****
Burung berikacau seperti menyanyi, kedua pasangan yang selalu ribut setiap paginya mulai menghilang. Para tetangga yang awalnya selalu terganggu dibuat bingung karena kejadian janggal itu. Di kediaman Vans kedua pasangan yang sedang duduk berhadapan sedang menikmati makan paginya. "Kakanda Vans?" Ucap Liana. "Liana sebenarnya aku merasa aneh dipanggil kakanda, kalau kau mau panggil saja aku mas," ucap Vans. "Iya baiklah aku akan menurutinya," ucap Liana. Vans cukup terganggu karena panggilan itu, dahulu dia memang menyuruh Liana untuk memanggilnya seperti itu. Namun ada alasan tak terpuji mengapa dia melakukan itu. Dengan dipanggil kakanda dia merasa berbeda dengan orang orang lainnya berharap mendapatkan pujian. Namun kenyataannya yang dia dapatkan adalah hinaan dan tertawaan dari para tenggangnya, meskipun begitu dia tetap merasa superior. Karena biasanya orang yang memanggil suaminya dengan sebutan kakanda hanyalah orang orang berdarah biru. Vans sebelumnya memang sangat ingin menjadi orang orang berpengaruh, namun karena keterbatasan ekonominya, dia hanya bisa berkhayal saja. Namun yang heran Liana tak merasa terganggu memanggil Vans dengan sebutan seperti itu. Seolah olah dia sudah terbiasa melakukan itu. "Ngomong ngomong mengapa memanggil ku, jika ada masalah bicarakan saja atau mungkinkah karena makanan ini tidak enak ya? Maaf karena memaksa tadi," ucap Vans. Makanan yang ada dihadapan mereka berdua dibuat oleh Vans, Liana yang tak pernah melihat suaminya memasak dengan antusias seperti tadi membuatnya bahagia. Selama pernikahannya, dia tak pernah merasa sesenang ini. "Bukan itu mas Vans. Aku ingin memberitahukan sesuatu rahasia yang aku sembunyikan, sebelum itu berjanjilah jangan marah," ucap Liana. Dia menatap Vans dengan mata yang amat serius, Vans nyaris saja berkeringat karena melihat itu. Liana yang dia ketahui tak pernah seserius ini, sebelumnya ketika dia meminta mohon untuk tidak disiksa dia tidak pernah sekalipun menunjukkan ekspresi seperti itu. "Iya aku berjanji tidak akan marah, mungkin akan berbeda apabila kau sengaja menutupi semuanya dariku sampai aku mengetahuinya sendiri," ucap Vans. Vans hanya berpura pura tidak tahu. Sebenarnya dia sudah tahu seluk beluk Liana, dari keluarganya yang dibunuh oleh orang lain, sampai dia pernah diperkosa oleh penjahat, menggugurkan anaknya, menjadi pelacur dan berbagai tindakan buruk lainnya, namun meskipun begitu Vans tetap menerimanya dia sadar bahwa kesalahan Liana yang merahasiakan itu tak seberapa dibandingkan kesalahannya pada Liana. Dia mengetahui itu setelah dia mengalami sakit lumpuh, dia menyuruh anak buahnya untuk mencari informasi tentang Liana keberbagai penjuru kerajaan Ming. Namun meskipun dia tahu semua informasi itu, Vans tak pernah menemukan Liana dimana pun. "Sebenarnya aku adalah putri mahkota kerajaan Wuan, nama ku sebenarnya adalah Rin er Wuan, maksud kedatangan ku kerajaan ini karena aku tak ingin meneruskan tahta. Aku ingin menjadi rakyat biasa dan hidup bebas. Mungkin orang yang ingin membeli ku itu adalah orang suruhan ayahku atau adikku," ucap Liana. Tiba tiba saja Vans menjatuhkan sendoknya, dia sungguh tak percaya dengan informasi barusan. Liana yang dia kenal ternyata adalah orang yang paling berpengaruh di negara tertentu. Namun yang lebih membuatnya terkejut bukan karena itu. Kerajaan Wuan terkenal dengan kekayaan sumber dayanya, tanah yang amat subur membuat kerajaan itu begitu makmur, namun itu adalah penyebab dari kehancuran kerajaan tersebut. Setelah beberapa tahun kedepan kerajaan itu diinvasi oleh kerajaan Ming dan hancur lebur. "Liana apakah kau serius? Jadi informasi tentang orang tuamu dibunuh dan kau