Home / Romansa / Terjerat Cinta CEO Dingin / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Terjerat Cinta CEO Dingin: Chapter 201 - Chapter 210

249 Chapters

Bab 201: Siuman

“Di mana ini?” Mark bergumam pelan, langkahnya terhenti di tengah hamparan hijau yang membentang luas.Pepohonan pinus menjulang tinggi seperti penjaga setia, sementara kabut tipis mengambang di udara, menciptakan suasana magis yang asing namun menenangkan.Kicauan burung terdengar riang, namun kesunyian yang meresap ke dalam tempat itu terasa begitu ganjil.Mark berputar, pandangannya menyapu setiap sudut, mencari sesuatu—atau seseorang. “Kenapa tidak ada satu pun manusia di sini?” gumamnya lagi, suaranya nyaris tenggelam oleh desau angin yang lembut.Lalu, sebuah suara memanggilnya, begitu lembut namun memenuhi udara seperti melodi yang lama dirindukan. “Mark?”Mark menoleh cepat, matanya melebar saat menemukan sosok itu. Seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh darinya, mengenakan gaun panjang berwarna putih polos yang melambai-lambai diterpa angin.Wajahnya dipenuhi kehangatan, senyum tipis yang menyembul begitu mirip dengan milik Dania, namun lebih matang, lebih lembut. “Ibu?”
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 202: Hasil Tes DNA

“Hasil DNA-nya sudah keluar,” ujar dokter Louis, suaranya terdengar bagaikan lonceng gereja yang menggema di aula hening, memecah ketegangan di antara Amy dan Sean yang duduk berhadap-hadapan dengannya.Ia menyerahkan secarik kertas hasil tes itu—selembar kertas yang seakan menjadi kunci jawaban bagi pertanyaan yang selama ini menggores relung hati Amy.Tangan Amy, gemetar seperti dedaunan digoyang angin kencang, meraih kertas tersebut dengan ragu.Perlahan, ia membuka lipatannya, seakan waktu sendiri enggan bergerak maju. Napasnya tercekat, dadanya berdegup kencang bak genderang perang, namun rasa tak sabar mengalir di balik gemuruh itu. Ketika matanya menyapu tulisan yang tertera, dunia seakan berhenti berputar.Amy menutup mulutnya dengan tangan yang masih gemetar, matanya membola, membingkai keterkejutan yang begitu nyata. Kata-kata dokter Louis berikutnya seolah menjadi simfoni yang mengisi kekosongan:“Menurut hasil lab yang telah kami periksa, DNA Nyonya Amy dan Tuan Mark serat
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 203: Kabar yang Begitu Mengejutkan

“Kalian bicaralah bertiga,” ucap Dania, suaranya lembut namun penuh ketegasan, seperti angin yang berbisik di antara pepohonan, memaksa semua yang mendengarnya untuk mendengarkan.Ia berdiri perlahan, menatap sang suami dengan penuh kasih yang tak terucapkan, seolah menyalurkan kekuatan dalam diam.“Aku keluar sebentar. Kalian harus bicara,” lanjutnya, sebelum membungkukkan tubuhnya untuk mencium kening Mark dengan lembut.Sentuhan bibirnya terasa seperti mantra pelindung, meninggalkan kehangatan yang meresap hingga ke dalam hati Mark, seolah ingin berkata bahwa apa pun yang akan terjadi, ia akan selalu ada untuknya.Amy dan Sean tetap berdiri di tempat mereka, seperti patung-patung hidup yang terperangkap di antara waktu dan keraguan.Sementara itu, Mark hanya bisa menatap mereka dengan ekspresi penuh tanda tanya, kebingungan yang membayangi wajahnya seperti kabut yang menutupi cahaya pagi.“Ada apa?” tanyanya pelan, suaranya nyaris berbisik, namun cukup untuk memecah keheningan yang
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 204: Akan selalu Menyayangi Mark

