Semua Bab Perjalanan Dimensi ke Dunia Pengasingan: Bab 41 - Bab 50

100 Bab

Bab 41

Selesai makan malam, Maudy berbaring dan memejamkan mata. Kesadarannya memasuki ruang ajaib untuk memeriksa market.Bangku kaya miliknya telah terjual! Karena harganya terlalu murah, pembeli tidak menawar lagi, bahkan menulis komentar baik untuknya. Hal ini langsung membuat akun Maudy menjadi terkenal.Banyak kolektor yang mencari Maudy, menanyakan apakah Maudy masih punya barang antik yang ingin dijual? Dalam sekejap, penggemar Maudy bertambah hingga puluhan orang.Maudy menjadi makin bersemangat. Ketika mengambil barang-barang di gudang, Maudy tidak memperhatikan dan langsung memasukkan semuanya ke ruang ajaib. Banyak barang yang tidak berguna untuk mereka.Jadi, Maudy memutuskan untuk menjualnya di market supaya dia bisa mendapat uang. Kemudian, uang-uang itu bisa digunakan untuk membeli barang lain.Dengan demikian, Maudy bukan hanya bisa menyingkirkan semua barang tidak berguna, tetapi juga bisa membeli barang modern.Selain itu, market juga menyediakan gudang virtual yang memungk
Baca selengkapnya

Bab 42

Sebelumnya Maudy akan kesulitan untuk menjelaskan asal-usul uangnya. Namun, sekarang ada Keluarga Ranggau yang bisa dijadikan alasan. Itu sebabnya, dia tidak perlu menutupi apa pun saat belanja.Pakaian, selimut, makanan, dan jas hujan jerami. Maudy tidak melupakan keluarga Bagas, keluarga Taufik, dan keluarga Akbar. Dia juga membawakan beberapa barang untuk mereka.Maudy hanya memastikan mereka tidak mati kelaparan. Dia tidak bisa memberikan terlalu banyak karena dirinya bukan malaikat.Setelah dipikir-pikir, Maudy merasa dirinya harus mengajari mereka cara untuk bertahan hidup. Jika terus mengandalkannya, orang-orang itu yang akan kerepotan di kemudian hari. Hanya saja, untuk sekarang Maudy belum terpikir akan cara yang tepat.Di samping, Ibnu dan lainnya tercengang melihat belanjaan Maudy. Sepertinya Keluarga Ranggau memberinya banyak uang."Kak Ibnu, aku ingin mengunjungi Keluarga Ranggau. Boleh nggak?" tanya Maudy setelah menaruh semua barangnya di atas kereta keledai."Kamu ingin
Baca selengkapnya

Bab 43

"Beraninya kalian memukul orang di hadapan petugas pemerintah! Kalian sudah gila ya?" hardik Ibnu. Ibnu dan kedua petugas lainnya tentu berdiri di pihak Maudy.Meskipun tidak mengerti alasan Maudy membela orang tak dikenal ini, mereka tetap percaya pada Maudy. Selain itu, mereka tahu bos restoran menindas pemuda ini."Pelajar ini nggak mau menjual resepnya kepadamu, jadi kamu mencurinya? Memangnya ada cara seperti ini?" tanya Ibnu."Ini cuma salah paham. Tolong jangan marah-marah dulu." Bos itu sudah terbiasa menindas orang, jadi tidak menyangka akan bertemu petugas pemerintah hari ini. Dia segera berkata, "Dia bilang mau menjual resepnya kepadaku, tapi nggak jadi. Bukankah dia mempermainkanku?"Ade menyeka darah di sudut bibirnya, lalu berujar dengan suara rendah, "Aku mau menjual resep dengan harga 100 bit, tapi dia mau membelinya dengan harga 10 bit. Kalau aku menolak, dia mau mencurinya. Ini jelas-jelas perampokan!""Kamu!" Wajah bos itu sampai memerah. Dia membatin, 'Sialan! Pinta
Baca selengkapnya