menjadi pelacur adalah sebuah kebohongan?" "Ha bagaimana kau bisa mengetahuinya? Padahal itu adalah rencana ku untuk menipumu agar kau tak menyesal karena menjualku?" Ucap Liana. Liana sejak awal sudah menduga bahwa keluarga miliknya akan melakukan itu. Dia adalah Putri mahkota yang seharusnya mengambil tahta, ketika Informasi bahwa dia disiksa menyebar sampai ke kerajaan Wuan, maka tidak mengherankan apabila keluarganya akan melakukan itu. Liana sudah memikirkan rencana agar Vans tidak menyesal. Vans terdiam karena membocorkan sesuatu yang seharusnya dirahasiakan. "Ah lupakan saja, Liana eh tidak Rin er. Sekarang kita harus kembali ke negara mu. Dalam waktu dekat kerajaan mu akan tertimpa masalah yang serius dan itu akan membawanya menuju kehancuran, aku ingin mencegah hal itu terjadi," ucap Vans. Dia ingin mencegah masa depan yang suram itu. Sekarang Vans tahu mengapa dia tak pernah menemukan jejak keberadaan Liana sedikit pun, jika memang kerajaannya hancur mungkin Liana juga telah dibunuh bersama keluarganya. Vans begitu terkejut dengan kenyataan ini, namun dia akan jauh lebih terkejut apabila tahu siapa itu Rin er ketika berada dikerajan Wuan. Ketika tahu bahwa orang yang disiksanya adalah orang paling penting dikerjaan Wuan entah bagaimana respon yang akan diberikan olehnya. Raja Wuan memiliki dua orang anak, yang pertama adalah Rin er dan yang kedua adalah adik laki laki wanita itu namanya Khan. Dua saudara itu diakui oleh semua orang yang ada disana. Liana yang tidak lain adalah Rin er sangat dikenal dikerajan Wuan dengan sebutan anak Junius, siapapun orang yang ada dikerajan Wuan akan mengetahui seberapa berbakatnya Rin er. Namun meskipun dia memiliki bakat yang hebat, Rin er tak bisa menjadi raja. Aturan yang telah berlaku sejak zaman dahulu menghalanginya untuk mendapatkan kekuasaan. Walaupun dia tak bisa menjadi raja Rin er memiliki banyak bangsawan dipihaknya yang pastinya akan bersedia mendukungnya ketika dia ingin mendapatkan kekuasaan. Namun dia tak ingin melakukan itu, Rin er yang memiliki hati mulia dan cinta damai tak ingin membuat keributan dikerajan Wuan. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan kerajaan itu. Dia menyerahkan harapan yang begitu besar pada adik laki lakinya agar dapat membawa kerajaan itu menjadi makmur. Dengan menyerahkan kekuasaan pada adiknya, dia tak perlu khawatir dengan kehancuran kerajaannya. Namun ketika suaminya mengatakan kerajaan Wuan akan mengalami keruntuhan, Rin er tak bisa mepercayainya begitu saja. Dari mana suaminya tahu bahwa kerajaan Wuan akan mengalami masalah? Itulah yang saat ini mengganggu kepalanya. "Kerajaan Wuan akan hancur? Tidak tidak mana mungkin itu terjadi, meskipun aku tak ada disana adiku yang tangguh ada disana, dia sudah cukup untuk menangani semua masalah serius yang akan mengancam kerajaan kami. Lagian jika aku kembali ke sana, aku takut akan ada konflik kekuasaan yang bisa membuat kerajaan Wuan menuju kehancurannya lebih cepat." Vans pun mulai menjelaskan masalah apa yang akan terjadi di kerajaan WuanKerajaan Wuan terkenal dengan kekayaannya tidak hanya itu saja mereka memiliki pasukan yang cukup tangguh untuk menjadi benteng utama, semua orang tahu bahwa kerajaan itu sangatlah perkasa, siapapun tak akan mampu untuk menggulingkan kerajaan itu. Begitulah yang dipercaya oleh Rin er saat ini. Namun yang tidak Rin er tahu, ada salah satu kerajan kecil yang mulai berkembang. Dimasa depan mereka akan menguasai separuh benua ini. Nama kerajaan itu adalah Ming. Semenjak kerajaan Ming menemukan bubuk mesiu untuk membuat senjata api, kerajaan itu berubah menjadi bencana yang membakar semua benua dengan lautan darah. Itulah alasan mengapa Vans ingin segera menuju ketanah kelahiran Rin er. Itu semua hanya semata mata untuk menebus kesalahannya. Bisa dibilang Vans adalah salah satu orang yang mengambil peran besar dalam perkembangan kerajaan Ming. "Kau salah Rin er, sebentar lagi kerajaan Wuan akan mengalami kerisis pangan karena hama belalang yang tiba tiba menyerang kerajan Chu," uca
