Married at First Sight?

Married at First Sight?

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-30
Oleh:  Ayunina Sharlyn  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
38 Peringkat. 38 Ulasan-ulasan
127Bab
26.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dengan berat hati, demi memenuhi keinginan papanya yang sakit parah dan tidak akan lama bertahan hidup, Clarabelle Aimee memutuskan mengikuti reality show At the First Time I Meet You di kota tempat dia tinggal, Sydney. Clarabelle yakin, dengan bantuan para ahli cinta, dia akan menemukan pria yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidupnya. Jordan Gerald, nekat ikut acara At the First Time I Meet You karena ingin memenangkan taruhan dengan teman-temannya. Demi diterima oleh para ahli, Jordan bersandiwara tentang dirinya dalam reality tersebut. Bertemu kali pertama di altar, Clarabelle terpana dengan Jordan. Jordan pun terpesona dengan kecantikan Clarabelle. Sikap manis Jordan selama masa pengenalan dalam reality show yang mereka ikuti, membuat Clarabelle mulai jatuh hati pada Jordan. Sayangnya, usai acara, menjalani kehidupan nyata, kedok Jordan mulai terbongkar. Kejutan demi kejutan Clarabelle temui dan membuat hatinya kembali kecewa. Bertahan atau berpisah? Mana yang akan dipilih Clarabelle dan Jordan? Apakah memang pernikahan dalam At the First Time I Meet You hanya permainan belaka?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Permintaan Tak Masuk Akal

“What?!” Susan menaikkan kacamata minus yang melorot ke ujung hidungnya, berdiri dan melotot pada Clarabelle yang persis duduk di depannya. Dengan cepat jantungnya berdetak kencang dengan pernyataan yang Clarabelle katakan. Tak ayal, Susan sangat terkejut demi mendengar apa yang dikatakan wanita berambut coklat, dengan wajah cantik itu. “Susan, please … calm down. Semua orang menoleh ke sini.” Clarabelle memegang lengan Susan dan memintanya kembali duduk. Beberapa orang yang ada di kafe itu melihat ke arah mereka, karena suara Susan yang cukup keras. Susan masih tak percaya mendengar yang Clarabelle katakan. Susan meletakkan lagi pantat pada kursinya. Dia mendengus dan menggeleng-geleng karena masih terkejut. “I have no choice, Susan.” Saat mengucapkan itu Clarabelle tidak sedang tersenyum lebar. Sebaliknya hati wanita dua puluh empat tahun itu sedang kalut. “Kamu yakin? Tidak akan menyesal dengan keputusan kamu, Lala?” Susan meletakkan kacama

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Fikile Mahlangu
English version
2022-11-13 01:24:48
1
user avatar
Esi Apresia
Suka ama ceritanyaa
2022-10-13 22:36:21
2
default avatar
Iliganie V. Soriano-Andaya
I like it in english version plsss
2022-09-29 15:03:26
3
user avatar
Mico Macarambon
english version pls..
2022-09-27 15:31:30
2
default avatar
RuPerta Torres Salvanera
English version please
2022-09-24 13:32:13
1
default avatar
Victoria
Where is the English Version
2022-09-23 14:59:41
2
user avatar
Ida S Cardenas
so dad I cannot read the book again dur to the language change and I cannot understand it.
2022-09-23 12:19:00
1
user avatar
Pretty Malaza
I like the book...why did the language change...from English
2022-09-23 03:29:00
4
user avatar
Ayunina Sharlyn
Terima kasih buat teman-teman yang membaca kisah ini. moga dapat sesuatu yang baik untuk menjalani hari-hari penuh kejutan di dunia nyata kita, ya? jangan lupa mampir juga, baca novel karya Ayunina Sharlyn lainnya. Ga kalah seru lo ............
2022-04-22 23:29:19
1
user avatar
rabbit
pemuda yang tidak terduga
2022-02-26 14:48:30
1
default avatar
Dewi RAMADHAN
Kapan update lg ?
2022-01-19 08:30:02
2
user avatar
Dito Adimia
bintang 5 keren
2022-01-01 02:47:55
1
user avatar
Ervin Warda
Biasanya yg kayak Jordan gitu akhirnya bucin parah wkwk.
2021-12-24 10:14:00
1
user avatar
Nafi Thook
Cerita ini bagus bangeeeeeet ...
2021-12-17 12:40:56
1
user avatar
Secret.Vee
Serius ini ceritanya menarik banget, nanti buat Jordan bucin ya thor
2021-12-16 23:08:34
1
  • 1
  • 2
  • 3
127 Bab

