hanya mirip saja kali, ya dengan wanita yang pernah aku lihat. Oh iya, apak

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 83 Menyambut Dengan Ramah

    Gina terbangun mendengar seseorang berbicara dengan begitu nyaring."Huam!" Gina menggeliatkan tubuhnya sambil terus menguap. Namun, saat matanya terbuka lebar, ia terkejut saat melihat orang yang baru saja membangunkannya."Ka-kamu!" Gina terbelalak saat melihat pria yang tak sengaja ia temui tadi di bangunan kosong."Sedang apa kamu di sini? Kenapa kamu bisa naik ke mobil ini?" tanya pria itu.Gina menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia tersenyum getir menatap pria itu."Maaf, aku terpaksa naik dan bersembunyi di mobil ini. Aku dikejar sama preman. Tidak ada pilihan lain jadi aku nekat sembunyi di sini," jawab Gina."Oh ... Jadi kamu pacarnya preman tadi? Tahu begini aku bilang saja kamu ada di mobil ini," celetuk pria itu.Gina membelalakkan matanya, ia kesal terhadap pria itu."Amit-amit, siapa juga yang mau jadi pacar dia. Kenal juga nggak! Oh iya, ini sekarang aku ada di mana?" tanya Gina.Pria itu mengangkat sebelah alisnya, hingga temannya yang pemilik mobil menghampiri."Lo

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 82 Bersembunyi

    "Jangan menangis, Nona. Atau kamu akan mengundang orang jahat yang selalu berkeliaran di sini," ujar seorang pria, yang baru saja bangun dari tidurnya.Gina masih beringsut mundur menjauhi pria itu.Melihat ekspresi dan sikap Gina, membuat pria itu terkekeh dan terus menatap Gina."Jangan mendekat, atau aku teriak dan kamu akan tahu akibatnya," ancam Gina.Pria itu semakin terkekeh mendengar ancaman Gina."Lah, memangnya saya mau ngapain kamu? Hei, jangan GeEr, kamu! Siapa kamu, kepedean sekali saya mau berbuat macam-macam sama kamu," cetus pria itu.Gina terdiam, sambil mengawasi gerak-gerik pria itu."Sepertinya kamu habis menikah, kok bisa, ada seorang pengantin ada di tempat seperti ini? Oh ... Aku tahu jangan-jangan-""Diam, kamu! Bukan urusan kamu juga!" potong Gina, ia membuang muka."Oh, ok!"Pria itu kemudian mendekati Gina dan menatapnya dengan lekat. Membuat Gina kembali menjauh."Mau apa, kamu dekat-dekat? Jangan sampai aku teriak, ya! Kamu akan tahu akibatnya," ujar Gina.

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 81 Raib

    "Mbak-mbak, bangun! Ini sudah sampai," ujar bapak-bapak kondektur.Gina terbangun dari tidurnya, ia kemudian bangkit dari kursi penumpang.Ternyata semua kursi penumpang telah kosong. Tampaknya hanya Gina penumpang yang terakhir saat itu.Gina turun dari bus tersebut, ia menatap sekeliling tempat itu yang tampak sangat asing, tempat yang tidak pernah ia kunjungi sama sekali sebelumnya."Aduh, perut aku lapar. Aku lupa kalau aku belum makan dari tadi," gumam Gina, sambil memegangi perutnya.Gina mengedarkan pandangan, mencari penjual makanan di tempat itu. Gina menemukan sebuah warteg di tempat itu. Bergegas Gina segera menghampiri sebuah warteg yang berada di pinggir jalan."Bu, aku pesan nasi ayam satu," ujar Gina, setelah ia masuk ke dalam warteg tersebut.Tidak perlu menunggu waktu lama, pesanan Gina telah siap. Lantas Gina segera menyantapnya dengan sangat lahap.Suasana di tempat itu begitu ramai dan membuat Gina merasa gerah. Lantas Gina membuka jaket yang sedari tadi ia pakai.

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 80 Berubah Tegang

    Gina mematung dengan perasaan was-was, takut jika oma Wulan mengenalinya, lalu marah dan memaksanya untuk masuk kembali ke dalam hotel. Gina tidak bisa membayangkan, jika pernikahan ini terjadi. Mungkin, pernikahan ini akan menjadi neraka baginya, karena didasari oleh kebohongan yang dilakukan oleh David.Gina tidak berani menoleh ke belakang. Ia terdiam bagaikan patung, tidak bergerak sama sekali.Oma Wulan kemudian berjalan dan berdiri di hadapan Gina."Uangnya jatuh, tadi saya melihat uang kamu nongol dan jatuh dari saku jaket. Lain kali, kamu hati-hati, ya kalau nyimpan uang," imbuh oma Wulan, kemudian menyerahkan uang pemberian Lena yang tidak sadar terjatuh dari saku jaket yang Gina kenakan.Gina lantas menerimanya, ia merasa lega karena ternyata oma Wulan tidak mencurigainya."Terima kasih, Bu!" ucap Gina, dengan suara yang terdengar serak dan batuk. Sengaja ia lakukan, untuk mengelabuhi oma Wulan.Oma Wulan mengangguk seraya tersenyum. Namun, dari belakang terdengar seseorang

