Beranda / Rumah Tangga / NAFKAH YANG TERBAGI / Bab 88 Kampung Meledug

Share

Bab 88 Kampung Meledug

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 11:43:01

"Ibu, sebenarnya kita mau ke mana?" tanya Gina pagi itu.

Pagi itu Ratri terbangun di dalam kamar hotel kecil bersama Gina. Ratri segera bersiap untuk kembali melanjutkan perjalannya mencari tempat tinggal baru yang pastinya jauh dari Saga dan keluarganya.

"Kita mau pergi, Sayang. Kita berdua akan memulai hidup baru di tempat yang baru. Teman baru, suasana baru sekolah baru, dan semuanya serba baru. Gina mau, kan?" tanya Ratri.

Gina terdiam, ekspresi yang dipancarkan anak itu seakan berat meninggalkan kota tempat kelahirannya itu.

"Tapi ... Bagaimana dengan ayah Saga? Kenapa Ibu nggak ngajak ayah Saga juga? Pasti Ayah Saga nyariin kita, Bu," jawab Gina.

Ratri membuang muka, ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Sebaiknya Gina mandi dulu, ya! Setelah ini kita sarapan terus berangkat," ujar Ratri.

Gina mengangguk menuruti, ia kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Suasana pagi itu tampak begitu ramai. Jam-jam di mana orang-orang mulai beraktifitas. Lalu lintas terlihat macet, sehingga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kenty Fadhil
anaknya Bu manah pasti rumiah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Pertemuan Tak Sengaja

    "Boleh saya bantu bawakan belanjaanmu, Nona?" tanya seseorang yang membuat Ratri urung berteriak."Tiana," gumam Ratri.Tiana tersenyum seraya merebut belanjaan Ratri. Lantas ia berjalan duluan meninggalkan Ratri yang masih terpaku menatap dirinya."Kamu mau pulang atau berdiam diri di sana sampai malam?" tanya Tiana, membuat Ratri tersadar dan bergegas berjalan menyusul Tiana."Kamu ada di sini? Ngapain?" tanya Ratri sungguh penasaran adanya Tiana di tempat itu."Aku tinggal di dekat sini, aku sudah menikah dengan Beri," jawab Tiana."Apa?!"Tiana terkekeh kecil melihat ekspresi terkejut Ratri. Pasalnya, setelah berdebat waktu lalu di rumah Saga, Ratri tidak mendapat kabar tentang Tiana. Dan kini, setelah satu tahun lamanya, Tiana muncul dan mengaku sudah menikah dengan Beri?"Penasaran? Bawa aku ke tempat kamu," ujar Tiana yang kemudian mengajak masuk ke dalam mobil bak terbuka.Ratri segera membayar ojek yang disewanya tadi. Lantas bergegas masuk ke dalam mobil yang dikendarai Tian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Jatuh Sakit

    Satu minggu kemudian, Saga tengah dirawat di sebuah rumah sakit dengan ditemani oleh bu Wulan dan juga Rumiah. Mereka tampak cemas akan kesehatan Saga yang terus menurun, semenjak kepergian Ratri yang entah ke mana."Tante, bagaimana ini? Mas Saga sakit, apakah pernikahanku juga akan tertunda lebih lama?" tanya Rumiah khawatir.Bu Wulan mengusap lengan gadis itu. Berusaha menenangkannya."Kamu yang sabar, Rumiah. Doakan saja semoga Saga lekas sembuh. Kamu jangan khawatir, cepat atau lambat kalian akan tetap menikah," jawab bu Wulan meyakinkan.Sebenarnya Rumiah sudah tidak sabar ingin segera pernikahan itu berlangsung. Namun, ia harus menunggu Saga pulih. Mengingat perjuangannya berada di posisi sekarang, bukan hal mudah bagi Rumiah. Ia harus terus mencuri-curi waktu, cara, untuk bertemu dan menghasut bu Wulan dengan mengompori bu Wulan yang tak kunjung memiliki cucu. Maka, mau tidak mau dengan terpaksa ia harus bersabar, dari pada tidak membuahkan hasil. Lagi pula, penghalang hubunga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Kabar Bahagia