1. Permintaan Tak Masuk Akal

“What?!” Susan menaikkan kacamata minus yang melorot ke ujung hidungnya, berdiri dan melotot pada Clarabelle yang persis duduk di depannya. Dengan cepat jantungnya berdetak kencang dengan pernyataan yang Clarabelle katakan. Tak ayal, Susan sangat terkejut demi mendengar apa yang dikatakan wanita berambut coklat, dengan wajah cantik itu. “Susan, please … calm down. Semua orang menoleh ke sini.” Clarabelle memegang lengan Susan dan memintanya kembali duduk. Beberapa orang yang ada di kafe itu melihat ke arah mereka, karena suara Susan yang cukup keras. Susan masih tak percaya mendengar yang Clarabelle katakan. Susan meletakkan lagi pantat pada kursinya. Dia mendengus dan menggeleng-geleng karena masih terkejut. “I have no choice, Susan.” Saat mengucapkan itu Clarabelle tidak sedang tersenyum lebar. Sebaliknya hati wanita dua puluh empat tahun itu sedang kalut. “Kamu yakin? Tidak akan menyesal dengan keputusan kamu, Lala?” Susan meletakkan kacama
Baca selengkapnya

2. Wanna Bet?  

“Jack, you hear me, don’t you?” ujar Susan. Dia tarik lengan Jack. “Kamu jangan asal, Susan,” sergah Clarabelle. “Kamu mau aku jadi perusak hubungan orang? Jack dan Sabina akan segera menikah.” “Sorry, aku hanya kesal, tapi juga kuatir padamu.” Susan mengerutkan keningnya. Dia lepaskan tangan Jack dengan rasa gundah. Pandangan Jack masih tertuju pada Clarabelle. “Lala … Pikirkan lagi. Pernikahan itu bukan main-main. Menikah dengan orang yang saling kenal saja, bisa berantakan. Apalagi orang yang baru pertama kita jumpai.” Clarabelle mendesah, menggeleng pelan. “Ini demi papaku. Dia merasa waktunya tidak akan lama dia hidup …” Butiran bening mengumpul di ujung mata Clarabelle. Clarabelle hanya ingin membahagiakan orang tua yang tinggal satu-satunya. Dia tidak ingin menyesal jika tidak bisa mewujudkan harapan papanya. Meskipun takut, hati Clarabelle sudah bulat dengan keputusan itu. Percapakannya dengan sang ayah terbayang dengan jelas dalam ing
Baca selengkapnya

3. Mendapatkan Jawabannya!

Tawa ketiga teman Jordan meledak bersama. Sementara Jordan melotot kesal pada mereka. “Karena itu kamu jangan sampai kalah. Oke? Kami tidak sabar mau membawa mobil keren kamu berkelana, bahkan keluar Sydney. Siapa tahu aku ingin berlibur ke Brisbane.” Warren menaikkan alisnya memanas-manasi Jordan. “Oke. Aku terima. Jika aku menang, kalian mau kasih apa?” Gantian Jordan menantang ketiga temannya. Dia tahu mereka tidak mungkin kasih sesuatu yang besar. Dari antara mereka, Jordan memang yang paling berkantong tebal. Ronald dan Warren anak pengusaha juga, tetapi bisnis orang tua mereka tidak sebesar keluarga Hayden. Sedang Louie, ayahnya wakil direktur di salah satu anak perusahaan milik keluarga Jordan. “Hm, kamu mau menjebak kami?” Dengan pandangan makin tajam, Warren memajukan badan, mendekat pada Jordan. “Ini bukan hal sepele. Menikah, huh? Itu berurusan dengan harga diriku!” tegas Jordan. “Okelah. Kami akan pikirkan. Besok malam, kita bertem
Baca selengkapnya