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 79 Kabur

    Gina menatap seorang wanita yang berdiri di dekat pintu. Wanita itu tampak mengenakan dress selutut dan jaket, selendang yang menutupi kepalanya, serta kacamata hitam dan masker.Bergegas wanita itu menutup pintu itu rapat. Ia menghampiri Gina yang berada di dekat cermin itu."Siapa, kamu?" tanya Gina, ia menatap wanita itu dari atas hingga ke bawah.Wanita itu lantas membuka kacamata hitam dan maskernya. Menampakkan wajah yang pernah Gina lihat beberapa kali, beberapa waktu yang lalu."Ana, kamu Ana?" tanya Gina, ia terkejut melihat wanita itu berada di dalam kamar yang sama dengan Gina."Ssst ... Iya, aku Ana. Gina, apa kamu yakin mau menikah dengan David?" tanya Ana, ia tampak gelisah saat bertanya kepada Gina.Gina menganggukkan kepalanya pelan."Iya, aku dan David akan menikah hari ini. Memangnya kenapa?" tanya Gina.Ana mengusap perutnya yang belum terlalu membesar. Kemudian menatap Gina dengan tatapan sayu."Lalu, bagaimana dengan anak ini? Sementara ayahnya akan melangsungkan

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 78 Hari Pernikahan

    "Em ... Maaf, Bu Wulan. Apakah pernikahan ini dilakukan atas dasar cinta?" tanya Lena.Oma Wulan menoleh ke arah Lena. Ia mengangkat sebelah alisnya, seakan menuntut jawaban atas pertanyaan Lena barusan."Kenapa kamu nanyanya seperti itu? Gina menerima tanpa ada penekanan. Jadi, saya rasa, kamu tidak perlu bertanya seperti itu," imbuh oma Wulan.Gina menunduk, sekilas ia melirik ke arah Lena. Lena pun sekilas mengamati Gina."Em ... Maaf, Bu Wulan. Maksud istri saya baik. Berharap pernikahan Gina bahagia dengan orang yang dicintainya. Kami, sebagai orang tua Gina juga, mengharapkan kebahagiaan putri kami dalam melakukan apa pun. Apalagi menikah, merupakan ibadah panjang. Kami ingin yang terbaik untuk Gina," timpal Rusdi berusaha menengahi, supaya tidak terjadi kesalahpahaman di antara Lena dan oma Wulan.Rusdi mengusap lengan Lena. Menyuruhnya untuk diam."Oh begitu? Kalian tidak usah khawatir. Saya kenal siapa calon suami Gina dan siapa ibunya. Sebagai Omanya Gina, saya juga berharap

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 77 Meminta Restu

    "Gina!" panggil seseorang saat Gina baru saja turun dari dalam mobil, ia hendak masuk ke kampus.Gina menoleh ke belakang, dan mendapati Cherly yang tengah berlari menghampirinya.Dengan nafas tersengal, Cherly kemudian menarik tangan Gina, dan mengajaknya pergi ke taman kampus."Gina, coba jelaskan apakah benar, kamu mau menikah dengan David?" tanya Cherly.Gina terdiam, menatap Cherly yang seakan tengah menginterogasi lewat tatapan matanya yang tajam."Jawab, Gina!" sentak Cherly.Gina mengangguk mengiyakan pertanyaan Cherly. Membuat wanita itu terperangah mengetahui hal itu langsung dari Gina."Tapi kenapa, Gina? Memangnya tidak ada lelaki lain, yang bisa kamu nikahi apa? Kenapa harus David, Gina?" tanya Cherly tak habis pikir.Gina menghela nafas panjang, kemudian menatap Cherly."Ceritanya rumit, Cher. Ini masalah kemanusiaan. Aku tidak bisa menolak perjodohan ini," jawab Gina.Cherly mengernyitkan dahinya, menatap lekat ke arah Gina."Oh, jadi kamu dijodohkan sama keluarga kamu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 76 Naik Pitam

    "Eits ... Tidak boleh marah. Ingat, aku adalah pewaris sah atas semua perusahaan papa dan rumah peninggalannya beserta semua kendaraan, karena aku terlahir dari rahim seorang istri sah. Dan kamu, kalau masih mau bertahan di rumahku dan menikmati hartaku, turuti apa yang aku mau. Ngomong-ngomong, pintar juga aktingmu, wanita tua. Sampai-sampai mereka yang naif itu, percaya dengan semua ucapan kamu. Tapi bagus, itu yang aku mau," cetus David.Rima mengalihkan pandangan ke arah langit-langit. Sudah muak dengan sikap David yang selama ini tidak pernah bisa menerimanya sebagai ibu sambung."Kalau boleh jujur, aku lebih setuju Gina menikah dengan Denis dari pada kamu. Tapi kamu, bisanya hanya mengancam dan mengancam. Ingat, aku juga istri ayah kamu, Denis juga anak kandung ayah kamu. Jadi, otomatis kami juga berhak atas semuanya, bukan hanya kamu. Kamu tidak bisa seenaknya menguasai semua semau kamu," sahut Rima merasa kesal.David terkekeh kecil mendengar apa yang diucapkan oleh Rima."Oh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status