All Chapters of Perjalanan Dimensi ke Dunia Pengasingan: Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

Bab 21

Kedua kaki Ibnu sampai gemetaran. Dia bertanya, "Bos ... kita ... kita kabur atau gimana nih?"Di belakang banteng itu, masih ada 2 ekor banteng lain. Semuanya tampak ganas dan berlari kencang.Petra menyahut, "Tentu saja kabur. Masa menunggu mati di sini?"Entah apa yang dilakukan Sandra hingga membuat ketiga ekor banteng itu murka. Asal tahu saja, banteng yang murka bisa menabrak orang hingga mati.Seiring perintah Petra, para petugas pemerintah langsung berlari ke luar gua. Para narapidana pun mengikuti di belakang sambil berteriak ketakutan.Bukannya mereka tidak ingin memanfaatkan peluang ini untuk kabur, tetapi mereka tidak tahu rute hutan ini dan hanya akan berakhir makin tragis jika tersesat."Tuan-tuan, tolong tunggu kami!""Tolong kami!"Ketika anggota Keluarga Lesmana melihat ini, mereka langsung mengambil koper dan kabur. Dewi masih sempat memaki, "Sandra, kamu ini pembawa sial! Kamu ingin mencelakai kami semua ya? Jangan berlari kemari! Pergi sana!"Sementara itu, Zhea mem
Read more

Bab 22

Maudy sudah lelah dikejar oleh banteng-banteng ini! Keningnya dipenuhi keringat. Dia menyibakkan rambutnya dengan keren, lalu menarik pelatuk.Dor! Dor! Dor! Sebelum sempat bereaksi, ketiga ekor banteng itu tewas di tempat dan terjatuh begitu saja. Maudy juga terduduk lemas.Pil Penguat Tubuh punya efek samping. Kini, seluruh energi Maudy terkuras sehingga dia hanya bisa berbaring tanpa daya.Maudy memejamkan matanya. Dia harus memulihkan energinya supaya bisa kembali. Jika tidak, dia bisa mati di sini.Jadi, Maudy mengeluarkan ayam panggang, hamburger, dan minuman soda dari ruang ajaib ....Sudah sejam sejak Maudy meninggalkan kelompoknya. Mereka awalnya merasa gelisah, tetapi kini yakin banteng itu tidak akan kembali lagi. Satu per satu turun dengan lemas. Setelah merasakan kepanikan yang luar biasa, tidak ada yang sanggup berbicara lagi."Kenapa Kak Maudy belum kembali?" tanya Nirina sambil menggulung celananya. Dia dan Laksmi sama-sama terluka karena terjatuh beberapa kali tadi. Me
Read more

Bab 23

Mata Sandra berkaca-kaca. Dia tidak berani mengakui perkataan Maudy. Dia bergumam, "Bukan. Bukan aku pelakunya, tapi kamu ...."Maudy tidak menghiraukannya lagi. Tidak ada gunanya berbicara dengan orang yang berpura-pura bodoh seperti ini. Dia mengeluarkan obat untuk mengoleskan luka pada lutut Laksmi dan Nirina."Kak, obat ini punya sensasi dingin. Nggak sakit sedikit pun waktu dioleskan!" ucap Nirina dengan senang. Kalau tidak salah, Maudy memetik bahan obat di perjalanan dan menghancurkannya menjadi obat ini. Ternyata efeknya begitu luar biasa."Obat ini jauh lebih berguna daripada obat luka yang dijual di apotek. Kalau dijual, pasti banyak peminatnya," tambah Nirina.Maudy punya banyak obat seperti ini di ruang ajaibnya, tetapi tidak pernah berpikiran menjualnya. Sesudah Nirina mengatakannya, hati Maudy jadi tergerak.Total narapidana yang akan diasingkan mencapai lebih dari 200 orang. Ditambah dengan petugas pemerintah, totalnya menjadi 300 orang.Maudy tidak punya hubungan dengan
Read more

