Home / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of NAFKAH YANG TERBAGI : Chapter 171 - Chapter 180

200 Chapters

Bab 67 Palsu

Dewa tersenyum tipis, ia melihat ekspresi David yang terlihat gugup."Kamu ingat, pesan dari nomor misterius?" tanya Dewa.Gina mengangguk, tentu saja ia sangat mengingatnya."Kenapa bisa kamu tahu? Terus siapa pengirim pesan itu?" tanya Gina, ia sangat penasaran."Dia!"Gina menatap telunjuk Dewa yang mengarah pada David. Gina terbelalak, ia sangat terkejut dan tidak menyangka jika orang di balik pesan misterius itu adalah David."Aku minta maaf, Gina," gumam David, ia tertunduk di hadapan Gina.Gina menatapnya dengan rasa kecewa yang teramat besar. Belum lama ini, Gina telah percaya dengan perubahan David. Namun, ternyata semuanya palsu."Aku yakin, kamu pasti kaget mengetahui jika David lah dalang di balik nomor itu. Aku juga yang telah membantu David mengirim kotak-kotak misterius buat kamu. Bangkai tikus, boneka beracun, dan memata-matai gerak-gerik Denis dan Cherly yang telah berhasil bersatu. Sementara David, dia datang seperti pahlawan kesiangan. Tapi sayangnya, terpaksa aku h
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 68 Mual

"Kamu yang sabar, Gina. Keputusan kamu sudah tepat untuk menjauhi teman kamu yang bernama David itu. Sudah, jangan sedih. Cucu Oma yang cantik ini harus tetap semangat," ujar oma Wulan, setelah Gina menceritakan semua tentang David.Kini, Gina dan oma Wulan tengah berada di taman belakang dekat kolam.Awalnya Gina enggan untuk bercerita. Namun, masukan dari orang lebih tua adalah solusi terbaik. Gina harus banyak belajar tentang kehidupan, pergaulan dan sebagainya dari orang yang lebih tua darinya. Tentu saja oma Wulan telah banyak melalui yang namanya asam garam kehidupan."Ibu kamu belum pulang juga, Oma sudah dari tadi menunggu. Oma juga sudah lapar, belum makan dari rumah," ujar oma Wulan."Oma lapar?" Oma Wulan mengangguk."Biar aku masakin makanan buat Oma. Kita makan bersama-sama. Oh iya, Andres mana, Oma?" tanya Gina."Andres sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Sebentar lagi sepertinya dia pulang. Tidak usah, biar mbok Sum saja yang masak. Kamu di sini sa
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 69 Bertamu

Keesokan harinya, Ratri dan Gina tengah bersiap untuk pergi. Dengan barang bawaan yang cukup banyak. Seperti 2 karung beras, 3 kotak mie instan, telur, beras, gula, dan makanan lainnya. Semua sembako itu akan dibawa ke rumah Rianti.Kebetulan, hari ini adalah hari libur. Maka, Saga pun akan ikut serta dengan mereka."Bu, apa Rianti tidak akan tersinggung ya, dengan pemberian kita ini? Secara kan, dia tidak mau menerima apa pun kalau dia tidak bekerja terlebih dahulu," ujar Andres, yang baru saja keluar dari kamarnya.Ratri tersenyum lantas mengusap kepala anak bungsunya itu."Tersinggung? Ibu tidak akan memberi semua ini secara gratis, Sayang. Tentu Rianti harus bekerja dulu, baru bisa mendapatkan semua ini," sahut Ratri.Andres tidak mengerti, pekerjaan apa yang hendak diberikan oleh ibunya? Namun, ia hanya menurut saja. Toh, apa pun yang akan dilakukan ibunya, tentunya semua untuk kebaikan."Semua sudah siap?" tanya Saga, yang disambut oleh anggukan semua orang di sana."Siap, Ayah.
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 70 Kehilangan Masa Kanak-kanak