Bab 44

Sayangnya, wanita seperti ini malah dilecehkan oleh petugas di penjara dan memilih untuk bunuh diri.Jika Maudy tidak salah ingat, resep yang ada di tangan ini akhirnya dibeli oleh tokoh utama cerita, Pangeran Selatan. Itu sebabnya, Ade menganggap Pangeran Selatan sebagai penyelamatnya.Maudy pun berpikir, 'Sekarang resep ini akan dibeli oleh Keluarga Ranggau, bukankah itu berarti Pangeran Selatan bukan penyelamat Ade lagi? Apa nasib Ade akan berubah?'Sambil berpikir demikian, mereka tiba di kediaman Keluarga Ranggau. Wahyu memang berniat mencari Maudy. Begitu bertemu, Wahyu berkata dengan ekspresi takut, "Untung kamu bermimpi seperti itu.""Semalam kami menangkap beberapa bandit di sekitar sini. Setelah diserahkan kepada pihak pemerintah, mereka akhirnya mengungkap dalang di balik semuanya. Kalau kalian nggak mengingatkan kami, mereka akan beraksi dalam 2 hari ini. Semua akan terlambat nanti."Wahyu sampai bercucuran keringat dingin saat berbicara. Jika perampokan benar-benar terjadi
Baca selengkapnya

Bab 45

Maudy meraba-raba sesaat, lalu mengeluarkan 2 jubah berwarna hitam. Ketika melihat ukuran jubah itu, Nirina dan Dafin langsung tahu jubah itu bukan untuk mereka.Ketika melihat Maudy menghampiri Ammar, keduanya langsung paham. Ternyata itu untuk kakak mereka. Keduanya pun bertatapan sambil tersenyum nakal, lalu menyaksikan dari samping.Ammar tidak menyangka Maudy akan membelikannya pakaian. Ketika melihatnya mendekat, raut wajah Ammar tampak canggung.Ammar tanpa sadar memalingkan wajahnya. Maudy berkata, "Jangan bergerak. Biar kulihat ukuran jubah ini cocok denganmu atau nggak."Ammar tidak berani bergerak lagi. Hanya saja, dia merasa sangat gugup. Maudy tersenyum melihat situasi ini. Ammar selalu terlihat dingin dan angkuh, tetapi ketika berdekatan dengannya, Ammar malah malu-malu seperti anak gadis. Lucu juga.Maudy seketika ingin menggodanya. Dia berpura-pura tidak sengaja menyentuh tubuh Ammar, lalu berkata, "Panjangnya sudah pas, tapi bagian lengan dan pinggang masih harus diuku
Baca selengkapnya

Bab 46

Hanya anggota Keluarga Lesmana yang berekspresi masam. Mereka melihat orang lainnya mendapat makanan, tetapi mereka tidak mendapat apa pun. Tatapan mereka dipenuhi keirihatian. Hanya saja, mereka tidak berani membuat onar dan hanya bisa memaki.Para narapidana menunggu di penginapan. Setelah Petra dan lainnya selesai melapor di kantor pemerintah, mereka pun meninggalkan Provinsi Culem.Siapa sangka, Maudy tiba-tiba melihat Ade di gerbang kota. Ade berseru, "Nyonya, akhirnya kamu muncul juga!"Ade langsung menghampiri saat melihat Maudy. Dia mengetahui status Maudy dari orang Keluarga Ranggau. Kemudian, dia langsung kemari untuk menunggu Maudy."Berkat kamu, Keluarga Ranggau membeli resepku dan memberiku 500 bit!" ucap Ade. Keluarga Ranggau bersikap sangat murah hati padanya karena Maudy.Mereka bukan hanya memberinya uang 500 bit, tetapi berjanji akan memberinya dividen sebesar 5% setiap tahun. Bagi Ade yang masih miskin, ini tentu adalah rezeki nomplok.Ade berterima kasih lagi kepada
Baca selengkapnya

Bab 47

Ammar masih memikirkan ucapan Ade tadi. Maudy bertanya dengan penasaran, "Untuk apa dia menyuruhmu mencari Tuan Slamet? Siapa Tuan Slamet?"Ammar menggeleng sambil menyahut, "Aku juga penasaran. Dia cuma bilang itu. Aku nggak ngerti maksudnya. Tuan Slamet seharusnya adalah rektor Akademi Sukaraja sekaligus guru Putra Mahkota. Sekarang dia seharusnya sudah pulang ke kampung halamannya."Akademi Sukaraja adalah akademi paling terkenal di Dinasti Arya. Murid mereka ada di mana-mana, bahkan sebagian besar dari kalangan bangsawan.Ammar dan Maudy merenung untuk waktu yang cukup lama, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun. Namun, mereka bisa memastikan bahwa Ade tidak berniat jahat pada mereka."Entah kenapa, aku merasa familier pada Ade ini," ucap Ammar dengan heran.Maudy bergumam dalam hati, 'Kalian sama-sama cerdas dan dikhianati. Wajar kalau merasa familier, 'kan?'Karena tidak tahu jawabannya, mereka memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Lagi pula, mereka sedang dalam perjalanan
Baca selengkapnya