4. Meluluhkan Hati Ayah

“Papa, please …” Clarabelle tahu, ayahnya tidak setuju dengan keputusannya. “Apa kamu tidak punya teman pria yang baik, yang kamu kenal, sampai kamu harus menikahi orang asing?” Adriano menatap tajam pada Clarabelle. Apakah dia membuat permintaan yang salah sehingga putrinya memutuskan melakukan hal ini? Akan lebih baik kalau dia menjodohkan Clarabelle dengan anak temannya yang sudah pasti dia tahu siapa mereka. “Papa, para ahli akan menemukan orang yang tepat. Mereka melakukan dengan penelitian bukan sembarangan. Percaya aku, Pa, aku pasti akan mendapat pria yang baik sebagai suami.” Clarabelle membujuk ayahnya. Dia menjelaskan proses yang harus dia lewati hingga akhirnya tersaring dalam acara inti. “Menikah itu harus di hadapan Tuhan, resmi disahkan pemilik hidupmu. Pernikahan dalam acara semacam itu, seperti permainan saja. Apa kamu tidak berpikir soal ini? Kamu lupa yang aku ajarkan tentang artinya pernikahan dan keluarga buat kamu?” Adriano marah dengan
Baca selengkapnya

5. Mengucapkan Janji Setia

Adriano berdiri memandang Clarabelle yang tampak begitu cantik dan anggun. Balutan gaun putih tulang yang membungkus tubuh mungil Clarabelle, membuatnya makin menarik dan mempesona. Mahkota bunga yang menghiasi kepalanya menambah dia makin tampak rupawan. “Sayang, kamu siap?” Adriano mengulurkan tangan pada Clarabelle. Ada senyum tipis muncul di bibirnya. Dengan hati berdebar tak karuan, Clarabelle mengangguk. Dia menyambut tangan kanan ayahnya, berjalan di sisinya, bersiap menuju tempat dia akan menemui mempelai pria yang telah menanti. Clarabelle sedikit gemetar. Jantungnya tak bisa berdetak dengan normal. Tubuh terasa panas dingin. Perut terasa mual seolah diaduk-aduk. Clarabelle tidak tahu akan jadi bagaimana hidupnya setelah ini. Pria seperti apa yang akan dia temui? Apakah dia baik? Apakah dia tampan? Seorang pekerja keras dan penyayang atau … Semua pertanyaan beruntun berkejaran di kepalanya, sementara selangkah demi selangkah Clarabelle memasuki area
Baca selengkapnya

6. Awkward With The Groom

Detak jantung Clarabelle semakin laju. Berdiri di depan pria ini, meskipun tampan, gagah, dan mempesona, pikiran Clarabelle berkecamuk. Sungguhkah dia tidak salah langkah? "Miss Johan?" Sekali lagi pemimpin acara memanggil Clarabelle. Semua yang hadir mulai gelisah, Clarabelle masih terpaku menatap mempelai prianya. Clarabelle menarik nafas dalam, dia tak bisa mundur. Dia harus melanjutkan apa yang sudah dia putuskan. “Aku menerima Jordan Gerald Hayden …” “Wow, kamu langsung hafal namaku?” Jordan menyahut. Gelak tawa kembali terdengar dari deretan bangku tamu. Senyum tipis pun muncul di bibir Clarabelle. “… aku akan mengasihimu, apapun yang akan aku lewati, aku tidak akan mengucapkan kata cerai. Kita disatukan dalam pernikahan ini, sebuah ikatan suci, yang tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Aku akan sekuat tenaga memeliharamu, memberikan dukungan dan kegembiraan dalam hidupmu. Aku ingin seutuhnya menjadi istri yang setia untukmu.” Kem
Baca selengkapnya

7. Bali, Sweet Honeymoon

“Aku ingin membersihkan diriku. Maaf …” Clarabelle berdiri dan melangkah menuju ke kamar mandi. Dia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Dia sangat paham jika Jordan akan marah, tetapi Clarabelle punya alasannya dan dia harus tegas dengan itu. Jordan hanya memandangi saja saat Clarabelle menghilang di balik pintu kamar mandi. Terasa getaran dari saku celananya. Jordan merogoh kantung celana dan mengeluarkan ponsel yang tersimpan di sana. Ronald menelpon. “Dasar,” umpat Jordan. Bagaimana bisa temannya itu menghubungi di saat seperti ini. “Mau apa menghubungi aku sekarang?” Sedikit kesal Jordan menerima juga panggilan Ronald. “Haa … haa …” Suara tawa Ronald memekakkan telinga Jordan hingga dia menjauhkan ponsel. “Lagi ngapain? Sudah seru-seruan dengan is-tri-mu?!” Jordan melotot kesal. Temannya yang satu itu paling suka bikin emosi naik. Sengaja juga dia mengatakan istrimu dieja begitu. “Bagaimana mau seru kalau ada setan lewa
Baca selengkapnya