“Hasilnya sudah keluar, dan Mark juga sudah tahu.” Suara Sean terdengar berat namun tegas saat ia menyerahkan amplop berisi hasil tes DNA kepada Sarah, yang baru saja tiba di rumah sakit untuk menjenguk Mark.Di bawah cahaya neon yang dingin, amplop itu tampak seperti beban tak kasatmata, sarat dengan kenyataan yang telah lama terkubur dalam rahasia.Tangan Sarah gemetar saat meraih selembar kertas di dalamnya. Jemarinya terasa seperti tersentuh api dingin, menggenggam bukti yang akan mengubah segala hal.Napasnya tersendat ketika matanya membaca deretan angka yang tidak terbantahkan.“Jadi benar,” bisiknya, suaranya serak dan hampir tenggelam dalam keheningan ruangan, “Mark adalah anak kalian?”Tatapannya yang buram oleh air mata mengarah kepada Sean, mencari konfirmasi terakhir. Pria itu mengangguk perlahan, sorot matanya penuh penyesalan dan kelegaan yang bercampur menjadi satu.“Ya,” jawabnya lirih, seolah tiap kata memiliki bobot berton-ton. “Mark adalah anak kandungku dengan Amy
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 205: Mengubah Strategi

“CCTV-nya sudah sangat buruk kualitasnya,” suara Bernard terdengar berat, seolah setiap kata membawa beban yang menyesakkan. “Tapi, timku berhasil memperbaikinya. Anakmu dibunuh oleh Alex.”Mata Sean membola, terperangah mendengar kenyataan pahit yang mengguncang fondasi hatinya. Napasnya tertahan, seakan ruangan itu mendadak kehilangan udara.Ia menatap layar kecil di depannya, rekaman hitam putih dengan resolusi rendah yang perlahan memperlihatkan adegan yang tak pernah ia bayangkan.Di sana, Alex muncul, mengenakan seragam perawat dengan senyuman yang begitu dingin hingga menggigilkan tulang.Ia memasuki kamar bayi dengan langkah tenang namun penuh tujuan. Tangan besarnya meraih bantal dari keranjang bayi yang kosong, lalu dengan gerakan mengerikan, ia membekap wajah mungil seorang bayi.“Dia salah sasaran,” suara Bernard terdengar lagi, memecah keheningan mencekam. “Yang ingin dia bunuh adalah anaknya sendiri. Tapi, malah membunuh anakmu. Karena itulah, sejak saat itu dia selalu m
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 206: Trauma di Hati Dania dan Mark

"Stevan, kau masih di sini rupanya." Suara lembut Dania membelah keheningan malam, mengalir bak alunan melodi yang membelai telinga. Langkahnya yang ringan membawa dirinya mendekati sosok muda yang tengah duduk dengan tatapan sendu di samping tempat tidur Clara. Remaja dua belas tahun itu menoleh perlahan, sorot matanya memantulkan kilau hangat dari lampu temaram yang menggantung di langit-langit kamar. Ia menatap Dania dengan keheningan yang hanya mampu dimiliki oleh seseorang yang memahami arti kediaman. "Ya," gumamnya, suaranya terdengar seperti bisikan angin lembut yang menyusup di sela-sela malam. "Aku masih di sini. Kebetulan aku libur sekolah, jadi aku bisa menemani Clara sementara Bibi menemani Uncle Mark di rumah sakit." Dania mengangguk pelan, senyumnya mengembang seperti cahaya fajar yang menyapa pagi. "Begitu rupanya," balasnya, suaranya mengalun penuh ketenangan. Namun, kilat misteri terselip di sorot matanya yang dalam, seperti lautan yang menyimpan rahasia di dasarn
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 207: Manusia Setengah Iblis

Berita itu mengguncang seluruh penjuru kota, seperti petir yang menggelegar di siang bolong.‘Kasus pembunuhan yang telah terkubur dalam waktu selama tiga puluh satu tahun kini menyeruak ke permukaan, membuka luka lama yang seharusnya telah membeku.‘Bayi yang tak berdosa itu—jiwa kecil yang seharusnya mendapatkan cinta dan perlindungan—justru menjadi korban ambisi dingin dan keegoisan seorang ayah.‘Alex, dengan hati yang membatu, mengorbankan darah dagingnya sendiri demi kebebasan dari ikatan pernikahan dengan Sarah.‘Namun, siapa yang menduga, takdir bermain dengan cara yang kejam namun penuh ironi. Bayi itu, yang selama ini diyakini sebagai putra dari Sean Devandra, ternyata adalah buah hati Alex yang nyawanya nyaris terenggut di awal kehidupannya.Pertukaran nasib yang terjadi di keranjang bayi tiga dekade lalu kini menjadi inti dari sebuah pengungkapan besar.‘Esok hari, Alex akan menghadapi pengadilan, membawa dosa-dosa lamanya untuk dipertanggungjawabkan.‘Komplotannya, yang h
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 208: Sidang Putusan Kedua