"Bu Manah!" Ratri membekap mulutnya sendiri, saat melihat wanita tua yang terbaring lemah itu.Bu Manah yang juga melihat ada Ratri di tempat itu, terkejut dengan mulut menganga tak percaya."Neng Ratri," ucap bu Manah dengan suara lirih.Ratri tidak menyangka, jika Tuhan akan mempertemukan kembali dirinya dengan wanita tua yang dulu pernah menolongnya dari kejahatan Rumiah.Keadaan bu Manah tampak mengkhawatirkan. Tubuh kurus, mata cekung, seperti tulang belulang bernafas.Ratri masih bisa mengingat wajah itu, walau pun penyakit dan usia mengubahnya sedikit berbeda.Ratri kemudian menoleh ke arah Rianti. Begitu pun dengan Rianti, ia menatap bingung ke arah Ratri."Tante kenal sama Nenek aku?" tanya Rianti.Ratri bergeming, memikirkan sesuatu yang membuatnya kembali teringat akan masa lalu."Bu, ja-jadi Rianti-"Bu Manah memotong ucapan Ratri dengan isyarat tangan. Membuat Ratri diam, tidak meneruskan ucapannya."Rianti, kamu tolong keluar dulu. Nenek mau bicara sama dia," ujar bu Man
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 71 Berangsur Pulih

Saga sekeluarga tengah menunggu hasil pemeriksaan bu Manah. Rianti pun tak sabar ingin segera mengetahui hasilnya. Ia berharap, sang nenek segera sembuh dan tidak tersiksa lagi atas penyakit yang dideritanya.Tak berselang lama, dokter yang menangani bu Manah pun keluar dari ruangan tempat bu Manah ditangani.Saga dan semuanya serempak berdiri kemudian berjalan mendekati dokter tersebut."Bagaimana keadaan bu Manah, Dok? Apakah ada penyakit serius?" tanya Saga.Seorang dokter pria bertubuh tinggi berkacama itu tersenyum dan segera menjelaskan, "Penyakit pasien tidak terlalu berbahaya. Hanya saja, sepertinya gaya hidup di lingkungannya kurang sehat. Sehingga membuat tubuhnya rentan akan penyakit. Saran saya, pasien harus dijaga kebersihannya. Terutama dalam makanan, pasien harus makan makanan yang higienis dan sehat. Usia tua sepertinya harus ada asupan makanan yang sehat berikut vitamin. Supaya sistem kekebalan tubuhnya kuat, dan tidak rentan akan penyakit."Saga dan Ratri mengangguk
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 72 Perjodohan

"Ada apa, Yah?" tanya Gina, setelah panggilan telepon dari oma Wulan diakhiri."Tidak tahu, Oma nyuruh Ayah dan Ibu untuk datang ke rumahnya. Ada apa ya, kira-kira? Sepertinya Oma kamu ingin membicarakan suatu hal yang serius," sahut Saga, ia pun merasa penasaran."Ya sudah kalau begitu, kita siap-siap dulu lalu ke sana sekarang. Takut itu hal penting, jangan buat Mama nunggu kita terlalu lama," timpal Ratri, ia berdiri kemudian masuk ke dalam kamarnya, lalu mandi dan berganti pakaian, yang disusul oleh Saga kemudian.Saga dan Ratri segera bersiap diri untuk pergi ke rumah oma Wulan. Setelah mereka selesai bersiap, lantas mereka segera melakukan perjalanan berdua.Beberapa saat kemudian setelah menempuh perjalanan. Ratri dan Saga pun telah sampai di kediaman oma Wulan. Mereka disambut dengan hangat begitu mereka turun dari dalam mobil."Syukurlah kalian sudah datang. Ayok kita masuk ke dalam! Em ... Kalian sudah makan siang, belum?" tanya oma Wulan."Kebetulan kami belum sempat makan
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 73 Menolak

"Apa? Jadi Mama mau menjodohkan Gina? Tapi kenapa, Ma?" tanya Saga, ia terlihat sangat syok mendengar keputusan oma Wulan."Ya ... Memangnya apa salahnya? Gina sudah dewasa, masalah kuliah, bisa dilanjutkan walau pun sudah menikah. Bagaimana menurut kamu, Ratri? Rencananya mereka akan datang besok ke sini. Sekalian kalian juga kenalan sama mereka, kalian juga ajak Gina ke sini." Oma Wulan malah melempar pertanyaan kepada Ratri.Jelas Ratri merasa bingung. Di sisi lain, Ratri ingin Gina menggapai cita-citanya sebelum menikah. Namun, di sisi lain, ia juga merasa tidak enak jika menolak permintaan mertuanya."Aku ... Aku bingung, Ma. Aku tidak bisa memutuskan. Kami juga belum kenal lelaki yang hendak dijodohkan dengan Gina. Aku ... Aku bingung," jawab Ratri, ia merasa galau saat itu.Saga menatap kegundahan hati Ratri. Mengerti jika istrinya sangat syok mendengar kabar perjodohan anaknya, sama seperti dirinya."Ma, biarkan Gina menyelesaikan pendidikan dulu. Aku ingin melihat Gina menjad
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 74 Menahan Malu