Bab 48

Setibanya di kuil, semua orang langsung berbaring dengan lemas.Laksmi berkata, "Maudy, cepat bangun dan ganti baju. Biar aku keringkan bajumu yang basah ini."Nirina dan Dafin sudah menyalakan api. Maudy mengangguk, lalu mendirikan tenda kecil. Sebelum masuk, dia berpesan kepada Ammar, "Bantu aku jaga. Jangan sampai ada yang masuk."Maudy ingin masuk ke ruang ajaib untuk mandi. Ammar tahu Maudy akan mengganti pakaian, jadi mengangguk dan mengiakan. "Oke."Maudy merasa tenang jika ada Ammar yang menjaga. Begitu masuk ke tenda, dia langsung pergi ke ruang ajaibnya.Maudy mandi dengan santai di mata air suci, lalu mengeringkan rambutnya sebelum keluar. Ammar terus berjaga di luar.Setelah beberapa hari ini, Ammar masih tidak bisa berjalan, tetapi dia bisa menggerakkan kakinya sedikit. Meskipun dihalangi tenda, Ammar bisa merasakan bahwa napas Maudy menghilang.Sekitar 30 menit kemudian, Maudy baru keluar dari tenda. Rambutnya sudah kering, bahkan ada aroma wangi pada tubuhnya.Ammar bisa
Baca selengkapnya

Bab 49

Farhan sontak mematung dan terjatuh di tempat. Hidung dan telinganya berdarah. Dia tidak bernapas lagi.Klang! Panci juga terjatuh. Obat yang dimasak oleh Maudy pun tumpah. Setelah merasa terkejut, orang-orang sibuk berlarian.Semua ini terjadi terlalu mendadak. Tidak ada yang menyangka Farhan yang baik-baik saja akan disambar petir dan mati.Dewi pun terperangah, lalu memandang jasad Farhan dan menangis histeris. Ketika mendengar gemuruh lagi, Dewi ragu-ragu sejenak sebelum mundur dan bersembunyi di dekat pilar."Putraku!" Wulan meratap dan hendak maju, tetapi Hidayat buru-buru menghentikannya. Dia memperingatkan, "Ibu, jangan sentuh Farhan! Dia baru disambar petir!"Yang dikatakan Hidayat tidak salah. Masih ada petir yang terlihat di sekitar tubuh Farhan. Tanah di sekitar sampai hangus karena jasadnya.Wulan sungguh getir. Dia membentak, "Hidayat, kamu kejam sekali! Adikmu disambar petir! Masa kamu berpangku tangan begini?"Ekspresi Hidayat tampak lelah. Dia membiarkan Wulan memukuln
Baca selengkapnya

Bab 50

Setelah merenung sejenak, Maudy berucap, "Aku curiga bendungan di sekitar sini akan runtuh. Ketika saat itu tiba, kuil ini akan terkena imbasnya dan semua orang bakal mati."Petra termangu sebelum bertanya, "Gimana bisa kamu tahu?""Ini intuisiku." Maudy menunjuk genangan air sambil menjelaskan, "Lihat, air hujan sudah masuk ke kuil dan mencapai pergelangan kaki kita. Kalau terus menunggu, kita bakal tenggelam sekalipun bendungan nggak runtuh."Sebenarnya, Maudy juga tidak bisa memastikan karena tidak tahu apakah bendungan itu terletak di area ini atau bukan. Tidak ada penjelasan rinci di novel, apalagi Maudy sudah mulai lupa. Yang jelas, mereka harus segera meninggalkan kuil ini atau akan tenggelam di sini!Petra menatap genangan air dan berharap spekulasi Maudy tidak benar. Dia berucap, "Mungkin ini cuma sementara. Hujan ini nggak mungkin turun sampai sejam lebih, 'kan? Sebentar lagi juga reda."Maudy mulai merasa bingung. Petra ini benar-benar keras kepala. Kalau bukan karena ada ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status