Share

Menuju ke pelabuhan

"terimakasih karena menghentikanku istriku, jika tidak kau hentikan tadi mungkin aku sudah masuk kedalam penjara," ucap Vans.

"Bukan masalah besar, bukankah seperti itu gunanya istri menghentikan suami ketika hendak melakukan kesalahan besar," ucap Rin er.

Semalam dia memikirkan apakah suaminya ini adalah orang lain, tapi hari ini dia sudah tidak peduli dengan itu. Kejadian aneh yang terjadi pada suaminya sudah dianggapnya anugrah tiada tanding. Dia yakin bahwa Tuhan telah menjawab semua doa yang dia lontarkan selama 3 tahun terkahir.

Mau didalam suaminya adalah orang lain, dia tetap mencintai Vans. Sebesar itulah dia dibutakan oleh cinta. Dia yang selalu mendapatkan siksaan tak bisa menjadi istri yang dia impikan, menasehati suami ketika melakukan kesalahan, mendukung suami ketika kesulitan, dan memikul semua masalah bersama. Dia sudah membuang jauh jauh keinginan untuk menjadi istri impian itu, namun semalam dia akhirnya mendapatkan itu semua ditangannya. Mana mungkin dia tidak bersyukur dengan itu semua, menolak kejaiban itu hanya akan membawanya kembali kemasa masa kelam itu. Rin er tak ingin itu terulang lagi.

"Terimakasih atas bantuannya," tangan Vans menyentuh bahu milik Rin er, lalu dia menarik wanita itu kesisinya. Tidak ada satupun jarak yang terlewatkan sama sekali.

****

Mereka sampai di pelabuhan kerajaan Ming, butuh waktu lima jam sampai akhirnya mereka bisa sampai ditempat itu. Rin er dan Vans berjalan kearah kapal yang hendak berlayar.

Namun ketika mereka hendak memasuki kapal itu, dua pelayan berbadan besar menghalangi langkah mereka berdua.

"Berhenti ini bukan tempat untuk rakyat jelata seperti kalian," ucap pelayan itu dengan angkuhnya.

Tidak ada aturan yang melarang rakyat jelata untuk menaiki kapal besar itu, mereka yang ada didepannya itu hanyalah seorang pembual yang angkuh. Vans mengetahui itu, dia pun memutuskan untuk membatah.

"Hey apa maksudnya ini, bukankah kapal ini disediakan untuk semua orang? Perlakuan tidak sopan terhadap penumpang akan dikenakan sanksi yang cukup berat. Aturan 1 ayat 5 kerajaan Ming, barang siapa yang memperlakukan pelanggan secara tidak terhormat akan mendapatkan denda sebanyak lima koin perak."

Disaat saat penting seperti ini, ilmu yang dia pelajari di masa depan bisa cukup membantu banyak. Vans berharap dengan bantahannya itu, para pelayan yang ada didepannya mau menyingkir. Namun itu semua tak sesuai yang dia pikirkan.

"Ha... Sejak kapan kerajaan Ming menciptakan aturan konyol seperti itu, enyahlah dasar pembual handal," ucap pelayan yang melarangnya.

Dia melototi Vans dengan aura intimidasi, dengan tidak sopannya pria itu mencengkram kerah baju milik Vans. Meskipun mendapatkan ancaman seperti itu, Vans tidak memiliki niatan untuk membalas, dia hanya menatap balik pria itu.

Namun dari sisi lain Vans mendengar sesuatu. "Tapi untuk wanita itu bukan masalah besar, kami bisa menyediakan tempat untuknya, hey nona cantik maukah kau bermain bersama kita didalam kapal," ucap peria lainnya.

Vans melirik kearah sumber suara itu, akhirnyanya dia melihat alasan untuk mengeluarkan amarah. Vans yang melihat istirnya yang gemetar ketakutan itu tak bisa diam saja, terlebih lagi pria itu menyentuh dagu milik istirnya.

'berani beraninya kalian membuat istriku ketakutan seperti itu,' batin Vans.

Vans yang sebelumnya tak memiliki niatan untuk membuat keributan berubah seketika. Tangannya mengepal dengan begitu erat, matanya seketika berubah menjadi merah. Ketika dia selesai menarik napas panjang, Tiba tiba saja kepalanya membentur pria yang mencengkram kerah baju miliknya.

Mendapatkan serangan yang tiba tiba itu membuat keseimbangan peria itu goyah, Vans menggunakan kesempatan yang hanya akan datang satu kali itu. Dia pun membanting pria itu dengan sangat keras.