8. Merengkuh Manis Belahan Jiwa

“Kita sampai," ucap Jordan sembari melemparkan senyum riang. Jordan membuka lebar pintu kamar hotel mereka. Lagi-lagi hamparan menakjubkan ada di depan mata. Kamar pengantin yang berikutnya mereka lihat. Unik, dengan ciri khas Bali sebagai pernak-pernik ruangan indah itu. “It is amazing.” Clarabelle masuk ke tengah ruangan. Dia memandang sekeliling, rasa takjub memenuhi hatinya. “I love it, really.” Senyum Clarabelle mengembang, melihat ke arah Jordan. Dia mulai terbiasa dengan Jordan di sisinya. Tidak ada rasa canggung seperti hari yang lalu. “Lebih dari yang kubayangkan. Thank you, At the First Time I Meet You. Aku tidak akan lupa semua ini.” Jordan melangkah lebih jauh. Dia membuka pintu yang mengarah ke balkon kamar hotel. Dari balkon, lautan lepas terhampar begitu cantik. Biru gelap, langit di atas biru cerah. Awan berarak indah tak lelah bergerak. Sementara angin terasa menerpa wajah. Suasana pantai sangat terasa. “Wow … it is in
Baca selengkapnya

9. You Are So Unique

Jordan tersenyum lebar saat mengirim pesan itu pada ketiga sahabatnya. Selama ini buat mereka bersama wanita manapun, asal suka sama suka sah-sah saja. Tetapi jika bisa mendapatkan seseorang yang masih murni, rasanya seperti menang lotere yang besar. Karena itu Jordan ingin teman-temannya tahu, taruhan mereka membawa banyak kesenangan buat Jordan. Benar saja, beberapa menit berikut Warren menelponnya. Jordan tertawa kecil. Dia bisa membayangkan apa yang Warren akan katakan. Tidak ingin membangunkan Clarabelle, Jordan memilih menuju balkon dan bicara dengan Warren di sana. “Sial! Kamu tidak bercanda?” Kalimat yang Warren ucapkan tepat seperti yang muncul di kepala Jordan. “Aku memang pria ga jelas, tapi kamu tahu, aku bukan orang yang suka bohong. Kecuali terpaksa. Hee … hee …” Jordan terkekeh. “Kenapa malah kamu dapat banyak untung, hah?” kesal Warren. Bagaimana tidak? Dia dan kedua temannya ingin mengerjai Jordan, kenapa situasi justru seolah terbali
Baca selengkapnya

10. Di Minggu Terakhir

Minggu terakhir. Para peserta reality show dipulangkan. Mereka diberi waktu satu minggu berpikir apakah akan meneruskan hubungan mereka di dunia nyata, di luar acara itu, atau memilih berpisah dari pasangan yang mereka temui. Tidak boleh ada kontak sama sekali di antara mereka. Jordan kembali ke apartemennya dan Clarabelle kembali pada Adriano. Dengan senyum kemenangan Jordan menemui teman-temannya. Di tempat biasa, mereka berkumpul dengan riang dan penuh tawa. Tentu saja teman-temannya tidak mengira Jordan bisa bertahan hanya dengan satu wanita dalam waktu hampir dua bulan. Ini rekor dan mereka mengakuinya. “Lalu, kamu masih sanggup berdiam diri, tidak cari camilan? Lihat itu, tatapan rindu Jean dan senyuman manis Leony tertuju padamu.” Warren mulai memanas-manasi Jordan. “Biar saja. Aku sedang malas berurusan dengan mereka.” Jordan tidak memperhatikan wanita-wanita yang mengharapkannya untuk mendekat. “Mereka kesal kamu ikut acara itu. Tapi juga mer
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status