Bab 24

Sayangnya, orang-orang mengetahui perselisihan di antara kedua belah pihak sehingga tidak ada yang berani membantu. Mereka tidak ingin menyinggung Maudy. Apalagi, Sandra yang membawa banteng itu kemari.Jadi, ketika meminta bantuan, Dewi dan lainnya langsung ditolak mentah-mentah, bahkan beberapa orang yang anggota keluarganya tewas tidak segan-segan menendang mereka. Anggota Keluarga Lesmana sungguh murka. Mereka memaki satu sama lain.Di sisi lain, Maudy mengurus daging banteng sambil menonton keseruan itu. Suasana hatinya benar-benar baik sekarang.Tidak mudah untuk mengurus banteng yang begitu besar. Karena selamat dari mara bahaya, Petra mengizinkan mereka untuk beristirahat semalaman. Dengan demikian, Maudy punya banyak waktu untuk mengurus banteng itu.Maudy menyalakan api untuk membakar semua bulu banteng. Kemudian, dia meminjam pisau dari petugas pemerintah untuk memotong daging banteng menjadi beberapa bagian. Sesudahnya, dia pergi ke sungai untuk mencuci daging itu."Dafin,
Read more

Bab 25

"Ehem, ehem. Maudy, aku ingin bertanya sesuatu padamu," ucap Petra yang merasa malu kalau harus berbicara terus terang."Ada apa?" tanya Maudy sambil tersenyum tipis. Sebenarnya dia tahu tujuan kedatangan Petra. Dia tidak langsung mengatakannya karena ingin membina hubungan dengan petugas pemerintah.Maudy tahu dirinya tidak boleh terburu-buru atau orang-orang ini akan mengira keluarga mereka mudah didekati. Kelak jika Maudy memberi mereka keuntungan lagi, dia pun tidak akan dihargai seperti ini lagi."Eee ...." Petra tampak kebingungan. Dia akhirnya berucap, "Daging kami kurang enak. Coba bantu aku periksa apa yang salah."Maudy berpura-pura terkejut. Dia bertanya, "Kurang enak? Kenapa bisa begitu? Daging yang kalian dapat sama dengan kami, 'kan?"Ketika berbicara, Maudy menunjuk daging di tangannya. Dia meneruskan, "Apa kalian bisa tunggu sebentar? Kami baru mulai makan. Setelah aku makan, aku akan membantu kalian."Begitu mendengarnya, Petra termangu sesaat. Kemudian, dia merasa aga
Read more

Bab 26

Petra adalah pemimpin mereka sehingga menjadi orang pertama yang makan. Dia meniru cara makan Maudy dengan membungkus daging panggang itu menggunakan daun wijen.Begitu daging banteng masuk ke mulutnya, segala keluh kesah Petra pun hilang. Dia memicingkan mata dengan puas dan tampak sangat menikmati makanannya."Enak sekali! Semuanya, ayo dicicipi." Begitu mendengar ucapan Petra, para petugas akhirnya tidak bisa menahan diri lagi.Mereka mengambil pisau untuk memotong daging banteng, lalu membungkusnya dengan daun wijen dan memasukkannya ke mulut. Sebelumnya mereka masih merasa kesal terhadap Maudy, tetapi sekarang mereka merasa penantian mereka sangat pantas. Jika dibandingkan dengan rasa daging ini, penantian sesaat itu tidak apa apa-apanya."Maudy, kamu benar-benar hebat!""Benar! Ini pertama kalinya aku makan daging panggang selezat ini."Maudy tersenyum rendah hati. Daging panggangnya bisa selezat itu karena bumbu dapur yang digunakannya. Begitu menaburkan bumbu-bumbu itu, sayura
Read more

Bab 27

Selesai berbicara, Ammar menatap Maudy dengan agak gelisah. Bagaimanapun, Maudy mempertaruhkan nyawanya untuk mendapat bahan makanan. Ammar khawatir Maudy tidak rela membagikannya kepada orang lain.Siapa sangka, Maudy menyetujuinya dengan gembira, "Oke."Maudy mengira ada masalah besar apa, tetapi ternyata hanya masalah kecil. Dia meneruskan, "Setelah semua orang tidur, aku akan membagikan daging panggang ini kepada mereka.""Terima kasih." Ekspresi Ammar tampak agak rumit."Sama-sama. Lagian, aku memindahkan barang-barang dari gudangmu," sahut Maudy.Jika dibandingkan dengan barang-barang di gudang Ammar, beberapa potongan daging panggang tidak ada apa-apanya.Tatapan Ammar tampak heran saat bertanya, "Sebenarnya aku sangat penasaran di mana kamu menyembunyikan barang-barang di gudangku itu?"Ammar bisa menebak bahwa ada sesuatu yang spesial dari Maudy, tetapi dia tidak tahu apa itu. Maudy menyipitkan matanya sambil tersenyum, lalu berkata, "Aku nggak akan memberitahumu. Sebaiknya ka
Read more

