Nafas yang berat menderu selayaknya angin malam yang dingin, sinar rembulan menembus sosok gadis yang sedang berjuang keras untuk menuju keaarah tempat tertentu. Namanya Rin er, dia saat ini hampir sampai ditempat suaminya ditahan. Hanya butuh beberapa langkah saja sampai akhirnya dia tiba di pintu penjara, namun ketika dia ingin melangkah masuk sosok perajurit mengetahui keberadaannya. Dengan berat hati dia lari menjauhi tempat yang ingin dimasuki olehnya. "Berhenti putri mengapa kau berada disini, ini sudah malam sangat berbahaya disini," teriak perajurit itu. Rin er tak menghiraukan peringatan perajurit itu, dia yakin setelah dia tertangkap tak akan ada kesempatan kedua untuk menyelamatkan suaminya. Semakin lama dia berlari, semakin kesusahan dia bergerak. "Gaun ini sulit sekali untuk berlari," ucapnya. Rin er memutuskan untuk menarik gaun yang dia kenakan. Pada saat ini kaki mulusnya disinari oleh rembulan, pemandangan itu tak pantas untuk dilihat sama sekali. Namun dengan
Awan yang menutupi rembulan perlahan tertiup oleh angin, cahaya yang pada awalnya tak menunjukkan wujudnya perlahan menyinari kedua orang yang sedang saling bertatapan. Pria berambut putih itu menunjukkan ekspresi yang cukup aneh, mulut nya tersenyum tapi tidak dengan matanya. Air matanya menetes begitu dia melihat Rin er. Dengan langkah yang berani dia memeluk wanita itu tanpa peringatan. Pria itu sangat mengenali Rin er, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Rin er. Rasa rindu yang begitu besar menghancurkan batasan miliknya. "Putri Rin er," ucap pria itu. Rin er memiringkan kepalanya, pada saat ini dia merasa tidak nyaman. Rin er mendorong pria itu perlahan. "Aurbet kenapa kau meneteskan air mata? Eh ngomong-ngomong mengapa kau ada disini," ucap Rin er. Aurbet nama panjangnya adalah Aurbet Values dia adalah anak bangsawan yang sejajar dengan Elon, Nama terkahir nya adalah marga milik keluarganya. Dahulu Values adalah salah satu orang yang membangun kerajan Wuan bersama ra
Kota Val adalah kota yang dipimpin oleh ayahnya Aurbet, kota tersebut nyaris sempurna tidak ada cacat sedikitpun, para warga yang tinggal disana cukup makmur dan juga berbagai agama dan suku hidup dengan rukun tidak hanya itu mereka juga memiliki tempat wisata yang begitu indah begitu pun makanan khas yang cukup beragam. Meksipun Kota itu memiliki luas yang tidak sebanding dengan ibu kota, tempat ini tetap menjadi tempat yang menakjubkan. Sesuatu yang menonjol dari kota itu adalah turis yang berasal dari negeri asing. "Rin er bangunlah kita sudah sampai," ucap Aurbet. Butuh waktu satu malam penuh sampai akhirnya mereka tiba ditempat itu, beruntung saja semalam mereka tidak menemukan masalah ketika melewati hutan. Namun meksipun ada masalah yang menghadang mereka, Aurbet pasti bisa mengatasinya. Bangsawan Values sejak kecil memang sudah diajari seni beladiri. Mereka tak terkalahkan ketika bertarung, sehingga hal itu membuat bangsawan Values diperhitungkan oleh siapapun. Mereka juga
Di ruang tamu kediaman bangsawan values sosok wanita berambut hitam sedang menyesap teh yang disiapkan untuk nya, itu adalah Rin er. Dia tidak sendirian ditempat itu, ada dua pelayan yang sedang berdiri menunggunya. Mata Rin er tiba tiba berkedut, pada saat ini perasaannya sedikit terganggu. Dia yang sudah tak lama merasakan situasi semacam itu merasa aneh. Sebenarnya dia ingin kedua pelayanan itu agar tidak mengawasi dirinya. Namun mengingat posisinya dirumah itu dia tidak bisa melakukan hal tersebut. Sebagai tamu mengusir pelayan yang sedang ditugaskan adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Tindakan itu sama saja menghina pemilik rumah. Rin er yang saat ini merasa jengah itu ingin cepat cepat terbebas dari situasi tersebut, namun orang yang dia tunggu tidak kunjung tiba menemui dirinya. 'ya mau bagaimana lagi, Tante Vanisa yang marah benar benar cukup merepotkan. Dia tidak akan melepaskan Aurbet sebelum dia puas,' batin Rin er. Rin er tak bisa menyalahkan siapapun kali ini,
