*** Liana merapikan meja yang dipenuhi oleh piring kotor, dia pun membawanya ke dapur. Disisi lain Vans sedang berpikir untuk menyiapkan rencana balas dendam pada dua orang penghianat. Siapa lagi kalau bukan Lisa dan Arlon. Waktu berjalan begitu saja, ketika mereka berdua hendak tidur tiba tiba saja terdengar ketukan dari arah luar. "Kakanda biar aku yang membukanya," ucap Liana. Namun ketika Liana hendak meninggalkan kamarnya, tangan Vans menangkapnya. Vans pun menggeleng gelengkan kepalanya. "Tidak biarkan aku saja, mungkin itu adalah rekan rekan kerjaku, tidur lah dahulu kau pasti sangat lelahkan," ucap Vans. "Baiklah kalau begitu," ucap Liana. Dia memang setuju dengan perintah suaminya, namun didalam hatinya dia tak ingin menurutinya. Liana takut bahwa suaminya itu melakukan sesuatu padanya semacam dijual, mengingat dia diperlakukan dengan kejam ketakutan itu sangat wajar sekali dirasakan olehnya. Ketika suaminya sudah keluar, Liana dengan pelan mengikuti suaminya
Magbasa pa