Bab 28

Wani tampak sangat sedih. Keluarganya punya 6 cucu laki-laki dan akhirnya mendapat seorang cucu perempuan.Selama ini, mereka sangat menyayangi dan memanjakan anak perempuan ini. Meskipun dalam perjalanan ke pengasingan, anak ini tetap makan dan minum dengan baik.Siapa sangka, malah terjadi kecelakaan seperti ini hari ini. Ketika mencoba menyelamatkan diri, anak perempuan ini diseruduk banteng hingga terhempas. Dia memang selamat, tetapi organ dalamnya terluka. Hal ini membuatnya memuntahkan banyak darah.Meskipun demikian, anak perempuan ini sangat pengertian. Dia tidak menangis ataupun membuat keributan. Melihat ini, Wani merasa makin sedih dan tidak berdaya.Ketika mendengar Maudy ingin membantunya, Wani pun sempat curiga. Bagaimana mungkin wanita semuda Maudy menguasai ilmu medis?Namun, Wani segera menyingkirkan kecurigaannya. Mereka tidak mungkin bisa menemukan tabib di hutan belantara seperti ini. Jadi, sebaiknya biarkan Maudy memeriksa cucunya.Selain itu, Maudy berhasil menye
Read more

Bab 29

Maudy menggeleng. Dia tahu kesehatan pemilik asli tubuh ini sangat buruk karena disiksa keluarga sendiri. Jika ingin hamil, sepertinya akan sangat sulit seperti saat di kehidupan lampau.Untungnya, tubuh ini masih bisa diobati. Asalkan mengonsumsi banyak makanan bernutrisi, Maudy masih bisa hamil.Maudy menyerahkan kembali anak itu kepada Wani, lalu memberikan sisa obatnya kepada mereka dan berpesan, "Obat ini cukup dikonsumsi sebotol sehari selama 7 hari. Jangan makan makanan keras untuk sementara ini."Ketika menyerahkan daging panggang kepada Taufik, Maudy juga memberinya sebuah kantong air. Dia berkata, "Isinya adalah susu. Setelah anak ini bangun, beri dia minum. Susu bagus untuk kesehatannya."Taufik adalah seorang pria dewasa, tetapi tetap terharu hingga meneteskan air mata. Dengan suara serak, dia berujar, "Terima kasih. Aku nggak akan melupakan kebaikan kalian. Beri tahu saja aku kalau butuh bantuan."Maudy mengangguk menatap tatapan mereka yang penuh rasa syukur. Dia berucap,
Read more

Bab 30

Maudy tidak tahu apa yang dipikirkan Ammar. Ketika mendengar Ammar berterima kasih padanya, dia menyahut, "Sama-sama. Kalau kamu benar-benar ingin membalas kebaikanku, berjanjilah satu hal padaku. Setelah tiba di Ningguta, kalau aku minta cerai, kamu nggak boleh menolak."Selama perjalanan ini, Maudy akan mencoba berhubungan baik dengan Ammar. Namun, jika mereka tidak cocok, Maudy lebih baik melewati hari-harinya sendirian.Ucapan Maudy ini membuat Ammar tertegun. Dia tidak menyangka Maudy berniat bercerai darinya. Apakah surat rahasia yang mengatakan Maudy menyukai pria lain itu benar?Ammar sontak merasa gusar. Dia sampai tidak bisa mendeskripsikan perasaannya ini. Pada akhirnya, dia hanya mengiakan dengan suara rendah. "Ya."Keduanya berbaring sambil merenung. Keesokan pagi begitu langit terang, Maudy langsung bangun. Setelah perjalanan beberapa hari ini, dia menjadi terbiasa bangun pagi.Selagi orang yang bangun belum terlalu banyak, Maudy pergi ke tebing untuk menggosok gigi dan m
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status