    Satu bulan kemudianPagi itu, Ratri tengah menjajakan jualannya di atas meja besar di depan rumah. Sambil berjualan, tak lupa ia juga menulis novel di laptopnya yang ia bawa dari rumah Saga."Mbak, aku beli nasi sama ayam, ya!" ujar seorang pria yang baru saja turun dari motor."Iya, Pak. Sebentar, saya bungkuskan," sahut Ratri.Dengan terampil, tangan Ratri mulai melayani pembeli itu."Semuanya jadi lima belas ribu," ujar Ratri setelah memberikan pesanan pembeli.Sudah satu bulan ini, Ratri masih menekuni usahanya itu di kampung tempat ia tinggal sekarang. Tidak seperti di kota, jualan Ratri terkadang habis terkadang juga hanya terjual sedikit. Namun, Ratri terus bersabar dalam menghadapi keadaannya sekarang, toh ia hidup seperti ini adalah pilihannya sendiri."Bagaimana, ya usaha aku di kota? Apakah usahaku itu masih jalan? Apa aku hubungi saja ya, Marni? Tapi ... Ah sudahlah, aku ingin menenangkan diri dulu. Jika Marni tahu aku ada di sini, pasti dia akan memberitahu mas Saga," gum

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Diusir

    Sepanjang perjalanan, Ratri merasakan perasaan tak karuan. Entah ia harus bahagia atau sebaliknya. Ia akhirnya hamil. Namun, kenyataan yang harus ia terima bahwa ayah dari anak yang dikandung, kemungkinan telah menikah dengan wanita pilihan ibunya."Kamu yang tenang, Ratri. Seandainya Saga memang sudah menikah, kamu tidak sendiri. Aku akan membantu kamu mengurus anak kamu. Kamu jangan sedih," ujar Tiana membuka obrolan di perjalanan."Terima kasih banyak, Tiana. Aku tidak tahu harus membalas kebaikan kamu seperti apa. Di saat aku tengah terpuruk seperti ini, kamu hadir dan memberikan semangat baru untukku," ucap Ratri."Kamu tidak perlu merasa tak enak denganku. Kamu pernah merawat Cherly dengan baik di saat aku tidak ada di sampingnya. Jadi, anggap saja apa yang aku lakukan untuk kamu, adalah bentuk balas budi aku kepada kamu, Ratri. Kamu wanita hebat, aku banyak belajar dari kamu," sahut Tiana.Perjalanan mereka begitu melelahkan. Beberapa kali Tiana mengajak Ratri beristirahat.Tep

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menyabotase Obat

    "Kenapa, Ti?" tanya Ratri, bingung melihat reaksi Tiana yang tiba-tiba berubah.Tiana lantas mengambil botol obat itu, dan menyuruh Ratri untuk menciumnya."Apa kamu curiga dengan bau ini?" tanya Tiana.Ratri menggeleng, ia tidak paham dengan maksud Tiana."Maksud kamu? Ini bau obat penyubur kandungan. Memangnya ada yang aneh?" tanya Ratri.Tiana mengepalkan tangan, merasa geram atas kepolosan Ratri."Fix ... Kamu telah dijebak dalam situasi ini. Kamu pernah bilang, kamu sulit hamil walau pun kandungan kamu tidak bermasalah dan setiap hari kamu rutin meminum obat penyubur kandungan. Tapi kamu tidak lekas hamil. Ini ada yang tidak beres," jawab Tiana."Coba Ibu lihat," timpal bu Manah, ia mengambil botol itu dari tangan Tiana.Setelah mencium baunya, bu Manah menatap Tiana dan Ratri bergiliran."Ini seperti bau tumbuh-tumbuhan penghambat kehamilan," ujar bu Manah.Sontak membuat Ratri terbelalak, ia membekap mulutnya sendiri."Benarkah? Tapi ... Itu dibeli dari apotek. Masa sih salah?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Menemui Saga