Ruang sidang dipenuhi dengan keheningan tegang, seolah setiap sudutnya menyimpan napas tertahan para hadirin yang menanti keputusan hakim.Setelah mendengar seluruh laporan dari ibu kandung korban—mantan istri dari tersangka, Alex Romanov—dan menyimak barang bukti yang tak terbantahkan, hakim akhirnya berbicara dengan nada yang tajam namun penuh otoritas.“Pengadilan memutuskan, Alex Romanov dinyatakan bersalah atas pembunuhan yang dilakukannya. Sebagai hukuman yang setimpal, majelis hakim menjatuhkan hukuman mati kepada terdakwa.”Ketukan palu yang menggema di ruangan itu terasa seperti bunyi akhir dari sebuah era kelam. Dua kali palu diketuk, namun dampaknya terasa ribuan kali lipat, menghancurkan setiap upaya Alex untuk menyangkal dosa-dosanya.Wajah Alex memerah seperti bara api, matanya yang penuh amarah menatap tajam ke arah Sean, yang berdiri tenang di ujung ruang sidang.“Kurang ajar!” pekik Alex dengan suara yang memecah keheningan, penuh dengan kebencian yang membakar.Ia me
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 209: Yonas Menghubungi Dania

Tiga bulan kemudian…Langit kelabu menaungi pemakaman Alex, seolah alam turut berkabung atas akhir perjalanan hidupnya yang getir. Hembusan angin dingin menyapu dedaunan kering yang berserakan, menciptakan irama kesepian di tengah keheningan pekuburan.Mark berdiri tegak di sisi pusara, wajahnya kaku seperti pahatan marmer, namun di balik matanya yang kosong tersimpan gelombang emosi yang tak terucap. Di sisinya, Dania memeluk dirinya sendiri, seakan mencoba melindungi hati yang rawan dari duka yang tak kasat mata."Akhir yang mengenaskan," ucap Dania dengan nada berbisik, suaranya serupa helai sutra yang terseret angin. Ia melirik Mark yang tetap terpaku, seolah akar dari pepohonan tua di sekitarnya telah merambat dan menahannya di tempat.Mark menarik napas panjang, udara terasa berat saat ia menghirupnya. "Dia sudah menyusul anaknya yang telah dia bunuh, Sayang. Mungkin ini adalah doa seorang bayi tak berdosa, yang hidupnya direnggut oleh tangan ayahnya sendiri," jawabnya, suaranya
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 210: Bertemu dengan Yonas

Yonas, pria yang selama ini hanya menjadi bayangan samar dalam pikiran Mark, kini berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh beban.Fakta bahwa Yonas adalah ayah kandung Dania—ayah mertuanya sendiri—terasa seperti angin dingin yang merayap, membawa kepingan masa lalu yang sulit diterima.Mark, dengan wajah dinginnya yang seolah tak dapat ditembus oleh emosi apa pun, memandang Yonas dengan sorot mata tajam, seolah mampu membaca isi hati pria itu dalam sekejap."Aku tahu, maksudmu menghubungi Dania itu apa," ucapnya, suaranya seperti bilah es yang tajam, memotong keheningan di antara mereka.Seperti biasanya, sikap dingin Mark adalah tameng yang ia gunakan untuk menjauhkan diri dari mereka yang dianggapnya sebagai ancaman—boomerang dalam hidupnya. Dan Yonas, dengan masa lalunya yang penuh keterkaitan dengan Alex, berada tepat di garis bidik Mark."Maafkan aku, Mark, Dania," ujar Yonas, suaranya bergetar seperti ranting yang melawan angin kencang."Aku baru menghubungimu karena aku bingu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
25
DMCA.com Protection Status