Kedua orang yang sudah sepakat untuk menuju kerajaan Wuan itu mulai mengemasi barang barang mereka. Vans begitu bersemangat ketika melakukan itu, namun berbeda dengan Rin er. Meskipun sebelumnya dia menerima perkataan Vans akan tetapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Rin er tetap merasa cemas akan masa depan suaminya itu. Bukanlah sesuatu yang asing apabila keluarganya menolak Vans dengan mentah-mentah, kemungkinan kemungkinan buruk sudah memenuhi semua isi kepalanya. Rin er pun menggeleng gelengkan kepalanya, dia pastinya tidak ingin berprasangka buruk terhadap keluarganya. "Mana mungkin ayah akan tega melukai suami yang telah aku pilih, selama aku disana semua masalah yang diciptakan oleh keluarga ku pasti bisa aku atasi," batin Rin er. Dengan kepercayaan diri yang tak berdasar itu, Rin er memantapkan hatinya terhadap hal hal yang tak diinginkan dimasa depan. Meksipun badai menerjang dirinya, dia tak akan mundur. "Apakah kau sudah selesai suamiku?" Ucap Rin er.
"terimakasih karena menghentikanku istriku, jika tidak kau hentikan tadi mungkin aku sudah masuk kedalam penjara," ucap Vans. "Bukan masalah besar, bukankah seperti itu gunanya istri menghentikan suami ketika hendak melakukan kesalahan besar," ucap Rin er. Semalam dia memikirkan apakah suaminya ini adalah orang lain, tapi hari ini dia sudah tidak peduli dengan itu. Kejadian aneh yang terjadi pada suaminya sudah dianggapnya anugrah tiada tanding. Dia yakin bahwa Tuhan telah menjawab semua doa yang dia lontarkan selama 3 tahun terkahir. Mau didalam suaminya adalah orang lain, dia tetap mencintai Vans. Sebesar itulah dia dibutakan oleh cinta. Dia yang selalu mendapatkan siksaan tak bisa menjadi istri yang dia impikan, menasehati suami ketika melakukan kesalahan, mendukung suami ketika kesulitan, dan memikul semua masalah bersama. Dia sudah membuang jauh jauh keinginan untuk menjadi istri impian itu, namun semalam dia akhirnya mendapatkan itu semua ditangannya. Mana mungkin dia tida
Hari demi hari berlalu begitu cepat, sampai pada akhirnya mereka sampai di kerajaan Wuan. Lebih tepatnya dikota pelabuhan kerajaan Wuan. Butuh beberapa jam lagi sampai akhirnya mereka tiba di ibu kota.Semua orang menyambut kedatangan mereka dengan meriah, para rakyat yang begitu memuja Rin er menangis terharu atas kembalinya ketempat dia dilahirkan ."Ayah benar benar melakukan tindakan yang tidak perlu, sebenarnya aku tidak suka diperlakukan seperti ini," ucap Rin er.Di berguma pada dirinya sendiri, sejak kecil wanita itu memegang tidak menyukai perlakuan istimewa seperti ini. Rin er lebih suka diperlakukan seperti rakyat biasa, sebenarnya dia sudah sering memperingati ayahnya agar jangan menyuruh orang orang memperlakukan dirinya secara istimewa. Akan tetapi sebagai raja, ayahnya tentu saja dengan kesadaran penuh tidak mau menuruti itu semua. Ayahnya benar benar ingin menjaga harga diri keluarganya, seandainya para rakyat berpilaku tak hormat didepan keluarga bangsawan seperti me