    Keesokan harinya, Tiana tengah berdandan rapi hendak pergi ke kediaman Saga. Ia akan memberitahu Saga dan keluarganya, tentang obat yang diganti oleh Rumiah."Kamu mau kemana, Sayang?" tanya Beri, ia belum tahu tentang niatan Tiana."Aku lupa bilang sama kamu, Mas. Aku mau pergi ke kediaman Saga. Ada bukti yang membuat Ratri susah hamil, dan ini semua ulah Rumiah, si pembantu sialan itu. Aku tidak akan membiarkan Rumiah bersenang-senang di atas penderitaan temanku. Aku tidak rela," jawab Tiana.Beri kemudian duduk di pinggiran ranjang."Kamu mau pergi sendiri?" tanya Beri.Tiana mengangguk, "Aku titip Cherly dulu. Kamu tidak usah ikut, Mas.""Tidak, kamu tidak boleh pergi sendiri. Terlalu berbahaya buat kamu. Biar aku ikut, lagi pula, tempat Saga dari sini jauh," imbuh Beri.Tiana membalikkan tubuhnya menghadap Beri. Ia kemudian meraih tangan pria itu."Percaya sama aku, aku bisa kok. Kamu ingat, kan, aku pernah dikubur hidup-hidup oleh bu Nunik dan Lulu? Lihat, buktinya aku kuat, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Kecelakaan

    Saga, bu Wulan dan pak Bima tengah menunggu Tiana mengambil bukti yang disebutkan. Mereka sangat penasaran, siapa yang telah mengganti obat Ratri, dengan obat penghambat kehamilan."Kok Tiana lama sekali, ya!" ujar bu Wulan tak sabar."Apakah kalian percaya dengan ucapan Tiana? Bisa saja dia bohong. Aku sedikit tahu dari Lulu dulu, kalau Tiana pernah tidak akur sama Ratri, karena dia merebut suami Ratri yang pertama," imbuh Rumiah.Saga menatap tajam ke arah Rumiah."Terus, yang kamu lakukan pada Ratri apa kabar?" tanya Saga, yang membuat Rumiah terdiam."Kamu tidak ada bedanya dengan Tiana. Tapi, bagi saya, sekarang Tiana jauh lebih baik dari pada kamu," lanjut Saga."Sudah-sudah, cukup kalian berdua! Saga, lebih baik kamu susul Tiana. Papa sudah tidak sabar, ingin melihat bukti yang Tiana maksud," sentak pak Bima.Saga masih menatap tajam ke arah Rumiah. Lantas ia berdiri dan keluar untuk menghampiri Tiana."Mana Tiana? Kok nggak ada?" gumam Saga, ia tak mendapati Tiana di depan rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Memadu Kasih

    "Mohon maaf, Pak, istri Bapak mengalami kecelakaan tunggal."Deg!Bagai disambar petir, Beri tampak terkejut dengan mulut menganga. Sendok yang sedari tadi ia pegang, jatuh seketika. Membuat Ratri penasaran, apa yang Beri dengar di balik sambungan telepon itu."Mas Beri, ada apa?" tanya Ratri. Namun, beri hanya diam termangu, ia tidak bisa berkata apa-apa."Mas!" panggil Ratri.Alih-alih menjawab pertanyaan Ratri, air mata Beri luruh tak dapat dibendung. Kabar tentang kecelakaan yang menimpa Tiana, membuatnya syok dan sedih.Kesal melihat Beri diam, Ratri lantas merebut ponselnya."Halo, ini ada apa, ya?" tanya Ratri, sengaja ia mengaktifkan pengeras suara di ponsel itu.Orang yang menelpon menggunakan ponsel Tiana, kemudian menjelaskan apa yang terjadi kepada Tiana.Ratri yang juga baru mengetahui kabar itu, tak kalah syok dari Beri."Baik, Pak. Kami akan ke sana, ke tempat yang Bapak sebutkan barusan," ujar Ratri.Beri segera merebut ponselnya dari tangan Ratri."Pak, tolong amankan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23