Setelah melakukan itu dia berlari kearah sumber amarahnya, lalu dalam sekejap mata pria lainnya mendapatkan pukulan juga. Vans dengan sigap melindungi istirnya itu.

"Rin er apakah kau baik baik saja?" Ucap Vans. Meksipun saat ini kepalanya berdarah dia tetap memikirkan wanita yang ada didekatnya itu.

Rin er yang melihat itu segera merogoh sakunya, dia pun mengambil kain yang selalu dia bawa. Rin er mulai mengelap kepala milik Vans, "Seharusnya kau memikirkan dirimu sendiri."

Keributan perlahan mulai muncul, para orang berkumpul ingin tahu apa yang sedang terjadi. Dua peria yang meneteskan darah itu tentu saja tak terima dengan perlakuan Vans. Mereka ingin membalasnya. "Berani beraninya kau melakukan ini pada kami, kau kira bisa bebas begitu saja setelah ini," ucap pria itu. Kedua orang itu mendekati Vans, mengetahui akan ada serangan balasan dia menyuruh istirnya untuk menyingkir, "Rin er disini berbahaya menjauhlah dahulu." Pada saat ini Vans sudah sepenuhnya siap untuk melindungi apa yang dianggapnya berharga.

"Tidak aku akan tetap disini, kita lari saja sekarang," ucap Rin er.

Namun ketika keributan akan terjadi, seorang berteriak, "hentikan ada apa ini." Dalam sekejap mata dua orang yang seperti pereman itu berubah menjadi anak anjing yang ketakutan. Mereka tunduk dihadapan peria itu dan secara ajaib semua orang yang menonton menekuk lutut mereka dihadapan pria itu.

"Leonardo," ucap Vans. Dia pun segera menutup mulutnya seketika. Dahulu orang itu adalah penyelamat Vans ketika dia tak tahu arah tujuannya. Namun dimasa ini, Vans tak memiliki hubungan apapun dengan pria itu.

Memanggil nama bangsawan dengan enteng seperti itu pasti akan menyebabkan masalah bagi rakyat jelata seperti dirinya. Dia pun berkeringat dingin karena perlakuan lancangnya itu. Namun meksipun begitu dia tak bersujud didepan peria bernama Leonardo. Semua itu hanya untuk berjaga jaga demi melindungi istirnya. Meskipun pada akhirnya dia akan mendapatkan hukum pancung karena tak sopan, Vans tak akan mengendurkan kewaspadaannya.

"Duke Leonardo, maaf atas keributan yang dibuat oleh para pelayan kami, aku akan mengurus sisanya. Dan untuk putri Rin er, kami akan mengganti rugi atas semua kerusakan yang terjadi," dari arah lain peria berambut emas datang.

'Laron? Hey hey ada apa dengan semua ini. Mengapa semua sahabat ku berkumpul disatu tempat seperti ini,' ucap Vans.

Laron adalah orang yang mengajari Vans berbisnis, Vans masih memiliki hutang budi dengan kedua orang itu. Meksipun sebelumnya dia sudah sering membalasnya, namun Vans tetap merasa seperti itu.

"Tidak usah paman Laron, selama ini kau telah banyak membantu ku. Kami sudah memaafkan semuanya, iyakan suamiku," ucap Rin er. Vans pun mengangguk setuju.

Laron membawa dua pelayan itu ketempat lain, pada saat ini kapal masih belum waktunya untuk berlayar. Untuk mengganti pekerja yang kompeten Laron masih memiliki waktu yang cukup banyak.

"Putri Rin er, maaf karena terlambat. Sebagai penguasa wilayah ini, aku lah yang paling bersalah. Seandainya aku datang lebih cepat, situasi runyam ini pasti tidak akan terjadi. Sekali lagi aku ingin meminta maaf sebesar-besarnya," ucap Leonardo.

"Duk Leonardo semua kejadian ini pasti tidak ada yang bisa menduganya sama sekali. Aku berharap kita bisa menjalani kerja sama dimasa depan," Ucap Rin er.

Ketika melihat dua orang itu berbicara, akhirnya Vans menyadari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting sekali, dia akhirnya sadar semua yang terjadi dimasa depan adalah ulah istirnya.

'aku benar benar tak percaya semua ini, Rin er mengapa kau melakukan semua itu demi diriku yang hina? Kau benar benar curang sekali.'

Kenyataan pahit itu memenuhi hatinya, Vans benar benar tidak bisa menerima semuanya. Mengapa Rin er melakukan itu semua demi dirinya, setelah menjual dan meninggalkan sesuatu dengan hampa. Apakah balasan itu setimpal dengan tindakan yang dia lakukan pada Rin er? Penyesalan yang tidak ada habisnya semakin bertambah lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status