Vans dan istirnya sudah tiba didepan gerbang istana, Vans kali ini tidak bisa menutup matanya. Dia melihat sekeliling dengan mata berbinar. Rin er menyeret suaminya begitu saja tanpa peringatan, mereka berdua melewati jalan batu berbentuk bulat yang lurus menebus istana, disisi kanan dan kiri dipenuhi oleh bunga bunga yang bermekaran. Para perajurit istana yang berbaris itu melakukan gerakan penghormatan ketika dua sepasang kekasih berjalan melewati mereka. Dengan iringan terompet dan kerumunan masa yang tak terhitung jumlahnya membuat jantung Vans tak bisa berhenti berdebar. "Suamiku tenanglah, aku yakin kau bisa menghadapi ayahku, mungkin dia awalnya akan membenci mu tapi aku yakin dia akan menyukaimu perlahan," ucap Rin er. Meksipun Rin er tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan, sebagai istirnya dia harus menyemangati suaminya. Begitulah apa yang dia pikirkan. "Tapi aku takut tidak mendapatkan restu darinya dan yang terburuk dia meminta ku untuk menceraikanmu," ucap Van
Nafas yang berat menderu selayaknya angin malam yang dingin, sinar rembulan menembus sosok gadis yang sedang berjuang keras untuk menuju keaarah tempat tertentu. Namanya Rin er, dia saat ini hampir sampai ditempat suaminya ditahan. Hanya butuh beberapa langkah saja sampai akhirnya dia tiba di pintu penjara, namun ketika dia ingin melangkah masuk kedalam penjara itu sosok perajurit mengetahui keberadaannya. Dengan berat hati dia lari menjauhi tempat yang ingin dimasuki olehnya. "Berhenti putri mengapa kau berada disini, ini sudah malam sangat berbahaya disini," teriak perajurit itu. Rin er tak menghiraukan peringatan perajurit itu, dia yakin setelah dia tertangkap tak akan ada kesempatan kedua untuk menyelamatkan suaminya. Semakin lama dia berlari, semakin kesusahan dia bergerak. "Gaun ini sulit sekali digunakan untuk berlari," ucapnya. Rin er memutuskan untuk menarik gaun yang dia kenakan. Pada saat ini kaki mulusnya disinari oleh rembulan, pemandangan itu tak pantas untuk dili
Awan yang menutupi rembulan perlahan tertiup oleh angin, cahaya yang pada awalnya tak menunjukkan wujudnya perlahan menyinari kedua orang yang sedang saling bertatapan. Pria berambut putih itu menunjukkan ekspresi yang cukup aneh, mulut nya tersenyum tapi tidak dengan matanya. Air matanya menetes begitu dia melihat Rin er. Dengan langkah yang berani dia memeluk wanita itu tanpa peringatan. Pria itu sangat mengenali Rin er, sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Rin er. Rasa rindu yang begitu besar menghancurkan batasan miliknya. "Putri Rin er," ucap pria itu. Rin er memiringkan kepalanya, pada saat ini dia merasa tidak nyaman. Rin er mendorong pria itu perlahan. "Aurbet kenapa kau meneteskan air mata? Eh ngomong-ngomong mengapa kau ada disini," ucap Rin er. Aurbet nama panjangnya adalah Aurbet Values, dia adalah anak bangsawan yang sejajar dengan Elon, Nama terkahir nya adalah marga milik keluarganya. Dahulu Values adalah salah satu orang yang membangun kerajan Wuan bersama r
Kota Val adalah kota yang dipimpin oleh ayahnya Aurbet, kota tersebut nyaris sempurna tidak ada cacat sedikitpun, para warga yang tinggal disana cukup makmur dan juga berbagai agama dan suku hidup dengan rukun tidak hanya itu mereka juga memiliki tempat wisata yang begitu indah begitu pun makanan khas yang cukup beragam. Meksipun Kota itu memiliki luas yang tidak sebanding dengan ibu kota, tempat ini tetap menjadi tempat yang menakjubkan. Sesuatu yang menonjol dari kota itu adalah turis yang berasal dari negeri asing. "Rin er bangunlah kita sudah sampai," ucap Aurbet. Butuh waktu satu malam penuh sampai akhirnya mereka tiba ditempat itu, beruntung saja semalam mereka tidak menemukan masalah ketika melewati hutan. Namun meksipun ada masalah yang menghadang mereka, Aurbet pasti bisa mengatasinya. Bangsawan Values sejak kecil memang sudah diajari seni beladiri. Mereka tak terkalahkan ketika bertarung, sehingga hal itu membuat bangsawan Values diperhitungkan oleh siapapun. Mereka jug