***17 tahun yang lalu.Disebelah barat daya ibu kota kerajaan Wuan, terdapat wilayah bernama Volka. Tempat itu adalah dimana tempat pembuangan sampah dan tempat itu juga ditinggali oleh orang yang tak begitu beruntung. Kawasan kumuh yang berpenduduk lebih 1000 orang itu menjadi tempat dimana ancaman dan kejahatan bersarang. Kerajaan Wuan meninggalkan mereka seperti cicak yang memotong ekornya. Sosok anak berusia 5 tahun itu menggaruk garuk tempat sampah sambil berharap menemukan makanan sisa untuk mengisi perutnya. Sudah lima hari dia tidak mengisi perutnya, suara yang terus keluar dari perutnya sangat menyiksa dirinya. Dia adalah yatim piatu dan tidak memiliki keluarga untuk bersandar, untuk anak seusia itu dia dihadapkan dengan situasi seperti itu. Mustahil bahwa dia memiliki keinginan dan cita cita. Rong rong hanya ingin hidup dan makan kenyang, namun itu tak bisa dia dapatkan sama sekali. "Menyikirlah dasar anak menjijikkan," ucap prajurit yang baru saja tiba. Dia dengan teg
"apa.... Mengapa dia bersama bajiangan itu, apakah kakak tidak tahu orang seperti apa dia?" Khan yang membaca kertas putih berisikan tinta memukul mejanya. "Kahn ada apa? Mengapa kau terlihat khawatir sekali, sebenarnya apa isi surat yang dikirim oleh bangsawan Values," Elon yang mengantarkan surat itu memberanikan diri untuk bertanya pada keponakannya. Sebagai paman dia ingin membantu keponakannya itu semampu yang dia bisa. Sebelumnya raja telah memberikan tugas itu padanya. "Lihat saja paman bacalah," ucap Kahn, dia menyerahkan surat itu pada Elon."Apa.... Ini benar-benar berbahaya, jika putri Rin er bergabung dengan faksi mereka akan terjadi ketidak seimbangan dikerajan ini," ucap Elon.Sebenarnya kerajaan Wuan meksipun mereka terlihat tangguh dari luar, namun sebenarnya kerajaan itu tak sebaik yang dikira. saat ini mereka mengalami kerisis yang amat memperihatinkan.Sejak kematian ratu yang memiliki garis keturunan langsung dari raja sebelumnya yang tidak lain adalah ibunya R
Kerajaan Ming adalah tempat dimana para saudagar hidup, kota besar dengan penduduk lebih dari 15 juta jiwa itu menjadi tempat pemberhentian para saudagar. Siapapun akan kagum dengan properti yang ada dikerajan itu, kota kaya dan makmur itu benar benar terlihat anggun. Dirumah terbesar yang ada di ibu kota kerajaan Ming, seseorang pria bernama Vans terbaring kaku di tempat tidurnya, saudagar yang dahulunya sangat disanjung itu kini berubah menjadi sampah tak berguna. "Lisa tolong ambilkan obat ku," teriak Vans dengan suara lirihnya. Wanita yang dipanggil itu adalah istirnya. "Ah merepotkan sekali dasar pria yang hanya bisa menyusahkan orang lain. Mulai hari ini aku tak akan menuruti permintaan mu itu," ucap Lisa. Semenjak Vans mengalami sakit lumpuh, perilaku Lisa berubah seperti itu. Dahulu Vans mengenal Lisa sebagai sosok yang lemah lembut, dia pun jatuh cinta dengan Lisa pada pandangan pertamanya. Namun yang tidak diketahui oleh Vans yang lugu, Lisa memang sengaja berperi
l Vans yang merasakan situasi janggal itu membuka matanya, pada saat ini terdapat sosok wanita yang begitu anggun. Kulit putih dan wajah mulus itu bisa dibilang adalah kecantikan yang murni. "Liana benarkah itu kau," ucap Vans dia segera berdiri dari tempat duduknya sekarang. Liana yang sedang membawa gelas berisikan teh itu mundur beberapa langkah seolah olah dia sedang melihat bandit yang kejam. Disisi lain Vans yang terlalu senang karena melihat wanita itu tak menyadari respon tubuh yang janggal tersebut, dia langsung saja memeluk istirnya itu. "Maaf kakanda Vans, aku mohon jangan sakiti aku lagi, aku berjanji tidak akan pergi diam diam seperti tadi," ucap Liana. Dia nyaris meneteskan air matanya ketika mengatakan itu, bagi wanita yang setiap hari disiksa oleh pria yang ada dihadapannya, menangis adalah makanan setiap hari baginya. Terkadang Vans tak peduli dengan Liana, dia acuh seperti manusia rendahan yang menjijikkan. Sempat suatu ketika dia membawa gadis peng