Bab terbaru

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 96 Hukuman Mati

    Selain meninggalkan ponsel baru untuk Gina. Lena pun meninggalkan nomornya, supaya Gina menghubunginya.Gina kemudian menghubungi Lena untuk mengucapkan terima kasih. Lena begitu perhatian. Bersyukur ia memiliki ibu sambung sepertinya. Selain itu, Gina juga menanyakan kabar tentang orang tuanya. Belum begitu lama tinggal di kampung, Gina merasa sangat merindukan mereka. Entah sedang apa mereka, apakah mereka masih sibuk mencari Gina?Telepon pun tersambung, Lena segera mengangkatnya."Halo, Bunda. Bunda di mana sekarang? Maaf, tadi kata Nenek saat Bunda berkunjung, akunya nggak ada di rumah. Aku sedang ada urusan di luar. Oh iya, terima kasih banyak ya, Bun ponsel dan uangnya. Kebetulan sekali aku sangat membutuhkan ponsel ini," ucap Gina."Halo, Sayang. Iya tidak apa-apa. Bunda ada di jalan, sebentar lagi sampai di rumah," sahut Lena."Em ... Bunda, bagaimana kabar ayah? Terus ibu dan ayah Saga? Bunda juga apa kabar? Kangen aku sama kalian," imbuh Gina."Kabar ibu dan ayah Saga baik-

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 95 Membawa Pulang

    Beberapa saat kemudian, Farrel dan tim kepolisian kembali dengan tangan kosong. Rumiah telah lolos dari kejaran mereka. Sehingga membuat Rumiah ditetapkan menjadi DPO."Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi, kami akan berusaha semaksimal mungkin, untuk mencari keberadaan saudari Rumiah." Polisi pun pamit dari rumah Farrel."Bagaimana ini? Keadaan ini belum aman jika Rumiah masih bebas berkeliaran. Bisa saja sewaktu-waktu, dia kembali mencari Ayah dan memaksa lagi untuk memberikan semua milik Ayah. Bahkan tak segan membuat Ayah menderita lagi." Farrel merasa khawatir.Mereka terdiam untuk beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian Gina mengutarakan pendapatnya."Em ... Bagaimana kalau Om Romi ikut kita ke kampung saja, Rel. Sekalian kita jelaskan kepada ibu kamu," imbuh Gina.Farrel menoleh ke arah ayahnya. Pak Reno pun ikut menimpali, "Ide yang bagus. Memang sebaiknya untuk sementara waktu, Ayah kamu harus kamu bawa dari rumah ini. Bahaya jika dibiarkan tinggal sendirian, seme

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 94 Ditangkap

    "Ya Tuhan, Gina!" teriak Rumiah, ketika Gina terbatuk dan menyemburkan air di dalam mulutnya pada berkas itu."Aduh, maaf-maaf. Aku tidak sengaja, biar aku bersihkan berkasnya," ucap Gina.Gina kemudian merebut berkas itu, lalu berusaha mengeringkannya menggunakan ujung kerudung yang dipakainya."Ya ... Sobek," ujar Gina.Rumiah melotot tajam, melihat apa yang dilakukan oleh Gina. Namun, pak Reno dan juga Farrel menahan tawa atas apa yang terjadi."Kamu, ya! Kamu apakan berkas ini? Kurang ajar kamu, Gina!"Rumiah melayangkan tamparan ke arah Gina. Namun, secepatnya Farrel menahan tangan Rumiah."Berani menampar dia, maka rekaman itu akan aku berikan ke polisi dan aku sebar luaskan." Farrel memberi ancaman.Rumiah menepis tangan Farrel, ia berbalik badan menghadap Farrel."Rekaman apa yang kamu maksud? Bukankah rekaman itu sudah aku hapus? Jangan main-main denganku, Farrel. Aku tidak bisa kamu kelabuhi. Aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan," cetus Rumiah.Farrel tertawa be

