All Chapters of Perjalanan Dimensi ke Dunia Pengasingan: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61

Begitu mendengar suara Maudy kembali, Galeo merasa sangat lega. Dia melepaskan kain yang menutupi matanya, lalu bergegas menghampiri mereka."Gimana kondisi majikanku?""Sudah aman. Kamu lihat saja sendiri."Tanpa perlu disuruh Maudy, Galeo juga sudah membungkuk untuk memeriksa kondisi majikannya. Ketika melihat duri kayu di dada telah dicabut, Galeo merasa jauh lebih tenang."Nona, terima kasih banyak. Kalau ada kesempatan, aku pasti akan membalas budimu," ujar Galeo. Saat ini, dia baru memperhatikan dahi Maudy dipenuhi keringat dan wajahnya tampak lelah karena menolong majikannya.Karena merasa sangat bersyukur, Galeo mengeluarkan sebuah liontin giok dan berkata, "Ini barang Keluarga Dasala. Aku pelayan Keluarga Dasala. Kelak kalau kamu butuh bantuan, cari saja kami di Provinsi Troba."Provinsi Troba? Itu pemberhentian mereka yang selanjutnya, 'kan? Namun, Maudy tidak pernah mendengar tentang Keluarga Dasala.Maudy menyimpan liontin giok itu ke sakunya, lalu mengangguk sambil menyahu
Read more

Bab 62

Maudy merasa tidak berdaya. Dia membatin, 'Kalau kalian ikut, mungkin kalian nggak dapat makan nanti.'"Bantu aku bersihkan kelinci dan ayam pegarnya dulu. Aku masuk sebentar," instruksi Maudy.Begitu masuk ke tenda, Maudy langsung melihat Ammar yang bersandar di batu dengan ekspresi cemas. Pria itu terus memandang ke arah pintu masuk.Setelah melihat Maudy, Ammar pun tersenyum sesaat. Kemudian, dia langsung bertanya dengan serius, "Ke mana saja? Kenapa lama sekali?"Ketika berbicara, tatapan Ammar menyapu ke sekujur tubuh Maudy untuk memastikan tidak ada cedera apa pun. Alhasil, dia menemukan noda darah pada ujung pakaian Maudy.Ammar sontak merasa gugup. Kali ini, dia tidak bisa berpura-pura tidak peduli lagi. Dia langsung bertanya dengan cemas, "Kenapa ada noda darah? Kamu terluka ya? Sini, biar kuperiksa.""Nggak kok." Maudy tahu dirinya tidak bisa menipu Ammar. Pria ini pasti tahu dirinya tidak mencari mangsa di gunung. Jadi, Maudy memilih untuk jujur padanya. "Ini bukan darahku."
Read more

Bab 63

Ketika Petra berbicara dengan penjaga gerbang, Maudy mengamati ke sekeliling. Tampak banyak pengungsi di tempat ini. Semuanya berpakaian compang-camping dan berwajah lesu. Bukan hanya ada mayat yang terapung di sungai, tetapi kelaparan dan kematian juga terjadi di mana-mana.Setelah banjir, situasi di Provinsi Troba jauh lebih buruk daripada yang dibayangkannya. Ketika mencium bau busuk di udara, Maudy merasakan firasat buruk. Dia merasa wabah telah diam-diam menyebar."Kak, jangan berlama-lama di Provinsi Troba. Setelah dokumennya beres, kita langsung pergi saja," usul Maudy kepada Petra."Kenapa terburu-buru sekali?" tanya Petra dengan heran. Dia berencana tinggal di Provinsi Troba beberapa hari untuk mengisi kembali perbekalan.Maudy berbisik, "Aku curiga akan muncul wabah di Provinsi Troba.""Apa?" Ketika berada di pegunungan, Petra telah mendengar tentang wabah dan merasa cemas. Namun, karena tidak terjadi apa-apa, dia pun merasa lega kembali. Sekarang, dia lagi-lagi ketakutan dib
Read more