Setelah membahas pertemuan dengan oma Wulan. Gina kemudian masuk ke dalam kamarnya dan membereskan semua tugas dari kampus.Saat malam tiba, Gina yang tengah mendengarkan musik dari ponsel, oma Wulan tiba-tiba menghubunginya. Bergegas Gina segera menerima panggilan telepon itu."Halo, Oma. Selamat malam!" sapa Gina setelah panggilan itu ia angkat."Halo, Sayang. Kamu sedang apa? Lagi sibuk, nggak?" tanya oma Wulan."Nggak lagi sibuk, Oma. Memangnya ada apa?" tanya Gina."Begini, Oma cuma mau kasih tahu kamu. Besok datang ke rumah Oma, ya. Dandan yang cantik," jawab oma Wulan.Dari perkataan oma Wulan barusan. Gina bisa menangkap maksud dan tujuannya. Bisa dipastikan, jika oma Wulan akan mempertemukannya dengan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya."Halo, Gina. Kok diam saja? Kamu ... Keberatan, ya menemui Oma?" tanya oma Wulan, membuyarkan lamunan Gina."Em ... Nggak, Oma. Iya, besok aku ke sana," jawab Gina."Nah, bagus, Sayang. Kalau begitu, sampai besok, ya. Oma tunggu kamu, pok
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 75 Berubah Pikiran

Gina membalikkan tubuhnya, mengurungkan niat untuk pergi. Ia mendengar teriakkan dari orang-orang yang ada di rumah itu."Tante Rima," gumam Gina, saat melihat wanita itu tergelatak tak sadarkan diri di lantai.Dengan cepat, David membopong tubuh ringkih itu dan membawanya ke luar, lalu memasukannya ke dalam mobil miliknya yang terparkir di halaman rumah itu.Orang-orang berlari menyusulnya, mereka panik tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini."Maaf, Oma, Tante dan Om. Saya harus membawa Mama saya ke rumah sakit. Kalau tidak, saya sangat khawatir dengan keselamatannya," pamit David."Oma akan ikut sama kamu, Saga dan Ratri juga harus ikut. Kalian juga harus ajak Gina, Gina juga harus ikut ke rumah sakit," imbuh oma Wulan, ia langsung masuk ke dalam mobil yang sama dengan David."Oh iya, kasih tahu papa kamu, Saga. Kalau Mama mau ke rumah sakit. Tadi papa kamu keluar ada urusan mendadak pagi-pagi sekali, papa kamu menjenguk saudaranya yang sedang sakit di kediaman saudaranya itu.
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 76 Naik Pitam

"Eits ... Tidak boleh marah. Ingat, aku adalah pewaris sah atas semua perusahaan papa dan rumah peninggalannya beserta semua kendaraan, karena aku terlahir dari rahim seorang istri sah. Dan kamu, kalau masih mau bertahan di rumahku dan menikmati hartaku, turuti apa yang aku mau. Ngomong-ngomong, pintar juga aktingmu, wanita tua. Sampai-sampai mereka yang naif itu, percaya dengan semua ucapan kamu. Tapi bagus, itu yang aku mau," cetus David.Rima mengalihkan pandangan ke arah langit-langit. Sudah muak dengan sikap David yang selama ini tidak pernah bisa menerimanya sebagai ibu sambung."Kalau boleh jujur, aku lebih setuju Gina menikah dengan Denis dari pada kamu. Tapi kamu, bisanya hanya mengancam dan mengancam. Ingat, aku juga istri ayah kamu, Denis juga anak kandung ayah kamu. Jadi, otomatis kami juga berhak atas semuanya, bukan hanya kamu. Kamu tidak bisa seenaknya menguasai semua semau kamu," sahut Rima merasa kesal.David terkekeh kecil mendengar apa yang diucapkan oleh Rima."Oh
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status