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 93 Menandatangani

    Rumiah membeliak, saat melihat kak Reno memperlihatkan rekaman kejahatannya barusan. Farrel, Gina dan pak Reno tersenyum puas atas bukti yang telah mereka dapatkan."Sialan kalian semua, ternyata kalian menjebakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku hanya menuntut hakku sebagai istri Romi. Tapi kalian, berani-beraninya merekamku tanpa sepengetahuanku," ujar Rumiah.Romi bangkit lalu berdiri, ia menimpali ucapan Rumiah, "Apa? Hak? Jelas-jelas aku sudah menjatuhkan talak terhadap kamu. Lagi pula, kita hanya menikah secara siri. Jadi, tidak ada hak untuk kamu menguasai apa yang aku punya.""Jelas aku punya hak, kamu hanya memberikan sebagian kecil uang dan perhiasan. Kamu jangan hanya mau enaknya saja, Romi!" sarkas Rumiah."Kamu tidak bisa bersyukur, Rumiah. Aku sudah menolongmu dari garis kemiskinan. Aku menikahi kamu, karena aku kira kamu baik. Tapi ternyata, kamu tidak lebih dari seekor ular. Beruntung aku hanya menikahi kamu secara siri. Kamu tidak ada bedanya dengan seorang penipu. K

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 92 Bukti Kejahatan

    Dua hari kemudian, Farrel bergegas membawa kembali ayahnya untuk pulang. Terpaksa ia dan Gina tidak pulang ke kampung, karena urusan bersama ayahnya sangat penting, demi menyelesaikan misinya.Sesampainya di rumah, Romi kembali dipakaikan baju yang terakhir kali ia pakai di rumah itu. Walau pun sudah tidak nyaman. Namun, demi mengelabuhi Rumiah, Romi harus memakainya lagi.Tidak hanya itu, Farrel juga sengaja menyimpan sedikit makanan mentah di atas lantai. Seolah-olah Romi telah memakan makanan itu demi bertahan hidup.Tepat pada siang hari, Farrel, Gina dan pak Reno kembali bersembunyi saat terdengar suara mobil masuk ke dalam halaman rumah. Namun, sebelumnya pak Reno telah menyimpan sebuah kamera tersembunyi di kamar itu, untuk merekam aksi kejahatan yang akan dilakukan Rumiah."Semoga rencana ini berhasil, ya Tuhan. Aku ingin melihat Ayah dan Ibu kembali bersama lagi seperti dulu, bahagia tanpa ada wanita jahat itu. Tuhan, tolong permudah jalan kami untuk mengungkap semuanya di ha

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 91 Menyesal

    Romi menelan sedikit demi sedikit air kelapa itu. Walau pun sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan. Namun, ia masih bisa menelan cairan yang diberikan oleh pak Reno.Romi telah menghabiskan air kelapa itu satu botol. Pak Reno membiarkan Romi setelah meminum air itu, menunggu reaksi air kelapa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya.Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Romi sedikit demi sedikit mulai bisa menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Farrel senang."Ayah coba gerakkan kakinya," ujar Farrel.Walau pun belum pulih sepenuhnya, sedikit demi sedikit kaki Romi pun mulai bisa di gerakkan. Romi pun kembali bisa berbicara walau pun belum lancar sepenuhnya."Aku akan panggilkan dokter, Romi. Kamu butuh dokter untuk memeriksa keadaan kamu," ujar pak Reno."Em ... Pak, apa nggak sebaiknya kita bawa saja Ayah ke rumah sakit? Lagi pula, wanita itu sudah pergi," sahut Farrel memberi usul."Ya, kamu benar, Farrel. Ayok, kita bawa Ayah kamu ke rumah sakit. Saya akan siapkan mobil saya dulu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 90 Dia Datang