Bab 64

Prajurit itu menunjuk seorang pria berjubah militer yang berdiri di kejauhan. Maudy pun menatap ke arah yang ditunjuknya, lalu sontak termangu.Itu Ilham, kekasih masa kecil pemilik asli tubuh ini! Setelah Maudy dianugerahkan pernikahan dengan Ammar, Ilham yang sakit hati pun pergi ke Provinsi Troba untuk menjadi gubernur. Siapa sangka, mereka malah bertemu di sini.Ilham juga menoleh dan melihat Maudy. Begitu mengenalinya, Ilham langsung menghampiri dengan gembira. "Maudy, ini serius kamu? Kenapa kamu ada di sini?"Maudy juga merasa senang bertemu kenalan lamanya. Namun, karena sudah berkeluarga, dia harus menjaga jarak dari Ilham. Selain itu, dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini."Tuan, kudengar ada wabah yang terjadi di Provinsi Troba. Apa itu benar?" tanya Maudy."Ya." Ketika melihat Maudy menjaga jarak darinya, Ilham baru teringat bahwa Maudy telah menikah. Dia segera tersadar kembali dan menjelaskan, "Ini karena banjir. Belakangan ini banyak yang mati. Beber
Read more

Bab 65

Ammar juga mendengar obrolan Maudy dan Ilham, jadi bisa memastikan keduanya tidak punya hubungan istimewa. Setelah berhubungan lama dengan Maudy, Ammar juga yakin dengan karakter wanita ini. Itu sebabnya, dia tidak akan membiarkan siapa pun berbicara buruk tentang istrinya.Sandra mengeluh, "Kak, kenapa kamu masih membelanya sih?""Jadi, kakakku harus membelamu? Kak Maudy sangat setia. Sejak awal, dia mengikuti Kak Ammar!" bentak Nirina sambil berkacak pinggang. Dia meneruskan, "Kalau nggak ada Kak Maudy, kita semua sudah mati karena banjir. Jangan nggak tahu terima kasih ya!"Setelah mendengar ucapan Nirina, para wanita pun membela Maudy. Hanya Sandra yang bersikeras menuduh Maudy punya hubungan gelap dengan Ilham."Kalau dia nggak punya hubungan apa pun dengan Tuan Gubernur, mana mungkin kita diizinkan tinggal di sini. Dia mungkin diam-diam merayu pria itu atau menjanjikan sesuatu padanya!" fitnah Sandra.Sandra tidak tahu bahwa Maudy dan Ilham adalah kekasih masa kecil. Dia hanya me
Read more

Bab 66

Setelah diam sesaat, Ammar segera memahami maksud Maudy. "Kamu punya cara untuk menghentikan wabah ini?""Ya." Maudy tanpa sadar menjadikan Ammar sebagai orang yang paling dipercayainya. Selain itu, dia memang butuh seseorang yang bisa diajak berdiskusi.Ammar tidak berharap Maudy bertemu Ilham. Namun, dia bukan orang yang tidak rasional. Ammar tahu mana yang lebih penting. Jadi, dia mengangguk dan berkata, "Aku akan pergi denganmu."Selain itu, Ammar memang ingin berbicara dengan Ilham. Maudy mengira Ammar mencemaskan dirinya. Dia meminjam kursi roda, lalu meminta izin dari Petra. Setelah mendapat izin, Maudy dan Ammar sama-sama menemui Ilham."Pakai ini." Maudy mengeluarkan cadar putih dari sakunya. Dia memakai satu, lalu memberikan satu lagi kepada Ammar.Ammar cukup terkejut. "Rupanya kamu punya barang seperti ini?""Kamu tahu apa ini?" tanya Maudy."Ya." Ammar mengangguk. "Saat bertempur di perbatasan, ada prajurit yang terkena wabah. Tabib militer menyuruh kami pakai cadar supaya
Read more

Bab 67

Maudy menimpali, "Aku punya keyakinan untuk mengatasi wabah ini. Tapi, aku belum bisa memastikannya untuk sekarang. Aku harus melihat gejala orang-orang yang tertular dulu, baru bisa memberimu jawaban."Ada banyak jenis wabah. Yang disebutkan di novel adalah penyakit menular, pes. Namun, kalau tidak melihat dengan mata kepala sendiri, Maudy tidak akan menyimpulkan secepat itu.Setelah mendengarnya, Ilham menjadi percaya pada Maudy. Dia berkata, "Oke. Aku bawa kamu ke tempat mereka."Segera, Ilham membawa Maudy dan Ammar ke rumah isolasi. Di dalamnya terdapat keluarga yang beranggotakan 3 orang."Aku akan masuk sendiri," ujar Maudy dengan nada datar. Wabah bisa menular. Makin sedikit yang tertular akan lebih baik."Jangan, biar kutemani," ucap Ammar dan Ilham secara serempak. Saat berikutnya, kedua pria itu langsung bertatapan dengan tatapan tajam."Aku suamimu. Aku yang akan menemanimu," tambah Ammar.Maudy menepuk dahinya dan berkata, "Kalian berdua tunggu saja di luar. Jangan ada yan
Read more

Bab 68

"Kalau kamu mau minta bantuan orang, jangan meragukan kemampuan orang. Masa nggak ngerti hal sesederhana ini? Huh!" sindir Ammar.Ilham seketika tidak bisa berkata-kata. Maudy menatap Ammar dengan tatapan berterima kasih. Dia tidak perlu repot-repot menanggapi lagi.Kemudian, Maudy menatap Ilham sambil berkata, "Tuan, tolong beri aku kertas, kuas, dan tinta. Aku akan menulis resep obat dan cara masaknya untukmu. Pasien harus mengonsumsinya 3 kali sehari.""Oke, tunggu sebentar." Ilham tidak berbasa-basi lagi. Dia segera kembali dan menyerahkan semua barang itu kepada Maudy.Maudy mulai menulis dan menjelaskan, "Satu daun artemisia, dua polygonum multiflorum, tiga rimpang dichroa, empat amomum tsaoko, lima agrimonia kering. Giling semua, lalu minum dengan air hangat. Sehari tiga kali."Maudy juga menulis resep untuk mencegah pes, yang menggunakan kapur tohor, buah makasar, realgar, dan lainnya. Dia menyerahkannya kepada Ilham, lalu berkata, "Resep pertama untuk pasien pes. Dosisnya bisa
Read more

Bab 69

Setelah menyerahkan resep obat kepada Ilham, Maudy tidak melihatnya lagi. Dia pun terperanjat melihat Dhio yang begitu panik. "Apa yang terjadi?"Ammar dan lainnya menatap Dhio. Dhio menyeka air matanya sambil berujar dengan terisak-isak, "Tuan Ilham terkena pes. Sekarang wabah sedang merajalela di kota. Aku juga nggak seharusnya mengganggumu.""Tapi, kondisi Tuan Ilham benar-benar buruk. Dari semalam, demamnya masih belum reda. Dia terus gemetaran. Dia sudah makan resep obat darimu, tapi nggak berkhasiat. Para tabib sampai angkat tangan. Makanya, aku mencarimu."Maudy cukup terkejut mendengarnya. Resep obat darinya tidak mungkin tidak berguna. Sebenarnya apa yang terjadi pada Ilham?"Nona, apa kamu bisa ikut aku sebentar?" pinta Dhio.Ammar berkata, "Kamu pergi saja. Tuan Ilham pejabat baik, harus disembuhkan."Wabah di Provinsi Troba baru mereda. Jika terjadi sesuatu pada Ilham di situasi genting seperti ini, para rakyat yang akan terkena imbasnya."Baik." Maudy mengangguk, lalu berk
Read more

Bab 70

Maudy mengerutkan dahinya. Pantas saja, kondisi Ilham begitu parah. Ternyata karena kelelahan."Jangan panik dulu. Biar kuperiksa sebentar," ucap Maudy.Di situasi seperti ini, obat tradisional tidak akan menimbulkan khasiat terlalu besar. Maudy menyuruh Dhio keluar.Ketika Nirina tidak memperhatikan, Maudy mengeluarkan obat mujarab dari ruang ajaibnya dan menyuntik Ilham. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak untuk melakukan akupunktur."Nirina, bantu aku jaga pintu. Jangan ada yang menggangguku.""Baik."Maudy memegang jarum perak sambil mencari titik akupunktur Ilham. Seseorang harus sangat fokus saat melakukan akupunktur. Jika terjadi sedikit saja kesalahan, usahanya akan sia-sia. Jarum pertama di atas kepala, jarum kedua di belakang telinga, jarum ketiga di dagu.Entah berapa lama kemudian, Maudy bercucuran keringat. Terakhir, dia menancapkan jarum lagi di dahi Ilham.Rona wajah Ilham berangsur membaik. Matanya yang terpejam pun perlahan-lahan terbuka."Maudy?" Ilham mengira Niri
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status