    Semua tampak bingung atas permintaan Romi. Farrel, Gina dan pak Reno saling melempar pandang."Maksud Ayah?" tanya Farrel."Jangan pergi ke mana-mana, cukup kalian di sini dan tunggu sebentar lagi. Kalian pasti akan mengetahui semuanya," jawab Romi.Mereka semakin tidak mengerti dengan segala ucapan yang terlontar dari mulut Romi. Terutama Farrel, wajahnya menunjukkan seakan menuntut penjelasan dari sang ayah."Sebentar lagi kalian akan paham maksud Ayah. Kalian sebaiknya bersembunyi, jangan sampai menampakkan batang hidung kalian saat dia datang. Ayah akan jelaskan semuanya setelah dia pergi. Tapi, Ayah minta salah satu dari kalian, bawakan Ayah air kelapa sebanyak-banyaknya," pinta Romi.Setiap perkataan Romi, begitu banyak menyimpan teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Namun, mereka akan menuruti perkataan Romi, mereka akan menunggu dan bersembunyi."Biar saya saja yang akan memesan air kelapa. Saya akan menyuruh ART saya," imbuh pak Reno, yang kemudian menghubungi ART-nya.Dari

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 89 Dikerubungi Lalat

    "Loh iya, ya!" sahut Gina, mereka mulai menyusuri arah bau bangkai yang mereka cium.Farrel mengajak Gina untuk pergi ke dapur. Sesampainya di sana, mereka melihat banyaknya makanan berceceran di lantai. Isi kulkas yang menyimpan bahan makanan mentah, semua sudah berada di lantai. Dan ternyata bau bangkai yang tercium berasal dari daging mentah yang telah dikerubuti lalat hijau dan belatung.Sontak membuat mereka berdua membekap hidungnya, tak tahan dengan bau yang sangat tidak enak dan menyengat itu."Farrel, aku mau muntah!" Gina berlari ke arah kamar mandi ART di dekat dapur.Gina menumpahkan semua isi perutnya. Isi perutnya yang terasa diaduk, hingga akhirnya semua sarapan yang ia santap tadi, terkuras habis."Farrel, jangan berlama-lama di sini. Aku takut muntah lagi," ujar Gina, sehingga matanya mengeluarkan banyak air.Farrel mengangguk, mereka menjauh dari dapur. Farrel kemudian mengajak Gina untuk menuju lantai atas, kamar ayahnya.Mereka mulai menaiki anak tangga. Rumah itu

  • NAFKAH YANG TERBAGI    Bab 88 Kosong

    "Loh iya, ya. Kenapa bisa pecah, ya? Mungkin ada orang iseng melempar batu kali, ya!" sahut Farrel, ia pun mengamati jendela itu."Rel, apakah kita langsung masuk saja? Tapi ... Apakah tante Rumiah ada di dalam? Sebaiknya kita harus berhati-hati. Dia sangat jahat, bahkan tidak segan untuk menyakiti orang lain," ujar Gina."Tapi di sana tidak ada mobil sama sekali di garasi, semuanya tidak ada. Apa ayahku dan juga Rumiah lagi keluar, ya? Tapi kok satpam juga tidak kelihatan. Kondisi halaman juga tidak sebersih seperti biasanya," sahut Farrel.Lama mereka berdua berdiam diri sambil mengamati rumah itu. Farrel pun segera mengajak Gina untuk masuk. Ia begitu penasaran dengan kondisi di dalam. Sungguh aneh sekali. Kaca pecah, beberapa mobil yang dimiliki tidak ada satu pun yang terparkir, bahkan satpam penjaga rumah pun tidak ada. Lantas ke mana semua?Farrel mulai membuka pintu gerbang yang ternyata tidak terkunci itu. Membuat mereka senang, karena tidak kesulitan untuk masuk ke dalam rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status